Anda di halaman 1dari 12

MATERI 2

MERANGKAI OUTLINE
merangkai Outline sebelum Take Action

Duh, kalo bahas Outline gini, jadi ingat pelajaran bahasa indonesia, ya ga si?
Eitss, jangan pusing duluan, bikin Outline itu gampang ko, asal kita sudah punya
ide

Sering kali, sebelum menulis suatu karya tulis, kita dihadapkan akan hal yang
kompleks mengenai data, ide dan materi cerita yang akan dimasukkan ke dalam
tulisan kita. Karena itu, membuat Outline merupakan salah satu cara, agar karya
tertulis Rapih, Ter-struktur, dan terhindar dari Writer's Block.

Sebelum kita belajar mengenai rangkai Outline, apa si Outline itu? Seperti apa?

Baiklah, di sini kita bahas secara singkat ya mengenai Outline. Outline adalah
sebuah kerangka tulisan untuk menampilkan Ide-ide utama dan pendukung atas
sebuah subjek atau tema tertentu. Outline bisa memiliki pengertian sebagai suatu
rencana penulisan yang memuat garis besar dari suatu karangan yang akan ditulis.
Garis Besar ini bisa merupakan rangkaian ide yang di susun secara, Sistematis,
Logis, Jelas, Terstruktur, dan Teratur.

Jika Naskah adalah Tubuh Manusia, maka Outline adalah Kerangka Tulangnya.
Sebenarnya outline sendiri tidak bersifat wajib, namun bagi kalian yang sering
mengalami Writer's Block hal ini cukup ampuh untuk mengatasi hal tersebut. Tapi
bagi kalian yang sering menulis cerita dengan spontan alias langsung dan tidak ingin
memakai Outline, kalian harus sudah hapal dengan jalan keseluruhan cerita sampai
ending dan dapat menyelesaikan cerita dengan benar-benar mantap.

Tapi kalo menurut Saya, Outline adalah sesuatu yang wajib pake banget di buat
sebelum memulai menulis novel, kenapa begitu? Karena Outline merupakan Peta
dalam menulis, dan Outline ini adalah Senjata paling ampuh untuk terhindar dari
Writer's Block

Apa membuat outline harus dengan ditulis di kertas dan dihias? Tidak harus,
membuat outline tidak harus bagus, kalian bisa membuat catatan sederhana di buku
atau memo hp dan tuliskan poin-poin utama cerita.
Outline yang bagus akan membantu penulis menulis kesimpulan ide-ide, mengatur
gagasan-gagasan, menghemat waktu, dan menjadikan tulisan cepat selesai. Misalnya,
kamu hendak menulis tentang Menanam Jeruk Lemon, maka dengan Outline,
tulisanmu akan terfokus dan tetap setia ke Jeruk Lemon, semacam kamu setia
dengan doi, hehe canda bukan kemudian kamu melebar kemana-mana

Oh ya, Ada tambahan lagi masalah Outline ya


Outline menggambarkan titik-titik penting dalam cerita. Outline adalah kerangka
cerita yang belum diberi daging dan baju. Namun meskipun telanjang, gambaran
cerita dapat segera ditangkap. Outline adalah bahasa di antara novelis dengan
dirinya sendiri dan bahasa antara dirinya dan penerbit.

Cara Membuat Outline


1.) Tentukan Tema ataupun Topik besar yang Hendak Kamu Angkat dalam
Tulisanmu (Karya atau Cerita)

Pertama-tama yang harus dilakukan adalah, Kamu harus tahu apa yang hendak
ditulis. Mengetahui dengan pasti, langkah pertama dalam membuat Outline yang baik
dan tepat.
Yang mau nulis Novel, sebelum bikin Outline, kamu harus pastikan, Mau nulis tentang
apa? Apakah percintaan? Pembunuhan? Misteri? Jangan sampe yang awalnya mau
nulis novel Percintaan, eh malah di tengah-tengah berubah menjadi novel
Pembunuhan? Duh, bahaya ini mah. Beda jauh banget

