1. Perencanaan
Urutan klimaktik (clicmatic order), mulai dari hal yang kurang penting dan dibangun sampai
pada hal terpenting.
Urutan kronologis (chronological order), mengalir seturut rangkaian waktu.
Urutan spasial (spatial order), mengacu pada lokasi fisik.
Tentukan peran yang akan Anda mainkan dalam tulisan Anda dan kemudian atur bahan-
bahan Anda secara efektif, namun dengan gaya yang orisinil.
3. Penulisan draf
4. Revisi
5. Menyunting
Menjaga agar cerpen Anda tetap pendek, sebenarnya bisa dimulai sejak awal
Anda merancang cerita
Saya tidak mengatakan Anda tidak perlu melakukan revisi. Namun saya berjanji,
Anda tidak perlu menulis ulang lagi. Dengan 3 tips berikut, Anda bisa menghasilkan
draft pertama yang benar-benar pendek.
Berikut caranya :
Sebelum menulis, sebaiknya Anda memeriksa ruang lingkup ide cerita Anda.
Jika Anda ingin menceritakan sesosok karakter dari lahir sampai mati, sebaiknya
Anda merencanakan sebuah novel.
Jika Anda ingin menulis cerita pendek, Anda hanya perlu menyorot satu episode
penting dalam kehidupan karakter utama.
Anda bisa melihat contohnya pada cerpen Christmas Is A Sad Season For The Poor
(1949) karya John Cheever. Penulis Amerika Serikat peraih penghargaan Pulitzer.
Karakter utama cerpen ini adalah Charlie. Seorang yang telah berprofesi sebagai
operator lift selama 10 tahun. Namun cerpen ini hanya bercerita tentang sebuah hari
-yaitu hari Natal- dalam kehidupan karakternya sebagai operator lift.
Cerpen tidak menyisakan ruang bagi sub plot seperti yang biasa Anda temui dalam
novel.
Jika Anda mengikuti aturan klasik Aristoteles : awal – tengah – akhir, maka struktur
yang akan menjaga cerita Anda tetap pendek akan terlihat seperti ini :
Awali dengan kemunculan sebuah masalah yang akan diselesaikan oleh karakter
Mari kita lihat kembali contoh cerpen Christmas Is A Sad Season For The Poor. John
Cheever lansung menyuguhkan pembaca masalah/benih konflik, yaitu kewajiban vs.
keengganan Charlie untuk tetap bekerja di hari Natal.
Pembukaan cerpen Anda sebisa mungkin memicu pertanyaan dari pembaca; Apa
akhir (perubahan) yang akan terjadi pada diri karakter akibat masalah tersebut?
Baca juga : Cara Membuat Paragraf Pertama Seperti Cerpenis Kelas Dunia
Pertengahan cerita juga berisi titik balik. Tempat dimana Anda menunjukkan sebuah
tindakan… atau keputusan yang diambil oleh karakter utama dalam usahanya
menyelesaikan masalah.
Sebuah resolusi menandakan perubahan yang terjadi pada diri karakter… dengan kata
lain, karakter mendapatkan pelajaran/hikmah dari masalah yang dihadapinya.
Pada bagian ini, pembaca sudah bisa menangkap pesan moral yang ingin disampaikan
oleh penulis.
Setelah membaca cerpen John Cheever, pembaca akan mengalami perubahan seperti
yang dialami Charlie. Bahwa makna Natal bukan tentang menerima. Tapi memberi.
Tidak peduli Anda orang kaya atau miskin.
Memulai cerita dengan generalisasi kerap menjadi penyebab gemuknya cerpen Anda.
Cara ini berpotensi menambah jarak dari titik awal cerita menuju titik akhir.
Jadi coba pikirkan lagi dimana cerita Anda benar-benar dimulai. Jika kejadian yang
akan Anda ceritakan terjadi pada malam hari, apakah masih penting menceritakan
aktifitas karakter mulai dari pagi hari ?
Cermati dimana Anda melihat konflik mulai muncul dan… karakter mulai beraksi
mengambil alih cerita. Mulailah kalimat pertama Anda dari situ.
Cerpen The Man Who Shouted Teresa karya Italo Calvino, salah satu contoh terbaik
dalam kasus ini
Aku menjauh dari trotoar, berjalan mundur beberapa
langkah dengan wajah tengadah, lalu dari tengah jalan,
seraya mengatupkan kedua tangan agar membentuk corong di
sekitar mulut, aku berteriak sekeras-kerasnya:
“Teresa!”
Italo Calvino tidak memberikan pengantar. Tidak ada latar belakang darimana pria itu
berjalan dan… mengapa tiba-tiba dia sampai ditempat itu.
Ide cerpen Italo Calvino adalah tentang kejadian tersebut. Jadi dia memulainya tepat
pada saat kejadian itu sendiri berlansung.
Penulis lain yang terkenal piawai menggunakan teknik ini adalah sang legenda, Anton
Chekhov. Anda bisa melihat cara dia menggunakannya pada cerpen Fat and Thin
(1883).
Catatan : Ingin berbagi ke-3 tips diatas kepada pengikut Anda ? Cukup –> Click to
tweet
..dan meski pendek, Anda tetap bisa menutupi cerita secara keseluruhan…karena
cerita Anda memiliki awal, tengah dan akhir…serta menghadirkan semua elemen
fiksi yaitu karakter, setting, konflik, dan resolusi.
Yah….cerpen tidak jauh berbeda dengan rok mini. (Apakah Anda pernah mendengar
prinsip pembuatan rok mini ? Begini bunyinya : Cukup panjang untuk menutupi,
namun cukup pendek untuk tetap menarik).
Jadi, semakin Anda menjaga cerpen Anda tetap pendek, justru akan membuatnya
semakin menarik dan….. sexy
CONTOH
Indahnya Sebuah Persahabatan
Sudah lima kali Tiyas mengetuk pintu rumah Dwi. Karena menunggu lama
tidak kunjung dibuka akhirnya Tiyas memberanikan diri untuk bertanya
kepada tetangga tentang menghilangnya Dwi. Benar saja, Ternyata sudah
dua minggu Dwi ikut orang tuanya pulang ke desa. Sebab ayahnya habis
kena PHK. Akhirnya keluarga Dwi memutuskan untuk kembali ke desa dan
memilih menjadi petani.
