Anda di halaman 1dari 19

BAGAIMANA MENULIS FANFIC YANG BAIK ?

oleh Kpop Fanfiction School (Catatan) pada 8 November 2012 pukul 9:56

Menulis adalah mengekspresikan pikiran dan perasaan kita dalam bentuk simbol-simbol yang
dimengerti orang lain : bahasa tulisan. Karena itu tulisan kita mewakili pikiran dan perasaan
kita. Menulis fanfic-pun sama saja. Kekhususannya : fanfic mengekspresikan kesukaan,
kecintaan kita akan karya aslinya.

Kalau kita suka akan sesuatu tentu kita akan memeliharanya dengan hati-hati. Bila kita akan
memperlihatkannya pada umum, kita akan memperlihatkan sisi terbaiknya. Demikian pula
dengan fanfic. Buatlah dengan segenap kemampuan kita (bukan berarti kita harus menjadi
pengarang profesional lho. Justru kalau kita terbiasa mengarang fanfic dengan baik, mungkin
saja suatu waktu bisa menjadi pengarang profesional, amin), pakailah kaidah berbahasa yang
apik, dan tunjukkan pada dunia bahwa Inilah kecintaanku pada ‘mereka’, inilah karya
terbaikku.

BEBERAPA TIPS:

A. BAHASA

Perhatikan kalimat-kalimat di bawah ini :

Hi, Parker. Nice 2 C U

White !!! Thanx 4 ur commentz

Gilee .. Gw mana bisa spt itu, tp gpp dech, yg sdh ya sdh

Kalau kalimat-kalimat seperti itu muncul di comment board, kesannya akrab dan hangat. Tapi
coba kalau kita membaca fanfic sepanjang 10 halaman dengan kalimat-kalimat yang melulu
seperti itu, penuh dengan simbol-simbol dan singkatan. Pusing kan ?
Karena itu, tulislah dengan bahasa Indonesia (atau Inggris) yang baik dan benar. Bukan
berarti pakai bahasa kaku lho. Biasanya bahasa percakapan lebih akrab, dengan
mempergunakan kata-kata seperti 'ngapain', 'biarin', dll. Sedangkan bahasa naratif (paragraf-
paragraf yang menjelaskan, tanpa ada kalimat percakapan di dalamnya) ditulis dalam bahasa
baku.

B. TANDA BACA DAN PENGATURAN PARAGRAF

Jangan lupa menggunakan tanda baca seperti semestinya. Rasanya semua juga tahu aturan-
aturannya. Misalnya pada akhir kalimat gunakanlah titik(.). Pada percakapan gunakanlah
tanda (“) di awal dan di akhir percakapan, supaya pembacanya tidak bingung, ini kalimatnya
sudah selesai apa belum ? Seperti juga pada netiket, jangan gunakan tanda baca berlebih,
seperti tanda seru atau tanda tanya lebih dari dua sekaligus. Juga kapitalisasi yang berlebih
(ingat bahwa huruf kapital sama dengan berteriak). Banyak juga yang sering pakai tanda titik
berlebih (..) yang tidak wajar. Penggunaan titik lebih dari satu itu hal yang wajar, benar jika si
penulis menggunakan tiga titik. Yang salah ialah ketika si penulis hanya menggunakan dua
titik saja.

Tanda tiga titik atau lebih dikenal dengan sebutan “elipsis” adalah bagian di mana si penulis
menggambaran kalimat terputus-putus ataupun adanya bagian yang dihilangkan.

Dan sebagai catatan: Jika ada bagian yang menggunakan elipsis sebagai pengakhir kalimat,
maka perlu digunakan emapt titik; tiga titik penghilang teks (elipsis) dan satu titik untuk
mengakhiri kalimat.

Antara kalimat (sesudah titik) jangan lupa beri spasi. Supaya mata tidak lelah membacanya.
Juga yang sering terlupakan, antara kalimat percakapan.

Bandingkan :

“Hyung! Hari ini kan hari ulang tahunnya Taemin,” kata Minho, “hyung ini leader atau bukan
sih?”. “O, iya,” kata Onew, lalu mencari dompetnya.”Jangan bilang hyung gak bawa
dompet,” sahut Key.
Dengan :

“Hyung! Hari ini kan hari ulang tahunnya Taemin,” kata Minho, “hyung ini leader atau bukan
sih?”

“O, iya,” kata Onew, lalu mencari dompetnya.

“Jangan bilang hyung gak bawa dompet,” sahut Minho.

Bagaimana ?

Lalu usahakan tidak membuat paragraf yang terlampau panjang. Apalagi kalau fanfic itu font
nya kurang dari 12. Kasihanilah mereka yang berkacamata (hayo yang pake kacamata
ngacung !) dan yang tidak pakai kacamatapun akan berpotensi memakainya, kalau begini
caranya.

