uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd
fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx
cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
TIPS-TIPS MENULIS
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
LightNovel.ID
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
2017
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc
vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq
wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui
opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg
hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn
mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert
yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas
DAFTAR ISI
Light Novel itu apa?
Pengertian Macam-macam Genre Pada
LN
Tips Mencari Ide
Universe (Kerangka Cerita)
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
Penulisan Tanda Baca
Tata Cara Penulisan Dialog
Variasi Dialog [Tips Menghidupkan
Dialog]
Cara Menulis Narasi
Majas
Menulis Indah
Penyusun
Light Novel itu apa?
ISHIDA MIYA8 OKTOBER 2014
Light Novel (Raito noberu / Ranobe) termasuk kata dalam kategori wasei-eigo,
istilah dalam bahasa Jepang yang meminjam kosakata Bahasa Inggris. Yaitu
menggabungkan kata 'Light' dan 'Novel'.Light Novel juga terkadang disebut sebagai
karya sastra ringan. Begitulah.
1. Elemen yang dibentuk dalam novel tersebut. Seperti : SF, Fantasy, Mistery,
School, dll
2. Sasaran pembaca : Anak-anak, Remaja, Perempuan, dll.
Sasaran pembaca Light Novel, adalah anak SMP dan SMA. Meskipun akhir-
akhir ini juga ada pembaca yang berumur 40 tahun juga.
Menurut Enomoto Aki (2008 : 8), Light Novel adalah Novel yang mudah dibaca
dan ditargetkan untuk pembaca SMP sampai SMA.
Sedangkan dalam Raito Noberu Kanzen Yomihon (Buku bacaan sempurna Light
Novel: 2007),
dijelaskan bahwa Light Novel adalah novel dengan ilustrasi bergaya anime. Dari
situ dapat disimpulkan bahwa,Light
Novel merupakan sebuah jenis novel ringan yang ditujukan kepada remaja
disertai dengan ilustrasi yang mirip dengan manga atau anime.
Kekuatan ilustrasi yang beraliran anime dan manga ini bisa membuat suatu
Light Novel populer. Hanya karena seorang ilustrator terkenal,menggambar ilustrasi
untuk satu Light Novel, Light Novel tersebut bisa laku keras di kalangan pembaca.
Hal ini disebut dengan membeli ilustrasi (Enomoto, 2008: 75)
Keberadaan ilustrasi adalah hal yang sangat penting dalam Light Novel.
Ilustrasi dapat membuat suatu karakter mudah untuk dimengerti karena dideskripsikan
dengan gambar. Ilustrasi akan memudahkan pembaca mengerti situasi dengan melihat
gambarnya saja. Itu adalah kelebihan yang ada dalam ilustrasi light novel.
Light Novel disebut juga sebagai Kyarakutaa Shousetsu, yaitu novel yang lebih
menitikberatkan pada karakter dibandingkan cerita. Karakter dalam cerita lebih
ditonjolkan daripada cerita dalam novel. Karena Light Novel menggunakan ilustrasi
untuk menjelaskan tampilan fisik karakter, pembaca akan lebih cepat mendapat
gambar dari seorang tokoh.
Dibandingkan cerita, yang menjadi satuan paling dasar adalah karakter (Azuma,
2007: 39). Berarti karakter adalah objek yang harus dibentuk terlebih dahulu untuk
membentuk suatu Light Novel.
Aturan dalam pembuatan Light Novel sendiri, sulit untuk dijelaskan. Akan
tetapi dapat diuraikan sebagi berikut :
1. Sasaran Light Novel adalah remaja. Paragraph yang panjang akan membuat
remaja enggan membaca novel. Apalagi halaman buku yang tebal.
2. Jumlah kalimat percakapan jauh lebih banyak dibandingkan novel pada
umumnya.
3. Karakter menjadi titik berat dari Light Novel.
4. Adanya gambar ilustrasi yang bergaya manga atau anime.
Akan tetapi, walaupun tidak adanya gambar berilustrasi anime, bukunya tebal,
ada juga pembaca yang menggolongkan Novel Haryy Potter sebagai Light Novel. Hal
ini dikarenakan Karakter 'Harry Potter' merupakan titik berat dari Novel tersebut, dan
sasaran pembacanya pun anak SMA.