“Oh, kasihan sekali Dwi,” ujarnya didalam hati,
Di rumahnya, Tyas tampak melamun sambil memikirkan nasib sahabat
setianya itu.
“Ada apa Yas? Kok kamu nggak seperti biasanya, malah tampak lesu dan
kurang semangat.” Papa bertanya sambil menegur.
“Dwi, Pa.” Jawab Tiyas
“Memangnya ada apa dengan Dwi sehingga membuatmu muram, Apa dia
sedang sakit?” Tyas menggeleng kepada ayah.
“Lantas kenapa?” Papa menjadi penasaran.
“Sekarang Dwi sudah pindah rumah. Kata tetangga sebelah rumahnya Dwi
ikut orang tuanya pulang ke desa. Kabarnya bapaknya habis di PHK dan
memilih untuk menjadi petani”.
Sambil menatap Tiyas papa termenung memikirkan ucapan tiyas dengan
rasa setengah tidak percaya.
“Kalau Papa tidak langsung percaya, Coba tanya deh, sama Pak RT atau
ke tetangga lain” ujarnya.
“Lalu apa rencana kamu?”
“Aku harap Papa bisa menolong Dwi!”
“Maksudmu?”
Baca Juga : Contoh Cerpen Sedih Dan Romantis Tentang
Cinta
“Aku pengen Dwi bisa disini lagi” Tyas memohon dengan agak
mendesak.
“Baik kalau itu bisa biki kamu seneng. Tapi, kamu harus bisa mencari
alamat rumah Dwi yang di desa” kata Papa.
Berkat bantuan pemilik kontrakan bekas rumah Dwi akhirnya tiga hari
kemudian Tiyas berhasil memperoleh alamat rumah Dwi yang berada di
desa. Ia merasa sangat senang. Kemudian Papa bersama dengan Tiyas
datang ke rumah Dwi di sebuah desa terpencil dan lokasi rumahnya
masih masuk ke dalam lagi. Bisa di tempuh dengan jalan kaki dua
kilometer. Kedatangan kami disambut orang tua Dwi dan Dwi sendiri.
Betapa gembira hati Dwi ketika bertemu dengan Tiyas. Mereka
berpelukan cukup lama untuk melepas rasa rindu. pada awalnya Dwi
sangat kaget dengan kedatangan Tiyas secara tiba-tiba.
“Maaf ya Yas. Aku tak sempat memberi kabar ke kamu kalo aku mau
pindah”
“Ah, tidak apa-apa. Yang penting aku sudah ketemu kamu dan merasa
senang.”
Setelah berbincang cukup lama, Papa menjelaskan tujuan kedatangan
mereka kepada orang tua Dwi. Ternyata orang tua Dwi tidak keberatan,
mereka menyerahkan segala keputusan kepada Dwi sendiri.
“Begini, Wik, kedatangan kami kemari, ingin mengajak kamu untuk ikut
kami ke Surabaya. Kami menganggap kamu itu sudah seperti keluarga
kami sendiri. Gimana Wi, apakah kamu bersedia ikut?” Tanya Papa.
“Soal sekolahmu,” lanjut Papa, “kamu nggak usah khawatir. Sseluruh
biaya pendidikanmu biar papa yang menanggung.”
“Baiklah kalau memang Bapak dan Tiyas menghendaki saya ikut, saya
mau pak. Saya juga mengucapkan banyak terima kasih atas kebaikan
Bapak yang mau membantu saya dan keluarga saya.”
Kemudian Tiyas bangkit dari tempat duduk lalu mendekat memeluk Dwi.
Tampak mata Tyas berkaca-kaca tidak kuat menahan kebahagiaan. Kini
Dwi tinggal di rumah Tiyas. Sementara orang tuanya tetap tinggal di
desa. Selain untuk mengerjakan sawah, mereka juga merawat nenek Dwi
yang sudah semakin tua.
1. Tema : Persahabatan.
2. Tokoh : Tiyas, Papa Tiyas, Mama Tyas dan Dwi.
3. Watak :Tiyas Suka Menolong, Dwi tidak suka membebani orang lain, Papa Tiyas Baik hati dan
ramah, Mama Tiyas : Peduli.
4. Alur : Maju.
5. Latar :Tempat - Rumah Tiyas, Rumah Dwi.
6. Waktu : Siang Hari.
7. Suasana : Mengharukan.
8. Sudut pandang : Orang Pertama.
9. Amanat : Sebagai makluk tuhan kita harus saling tolong menolong Dan Berbagi kepada
sesama.
Cinta sejati. Kalian yakinkah tentang hal itu ? Konon katanya “Cinta Sejati” dipunyai
oleh masing masing orang ? Cinta yang menurutnya amat indah dan bisa bikin orang
yang mengalaminya berubah menjadibahagia ? Mitos cinta sejati yang berulang ulang
mengaum di hati ini.
Kuamati bingkai putih yang ada di tepi tempat tidurku. Aku tersenyum saat
mengamati benda yang berada pada bingkai itu.
Bukanlah satu buah foto atau lukisan. Cuma sebuah kertas lusuh. Kertas catatan PKN
yang dulunya aku robek dari buku punyanya 3 tahun yang dulu di waktu ada acara
perpisahan SMP. Dia tidak sekali pun tahu kalau aku sudah merobek buku catatan
milikinya. Malahan, kemungkinan dia tidak pernah kenal aku. Aku hanya salah satu
dari ratusan fansnya yang berada di sekolah.
Dia tidaklah termasuk artis. Dia cuma seorang siswa yang berparas ganteng serta
cerdas yang belajar di sekolahku ketika waktu itu. Dia termasuk kaya dan berbakat di
bidang olahraga. Malahan, Sifatnya yang cuek tersebulah yang jadi daya tarik sendiri
bagi para wanita, terlebih lagi aku.
