Anda di halaman 1dari 10

Berikut ini alasan mengapa pencatatan pembukuan itu penting bagi usaha:

1. Mengetahui kondisi keuangan usaha yang sedang dijalankan.

 Berapa sih uang yang kita punya saat ini dari bisnis.
 Untung atau rugi usaha ini, berapa nilai untung/ruginya.

2. Mencegah usaha mati

 Dengan mengetahui kondisi keuangan, maka kita bisa melakukan pencegahan


sedini mungkin.
 Mengetahui posisi uang kas-nya jika sudah minim … jadi, contohnya: tidak
jadi tambah/beli stok jualan dulu.
 Banyak bisnis mati bukan karena tidak ada penjualan tapi tidak
ada uang kas untuk beli bahan baku dsb.

3. Sebagai bahan/dasar dokumen untuk :

 Melakukan proses akuntansi. Jika nanti suatu saat, sudah memiliki sumber
daya (uang dan personal) untuk melakukan pembukuan akuntansi, maka sudah
tersedia dokumennya untuk di pindahkan ke pembukuan yang benar dan betul
sesuai kaidah akuntansi.

 Untuk kepentingan perhitungaan pajak. Pajak yang dibayarkan sesuai karena


ada dokumennya.

 Dokumen pendukung untuk mengajukan dana kredit. Jika ingin mengajukan


kredit maka dokumen keuangannya sudah siap atau tinggal di improve sedikit
lagi.

Tahapan yang dilakukan dalam melakukan pencatatan keuangan usaha:

1. Pisahkan Rekening Pribadi dan Bisnis

Jika rekening pribadi dan bisnis di gabung, maka bisa terjadi kita “merasa” ada uang
banyak dan menggunakannya untuk keperluan keluarga. Sehingga bisa terjadi kita
kesulitan dana untuk membeli bahan baku yang diperlukan atau membiayai
operasional usaha.

Jadi buatlah rekening bank yang terpisah untuk pribadi dan bisnis. Semua uang masuk
dan keluar dari usaha, melalui rekening ini.

Untuk keperluan pribadi dan keluarga melalui rekening khusus satunya lagi yaitu
rekening keluarga. Jika masih gajian (masih bekerja jadi karyawan), cocoknya
rekening gaji ini di jadikan rekening pribadi/keluarga.

Tips : supaya uang keperluan pribadi/keluarga tidak mengganggu


uang usaha maka harus di tentukan berapa besar uang bagian
(gajian) untuk pribadi. Misalnya : Tentukan GAJI yang akan diterima
dari bisnis ini atau Kamu juga bisa tentukan PROSENTASE bagian
pribadi, misalnya 5% dari total omzet.

Juga sangat sangat di sarankan untuk menentukan setiap tanggal berapa akan di ambil
bagian pribadi tersebut. Bagian (income) tersebut di pindahkan dari rekening usaha ke
rekening pribadi.

Penentuan menggunakan cara yang mana: Gaji atau Prosentase bagian pribadi bersifat
situasional tergantung dari kondisi finansial usaha yang sedang berjalan dan ada
tidaknya income lain (misal gaji). Penjelasan lebih lanjut tentang hal ini, akan di
bahas secara terpisah.

Dengan menggunakan rekening terpisah khusus untuk usaha, maka kita juga akan
terbantu dalam pencatatan transaksi bisnis kita dari catatan transaksi rekening bank.

2. Format Pembukan

Dokumen Pendukung

Hal penting tapi kadang terlupakan adalah menyiapkan dokumen pendukung dalam
melakukan transaksi bisnis, misalnya: nota penjualan/bon dan tagihan/invoice.

Dalam transaksi kecil cukup hanya menggunakan bon/nota penjualan atau bahkan
cukup di catat dalam buku penjualan harian. Misalkan menjual barang di
warung/toko, cukup kita catat di buku penjualan harian saja. Karena kita juga tidak
memberikan bon pada pembeli.

Jika menggunakan bon atau nota penjualan, harap menggunakan nomor urut. Hal ini
untuk memudahkan tracking pencatatan di kemudian hari (tidak ada pencatatan
double, menghindari/meminimalkan manipulasi jika transaksi dilayani oleh
karyawan). Format Bon bisa menggunakan buku bon yang banyak di jual di toko
buku.