Nahdalam definisi ini saya lihat ada yang bersifat terkait langsung dengan
asal kata Light dalam Light Novel dan ada yang tidak. Berikut pembagiannya :
1. Narasi pendek
Yang ini saya setuju terkait langsung dengan kata ringan dari Light Novel dan
menjadi esensinya yang utama. Ditandai dengan jumlah kalimat dalam satu paragraf
yang tidak terlalu banyak (rata-rata tiga, kadang boleh empat atau maksimal lima
kalimat tapi kalimatnya pendek) dan digerakkan oleh dialog yang banyak. Kenapa?
Ingat kondisi sosial Jepang. Mereka menjunjung budaya kerja yang tinggi dan jadwal
mereka sibuk sekali, baik yang bekerja maupun masih sekolah. Nah, anak-anak SMP
dan SMA (target pembaca LN yg utama) yang sibuk dan (karena sibuk itu
kebanyakan) rentang perhatiannya pendek, sehingga sebisa mungkin mereka harus
bisa menamatkan LN yg dibaca di sela-sela jadwal yang mencekik. Paragraf yang
panjang itu membosankan dan butuh waktu mencernanya sehingga kurang cocok
dengan target pembaca anak sekolah. Narasi pendek ini terlihat misalnya dalam SAO
dan Oregairu.
Nah.satu poin di ataslah yang saya anggap terkait langsung dengan asal kata
ringan dalam Light Novel, dan esensial. Poin-poinnya saya rasa opsional dan jika
ada penulis Indonesia yang ignin menulis LN maka poin-poin ini boleh disesuaikan.
Poin-poin lainnya seperti dijadikan cerbung dulu atau jadwal penerbitan padat bisa
diabaikan karena alasan yang jelas. Tentu ada alasannya, dan berikut penjabarannya:
Alasan opsional : Masih terkait dengan kesibukan anak SMP dan SMA tadi,
sehingga LN sebaiknya memiliki ukuran yang gampang dibawa sehingga bisa dibaca
dimana-mana, baik itu di kereta, di jam istirahat pelajaran, di rumah sebelum
mengerjakan PR, di toilet, dll. Intinya sebisa mungkin tidak mengganggu kesibukan
mereka. Cara menyiasati agar gampang dibawa kemana-mana ya salah satunya
dengan mengecilkan ukuran Light Novel itu tadi atau dibuat tipis tapi lebar.
Jika ingin menulis LN di Indonesia : ini opsional saja. Kita orang Indonesia
(relatif) tidak sibuk (secara rata-rata nasional dan budaya ya, saya tahu kok ada juga
yang on-time di Indonesia) dibandingkan orang Jepang. Kalo mau nulis LN ya boleh
dibuat kecil-kecil ukuran saku atau tipis tapi lebar. Tapi ingat, kita gak sesibuk orang
Jepang. Kita masih suka baca novel dalam suasana yang santai. Lagipula ukuran novel
biasa lebih familiar sehingga jika menerbitkan novel LN dalam ukuran novel biasa
pun boleh saja, tidak terlalu berpengaruh. Saya pernah lihat kok LN di toko buku G,
LN yg pake ukuran kecil-kecil itu. Nyelip di rak sudut, di sudut bawah baris lagi, gak
rapi lagi. Coba pake format normal, pasti gak segitu di anak-tirikannya.
Kesimpulan : boleh format normal, ukuran saku, atau tipis tapi lebar. Kalau di
Indonesia disarankan format normal saja agar tidak dianaktirikan pembaca umum.
Alasan kenapa opsional : tujuan nomor halaman yang sedikit ini pada awalnya
biar ukuran bukunya bisa tetap kecil (kalau pakai ukuran saku) atau tipis (kalau pakai
format tipis tapi lebar) sehingga bisa diselipin di tas sekolah dan gak berat dibawa
kemana-mana. Tapi ini gak mutlak sama sekali. Sejak kepopuleran LN meroket dan
sering dijadikan material anime, asal kualitasnya bagus panjang halaman tidak lagi
menjadi masalah utama, lebih sedikit dari 200 halaman pun boleh. Misalnya ya SAO,
Baccano!, apalagi Oregairu.