2.) Bagi cerita menjadi 3 Bagian Utama


Tiga bagian utama dalam cerita adalah bagian awal, bagian tengah, dan bagian
akhir. Pada bagian awal, biasanya berisi perkenalan karakter utama, masalah utama
yang sudah ada, dan tindakan yang akan dilakukan karakter utama. Bagian tengah
berisi setiap detail tindakan si karakter terhadap masalah yang ada. Dan bagian
akhir adalah solusi atau konsekuensi dari semua tindakan yang sudah diambil.
Contoh :
Awal : Perkenalan tokoh B. Si B sudah memiliki kekasih, namun sang kekasih
meninggalkannya
Tengah : Si B patah semangat dan berusaha menjelaskan kehidupannya
Akhir : Si B bahaya dengan status jomblo

3.) Mengembangkan Daftar isi atau Talking Poin

Setelah kalian membagi cerita menjadi 3 bagian, kalian membuat daftar poin-poin
yang ingin dibahas dari setiap bagiannya. Setiap satu poin akan mewakili 1
Chapter/Bab. Pastikan juga dari 1 poin ke poin berikutnya saling
berkesinambungan/berkelanjutan. Ini akan membuat pembaca semakin penasan dan
terus ingin membaca ceritamu tanpa bosan.

Contoh :
Awal :
a.) Perkenalan Tokoh B
b.) Tokoh B menemukan Buku cara cepat melupakan masalalu

Tengah :
c.) Tokoh B mempraktekkan saran nomer dua dari buku tersebut : Berdamai dengan
Luka
d.) Tokoh B mempraktekkan saran nomer tiga dari buku tersebut : Menghapus
nomor Masalalu
e.) Tokoh B mempraktekkan saran nomer empat: Jangan terlalu sering sendirian
f.) Tokoh B tetap Gagal dan hampir menyerah
g.) Tokoh B mendapatkan nasihat oleh sang mama

Akhir :
h.) Tokoh B kembali semangat tanpa menyerah
i.) Tokoh B berhasil melupakan masalalunya
Kurang lebih seperti itu lah contoh membuat Outline singkat dari sebuah novel yang
akan di tulis. Semakin kompleks masalahnya, semakin panjang juga membuat
Outline-nya.

4.) Berikan "Daging" pada kerangka Tulisan Kalian

Berikan otot dan daging pada kerangka tulisan kalian. Buat mereka gemuk
dengan gagasan Supporting Ideas, atau biasa di sebut dengan Gagasan Pendamping.
Poin-poin daging di sini adalah pendukung yang nantinya akan membantu kita dalam
menulis, berupa contoh: Fakta dan Data, Gambar, Teori, dan Kutipan.

5.) Merevisi Tulisan atau Cerita Kalian


Sebagaimana tulisan, Outline juga memerlukan Koreksi dan Revisi. Seperti
tahap terakhir, Menulis Outline adalah menyutingnya atau Mengoreksi Ulang.

Apa aja sih, dasar pembuatan Outline ?

1. Anda menjual ke penerbit? Penerbit pasti tidak ingin rugi. Dia pasti ingin tahu
cerita kamu apa layak di jual apa tidak?
2. Kamu dibatasi oleh jumlah halaman, deadline, dan tentu amunisi cerita.
3. Kamu harus meletakkan poin-poin cerita yang menarik di sepanjang novel.
Menyebarkan di titik di tempat pembaca mulai bosan terhadapa cerita sehingga
dengan meletakkan poin menarik tersebut pembaca mulai bangun dan tertarik
kembali pada cerita Kamu.
4. Outline bisa dijadikan pagar, sampai seberapa lebar area cerita Kamu.
5. Tapi perlu diingat, outline bukan harga mati. Anda masih bisa mengubahnya di
tengah-tengah cerita. Saya sendiri juga sering melakukannya.