Namun, bisa dibilang, aku tak begitu menampakkan diri kalau aku benar benar suka
kepadanya. Aku juga tak pernah bersapa maupun menegur dia ketika lagi berpapasan.
Aku cuma menyukainya melalui diam.
Justru, robekan catatan PKN tersebut aku pungut dengan diam-diam agar kenanganku
bersamanya tetap ada ketika saat di sekolah. Aku lagi lagi senyum ketika menatap
robekan kertas itu. Orang cakap, apapun itu, kalau memang bodoh sekalipun, maka
dia akan tetap kembali lagi dan lagi. Dan aku benar benar percaya jika pada suatu hari
nanti kita pasti berjumpa kembali.
Kemudian kukeluarkan kertas itu dari bingkainya. Kupeluk secara mesra, dan ku ajak
kertas itu untuk senyum dan tertawa bareng.
Sungguh gila, konyol, memang. Sesudah puas dengan hal yang kulakukan tersebut,
aku lalu menaruhkannya kertas itu kembali ke dalam bingkai yang berada atas meja
belajarku.
Dan …
Syuuuuttt …
Kertas itu keluar dari jendela dan beterbangan dihembuskan oleh para angin
berhembus dan jatuh di perkarangan. Dengan bersegera aku keluar dari rumah dan lari
mengejar kertas itu . Kertas itu adalah hanya satu-satunya barang yang bisa bikin aku
selalu mengingatnya.
Ketika aku sedikit lagi meraihnya, angin lagi lagi berhembus begitu kencang
membawa kertas tersebut. Aku benar benar kesal. Akhirnya aku kejar terus kertas itu.
Saat aku hendak memungutnya kembali, kertas tersebut diinjak oleh seseorang. Lalu
orang tersebut meraih kertas tersebut. Namun begitu aku tetap masih merasa kesal
ketika mengetahui kalau kertas tersebut diinjak seseorang. Dengan kesal Aku masih
mengamati jalanan berdebu dan agak marah.
“Ohh, mulai tadi kamu lagi mengejar kertas ini ya ?” ujar orang tersebut. Aku masih
mengenal Suara bariton tersebut, lalu aku menengok dan melihat wajah dari yang
punya suara ini.
NYESS…
Loh, di diakan? Dia kan yang punya kertas yang aku robek itu ?A Angga. Laki-laki
keren, tampan, dan pandai itu … Bagaimana dia bisa disini ?
“Tidak apa apa kok Shafira. Sungguh deh, tidak apa-apa. Sebab aku sering juga diam
diam mengambil foto kamu waktu itu.” Akunya kepadaku ? Ia.. kok tau namaku ?
“Foto ?! diam-diam ?”
“Lebih indah kita nostalgianya di taman saja yuk.” Ujarnya disertai memegang
tanganku menuju taman.
Aku benar benar tidak percaya dengan hal yang aku alami dan lihat. Ternyata Fotoku
selama ini berada di dompet Angga ?
“Aku dahulu sangat suka dengan kamu Shafira. Sebab kamu merupakan satu-satunya
wanita yang tidak sekalipun menyapaku saat di sekolah. Kamu benar benar cuek dan
aku amat menyukai hal itu.” Ujarnya dibarengi dengan tersenyum.
“Saat lalu, aku benar benar ingin memiliki kesempatana untuk mengenal kamu lebih
dalam lagi dan bisa jadi pacar kamu. Namun apa daya, hanya berada di dekat kamu
saja aku sudah merasa begitu gemeteran pada saat itu. Ditambah lagi dapat berbicara
dengan kamu kayak saat ini.
Serta aku tahu kok bahwa kamu yang merobek bukuku. Hanya saja aku berusaha
pura-pura tidak tahu saja. Aku justru senang sekali jika kamu saat itu merobek kertas
ini. Karena dengan begitu berarti, kamu sama juga suka kan dengan aku ? Ayo ngaku
saja!” Ujar Arya disertai dengan senyuman malu.
“Jujur saja aku masih merasa bingung ingin berkata apa..”
“Awalnya aku benar benar ragu, namun pada malam ini aku sungguh percaya akan
true love bahwa itu memang ada. Aku sudah menemukan True love dan kini sudah
berada di depan aku. Aku suka dengan kamu Shafira.” Ujar Arya.
Benarkah dia mengungkapkan perasaannya didepan aku? tidak sadar aku langsung
saja mengucapkan “Yes I Will.”
Percaya atau tidak, itulah faktanya. Cinta sejati terkadang bisa datang lewat
sendirinya. Sejauh apapun, cinta sejati bisa menemukan jalannya lagi dan lagi supaya
kita jumpai.
Memang, persahabatan adalah hal yang penuh warna dan bisa bikin hidup kita begitu
bermakna. Itulah yang saat sekarang aku alami saat kenal Jack dan Rolive, dua
sahabat yang selalu mencetak separuh kisah perjalanan hidup aku.
Pertama kali, Aku, Joe dan Rolence berjumpa ketika kami lagi mendaftar masuk
SMA. masa itu, kami secara berbarengan mendaftar dan diterima di sekolah negeri
yang lumayan populer. Hingga akhirnya tiga tahun berlalu, kami seakan akan tidak
dipisahkan.
Terdapat banyak suka dan duka yang kami rasakan, banyak hal yang sudah kami
alami, ada benci, amarah, kesal,, rindu, cemburu serta banyak lainnya yang tidak
diungkap. Waktu kini kami telah sama-sama lulus SMA, lalu kemudian kami terpaksa
terpisah dan meneruskan hidup dengan tiap tiap jalannya sendiri.
Tetapi meskipun begitu, persahabatan akan senantiasa eksis, kami akan senantiasa
dekap dengan erat ingatan kenangan persahabatan kami dan tetap selalu menghiasi
jalan yang akan kami lewati… aku tentunya tidak akan mungkin lupa seluruh
kenangan bersama mereka, sama waktu itu ketika kami saling bertemu untuk pertama
kalinya…
“Apa, enak aja kamu…. Aku dan Imam sudah sahabatan dari kecil…”
“Oew”
Kesan pertama aku mengenal Rolence memang agak berbeda dibandingkan dengan
anak yang lain. Rolive merupakan anak perempuan yang apa adanya, dia tidak
sekalipun menyembunyikan segala hal yang ada di fikirannya. Hingga sampai Jack
sahabatku kerap kali merasa tersinggung dengan apa yang dia ucapkan…
“Jack…..”
