Anda di halaman 1dari 2

Langkah-langkah Menulis Karangan Narasi

Meski sebenarnya sederhana saat membuat teks narasi, namun jika diketahui langkah-
langkah termudahnya tentu akan lebih gampang membuatnya.

Berikut ini beberapa cara membuat karangan narasi:

• Tentukan tema & amanat yang ingin disampaikan terlebih dulu. Ini penting
mengingat kelancaran membuat artikel narasi adalah pada pemahaman terhadap tema dan
pesan apa yang hendak disampaikan.

• Tetapkan sasaran pembaca, segmen pasar seperti apa yang akan Anda bidik untuk
menjadi pembaca tulisan Anda, harus dipikirkan.

• Catat peristiwa-peristiwa utama dan inti yang akan ditulis dalam bentuk skema
alur. Kumpulan peristiwa yang akan dibuat tulisan sebaiknya dikumpulkan dan dicatat
terlebih dulu. Ini akan memudahkan penulis mengingat alur cerita selanjutnya yang
perlu ditulis.

• Bagi peristiwa utama tersebut ke dalam bagian awal, pengembangan, dan akhir
cerita. Peristiwa-peristiwa yang akan diceritakan dibuat pemisahaan untuk bagian
awal, tengah, dan akhir cerita.

• Susun kerangka peristiwa pendukung cerita

• Menyusun tokoh dan perwatakan, latar, serta sudut pandang yang akan digunakan.

Struktur Teks Narasi

Seperti sudah dijelaskan di awal bahwa teks narasi memang terlihat seperti karangan
bebas yang tidak terikat struktur penulisan apapun. Namun, pada hakikatnya setiap
tulisan dan karya sastra tentu memiliki struktur dasar yang harus ada untuk
dianggap sebagai karya tulis yang bagus.

Setidaknya ada beberapa struktur teks narasi yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai
berikut:

1. Orientasi (pengantar/pengenalan)

Di bagian orientasi, penulis dituntut untuk mengawali ceritanya dengan mengenalkan


satu atau beberapa tokoh serta latar tempatnya. Di bagian inilah diperkenalkan
tentang dimana dan kapan peristiwa terjadi serta siapa saja tokoh-tokoh yang
terlibat di dalamnya.

Bagian orientasi ini biasanya menggunakan kata-kata magis yang mengundang


penasaran. Pembaca seperti dikejutkan dengan kalimat yang memancing keinginan untuk
terus membaca. Tidak heran jika penulis karangan narasi menjadikan bagian orientasi
sebagai “make up” yang akan menarik pembaca.

2. Komplikasi

Komplikasi bisa juga dikenal dengan pengantar menuju konflik-konflik utama. Dengan
kata lain, komplikasi yaitu bagian cerita di mana pada tokoh utamanya menghadapi
tantangan dalam mencapai keinginannya. Di bagian ini konflik-konflik kecil hingga
sedang mulai terjadi.

3. Resolusi
Setelah ada komplikasi masalah yang dihadapi oleh tokoh utama, selanjutnya masalah
utama akan ditunjukkan. Disinilah resolusi cerita berisi konflik yang memuncak.
Dengan kata lain, resolusi yaitu bagian dari permasalahan inti yang dihadapi oleh
tokoh utama dan ada titik terang dari masalah untuk bisa diselesaikan.

4. Koda/Ending

Pada bagian ini sebuah tulisan narasi mempunyai dua kecenderungan sebagai
pengakhiran cerita, yaitu dengan ending cerita yang bahagia (happy-ending). Ada
juga akhir ceritanya dengan kesedihan (sad-ending). Semua tergantung penulis. Meski
begitu ada juga penulis yang membiarkan pembaca menerka dan memutuskan sendiri
apakah cerita tersebut berujung happy atau sad ending. Disini penulis tidak
menggunakan kata-kata yang seolah mengarahkan pembaca untuk menemukan kesimpulan
akhir.

Sebagai tambahan, selain teks naratif yang terikat oleh struktur di atas, ada juga
paragraf naratif yang hanya menggunakan konjungsi dan tidak mengikuti struktur di
atas. Jenis teks ini lebih bebas dan membuat pembaca sulit menerka poin yang ingin
disampaikan penulis dari cerita tersebut. Namun, justru disitulah letak estetika
teks naratif yang tak terstruktur tersebut.

Anda mungkin juga menyukai