C. SUBSTANSI

Alias isi

Isi ? Isinya ya cerita tentang idola kita, apa lagi ?

Ada dua macam lho, di dunia fanfic.

- CANON

Canon maksudnya fakta-fakta yang diutarakan dalam media massa. Jadi, membuat fanfic
canon, berarti taat pada pakem, pada jalur yang ada. Semua karakter persis seperti yang
diungkapkan SMEnt, demikian pula lokasi, dan situasi. Memang agak membingungkan bila
kita berpegang pada keduanya : Entertaiment dan media massa, sebab ada fakta yang
bertentangan, ya gak sih ?

- FANON

Kalau yang ini berarti “fakta” yang tidak ada di buku, tetapi lebih menyerupai rumor atau
gosip. Sebelum konfirmasi tentang hubungan Jonghyun dan Sekyung, (fanon) rumor yang
beredar kalau Jonghyun udah punya pacar. Setelah muncul beritanya baru lah fanon itu di
nyatain sebagai canon. Ngerti gak?

Kadang Fanon ini cuma berupa dugaan dari para bard dari serangkaian fakta yang di
ungkapin melalui media massa. Misalkan di acara Oh! My School, Minho deket sama cewek
yang namanya Eunseo dan di buatlah FF yang berisikan kalau mereka berdua pacaran. Gitu,
got it?

D. RISET

“Buat apa riset? Kita kan lagi gak nulis skirpsi? Yang penting kan kita tahu berita-berita
terbaru tentang Idola kita.” Mungkin itu tanggapan kalian. Ya, kalau kita mau nulis FF canon
yang setting, tokoh, kisah dan tempatnya sesuai dengan aslinya. Maka satu-satunya yang
perlu di tambah cuma imajinasi kita.

Tapi kalau kita sampai menyinggung lokasi lain, seperti tempat-tempat yang ada di kota
Seoul atau yang lainnya. Kita butuh riset untuk kebenaran info, jadi setidaknya FF kamu ini
bukan sekedar FF asalan atau gak berinfo. Buat readers-mu pintar, authors! ^^

Gak usah muluk-muluk, yang kita butuhin cuma sedikit kok :

- Peta/atlas

- Ensiklopedia (Kalau gk punya bukunya bisa search online)


- sumber dari buku maupun dari web, kalau kita mau membahas sesuatu lebih dalam. Dalam
hal ini maka search engine adalah sahabat terbaik kita.

- orang-orang terdekat kita, baik di dunia nyata maupun di dunia maya.

Semua ini bisa menjadikan fanfic kita lebih hidup, lho. Coba deh ..

Satu lagi yang tidak kalah pentingnya adalah kamus. Kamus Bahasa Indonesia (kalau kamu
mengarang fanfic dalam bahasa Indonesia) dan Thesaurus (kalau kamu mengarang fanfic
berbahasa Inggris). Kamus penting untuk memperkaya kosa kata kita.

Coba bayangkan, kalau dalam fanfic-mu, setiap percakapan diakhiri dengan : kata Onew,
kata Leeteuk, kata Hyuna, kata Jiyong, dan seterusnya. Membosankan ?

Bandingkan jika kita menggunakan : kata, sahut, ujar, gumam, bisik, desis, geram, teriak, dan
entah apa lagi yang ada dalam perbendaharaan kata bahasa Indonesia. Sebelumnya ada yang
pernah mendengar kata : mencelos, berjengit, kebas, jembalang, dedalu ?

Jadi perkaya-lah perbendaharaan katamu, dan fanfic-mu akan semakin menarik, selama kata-
kata itu digunakan dengan semestinya.

E. BETA-READER

Apakah Beta Reader itu ?

Mengapa penulis memerlukannya?

Bagaimana cara menjadi Beta Reader yang baik ?

Tujuan Beta-Reader ialah agar penulis bisa membuat cerita terbaik yang bisa ia buat. Dengan
cara menunjukkan kelemahan-kelemahan dalam cerita itu, bagaimana cara memperbaikinya,
dan ditambah lagi dengan menunjukkan keunggulan cerita tersebut.
Istilah ‘Beta-Reader’ pada mulanya diambil dari istilah industri software, ‘beta-tester’. Para
pembuat software melakukan serangkaian pengujian untuk software yang mereka buat,
mencari kelemahan dan keunggulannya sebelum dilempar ke pasaran. Akan tetapi pada
umumnya mereka terfokus pada cara pandang ‘pembuat’. Mereka ini, para penguji pertama,
diistilahkan dengan ‘alpha-tester’.