Sedangkan untuk transaksi yang besar terutama jika produk di jual ke konsumen
perusahaan, maka mereka meminta invoice atau tagihan. Untuk transaksi bisnis ke
corporate atau perusahaan sebaiknya ditanyakan ke bagian pembelian atau keuangan-
nya bagaimana tatacara kelengkapan dokumen untuk penagihan.
Pencatatan Transaksi

Pencatatan ini dapat dilakukan menggunakan format file excel atau buku tulis
sederhana, terserah bagaimana enaknya saja.

Pencatatan Kas/Uang kas Keluar Masuk

Pencatatan yang paling dasar / basic apapun bisnisnya adalah menggunakan BUKU
KAS. Dengan buku kas ini kita bisa mengetahui seberapa besar uang masuk, dan
berapa besar uang yang keluar. Kita juga mengetahui saldo kas yang tersisa. Sehingga
kita lebih hati hati dalam menggunakan uang untuk keperluan lain.
Pencatatan Piutang

Tidak selamanya pembelian dilakukan secara tunai, ada juga yang dilakukan secara
kredit atau di bayarkan nanti. Dalam kasus seperti ini, maka kita harus mencatatnya
dalam Buku Piutang. Sehingga kita tidak lupa siapa saja yang berpiutang kepada kita,
berapa besar piutangnya serta telah melakukan pembayaran seberapa besar. Dan juga
yang penting, dengan catatan piutang ini kita bisa memonitor sudah berapa lama
piutang tersebut tidak tertagih. Kita harus bisa mempercepat periode penarikan
piutang, jangan sampai penjualan banyak tapi kebanyakan dalam bentuk piutang,
karena akan mengganggu cash flow usaha Kita.

Pencatatan Hutang

Kita hutang-pun harus di catat, hutang jangan sampai dilupakan ya …


Ini sangat penting dalam pencatatan dan pembukuan keuangan. Dalam bisnis, nama
baik adalah modal kita, ya harus tepat waktu bayar hutang. Sehingga nama baik kita
akan semakin di percayai oleh para rekan bisnis. Selain itu, dengan melakukan
pencatatan hutang maka kita terhindar dari membayar 2 kali atau lebih bayar hutang
kita. Biasanya-kan kalau lebih diam saja kalau kurang baru ribut.

Pencatatan Stok
Dalam melakukan pembukuan keuangan untuk yang usahanya membutuhkan stok,
baik bahan baku maupun stok barang yang dijual, maka sangat baik jika stok bahan
baku dan barang jadi yang dijual di catat secara khusus.

Untuk yang stok-nya banyak dan apalagi variannya banyak pula ..memang sangat
ribet,…. jika sudah punya uang nantinya, hal yang begini cocoknya menggunakan
sistem barcoding atau program komputer.

Dengan mencatat stok dan terus meng-update-nya maka kita akan :

o Menghindari uang / modal tertanam di stock yang tidak berputar. kita akan
terhindar membeli barang (stock bahan atau barang jadi) yang tidak jalan,
istilah kerennya barang slow moving. Kita hanya akan membeli barang yang
laku saja atau barang fast moving.
o Mencegah terjadinya pencurian stok, kita dapat mengetahuinya secepatnya
dan melalukan tindakan pencegahan yang diperlukan. Artinya kita harus rutin
melakukan stock opname, membandingkan stock fisik dengan di catatan.

3. Buat Estimasi Uang Kas Masuk dan Keluar

Dalam mengelola uang bisnis, kita harus membuat bujet setiap pos uang masuk dan
pos uang keluar. Kemudian kita melakukan estimasi arus kas atau cash flow
projection.

Mengapa estimasi cash flow ini penting dalam pembukuan keuangan?

o Mengetahui rencana uang yang masuk kapan (dari piutang atau sales) dan
seberapa besar.
o Mengetahui estimasi biaya biaya atau uang kas yang harus keluar, misalnya
gaji, bayar listrik, telepon, dll.
o Dengan mengetahui uang kas masuk dan keluar, maka kita akan mengetahui,
uang kas kita kurang atau lebih (Cash In – Cash Out). Jika secara estimasi
kurang maka kita sudah bisa mengantisipasi bagaimana menaikkan penjualan
atau menurunkan biaya.