Dan aku punya lagi, tambahan contoh buat Outlinenya, ada yang mau lihat contoh
Outlinenya ? Aku kirim langsung ya, kalian tinggal baca-baca lagi
Contoh Outline :

SINOPSIS

Johan Elanta dan adiknya, Sonya Elanta tinggal bersama neneknya sejak Johan
berumur enam tahun. Ayahnya meninggal karena Leukemia sementara Ibu mereka
meninggal karena melahirkan Sonya. Saat Johan memasuki tahun ketiga SMA-nya,
saudara kakek mereka mulai mempermasalahkan rumah tempat nenek mereka.
Rumah yang selama ini mereka tempati adalah milik Kakek buyutnya. Karena
berstatus rumah warisan, maka adik dan kakak kakeknya meminta rumah tersebut
dijual dan uang hasil penjualan akan dibagi-bagi diantara mereka.
Nenek mereka sedih dan depresi. Kadar gula meninggi akibat penyakit diabetesnya
kambuh dan matanya buta. Johan menjadi sedih. Dengan berbagai cara ia mencoba
menyembuhkan neneknya. Namun keadaan keuangan neneknya tidak memungkinkan.
Selama ini mereka hidup hanya dari uang pensiunan kakek mereka yang tidak
seberapa. Gabungan biaya dari sakit neneknya, biaya pendidikannya dan adiknya
serta untuk makan sehari-hari menjadikan hidup mereka semakin memprihatinkan.

Johan berkeluh kesah pada keempat sahabat karibnya. Dari pembicaraan-


pembicaraan diantara mereka, akhirnya tercetus sebuah ide. Masing-masing dari
sahabatnya mempunyai potensi dari hobi mereka yang dapat dijadikan sumber
penghasilan. Anton, si jago biologi mengusulkan berjualan bunga. Danang, peminum
kopi kelas wahid, mengusulkan membuat warung kopi. Sementara Syaiful adalah anak
penjual kue dan gorengan yang berjualan di Pasar Blauran, mengusulkan berjualan
kue dan gorengan dan Bagio, anggota sepeda onthel Surabaya, mengusulkan
berjualan spare part sepeda onthel.

Semula Johan pesimis dengan usul teman-temannya. Bisnis yang mereka tawarkan
adalah bisnis umum. Sudah banyak orang yang melakukannya. Namun dia berpikir
keras, agar dia dapat menjadikan usul teman-temannya menjadi bisnis yang
menguntungkan. Akhirnya dia dapat menemukan konsep yang bagus. Johan
menjadikan usul-usul mereka menjadi satu bisnis. Johan mengusulkan untuk
mendirikan tempat nongkrong dengan kebun kecil. Kebun tadi akan diisi dengan
bunga-bunga dan tanaman lainnya yang dapat dibeli pengunjung. Sebagai hiasan di
dalam ruangan. Ia mendirikan etalase barang-barang yang berhubungan dengan
sepeda onthel sampai sepeda onthelnya sendiri, ini pun dapat dibeli oleh pengunjung.
Tempat nongkrong itu nantinya akan diisi dengan kopi dan kue-kue hasil buatan ibu
Syaiful. Konsep mereka adalah menyediakan tempat nongkrong dengan harga
terjangkau dengan tidak adanya batasan waktu.

Masalah kedua timbul. Mereka tidak mempunyai tempat dan modal. Johan memutar
otak lagi sampai sedemikian lama tapi tidak menemukan jawabannya. Ia hampir
frustasi, sampai suatu ketika, ia mendapat jatah warisan sebagai wakil dari kakek
mereka dari hasil penjualan rumah. Dengan terjualnya rumah tersebut, maka Johan,
adiknya dan nenek harus hengkang dari rumah tersebut. Karena uang warisan
tersebut tidak mencukupi untuk membeli rumah, maka Johan membeli tanah
kaplingan. Sisa uang dari membeli tanah kaplingan dan mendirikan tembok
mengelilingi tanah tersebut, ia pergunakan untuk menyewa tempat untuk tempat
bisnisnya.
Masalah ketiga timbul, niat teman-temannya, mengendur. Anton patah hati, Ibu
Syaiful terkena demam berdarah, sehingga Syaiful harus merawat ibunya sendiri.
Sedangkan nilai rapor Danang dalam keadaan buruk. Hanya Johan dan Bagio,
berusaha memecahkan masalah mereka disamping masalah mereka sendiri. Sonya
mendapat tamu bulanan pertama. Tidak tahu harus bagaimana, Johan menghubungi
temannya, Deena. Johan bertanya pada Deena dalam susunan bahasa yang salah. Ia
memulainya dengan pertanyaan: “Boleh meminta pembalutmu?” Tentu saja Deena
menamparnya. Setelah Johan menjelaskan bahwa ia membutuhkannya untuk adiknya
karena dia masih belum punya uang untuk membeli, Deena akhirnya mengerti. Bahkan
bersedia ke rumah Johan untuk membantu menjelaskan segala sesuatunya kepada
adiknya.