Kemudian dicari penguji dari kalangan pengguna, mereka diharapkan menemukan kelemahan
dan keunggulan software dari pengalaman menggunakannya. Karena mereka penguji tahap
kedua, maka istilahnya adalah ‘beta-tester’

Istilah ini kemudian diaplikasikan pada penulisan, khususnya fanfic. ‘Alpha-Reader’ adalah
si penulis sendiri, yang tentu saja melihat kelemahan dan keunggulan cerita dari sudut
pandangnya selaku penulis. Sedang para pembaca selanjutnya menjadi “Beta-Reader’,
mereka diharapkan dapat menemukan kelemahan-kelemahan dan atau keunggulan yang
terlewatkan oleh si penulis, karena dilihat dari sudut pandang selaku pembaca.

Inilah sebabnya Beta-Reader diperlukan, untuk melihat dari lebih banyak sudut pandang,
kelemahan-kelemahan cerita untuk diperbaiki, dan keunggulan cerita untuk dipertahankan
bahkan ditingkatkan. Beberapa Beta-Reader mungkin akan lebih baik daripada hanya satu,
karena orang kan berbeda-beda. Ada yang teliti pada segala macam tatacara penulisan, tanda
baca, huruf kapital, penulisan yang dipisah atau disambung, kesalahan ketik, dsb. Ada pula
orang yang lebih jeli pada kesinambungan plot cerita. Ada yang jeli pada kelemahan dialog,
ada juga yang piawai dalam melihat efisiensi bahasa (misalnya pada kata-kata yang tak
berguna yang hanya membuat kalimat menjadi panjang dan membingungkan) .

Tapi bukan hanya kelemahan lho, yang harus disorot. Seorang Beta-Reader harus mampu:

1. Melihat dan menunjukkan kelemahan atau kesalahan dalam cerita dengan jelas. Jadi
bukan sekedar: ‘pusing lho baca ceritamu’, tapi lebih pada: ‘dialog dalam ceritamu kok
nggak pakai tanda kutip ya ?’

2. Menunjukan bagaimana cara memperbaikinya


3. Menunjukkan keunggulan atau kelebihan cerita, dan sebaiknya kalau bisa : cara
meningkatkannya

F. WRITER’S BLOCK

Sering kita menemukan suatu ide yang cemerlang, ‘Ting! Seperti ada lampu yang menyala di
kepala kita’. Cepat-cepat kita menuliskannya, tapi … setelah beberapa saat kok mandeg ya ?

Berikut mungkin berguna untuk mengatasinya.

* Pada saat kita mulai menulis, tentukan tujuannya, misalnya, FF ini akan berakhir dengan
‘putus’-nya Key dengan Nicole. Dari awal menuju tujuan itu buat kerangka kasarnya. Dengan
demikian bila kita menemui kesulitan meneruskan, kita bisa melihat poin-poin yang tersusun,
dan mungkin akan menimbulkan ide untuk mengembangkannya.

* Kalau kita masih mandeg pada bagian tertentu, tapi imajinasi sudah melayang pada bagian
lain, –misalnya sedang mengerjakan terusan bab 3, tapi kok yang terbayang adalah endingnya
— tunda saja dulu bab 3 itu, kerjakan endingnya, mumpung lagi mood. Setelah itu baru balik
lagi ke bab yang tadi ditinggalkan. Daripada kita berkutat di bagian yang enggak maju-maju,
sementara ide cemerlang tentang bagian lain jadi tak tergarap ?

* Kalau masih juga mandeg, kerjakan saja hal lain. Endapkan saja dulu FF itu, jalan-jalan
kek, nonton, baca buku, masak, (makan juga boleh) siapa tahu kita menemukan ide segar
dengan cara ini ..

G. PERNAK PERNIK PENULISAN

Pedoman menulis:

* Plot is what happens in a story,

* What happens is what the characters do,


* What the characters do is determined by who they are,

* Who they are is influenced by what happens

Bingung ya ? Hoho... maksud utamanya adalah bahwa sebuah cerita yang baik adalah
merupakan keterpaduan dari situasi dan karakter/tokoh. Apalagi kita menulis fanfiction,
berarti tokoh-tokoh dan karakternya sudah ditetapkan oleh penulis asli (dalam hal ini pribadi
idols sendiri).

Kesamaan ide :

‘Aku punya ide, bagaimana jika Leeteuk jadi White Angel, terus Kyuhyun jadi Dark Angel ,
setelah itu keduanya bla-bla-bla. Pas mau ditulis, eh .. kok ada orang lain yang punya ide
sama, ya?’ Jangan kecil hati, setiap orang punya style penulisan sendiri-sendiri. Dari gaya
bahasa misalnya, ada yang suka kalimat-kalimat panjang, ada yang pendek. Ada yang suka
menuliskan dari sudut orang ke-3, ada yang dari POV salah satu tokoh. Ada yang menulis
gaya ‘real-time’ ada yang suka pakai flashback. Ada yang suka pakai bahasa sehari-hari (not
to mention ‘bahasa gaul’, ini cuma cocok untuk ficlet, FF yang pendek. Kalau FF panjang
pusing bacanya) ada juga yang suka pakai bahasa puitis dengan berbagai pengandaiannya.
Jadi, satu ide yang persis sama bisa saja ditulis dengan gaya yang berbeda-beda.