“Apa Live…..?”
“Hei… Sudah berapa kali aku katakan jangan sebut aku memakai singkatan, panggil
Rolive!!”
“Esok minggu aku mau mengadakan ulang tahun dan aku mau membuat acara kecil-
kecilan, sehingga aku harap kamu dengan Malik hadir….”
“Wah…. Mau sekali, jika permasalahan seperti itu mah aku tentunya akan ikut, loh,
terus mana si Malik nih…”
“Hei…. Tumben sekali kamu semua akrab, biasanya seperti anjing dan badak…”
“Kurang aja loe Lik…. Masak cewek cantik begini dimiripin sama badak….”
“Kwak..kwak…kwak”
Lucu, dan aneh-aneh saja memang tingkah si Jack dan Rolive sahabatku tersebut.
Malahan hingga saat ini aku masih saja selalu tertawa sendiri apabila kembali
mengingat berbagai cerita lucu diantara mereka.
Mereka merupakan sahabat terbaikku yang biasanya tidak sekalipun akur, pasti ada
hal yang mereka saling mengejek satu sama lain.
Pernah suatu hari si Jack sungguh sungguh dibikin jengkel oleh Rolieve, ceritanya
begini
“Apaan sih live, jahil banget, lupa apa…?”, Joe menjawab dengan agak penasaran.
“Itu tu… loh….. gak etis jika ku katakan langsung……” jawab Rolive
Sontak Joe langsung bangun dan memegang resleting celana yang sebenarnya telah
benar. Karena tahu dia dibohongi akhirnya ia pun marah…
Tidak cuma kejadian kecil kayak itu, masih terdapat kejadian lain yang tidak bisa aku
lupakan begitu saja. Memang, sebagian hal yang aku ingat merupakan kejadian
kejadian diantara mereka berdua dan juga kami bertiga, buat kejadian yang khusus
terjadi antara aku dengan Rolive tidak terlalu sering sebab memang Rolive
memperlakukan aku dengan cara yang berbeda dibandingkan dengan Jack.
Ketika sedang berdua dengan aku, contohnya waktu Jack lagi memesan makanan di
kantin, sedangkan kami berdua menunggu, Rolive seakan akan senantiasa bertingkah
manis seperti putri raja, tak bawel, tidak alay, dan juga tidak jail kayak saat Rolive
dengan Jack.
Tentang itu malahan terkadang bikin Joe iri, sempat juga dia protes hingga hampir
marah…
“Rolive kamu ini jika dengan Malik saja mesti lembut, sangat beda jauh jika
dibandingkan dengan aku….”
“Ya memang kenapa toh…. Sama saja, perasaan kamu aja mungkin….”
“Iya kamu nih Jack, ada ada saja… kamu saja yang keseringan bercanda….”
“Enggak Lik, lihat deh, tuh lihat, gaya berbicaranya Rolence saja beda…. dibuat
melotot lagi…”
“Ya tidaklah Jack, normal aja… Ya iya juga sih agak memang, masalahnya kamu bau
sih… heeheheee…..”
“Tuh…. kan, betul kan Lik, sahabat kita yang satu ini memang tidak adil… kejam-
kejam, benar benar kejam..!”
Demikianlah, diantara pengalaman menarik yang terjadi di cerita persahabatan kami.
Kisah persahabatan diantara Aku, Jack dan Rolive memang begitu indah dan tidak
akan bisa sekalipun aku lupakan. Malahan hingga saat ini, aku berharap kalian para
sahabat terbaikku agar senantiasa selalu sehat dan sukses, doaku beserta kalian.
–Tamat–
images.vice.com
Matahari menjadi semakin panas dan kucuran keringatku mulai menetes di dahiku.
ada empat lagu lagi yang masih belum kunyanyikan, namun aku sudah tidak mampu
kembali untuk berdiri. Akhirnya kupaksakan tubuh ini demi menghibur ribuan
pendengar. Hingga pada akhirnya acara ini telah selesai.
Tiba di rumah, aku langsung lemas terkulai menanti waktu ku memejamkan mata .
Akhirnya aku terbaring tidur. Pagi itu Kicauan burung membangunkanku dari tidur.
Aku merasakan usus perutku mulai protes mau di kasih makanan . Kemudian aku
berjalan selangkah demi selangkah ke meja makan .
Sungguh terkejutnya aku mendapati meja makan yang banyak dengan makanan .
“Siapa gerangan yang membuatkannya?” tanyaku di dalam hati . Lalu hadirlah
sesosok wanita berambut panjang mengenakan baju putih hadir dari balik pintu dapur.
ternyata dia adalah kekasihku .
Dia adalah Suzuka, wanita yang begitu aku cintai . Jujur, perhatian, Penyabar serta
setia merupakan sifatnya . Sudah cukup banyak lagu yang kubuat karena terinspirasi
dari dia. Yang semula bidadari yang jatuh di lubuk hatiku dan sekarang berwujud
sebagai kekasih hidupku .
“ Dari mulai kau sedang tidur . ”, jawabnya dengan senyuman manis,
Karena usu perutku mulai menjerit-jerit, ku langsung saja telan roti keju yang berada
di depanku. Suzuka mengamatiku disertai senyuman .
Beberapa saat kemudian , aku menerima telepon dari produser agar datang pertemuan
dengannya. Padahal di hari itu pula aku ada janji dengan Suzuka buat menemaninya
berkunjung ke rumah orang tuanya yang berada di Bogor.
Akhirnya keinginan itu pun lenyap sudah dan Angel tidak akan berangkat pergi ke
Bogor sebab aku mesti melakukan pertemuan dan mengerjakan proyek dengan
produser. Aku akhirnya berjanji dengan Angel kalau bulan depan aku nanti
bersamanya ke Bogor .