Deena terkejut dengan keadaan rumah Johan. Ternyata hanya sebuah tenda di
tanah dengan tembok yang mengelilinginya. Sejak saat itu Deena merasa simpati
dengan Johan. Terlebih ketika Johan bercerita tentang usahanya mendirikan
tempat nongkrong tetapi terancam gagal. Deena menawarkan bantuan dan dengan
senang hati Johan menerimanya.

Keadaan Nenek Johan makin memburuk. Disamping matanya yang buta, sekarang
nenek telah lumpuh. Praktis sehari-hari, Sonya dan Johan bergantian merawat
nenek mereka. Untuk menghibur nenek. Johan membelikan kursi roda. Ketika ia
sudah mendapatkannya. Tiap sore, Sonya ataupun kakaknya mengajak neneknya
berjalan-jalan.

Usaha Johan yang mati-matian mendirikan usaha bisnisnya bersama Deena, menarik
simpati teman-temannya yang lain. Akhirnya Danang, Anton, Syaiful, dan Bagio
kembali bersama untuk merealisasikan mimpi mereka.

Di malam soft opening tempat nongkrong mereka. Johan memberanikan diri untuk
mengajak Deena berpacaran. Deena yang pada dasarnya memang bersimpati dengan
Johan langsung menerimanya. Kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama. Nenek
Johan meninggal tiga hari sesudah acara tersebut. Johan merasa linglung. Dia
merasa tidak berhasil membahagiakan neneknya. Niat semula untuk memberikan
pengobatan terbaik di rumah sakit tidak terlaksana. Beruntunglah Johan, baik
Deena kekasihnya, serta teman-temannya mencoba menyadarkan Johan, bahwa
mereka tidak gagal. Mereka mengingatkan bahwa Johan telah membelikan kursi
roda untuk nenek, menginspirasi mereka untuk mandiri, dan terutama membuat masa
depan adikanya cerah, karena ia sudah mempunyai cukup uang untuk membiayai
pendidikan Sonya sampai selesai.

Gambaran Karakter Utama


1. Johan Elanta (Kakak Sonya Elanta)
– Senang berambut cepak
– Kulit sawo matang
– Bentuk wajah persegi.
– Tidak suka berkumis
– Tinggi 170 Cm
– Suka berpakaian ala kadarnya
– Suka bercanda
– Badan atletis
– Tanggal lahir: 2 Mei 1994
2. Sonya (Adik Johan Elanta)
– Berambut lurus
– Kulit putih kecoklat-coklatan
– Bentuk wajah oval
– Beralis tipis
– Suka berpakaian yang serasi
– Manja kepada kakaknya
– Takut terhadap gelap
– Sifat ceria
– Badan kecil
– Tanggal lahir 21 Oktober 1999
3. Nenek Sujiah (Nenek Johan dan Sonya)
– Berumur 80 tahun
– Janda
– Pada dasarnya sabar, ketika mata buta mulai bertindak seperti anak kecil
– 5 Januari 1932
4. Danang
– Senang memakai minyak rambut
– Badan tinggi besar
– Sifat lamban dalam pelajaran sekolah
– Suka santai
– Kulit coklat
– Bentuk wajah lonjong
– Kulit coklat matang
– Senang memelihara kumis tipis
– Jawa tulen, suka primbon, suka keris
– Adik kelas Johan Elanta
– Suka minum kopi
– Tanggal lahir: 20 Agustus 1995
5. Bagio
– Sifat lugu
– Bentuk wajah bulat telur
– Suka memakai sepeda onthel
– Perut gembul
– Tinggi 168 Cm
– Tanggal lahir: 15 Desember 1994
6. Syaiful
– Badan kurus, berkaca mata
– Religius
– Kulit sawo matang
– Pendiam
– Cerdas
– Tanggal lahir 3 Februari 1993
7. Anton
– Senang memakai jam tangan mahal
– Berambut lurus
– Berbadan sedang
– Tinggi 164
– Senang berbahasa mandarin
– Tanggal lahir 4 Februari 1993
8.Deena (Pacar Johan Elanta)
– Bertubuh ramping
– Senang minum jamu
– Berambut ombak
– Kulit putih kekuning-kuningan
– Senang bersepatu sport
– Memakai kalung dan gelang
– Dari keluarga menengah
– Tanggal lahir 9 September 1995
– Pandai dalam Kimia dan Matematika