Contoh gampangnya, cerita dengan tema Love/Hate. Dari benci jadi cinta atau cinta segitiga,
coba perhatiin deh. Banyak banget kan FF yang ngangkat tema itu? Tapi ada gak yang gaya
nulisnya sama? Enggak kan? Nah itu, makanya kamu harus pinter-pinter ngatur bikin yang
terbaik dengan tema yang sama.

Jadi jangan kecil hati kalau ide-mu sama dengan ide orang lain, karena tiap individu pasti
punya ciri mandiri dalam menulis .. kecuali kalau kamu kayak Minho yang nyontek PR nya
Onew.. alias? Plagiat!

Perlihatkan, jangan katakan :


Kamu mau bikin karakter Jonghyun sebagai seorang playboy? Bedain quote ini :

Jonghyun adalah si playboy sekolah yang selalu gonta-ganti pacar setiap minggu

Dengan

Jonghyun memperhatikan anak baru yang sedang berjalan di koridor, gadis berambut panjang
dengan paras wajah lugu sukses menarik perhatian Jonghyun. “Hey! Jangan bilang kamu
ngincer dia.” Ledek Key. “Mungkin? Hahaha.” Taemin menyikut lengan Jonghyun. “Sica
mau kamu kemanain? Baru juga jadian 3 hari yang lalu.” Sindir Taemin. “Kan cuma buat
cadangan, hahaha. Kalau di tolak ya udah, kalau di terima? Ya tinggal putusin Sica. Gampang
kan?” Taemin memutar bola mata mendengar jawaban Jonghyun.

Beda kan? Nah, FF kamu bakalan kerasa lebih hidup deh. Jadi usahain tuh karakter tokoh
tersirat bukan tersurat *halah*. Jadi biar aja reader yang mengambil kesimpulan tentang
karakter tokoh, kalau reader gak nangkep maksud kamu? Ada 2 kemungkinan, kamu
menjelaskannya kurang berhasil. Atau si reader yang gak focus bacanya.

H. CROSSOVER

Pasti banyak dari kalian yang gak cuma nge-fans sama satu BB atau GB aja kan? Pasti ada
yang ngefans sama BB atau GB lain, dan mau supaya kedua idol yang kalian sukai itu bisa
masuk dalam satu FF. Boleh kok, asalkan kita bisa mencampurkannya. Walaupun ini cuma
fiksi tapi setidaknya fiksi juga harus terlihat agak logis kan? Jadi sebelum nyampurin tokoh
Super Junior dengan KARA misalkan, kita harus tahu apa mereka sama-sama kenal?

Kalau memang kenal baru bisa di bikin dalam satu wadah FF. Bisa juga sih kalau kedua
tokoh sama-sama gak kenal, asalkan ada penggambaran logis bagaimana antar tokoh pada
akhirnya bisa saling mengenal ^^.

I. MARY SUE AND GARY/HARRY STU


Dalam sebuah FF mungkin kita ngerasa gak puas dengan tokoh canon alias SUJU, SNSD,
KARA atau SHINee terussss. Gimana kalau mau bikin cerita straight? Otomatis kita akan
memasukan OC atau artis lain kan dalam FF tersebut.

Misalkan kalian masukin seorang OC nih, ceritanya dia tuh cantik, pinter, kaya, baik apalah
segala macem, terus cowok-cowok pada naksir sama dia tapi dia cuma suka sama Onew
seorang misalkan. Terus cerita berlanjut bla bla bla tapi setelah di tilik-tilik tahu gak? Di teliti
deh, ternyata tokoh OC ini si penulisnya banget deh. Nah ini berarti FF yang di tulis sebagai
tumpahan obsesi sang penulis supaya bisa jadian sama Onew. Perwujudan mimpi yang tak
sampai, mungkin? Hohoho

Sebenernya dalam kasus ini gak apa-apa, apalagi kalau penulisnya bisa ngarang cerita dengan
halus jadinya pembaca gak ngerasa. Tapi kalau pembacanya aja udah ngerasa sebel dan bisa
menebak, “Aaaahh ini sih author nye aje yang pingin jadian ama si Nyunyu =.=” itu berarti
kita udah nyiptain tokoh Mary Sue. Tokoh perfect sebagai tumbahan ambisi self insert sang
author cewek, kalau cowok istilahnya Gary/Harry Stu ya.