Jika ingin menulis LN di Indonesia : panjang halaman yang agak lebih dari 100
halaman masih sah disebut LN, namun jangan jauh melebihi 200 halaman.
Kesimpulan : panjang halaman ideal LN ada antara 100 sampai 200 halaman.
4. Diksi sederhana
Alasan kenapa opsional : saya rasa sudah jelas, diksi diusahakan mudah dicerna
oleh kalangan dewasa muda, sehingga sebisa mungkin dibuat sederhana namun tidak
murahan. Dan perlu diingat, karya sastra yang jadi best-seller selalu punya nilai
lebih pada dirinya, baik itu LN atau genre lain. Lihat Oregairu, diksinya dalam dan
pembahasannya bukan hanya soal percintaan remaja, namun sampai kepada kasta
sosial dan trauma emosional. Atau Certain Medical Index, dimana minimal penulisnya
memiliki pemahaman dasar soal fisika. Jika ingin menulis LN di Indonesia : anggap
begini ada standar minimal soal kualitas diksi. Kalau diksi ada di bawah standar
ini, mau dibaca aja malas. Kalau ada di atas standar ini, terlepas dari gaya bahasa si
penulis dan genre tulisannya, pembaca secara umum bakal senang membacanya.
Pembaca tidak bodoh.
Kesimpulan : lewatilah standar minimal pemilihan diksi yang menohok dalam
menulis LN.
Alasan kenapa opsional : kalau poin yang ini tergantung seting LN itu sendiri.
Jika setingnya di Jepang ya otomatis ilustrasinya bergaya manga (komik Jepang).
Alasan kenapa opsional : kalau yang ini masalah nuansa, yang juga perlu
dilakukan lokalisasi atau penyesuaian dengan area pemasaran LN itu sendiri.
Misalnya beginidi Oregairu ada adegan Hachiman membayangkan kerahnya ditarik
kuat ke atas oleh Sensei cewek yang galak itu, sehingga dia seperti anak kucing yang
ditarik tengkuknya ke atas (tidak berdaya). Ini yang disebut ala manga. Yang sering
baca manga pasti ngerti maksud saya.
Jika ingin menulis LN di Indonesia : fungsi narasi ala manga di LN ala Jepang
kebanyakan untuk memberi unsur komedi, jadi otomatis kalau seting LN anda di
Indonesia (atau mau dipasarkan di Indonesia) lebih cocok digunakan komedi yang
dimengerti orang-orang Indonesia. Hindari menggunakan istilah yang hanya
dimengerti penggemar berat anime atau manga.
Kesimpulan : sesuaikanlah unsur komedi (atau aspek lain dari narasi LN anda)
berdasarkan situasi.
Kesalahpahaman ini berakar dari pola pikir menyepelekan LN. Berikut lebih
jelasnya penyepelean yang mereka lakukan :
Sering saya lihat tulisan di komentar yang berkata,Tapi ini kan LNbahasanya
gak perlu rumit-rumit lah senpai. Toh buat hiburan. Kata-kata ini mengindikasikan
bahwa si penulis menulis LN bukan karena minat, melainkan karena di matanya LN
itu gampangan dan picisan. Gak perlu kaidah tata bahasa. Gak perlu kualitas. Boleh
asal buat. Suka-suka gue dong mau nulis gak nurutin kaidah. SALAH BESAR.
Terlepas dari LN atau tidak, kualitas tetap harus dijaga. Ada standar minimal
yang perlu dilalui atau dimiliki oleh sebuah LN. Paling dasar sekali soal kaidah
penulisan, misalnya penggunaan tanda baca seperti tanda petik, penggunaan huruf
kapital, penggunaan di apakah sebagai awalan atau kata depandaftarnya begitu
panjang. Sering saya amati bahwa ketidaktahuan ini lebih dikarenakan kemalasan
berusaha mencari tahu. Soal kaidah penulisan kan bisa dicari di Google, atau yang
lebih mudah : beli aja satu novel yang diterbitkan penerbit besar yang diakui jarang
error soal tata bahasa. Gak perlu diajari juga dengan mengamati novel itu kita bisa
tahu (misalnya) kapan tanda petik akhir dibarengi koma atau titik, dan sebagainya.