Di masing masing malam aku membuat lagu dalam persiapan album baruku yang
hendak dilaunching bulan depan. Jadi waktu senggangku habis cuman demi
menciptakan lagu dan momen buat Suzuka menjadi terbengkalai. Setiap kali Angel
meminta aku untuk bertemu, selalu saja aku mengelak karena alasan karier.
Tidak sadar lewat tiga minggu sudah aku tidak bertemu dengan Suzuka. Perasaan
kangen tumbuh subur dihatiku. Namun ketika aku berjumpa dengan Angel, sifatnya
sudah mulai agak berbeda. Dia terlihat diam dan cenderung pasif. Tidak kayak
biasanya yang riang dan mudah untuk tersenyum. Kemungkinan dia sedikit marah
sebab aku begitu sibuknya dengan pekerjaan. Tentang perihal itu, aku tidak terlalu
begitu menanggapinya.
Satu hari sebelum perilisan album , produser menggelar pertemuan dan diakhiri
dengan check sound . Waktu yang kunantikan akhirnya datang. Aku harap perilisan
album ini sesuai seperti yang aku harapkan dan album yang ku kerjakan bisa booming
dipasaran .
Di permulaan acara aku menerima telepon dari Suzuka yang meminta janji agar
menemaninya berkunjung ke Bogor. Akhirnya kupilih keputusan supaya Angel
berangkat dengan sendiri dan nantinya aku kan menyusul esok pagi. Tidak ada
jawaban , Angel tiba tiba memutuskan telepon . Hal tersebut tidak kutanggapi secara
serius. Dan acara pun pun berlangsung dengan sukses.
Tiba-tiba terdapat kabar yang menjelaskan kalau Angel sudah tertimpa kecelakaan
lalu lintas. Langsung saja Aku pun segera datang ke rumah sakit . Namun
kehadiranku telah telah. terlebih dulu Suzuka meninggal sebelum aku datang.
Air mataku langsung menetes dan terurai ketika aku mendapati seseorang yang aku
cintai sudah terbujur kaku di depanku. Wajahnya seolah olah tersenyum menyambut
kedatanganku. Menyambut kedatangan orang yang tidak memiliki mata hati .
Kulirik satu carik kertas di samping tubuh Angel yang sebenarnya merupakan pesan
terakhirnya. Lewat pesan itu Angel merangkai tiga kata yang bikin aku benar benar
menyesal . “ kunanti Kau Di sana “ Demikianlah pesan dari Angel sebelum ia pergi ke
Bogor . Sebenarnya ia telah merasakan apa yang nantinya dia alami .
Mungkin , batu nisan memisahkan antara dunia kita , Tetapi dirimu senantiasa hadir
di hidupku . Bersama di setiap detak jantung sampai masuk dalam palung jiwa .
Penyesalan yang senantiasa hadir tidak akan bisa membawamu kembali. Tetapi aku
percaya kau sudah bahagia berada di dalam singgasana surga .
“Kerja keras dan ketekunan merupakan kunci kesukesan saya.” Itulah yang
dikatakan Pak Giman kepada karyawannya saat beliau ditanya mengenai kesuksesan
dirinya saat kini. Laki-laki berumur 40 tahun tersebut mengisahkan di awal mula
memulai usahanya tersebut.
“Sesudah lulus SMP, saya kemudian meneruskan ke SMK jurusan Tata Busana.”
“Loh, Itu kan sekolah buat wanita pak?” Tanya Ratih, salah seorang karyawanannya.
“Buat wanita sih tidak juga, namun memang mayoritas muridnya adalah perempuan.
Tetapi apa salahnya? Karena saya renungkan dengan keahilan jenis itu saya dapat
merintis usaha sendiri.” Kata Pak Giman.
Namun begitu, adap yang terjadi di lapangan tidak seindah yang dibayangkan Pak
Giman. Sesudah Pak Giman lulus, beliau tidak mempunyai modal buat merintis usaha
kios jahitnya sendiri. Maka, sesudah beliau lulus, Pak Giman pergi merantau menuju
Jakarta.
Tanpa kawan dan tanpa pengalaman, beliau hanya seorang diri melamar pekerjaan
kesana-kemari. Meskipun dua minggu Pak Giman tetap saja menganggur sebab belum
menemukan pekerjaan, namun ia pada akhirnya mendapatkan lowongan pekerjaan di
suatu perusahaan konveksi.
“Di perusahaan itu saya memperoleh banyak pengalaman bernilai. Pengalaman yang
lebih penting dan berguna dibandingkan di pelajaran sekolah.” Ujar Pak Giman.
Dari awal Pak Giman memang memiliki impian untuk merintis kios jahit sendiri, dan
keinginannya tersebut sudah benar benar tidak terbendung lagi di saaat selama lima
tahun beliau bekerja, gajinya tidak segera naik naik.
“Pada masa itu gaji saya perbulannya adalah seratus ribu, tentunya sih agak cukup
buat hidup di tahun 95-an. Namun, dengan jumlah segitu tentunya masih minim buat
bertahan hidup di Jakarta. Mulai situ saya kemudian berkeinginan mau pulang
kampong.”
Lewat jumlah modal yang cukup dari perolehan kerja di Jakarta, Pak Giman
kemudian merintis kios Jahitnya sendiri. Pada mulanya, bisnis Pak Giman tidak
berlangsung mulus. Minggu pertama, toko Pak Giman masih tidak ada pembeli. Akan
tetapi, karena kesabaran serta usaha kerasnya, para pembeli toko Pak Giman pun
mulai bertambah banyak.
Sebab itulah Pak Giman mulai menerima karyawan. Hingga saat sekarang, Pak
Giman telah memilih karyawan berjumlah sepuluh orang, termasuk Ratih. Ruang di
Rumahnya juga sudah tidak lagi memadai buat usahanya tersebut. Oleh karena itu, Ia
membeli tanah kosong di samping rumahnya agar dibangun tempat lagi.