Gimana cara menghindari itu?? Stick to the canon, artinya tetap pada kerangka baku yang
ada. Jangan sampai si tokoh ciptaan kita mendominasi cerita, apalagi sampai kerennya
ngalahin SHINee -.-. Itu sih namanya ngajakin flame war atau adu bacot sama Shawol.
Hahaha

J. EDIT

Menulis itu sebenernya kegiatan paling sederhana yang dari kita duduk di bangku sekolah
dasar juga sudah di ajarikan. Emang nulis itu sebenernya gampang, tapi ternyata gak semua
orang bisa menulis sebuah karya dengan baik dan benar. Kenapa? Karena terburu-buru.
Orang yang terbilang amatir dalam hal menulis pasti gak sabar tulisannya di baca orang
dengan sejuta mimpi bakal di terbitin. Padahal karya atau tulisan yang baik gak bisa hanya
dengan sekali tulis, semua ada prosesnya.

Dalam proses penulisan setidaknya ada 5 tahap :

- Tulis apa ceritamu?


- Edit

- Edit

- Edit

- Edit

Edit, berarti menyunting atau memperbaiki hasil tulisan. Kegiatan swa-edit mesti di lakukan
sang penulis itu sendiri, berulang-ulang sampai penulis puas dengan hasilnya.

Apa aja sih yang perlu di edit?

Pertama, kesalahan ketik.

Karena terburu-buru menuangkan ide takut idenya pergi lagi, akhirnya kadang kita suka salah
ketik. Aku juga kok, kadang mengapa jadi megpa. Terus kadang juga system spelling and
grammar di ms.word mengubah beberala kata secara otomatis kayak panci jadi panic. Nah
makanya itu kita harus di baca ulang untuk memperbaiki salah ketik itu. Karena kalau saat di
publish masih ada salah ketik itu tandanya kita kurang teliti atau bahkan gak kita baca ulang.

Kedua, pemakaian tanda baca.

Perhatikan benar kapan saatnya memakai titik atau koma, tanda seru atau tanda tanya, koma
atau titik koma, kutip dua atau kutip satu, dll. Pemakaian tanda baca tentu sudah pernah kita
pelajari di sekolah. Kalau lupa, tinggal membuka ulang buku panduan EYD-nya:
http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnak
an#J._Kata_Ganti_ku-.2C_kau-.2C_-ku.2C_-mu.2C_dan_-nya
Perhatikan juga masalah-masalah perbahasaan yang lain, seperti pemakaian huruf kapital,
kata depan, imbuhan, apa lagi ya….? Yah, prinsipnya, jadikan kegiatan menulis kita sebagai
salah satu sarana untuk mempraktekkan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

Buku acuan perbahasaan yang bisa kita pakai:

-tentu saja buku pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah

-Komposisi, karya Gorys Keraf

-Buku Panduan EYD dari Pusbinbangsa

Ketiga, hubungan antar kalimat dan paragraf

Ini sih udah jelas ya. Antar kalimat yang satu dengan yang sesudahnya harus ada hubungan
logis. Membuat hubungan antar kalimat, misalnya dengan menggunakan kata referens,
seperti: itu, ini, dia, mereka, dsb. Kata-kata referens itu akan menjadi penunjuk yang
menghubungkan satu kalimat dengan kalimat sebelumnya.

Keempat, diksi atau pemilihan kata

Artinya memilih mana kata yang sesuai dengan konteks kalimat. Dalam bahasa Indonesia
(juga bahasa Inggris), terdapat beberapa kata yang bersinonim. Akan tetapi, kalau ditinjau
lebih jauh, tidak semua kata yang bersinonim mempunyai arti yang persis sama, sehingga
tidak selalu bisa saling menggantikan dalam kalimat.

Mari kita lihat daftar berikut.

Melihat, menonton, memandang, menatap, memperhatikan, mengawasi, melirik, mengerling,


melotot, menjelit, mengintai, mengintip, mempunyai makna kegiatan yang dilakukan oleh
mata. Tetapi makna yang dikandung masing-masing kata itu tidak persis sama. Contoh
penggunaannya:

Lee Jinki memandangi anak laki-laki di depannya. Dia memperhatikan rambutnya yang
coklat muda, pakaiannya yang longgar, postur tubuhnya yang kurus, profil wajahnya yang
pucat, dan perilakunya yang canggung. Terlalu canggung bahkan untuk ukuran seorang anak
yang baru saja akan masuk sekolah. Dan saat anak itu menoleh ke arahnya, Jinki
berkesempatan menatap matanya yang sembab dan lelah. Rasa penasaran menggoda hatinya
untuk berkenalan.