Estimasi ini di buat bulanan selama 6 bulan ssampai dengan 1 tahun. Kemudian di
breakdown menjadi mingguan. Dan di setiap bulan berjalan sangat baik lagi jika di
breakdown menjadi harian. Untuk membuat estimasi cash flow maka kita harus
menentukan pos-pos “cash in cash out” yang terjadi serta mem-bujetkan besaran
uangnya.

Kemudian bandingkan antara estimasi cash flow dengan actual cash flow, minus atau
positif, sehingga dapat segera di ambil tindakan untuk periode berikutnya, apakah
menunda pembelian bahan, menghemat biaya atau berusaha menaikkan penjualan.

Memang terkesan rumit dan detail, tapi “pembukuan keuangan” sangat penting.
Kembali lagi kepada kita, apakah kita ingin bisnis kita maju berkembang atau tidak.
Karena dengan pencatatan keuangan kita akan mengetahui kondisi keuangan kita
terkini, sehingga kita bisa mengambil tindakan-tindakan preventif sedari dini.

4. Pakai Aplikasi Pembukuan

Buat Kamu yang tidak punya basic akuntansi dan keuangan, mau belajar tidak ada
waktu karena harus urus banyak hal. Maka solusinya Kamu bisa pakai aplikasi
pembukuan untuk mengerjakan semua pencatatan keuangan usahamu.

Kamu jadi gak perlu ribet harus buat tamplate di excel untuk catat semua transaksi
usahamu, karena dengan pakai aplikasi pembukuan semua hal tersebut sudah
dikerjakan oleh sistem hingga menjadi berbagai laporan keuangan yang Kamu
butuhkan.

Jenis Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur

– Laporan Harga Pokok Produksi


Dalam perusahaana manufaktur, kita mengenal adanya istilah laporan harga pokok
produksi, laporan inilah yang menjadi poin utama dalam perusahaan manufaktur,
karena dengan adanya laporan ini sebuah perusahaan manufaktur bisa bisa melihat
jumlah nilai persediaan yang digunakan dalam sebuah proses produksi, jumlah nilai
biaya yang digunakan dalam proses produksi serta jumlah nilai biaya overhead pabrik
yang keluar dalam sebuah proses produksi, dengan begitu perusahaan bisa
menentukan dengan pasti berapa nilai harga pokok yang akan digunakan pada barang
jadi yang telah selesai dibuat, hal ini juga tentunya akan berpengaruh pada nilai jual
yang akan digunakan untuk menjual produk jadi dari hasil produksi tersebut.

– Laporan Laba Rugi


Laporan laba rugi pada perusahaan manufaktur sama dengan laporan raba rugi
perusahaan komersil lainnya dimana di dalamnya terdapat nilai pendapatan dan beban
dalam satu periode sehingga mendapatkan nilai laba atau rugi dalam satu periode
tertentu.

– Laporan Neraca
Laporan neraca pada perusahaan manufaktur juga sama dengan laporan nearca
perusahaan komersil lainnya dimana di dalamnya terdapat dua bagian penting yaitu
aktiva dan pasiva. Aktiva ini merupakan sumber utama keuangan perusahaan karena
semua aset perusahaan tercatat pada laporan ini mulai dari aktiva lancar seperti kas,
bank, piutang, persediaan dan sebagainya, sedangkan pasiva adalah kewajiban
[hutang] perusahaan serta modal perusahaan.

– Laporan Perubahan Modal


Begitu juga untuk laporan perubahan modal perusahaan manufaktur pun sama dengan
laporan perubahan modal pada perusahaah komersil lainnya. Laporan ini berisi nilai
modal awal, perubahan modal karena prive atau hal lainnya yang tidak berkaitan
dengan kegiatan perusahaan.

Contoh laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur


– Contoh gambar laporan Harga Pokok Produksi

(gambar 1)
– Contoh gambar laporan Laba Rugi

(gambar 2)

– Contoh gambar laporan Neraca


(gambar 3)

– Contoh gambar laporan Perubahan Modal


(gambar 4)

Kesimpulan: 
Dari uraian serta contoh yang sudah dipaparkan diatas, kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa laporan keuangan pada perusahaan manufaktur tidak jauh berbeda
dengan perusahaan komersil lainnya, yang paling mencolok perbedaan antara laporan
keuangan perusahaan manufaktur dan perusahaan komersil lain adalah salah satunya
yaitu laporan harga pokok produksi.

Anda mungkin juga menyukai