“Jadi, seluruh ini merupakan hasil dari usaha jahit bapak ya pak?”
“Benar! Semua ini karena hasil kerja keras saya membangun usaha jahit ini.”
“Pangestu Tailor itu artinya saya berharap usaha ini diridhoi oleh Allah dan
mendapatkan restu dari orang tua.”, Tutur Pak Giman mengakhiri ceritanya.
Di suatu kampung nelayan, sesosok Bapak Guru Muda yang baru saja hadir dari kota
begitu bersemangat membentuk murid-muridnya terpelajar dan memiliki disiplin yang
tinggi. Pada saat pertama kali bertatap muka, Sang Guru Muda mulai menyampaikan
sejumlah peraturan kedisiplinan siswa.
“Anak-anak bapak yang bagus, bapak sangat senang dapat membina kalian di sini.
Bapak harap, kita semuanya sama-sama mampu menjalankan aktifitas belajar dengan
baik ke depannya. Oleh sebab itu, mulai sekarang tidak boleh ada lagi yang terlambat.
Bapak pun tidak ingin mendapati kalian berangkat sekolah dengan penampilan kacau,
dan kalian mesti merapikan rambut serta kuku-kuku kalian. Jangan ada rambut yang
panjang terlebih lagi kuku. Besok pagi Bapak akan mengecek satu persatu”.
Dikeesokan harinya, Guru tersebut pun hadir pagi pagi sekali. Dia mau mengamati
kesungguhan siswanya tersebut mengikuti perintahnya. Anak-anak pun hadir satu per
satu dengan tepat waktu, perasaan pak Guru pun gembira, “Sungguh hebat murid
murid saya”, ucapnya di dalam hati.//
Setibanya ia memasuki ruangan kelas, mata Pak Guru Muda itu menatap rambut-
rambut siswa. Lagi-lagi ia senang, karena para murid mematuhi perintahnya. Ia
membayangkan betapa nikmatnya mengajari anak-anak yang mau mendengarkan
kata-katanya, “Anak-anak hebat” ujarnya.
Lalu pandangan pak Guru berganti ke arah kuku-kuku masing masing muridnya. Ia
pun terkejut sebab menemukan 75% siswanya tidak memotong kuku. Mukanya
menjadi mengesut, terlihat tanda kekesalan yang keluar dari matanya.
“ Para Murid-muridku, kalian menyimak tidak apa yang bapak bilang kemarin kan?”
“Iya, Pak” jawab anak-anak secara bersamaan dan kompak.
“Bapak bilang apa?”
“Bapak bilang kami patut belajar disiplin, hadir dengan tepat waktu. Berpakaian
sopan dan rapi serta potong kuku dan rambut” Jawab para murid-murid.
“Bapak gembira kalian sudah memperhatikan bapak, kalian sudah rapi, hadir tepat
waktu, dan telah ada yang menggunting rambut. Namun mengapa tidak sekaligus
kamu semua memotong kuku? mengapa kalian menurutinya dengan setengah hati?.”
Diantara salah satu siswa yang berada di bangku paling depan mengacungkan jari
telunjuknya seraya bilang “Jika saya diperkenankan mewakili teman-teman, Pak
Guru. Kami semua bersedia dan mau untuk mematuhi Pak Guru, datang tepat waktu,
memotong kuku dan rambut.
Akan tetapi yang terakhir kami tidak dapat melakukannya Pak Guru. Kami semua
merupakan anak-anak nelayan, habis pulang sekolah, kami terbiasa menolong orang
tua kami untuk mengupas kulit kerang. Seandainya kami memotong kuku kami, maka
kami tidak dapat kembali menolong orang tua kami.” Guru Muda tersebut kaget,
Ucapan yang baru saja ia dengar menyadarkan dirinya mengenai hal baru.
Melakukan profesi sebagai guru tidaklah sesuatu yang ringan. Guru tidaklah termasuk
sosok pemahat patung yang dengan gampangnya memahat kayu jadi karya yang
indah. Guru pula bukanlah file komputer yang tetap secara berulang ulang meng-copy
paste semua memori buat dipindahkan ke otak murid-murid.
Untuk melaksanakan profesinya, Guru tidak lagi berhadapan dengan barang kosong
yang mengisinya dengan sesuka hati. Namun yang dia hadapi merupakan anak
manusia yang memiliki perasaan, emosi, perasaan serta pengalaman dunia yang
beraneka macam.
Dengan demikian, disamping sungguh sungguh ahli dalam penguasaan pelajaran dan
cekatan berkomunikasi. Guru harus punya kepekaan sosial atas apa yang dialami
murid. Di lapangan, kadang kadang tidak cocok dengan teori yang dipelajari ketika
“belajar di kampus”. Pada keadaan tersebut, Guru mesti sanggup menanggalkan teori
yang biasa dan bertindak dengan metode yang baru.
Di sinilah perlu kebijakan sesosok guru, kesanggupan yang dapat menimbang antara
melaksanakan prinsip umum atau mengalah dengan mengamati keadaan yang
beragam dan tidak sesuai. Semestinya Seorang guru mengetahui, kalau di dunia ini
ada banyak jalan untuk meraih cita-cita.
Banyak pengertian yang berganti, pada tempat dan kondisi yang tidak sama.
menerapkan paksaan kepada para murid agar berfikir dengan satu pola yang hanya
akan mengurung kreativitas mereka untuk menerima ilmu pengetahuan. Hal yang
padahal berlawanan dengan prinsip pengetahuan. Diharapkan pendidikan Indonesia
waktu demi waktu menjadi bertambah dan semakin baik.
Suatu saat kami menulis surat perjanjian persahabatan di sobekan kertas yang
dimasukkan ke dalam sebuah botol, kemudian botol tersebut dikubur dibawah pohon
yang nantinya surat tersebut akan kami buka saat kami menerima hasil ujian
kelulusan.
Hari yang kami berempat tunggu akhirnya tiba, kamipun menerima hasil ujian dan
hasilnya kita berempat lulus semua. Kami serentak langsung pergi berlari ke bawah
pohon yang pernah kami datangi dan menggali tepat dimana botol yang dahulu
dikubur berada.