Pada paragraf tersebut, terdapat kata-kata memandang, memperhatikan, menoleh dan


menatap. Tetapi dari konteks kalimatnya, kita dapat merasakan bahwa artinya berbeda. Oya,
kita juga perlu memperhatikan penggunaan istilah denotatif dan konotatif, eufimisme, serta
pergeseran, perluasan dan penyempitan makna kata.

K. ALUR CERITA

Sebuah karangan bisa dikatakan sebuah cerita, bila mempunyai plot atau alur atau bisa juga
jalan cerita yang jelas dan memenuhi standart alur. Disana ada perkenalan, konflik, dan anti
klimaks, dimana hal-hal tersebut yang menjiwai sebuah cerita.

Singkatnya, sebuah cerita seharusnya mempunyai bagian-bagian :

1. Pengantar

2. Inti cerita, yang terdiri dari:

-konflik

-klimaks

-anti klimaks
3. Penutup atau ending

Penjelasannya begini :

1. Pengantar

Biasanya bagian ini menguraikan sebuah pengenalan secara keseluruhan, seperti pengenalan
tokoh, setting cerita, dan waktu cerita itu ada. Biasanya pada bagian ini kita belum
menemukan konflik, walaupun ada yang sudah mulai membuka konflik pada bagian
pengantar, tetapi biasanya hanya pembuka konflik, tidak langsung menciptakan konflik.
contoh :

Namaku Choi Minho, aku adalah manusia, manusia biasa yang hidup dengan segala
masalah…dsb

Itu dinamakan bagian pengantar, mengenalkan karakter tokoh, dia siapa dan ada apa dengan
dirinya. Tidak harus seperti contoh diatas sih, bisa saja kamu mulai dengan…Pada suatu sore,
di rumah nomer 4 yang terletak di kawasan Yongsan-gu, pinggiran kota Seoul…dsb

2. Inti cerita

Kita bisa juga menyebutnya sebagai batang tubuh cerita ( kaya UUD 45 gak ? ), di bagian ini
kita menemukan sebagian besar roh cerita. Karena bagaimanapun cerita dibangun dengan
konflik atau sebuah masalah untuk menarik minat pembaca, kalau tidak ada konflik, kan
tidak akan ada cerita. Betul, kan?

Inti cerita terdiri dari :

-Konflik

Pada bagian ini mulai dibangun sebuah masalah, jika kita menginginkan sebuah cerita
dimana Jonghyun susah payah mengejar seorang wanita, dibagian ini kamu bisa memulai
menggambarkan betapa susahnya Jonghyun harus mendapatkan perhatian dari wanita
tersebut. contoh : Jonghyun ingin marah rasanya, mengapa dia selalu merasakan gadis itu
tidak sungguh-sungguh memperhatikannya…dsb

-Klimaks

Kalau pada bagian konflik baru dibangun sebuah masalah, maka di bagian ini masalah sudah
terbentuk dan tercipta suatu konflik yang akan mencapai penyelesaiannya, istilahnya kalau
pertengkaran, bagian ini adalah bagian panas-panasnya, bagian yang menarik perhatian lebih
besar, dimana pembaca dan penonton harus menahan nafas untuk mengetahui lanjutan
ceritanya.

contoh : Gadis itu menggebrak mejanya, marah. ”Dia bukan pacarku !” serunya seraya
berlari menjauhi Jonghyun…dsb

-Antiklimaks

Di bagian ini cerita mulai cooling down, artinya konflik sudah dapat diselesaikan atau bisa
dibilang pada saat ini jalan keluar akan konflik mulai terlihat, perlahan-lahan konflik tidak
dipertajam dan mulai cooling down. contoh : “Mungkin kita harus berhenti sekarang. Aku
benar-benar tidak menyukaimu Jonghyun.” Jonghyun menghela nafas berat, tersenyum lalu
mengangguk. Ia berfikir mungkin memang ini yang terbaik, mungkin gadis tersebut memang
bukan jodohnya.

3. Penutup

Pada bagian ini biasanya merupakan epilog dari cerita itu, atau juga susananya sudah mulai
nyaman dan tenang. Sama sekali tidak ada konflik dan yang ada hanya kedamaian dan
tuntasnya cerita. Untuk cerita bersambung, biasanya untuk penutup dibuat untuk menggiring
kepada cerita berikutnya.

contoh:

Acara kelulusan berjalana dengan lancar, Jonghyun tahu bahwa ia tidak akan pernah
melupakan semua yang terjadi di SMA nya. Termasuk gadis yang ia kejar selama 2 tahun
belakangan ini, tapi mungkin ia bisa bertemu gadis itu suatu saat nanti. “Sampai jumpa
semuanya. Nanti, saat kita sudah sukses jangan saling melupakan ya! Kita harus bisa bertemu
lagi di sini dan saling berbahagia atas kesuksesan kita masing-masing!” seru Jonghyun riang
di sambuat seruan setuju teman-teman seangkatannya.
L. JENIS ALUR CERITA