Isi Bab :
BAB 1: Masa Terindah
1. Kegelisahan terhadap masa depan
2. Merawat nenek
3. Ingatan akan masa kecil

BAB 2: Ini Bukan Masa Kecil


1. Pemberitahuan mengenai saat membagi warisan
2. Johan berusaha membatalkan pembagian warisan
3. Gula darah nenek tinggi dan buta
4. Johan bercerita masalah warisan kepada sahabat karibnya dan meminta
pemecahan

BAB 3: Permulaan
1. Johan mengungkapkan gagasannya mendirikan suatu usaha
2. Saat bingung memutuskan suatu usaha.
3. Sonya membantu Johan memutuskan tempat usaha
4. Anton kehilangan kekasih

BAB 4: Setetes Keringat


1. Peringatan pembagian warisan
2. Rapat keluarga
3. Nilai rapor Danang memburuk
4. Pembagian uang penjualan rumah

BAB 5: Badai
1. Ibu Syaiful demam berdarah
2. Hanya tinggal Bagio dan Johan yang masih bersemangat
3. Johan membeli tanah kaplingan
4. Nenek lumpuh

BAB 6: Malu Pangkal Kacau


1. Pengalaman pertama Sonya
2. Johan meminta bantuan Deena
3. Deena membantu Sonya

BAB 7: Bantu Aku


1. Deena menawarkan bantuan kepada Johan
2. Mencari tempat usaha
3. Mempersiapkan tempat usaha
4. Membelikan nenek kursi roda

BAB 8: Titik Balik


1. Anton kembali bergabung
2. Syaiful dan Deena mempelajari cara membuat kue dari ibu Syaiful
3. Danang mengejar ketertinggalan pelajaran dibantu Johan dan Deena
4. Nenek hanya bisa berbaring

BAB 9: Pembukaan Pertama


1. Mengundang teman-teman sekolah
2. Mengajak perkumpulan sepeda onthel untuk datang berkunjung
3. Membagi brosur
4. Pembukaan pertama
5. Johan menyatakan cinta pada Deena

BAB 10: Akhir dan Mula


1. Nenek dalam keadaan tak sadarkan diri
2. Bergantian menjaga nenek
3. Nenek meninggal
4. Menghibur Johan.

Sebelum sesi tanya jawab, saya ingin memberitahukan perihal TUGAS pada
MATERI MALAM INI

✨Tugas

Membuat Outline untuk Cerpen

Untuk contohnya bisa di lihat di atas yang sudah saya berikan contohnya✨

TUGAS di kumpulkan ke PJ masing-masing di Grup, dengan Format menggunakan {


WORD }
Deadline Pengumpulan Tugas pada hari Jumat, 25 September 2020
Pukul: 18.30 WIB✨

Jika kalian lewati batas waktu, maka poin kalian akan berkurang sesuai dengan
peraturan di awal

Manfaatkan waktu sebaik mungkin !


#
"

Bersama Kopi, Mencintai sastra, Hasilkan karya, Raih kesuksesan bersama

Anda mungkin juga menyukai