Kami berempat membuka botol tersebut dan membaca tulisan yang dulu pernah kami
tulis. Kertas tersebut bertuliskan “Kami berjanji akan selalu bersama untuk
selamanya.”
Kessokan hari, aris berencana untuk merayakan kelulusan kami berempat. Malamnya
kami ber 4 pergi bersama ke suatu tempat dan disitulah saat-saat yang tidak bisa aku
lupakan karena aris berencana untuk menyatakan perasannya kepadaku. Akhirnya aku
dan anis berpacaran.
Begitu juga dengan andri, dia pun berpacaran dengan ana. Malam itu sungguh malam
yang istimewa untuk kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang.
“Udahlah ndi, santai aja, kita ngga bakalan kenapa-kenapa” jawab andri dengan
santai.
“Aaaaaaaaaa!!!”
Bruuukkk. Mobil yang kami kendarai masuk ke dalam jurang. Aku tak kuasa
menahan air mata yang terus mengalir sampai aku tidak sadarkan diri.
Perlahan aku buka mataku sedikit demi sedikit dan aku melihat ibu berada di
sampingku.
“Kamu di rumah sakit nak, kamu yang sabar ya, andri dan aris tidak tertolong di
lokasi kecelakaan” Jawab ibu sambil menitihkan air mata.
Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti
mendengar pernyataan ibu.
“Aris, mengapa kamu tinggalkan aku, padahal aku sayang banget ke kamu, aku cinta
kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku.” batinku
berkata.
2 hari berlalu dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa
menghabiskan waktu bersama sampai tua. Tetapi sekarang semua itu hanya angan-
angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian.
Persahabatan Yang Indah
Aku Virda, aku beruntung mempunyai sahabat yang selalu ada untukku, kami
melewati suka duka bersama. Suatu ketika aku dan sahabatku bertengkar karena
masalah yang kuanggap sepele, semua itu baru kusadari bahwa sahabatku sangat
penting bagiku.
Suatu hari aku pergi ke mall bersama sahabatku, aku menyuruhnya membawa
belanjaanku, dan ternyata belanjaanku yang dibawanya tertinggal. Saat itu juga aku
marahi dia dengan perkataan yang kasar karena keegoisanku.
“Vir, tolong pegang belajaan ku ini ya, soalnya berat banget” Kataku.
“Iya sini aku bantu bawa belanjaannya, takut kamu keberatan” Katanya.
Beberapa menit kemudian kami selesai makan dan mulai berkendara untuk pulang.
“Eh.. kayaknya ada yang ketinggalan deh, tapi apa ya?” Tanyanya dengan muka yang
heran.
“Ya ampun.. oh iya aku lupa, ketinggalan di warung tempat kita makan tadi”
Jawabnya dengan rasa bersalah
“Apa? Ketinggalan? Yang bener aja, kita kan udah jauh dari warung tempat kita
makan tadi” Jawabku dengan kesal.
“Duh, maaf banget ya vir, aku benar-benar lupa” Jawabnya dengan berkeringat.
“Apa? minta maaf? kamu pikir dengan minta maaf bisa membuat barangku kembali
dan masalah selesai? Enggak kan? Seenaknya aja kamu minta maaf” Jawabku dengan
kesal, lalu tanpa basa basi aku pergi meninggalkannya.
Keesokan hari, dia datang membawa belanjaanku dan meminta maaf karena kejadian
kemarin, tetapi aku tetap menghiraukan nya. Maka setelah beberapa lama lama, aku
sadar bahwa hal yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan, dan aku tersadar betapa
egoisnya diriku. Akupun meminta maaf.
Namaku Sinta Putri, aku sangat senang dengan pelajaran Bahasa Indonesia dan
Biologi. Aku mempunyai sahabat yang unik bernama Aulia, dan aku bingung
dengannya. Dikarenakan sahabatku orang yang sangat sensitif. Menurut dia, aku tidak
boleh suka dengan kedua pelajaran tersebut. Padahal itu hakku.
Suatu waktu disaat pelajaran bahasa inggris, tidak tahu mengapa tiba-tiba aku suka
dengan pelajaran tersebut. Mungkin juga karena guru yang mengajarkan mempunyai
cara penyampaian yang baik. Otomatis aku juga mulai aktif di kelas saat pelajaran
bahasa inggris.
“Ngga, aku ngga mau lagi sahabatan sama kamu!” jawabnya sembari buang muka.
Awalnya kejadian seperti itu hanya sekali dan kita berdua balikan seperti semula.
Tetapi lama-kelamaan terjadi hal yang serupa. Sangat aneh.
Aulia bukannya mengerti perasaanku, justru bikin aku kesal. Ceritanya begini, waktu
Ujian Tengah Semester (UTS) dia kesusahan menjawab soal pelajaran Biologi, disaat
itu dia melihat ke arahku. Aku dan Aulia tidak satu bangku, Aulia tepat di depan
tempat aku duduk.
“Sin, kamu tahu ngga nomor 5 essay? minta jawabannya dong satu aja!” tanya Aulia
sembari memohon.
Aku cuek saja akan hal itu dan berharap bahwa dia akan intropeksi diri. Coba
bayangkan, dia sudah membuatku sakit hati dan dia ingin meminta jawaban UTS.
Beberapa hari kemudian hasil nilai UTS Biologi dibagikan dan diumumkan. Aku
mendapat nilai 90 sedangkan Aulia mendapat nilai 75. Aku bisa melihat tatapan iri di
sahabatku itu, dan aku sadar bahwa bersahabat dengan orang yang suka iri hati adalah
hal yang susah.
Namaku Adel, sekarang aku duduk di kelas 5 SD. Aku di kelas 5 SD A. Aku memiliki
sahabat bernama Jingga, sekarang aku tidak sekelas lagi dengannya. Tetapi aku masih
semangat sekolah.
Aku memiliki kakak bernama Azmi, dimana dia menjadi guru di sekolahku. Hari ini
aku akan berangkat sekolah bersama dengan kakakku itu.