Sebuah karangan dapat dikatakan cerita, entah itu cerpen ataupun cerbung maupun novel, jika
mempunyai plot atau alur cerita yang bagian-bagian plot sudah diuraikan sebelumnya. Tanpa
plot, sulit dikatakan bahwa itu sebuah cerita. Karena sedatar apapun cerita yang kita buat,
pasti mengandung konflik, walaupun bukan konflik tajam, konflik merupakan emosi dari
sebuah cerita. Disana kita bisa paham apakah si tokoh sedih, gembira, ataupun marah. Jika
tidak ada penggambaran emosi, maka tidak tercipta karangan yang menarik. Dan jika tidak
ada konflik, apa yang menarik pembaca untuk menyimaknya ?

Plot cerita sudah diuraikan sebelumnya, bahwa paling tidak cerita itu harus memuat
pembukaan, konflik, dan penyelesaian konflik. Lebih detailnya, memang cerita disarankan
ada pembukaan yang menguraikan pengenalan cerita, lalu penciptaan konflik, lalu klimaks
yang merupakan bagian dimana konfliks jadi sorotan utama, kemudian anti-kilmkas dimana
konflik sudah mulai turun, dan penutup dimana cerita sudah cooling down dan siap untuk
diakhiri. Jika bagian dalam karangan ada bagian-bagian tersebut, maka karangan tersebut
berhak dinamakan sebuah cerita.

Setelah kita mendapati bagian-bagian cerita tadi, maka kita bisa lihat, ada jenis-jenis plot,
atau alur cerita. Ada beberapa jenis plot atau alur cerita, yaitu :

*ALUR MAJU (PROGRESS)

Artinya plot cerita berjalan berurut, dari pengenalan sampai penutup. Si pengarang
menguraikan cerita dimulai dari pengenalan tokoh, setting cerita, dan waktu cerita itu terjadi.
Setelah pengenalan dimulai membuka konflik atau permasalahan, kemudian mempertajam
permasalahan dan penyelesaian masalah, semua disajikan secara berurutan.

*ALUR MUNDUR (FEEDBACK)

Artinya, cerita bisa dimulai dari konflik dahulu, baru pengenalan kemudian penyelesaian
masalah, sehingga kita terkesan membaca sebuah cerita yang bercerita tentang masa depan
sang tokoh dahulu, baru mengetahui latar belakang sang tokoh kemudian. Bisa dibilang cerita
ini adalah alur melompat, karena langsung menuju inti cerita baru pengenalan.
*ALUR BERCAMPUR (MIX)

Artinya kedua alur tersebut bisa dipakai keduanya, ini bisa terjadi untuk cerita bersambung
atau novel. Misalnya diawal cerita sudah melakukan pengenalan, kemudian ada konflik, lalu
cerita mundur berbalik sebelum peristiwa yang diceritakan terjadi, entah untuk melakukan
pengenalan lebih jauh atau untuk mempertajam konflik. Kita lihat pada cerita Harry Potter
dan batu bertuah, ada pengenalan pada Bab awal, lalu terjadi alur maju sampai Harry
mendapatkan surat untuk masuk ke Hogwarts. Ketika Hagrid datang untuk menjemput Harry
Potter, Hagrid sedikit menceritakan masa lalunya, ini bisa dibilang cerita kembali ke
belakang, ke waktu sebelum setting yang dipaparkan si pengarang saat itu.

Untuk membuat cerita memang bebas kita memilih, akankah kita memulai persoalan dahulu
baru pengenalan dan penyelesaian, atau diurutkan dari pengenalan baru ke inti masalah,
bagaimana kita sebagai pengarang bisa enak membuat cerita dan dapat dinikmati pembaca.
Dan bukan berarti dengan adanya plot cerita dan jenis-jenis alur cerita, kita jadi terbatas
berekspresi. Ini hanya dipaparkan untuk kita jadikan pedoman, apakah karangan kita layak
disebut cerita atau tidak. Karena kalau cerita tanpa adanya konflik, apa yang dapat kita
rasakan? Bukankah ketika kita membuat cerita untuk mengajak pembaca memahami emosi
yang terjadi pada cerita itu?

