Anda di halaman 1dari 2

ALASAN SEMU DI BALIK KENAIKAN BBM

Sejak 18 November lalu, pemerintahan Jokowi-JK telah menetapkan BBM


bersubsidi jenis premium naik dari Rp 6.500 per liter menjadi Rp 8.500 per liter dan
BBM jenis solar naik dari Rp 5.500 per liter menjadi Rp 7.500 per liter. Banyak
alasan yang dilontarkan pemerintah seperti subsidi BBM yang salah sasaran,
mengurangi beban subsidi yang besar karena menurut pemerintah kenaikan BBM
sebesar Rp 2.000 ini telah menghemat APBN sebanyak 100 trilyun, mengalihkan
sebagian subsidi dari sektor yang bersifat konsumtif ke sektor yang produktif
seperti infrasuktur, kesehatan dan pendidikan dan adanya kompensasi yang
diyakini bisa mengurangi jumlah orang miskin.
Jika kita cermati, alasan-alasan pemerintah tersebut hanyalah alasan yang
dibuat-buat dan sama sekali tidak bisa diterima, menurut data susenas tahun 2010
pengguna BBM sebagian besar adalah kelompok menengah bawah dan miskin 65%,
menengah 27% dan sisanya kelompok menengah ke atas hanya 6% dan kaya
hanya 2%. Alhasil pendapat pemerintah yang mengatakan subsidi BBM salah
sasaran bisa ditolak karena yang menikmati subsidi BBM jelas adalah rakyat biasa.
Kemudian beban APBN yang besar seharusnya bisa dipecahkan tanpa menaikkan
harga BBM. Seandainya pemerintah mau untuk bekerja keras dengan mengelola
sendiri berbagai kekayaan alam di negeri ini maka pemasukkan ribuan trilyun bisa
didapatkan pertahunnya.
BBM memang dibakar menjadi asap, tapi dengan itulah nelayan bisa melaut
mencari ikan, pelajar bisa pergi untuk sekolah, pegawai dan buruh bisa
menyelesaikan pekerjaannya, jadi BBM yang memang termasuk sektor konsumtif
sebenarnya kebanyakan adalah untuk menjalankan usaha dan kegiatan yang
produktif. Selain itu kompensasi yang dianggap pemerintah bisa mengurangi jumlah
orang miskin pada kenyataannya tidak akan berpengaruh besar. Selama ini pun
setiap harga BBM naik selalu disertai kompensasi serupa tapi penduduk miskin
malah terus bertambah.
Wahai kaum muslimin, sesungguhnya alasan pemerintah yang sebenarnya di
balik tindakan menaikkan BBM adalah untuk menyempurnakan liberalisasi sektor
hilir (sektor niaga dan distribusi) setelah liberalisasi sector hulu (eksplorasi dan
eksploitasi) sempurna dilakukan. Hal ini tidak lain untuk memenuhi tuntutan pihak
asing, karena liberalisasi migas adalah pemberian kekuasaan yang lebih besar
kepada asing dan pengurangan peran Negara. Ini adalah pengkhianatan terhadap
rakyat dan tidak sesuai dengan syariat Islam mengingat pemilik sumber daya
adalah rakyat yang harus dikelola langsung oleh pemerintah, namun pemerintah
sama sekali tidak mendengar aspirasi rakyatnya dan malah tunduk terhadap asing.
Wahai kaum muslim, kenaikan BBM di tengah kesulitan hidup sekarang ini
bisa memicu permasalahan-permasalahan yang timbul akibat desakan ekonomi dan
kebutuhan hidup khususnya bagi rakyat miskin. Semua ini adalah akibat

diterapkannya ideologi kufur, saatnya kita kembali pada Islam, kembali pada alQuran dan as-sunah dengan cara menerapkan syariah secara total dalam bingkai
khilafah. Saatnya kaum muslim bersatu untuk menegakkan khilafah.
Wallahualam bi ash-shawab.
Gesti Hamdani Haeriah
Aktivis Kajian Islam Mahasiswa (KALAM UPI)

Va, aku kan buat SP ini tuntunannya al-islam ya, tapi jadi kaya copas gini ya, banyak
kata2 yang sama huhu.

Anda mungkin juga menyukai