Ketika telah tiba di sekolah, aku bergegas ke kelas karena tidak sabar ingin pergi ke
kelasnya Jingga. Aku tiba di kelas 5 SD B dimana itu kelasnya Jingga, dan dia sudah
berada disana.
Batinku berkata “Jingga terlihat tidak seperti biasanya, ada apa ya..”
Saat itu aku merasa sangat bosan karena Jingga dengan sengaja bersikap cuek
kepadaku, akhirnya aku kembali ke kelas ku dan menuju ke lapangan.
Tuuut Tuuut Tuut.. bel berbunyi dan aku bergegas ke kelas dan belajar
Waktu berlalu dengan cepat dan tak terasa sudah masuk waktu istirahat pertama.
Sekarang saatnya sholat dzuhur seperti biasa, aku bersama Jingga tetapi dia tetap saja
bersikap cuek sehingga aku lebih memilih menyendiri.
Setelah sholat dzuhur selesai, terdengar bel waktu pulang telah tiba. Padahal biasanya
pulang jam 4. Ternyata para guru sedang mengadakan rapat. Akupun pulang ke
rumah.
Setelah sampai rumah, aku segera membuka handphone dan mengeceknya. Saat aku
buka BBM, terdapat sebuah pesan dari Cika, teman sekelas Jingga.
Cika: “Del, mulai sekarang dan seterusnya, kamu ngga usah dekat-dekat dengan
jingga lagi! karena Jingga sudah menjadi teman deketku”
Aku duduk sembari merenung di atas kasur dan berkata “Kenapa jadi seperti ini?
Hiks.. Hiks..” tangisku..
Akhirnya mulai saat itu, aku sudah tidak dekat lagi dengan Jingga.
Salah satu hal yang bisa membuat seseorang lupa akan segalanya yaitu Cinta. Cinta
membuat kita rela berkorban apapun yang kita miliki. Untuk wanita, menurutku lebih
baik mencintai daripada dicintai. Jangan berharap seseorang yang belum tentu
mencintai kita, tetapi terima orang yang mencintai kita apa adanya.
Karena mencintai tanpa dicintai seperti olahraga dengan jangka waktu lama tetapi
tidak membuat kurus. Karena itu belajarlah mencintai diri sendiri sebelum mencintai
orang lain. Itu sedikit basa-basi dariku.
Aku Amel, siswa kelas XI. Dulu aku selalu menolak dan mengabaikan orang-orang
yang menyatakan cintanya kepadaku. Tetapi sekarang justru aku yang selalu
diabadikan oleh orang yang aku cintai.
Aku suka dengan teman sekelasku, namanya Ferdin , dia merupakan sahabat dekatku
sejak lama. Awal diriku suka dengannya berawal saat aku kenalan dengannya dan
berteman cukup akrab dan lama-lama dekat, sehingga sekarang diriku jatuh cinta.
Oh iya, aku punya teman bernama Afni, dia temanku sejak SMP. Sedangkan Aku,
Afni, dan Ferdin sudah berteman dekat sejak masuk SMA.
Suatu waktu aku melihat Afni dan Ferdin bercanda bersama dan mereka terlihat akrab
seperti orang pacaran. Jujur, akupun cemburu melihatnya tetapi aku masih
menyembunyikan kecemburuan itu didepan Afni.
Tetapi lama-lama rasa yang terpendam ini ingin dikeluarkan, akhirnya aku
memutuskan untuk cerita ke Afni tentang perasaanku ke Ferdin.
“Af, aku mau ngomong sesuatu nih, tapi jangan ngomong ke siapa-siapa ya”
“Jujur aku suka dengan Ferdin sejak lama, dan aku cemburu saat kamu dekat sama
Ferdin!” Jawabku.
“Iya, maaf sebelumnya kalau aku udah bikin kamu cemburu” Jawab Afni.
“Oke” Jawabku.
Semakin lama aku semakin dekat dengan Ferdin, tetapi aku perhatikan bahwa Ferdin
tidak akan pernah jatuh cinta denganku. Walau seperti itu, aku tetap berjuang sepenuh
hati. Dan ternyata Afni juga suka dengan Ferdin.
Aku mengetahui kalau Afni suka dengan Ferdin ketika aku membaca buku diary Afni.
Disana tertulis curhatan Afni tentang perasaannya ke Ferdin.
Akupun merasa kecewa setelah membaca buku diary tersebut, karena sahabat baikku
ternyata suka dengan cowok yang sama denganku. Tetapi aku berfikir, rasa suka itu
berhak untuk siapapun.
Saat di taman sekolah, aku melihat Afni dan Ferdin sedang mengobrol. Mereka
terlihat lebih serius daripada biasanya, akupun penasaran dan menguping percakapan
mereka dibalik pohon.
“Afni, aku suka sama kamu, kamu mau ngga jadi pacarku?” Tanya Ferdin.
Afni kaget sekaligus bingung mendengar pertanyaan itu. Tetapi pada akhirnya Afni
menerima tawaran itu dan mulai menjadi pacar Ferdin tanpa memikirkan perasaanku,
sahabatnya sendiri.
Aku yang mendengarkan jawaban Afni langsung kaget dan keluar dari balik pohon,
karena aku tak menyangka sahabatku akan tega melakukan hal itu.
“Af, kamu pacaran sama Ferdin? Selamat ya kamu udah bikin aku sakit hati”
Afni dan Ferdin kaget karena aku keluar dari balik pohon secara tiba-tiba dan
langsung berkata seperti itu.
“Maafin aku mel, tapi aku jujur cinta banget sama Ferdin” Jawab Afni.
Aku pergi dengan perasaan campur aduk tidak karuan dan masih berpikir mengapa
sahabatnya sendiri tega melakukan hal itu. Padahal afni tahu kalau diriku sudah lama
mengejar Ferdin.
Maka persahabatanku dengan mereka berdua hancur karena cinta. Disini aku memberi
amanat bahwa utamakanlah sahabatmu daripada pacarmu, karena orang yang selalu
hadir disaat kamu senang dan susah itu sahabat.