Lalu ada pertanyaan, apakah harus selalu ada konflik dalam sebuah cerita ? Bisa dikatakan,
konflik adalah bagian dimana sebuah cerita itu ada. Dan konflik sendiri tidak harus tajam
dengan pertengkaran atau persaingan satu tokoh dengan tokoh utama. Konflik batin atau
kesedihan tokoh utama juga merupakan konflik. Konflik pada cerita merupakan
penggambaran emosi pada cerita tersebut, entah itu cerita drama, aksi, atau misteri. Pernah
membaca cerita Atheis karangan AA Navis ? disana lebih menggambarkan konflik batin si
tokoh agama yang tidak merasakan kedamaian dirinya dalam beragama sehingga akhirnya
memilih menjadi atheis, dan walau pada kenyataannya si tokoh mati dalam keadaan bingung.
Tidak ada konflik pertengkaran yang tajam, walaupun tidak bisa dibilang cerita itu datar.

Atau mungkin kita masih ingat karya Siti Nurbaya, Kasih tak Sampai nya Sutan Takdir
Alisyahbana. Disana juga bukan konflik pertengkaran yang lebih ditonjolkan, lebih pada
kesedihan dua tokoh utama yang cinta mereka tidak pernah kesampaian sampai akhir hayat
mereka. Perasaan sedih kedua tokoh ini juga merupakan konflik yang cukup tajam.

Pada intinya konflik adalah jiwa dari cerita, dimana pembaca bisa merasakan apa yang
dirasakan oleh tokoh tersebut, tidak harus dengan dialog, tetapi penuturan si pengarang yang
menggambarkan rasa hati si tokoh.
contoh : Tetapi di sela-sela kesibukannya, Jonghyun tetap mengirimkan surat untukku.
Menceritakan tentang kuliahnya, tentang gadis itu yang masih terkenang, tentang dosennya,
tentang gadis itu yang sangat cantik, tentang teman-temannya yang gila, tentang gadis itu
yang masih tidak bisa di lupakan, tentang hari-harinya, tentang kenangannya dulu dengan
gadis itu.

Uraian di atas sudah menjelaskan, perasaan tokoh yang bosan selalu mendengar cerita
mengenai gadis tersebut disetiap percakapannya dengan Jonghyun, dan perasaan bosan itu
dipicu rasa cemburunya ada wanita lain diantara keduanya.

Sekali lagi, pembagian plot dan jenis alur cerita bukan untuk mematikan imajinasi yang ingin
kita tuangkan dalam cerita. Tetapi kedua hal ini untuk membantu pengarang agar menjaga
ceritanya jangan sampai melebar ke hal-hal yang tidak perlu (OOT ?) hingga akhirnya malah
cerita itu tidak ada endingnya atau juga membantu seorang penulis yang selalu menulis dalam
mood, sehingga ada pedoman untuk menyelesaikan ceritanya.

Misalnya kamu punya ide tentang Choi Minho yang seorang model top akhirnya harus kalah
oleh Kim Kibum, yang debutter, tetapi kamu belum ada mood untuk menyelesaikannya
dalam sekali tulis, maka kamu bisa membuat kerangka karangan terlebih dahulu, bagaimana
awalnya, mau dibuat bagaimana akhirnya dan bagaimana merangkai plotnya. Sehingga kamu
ada mood untuk melanjutkannya kamu masih ingat apa yang ingin kamu selesaikan dalam
cerita tersebut, sehingga cerita tidak perlu melebar kemana-mana jadi mirip sinetron
Tersanjung yang tidak selesai-selesai masa tayangnya dari TK sampe aku SD kelas 3 =.=
begitu ( ekstrimnya begitu

Sudah jelas kan, kala pembagian yang aku uraiakan diatas bukan untuk mematikan semangat
kita untuk menulis, tetapi lebih untuk menjaga jalan cerita yang kita inginkan supaya tidak
malah mematikan perasaan bosan kita sendiri untuk menuntaskan cerita yang sudah susah
payah kita bangun. Rugi kan rasanya, ide sudah ada dikepala kita terpaksa kita hentikan
penggarapannya karena si penulis terjangkit rasa bosan terhadap karyanya sendiri ? Nah, aku
rasa cukup uraianku.

Mudah-mudahan berguna untuk kita membuat FF lebih ok dan bagus lagi. Selamat berkarya.

Note :
Artikel ini di tulis oleh Wita dengan beberapa penyuntingan. Bagi yang mau ngambil artikel
ini mohon masukin credit dari artikel asli nya ya. Kita gak mau di bilang sebagai pencuri
soalnya ^^.

TAPI SEMOGA INI MEMBANTU YAAAA~ SELAMAT MENULIS PARA AUTHOR !!!

Source : http://ffhp5.proboards.com/index.cgi?board=FFHP5&action=display&thread=26

Dengan tambahan oleh : Lana

Sedikit pengubahan oleh : Uchi of Kpop Fanfiction School

Source: http://www.facebook.com/notes/kpop-fanfiction-school/bagaimana-menulis-fanfic-
yang-baik-/322186574555068

Anda mungkin juga menyukai