Saat pertama kali membaca petikan naskah yg di pos di grup ini (prolog atau
lanjutan chapter), yang pertama saya lihat adalah kaidah penulisannya, isinya soal
berikutnya. Kapital beres atau tidak. Tanda petik beres atau tidak.
Kalau salahnya sedikit atau satu-dua ya wajar, manusia, ada human error. La ini?
Hampir keseluruhan naskah kaidah tanda baca atau kaidah penulisan lain aja gak
berestampilan naskahnya menyaingi ketikan sms anak-anak alay. Gimana mau
menghormati dan semangat bacanya coba.
Sadarilah bahwa mau itu LN atau novel lain, kualitas harus dijaga. Jangan
jadikan format LN sebagai alasan buat ketidakmampuanmu. Jangan jadikan LN
sebagai pelarian.
Pengertian Macam-macam Genre
Pada LN
AGLECIUS MICHAEL22 AGUSTUS 2014
Semoga Berguna ^^
NB: Jika ada yang masih belum dimengerti atau kurang jelas silahkan bertanya lebih
lanjut kepada Mbah Google.
Tips Mencari Ide
FUJI M. ULLUM28 AGUSTUS 2014
Cara ini adalah cara yang ane gunakan setiap ane mau bikin proyek baru. Agan
bisa pakai cara ini, atau enggak sama sekali.
Yang perlu agan catet, setiap penulis punya cara menulis sendiri-sendiri. Jadi
kalo agan ketemu sama orang, atau baca buku, yang ngajarin bahwa cara menulis fiksi
itu HARUS begini, HARUS begitu, harus bikin premise dulu, harus bikin kerangka
dulu, harus bikin biografi karakter utama dulu dll, maka sebenernya dia ngajarin teori
penulisan yang hanya pas bagi dirinya sendiri. Yang harus agan lakukan sebenernya
adalah mengetahui sebanyak mungkin teori penulisan yang ada, lalu aplikasikan yang
paling cocok bagi agan. Kalo ternyata bikin kerangka sebelum mulai menulis bikin
agan stuck, ya gak usah dilakuin. Coba pake caranya Stephen King, tentukan sebuah
situasi, lalu mulai menulis tanpa kerangka sama sekali. Atau, kalo emang agan lebih
suka bikin kerangka, silakan agan bikin kerangka dulu sebelum mulai nulis. Agan bisa
contoh Robert Ludlum (penulis Bourne Ultimatum) yang kerangkanya aja bisa sampe
50 halaman sendiri.
Nah, jadi apa yang akan ane tulis di sini adalah cara yang berhasil buat ane. Kalo
misalnya setelah agan coba, bisa memudahkan agan dalam menulis, silakan dipake.
Kalo ternyata malah bikin stress, ya gak usah dipake. Barangkali nanti ada mastah2
yang mau ngelengkapin.
Setiap mulai sebuah proyek, ane akan bikin storyline terlebih dulu. Ada juga
yang nyebut kalimat pitching, sama apa lagi ya? Ane lupa... Pokoknya semua sama.
Pada intinya, ini adalah sebuah kalimat yang menggambarkan cerita agan secar
keseluruhan. Yak, cuma satu kalimat. Contoh:
Bisa agan lihat, kedua storyline di atas berisi tiga elemen penting dalam fiksi:
Karakter, Tujuan, Resiko. Jadi setelah ada karakter yang memiliki tujuan, ada sebuah
resiko yang muncul kalau karakter itu gagal meraih tujuannya. Apa resikonya kalo
Frodo gagal? Dunia hancur. Shire yang sangat ia cintai juga akan hancur. Dia gak mau
Shire hancur, maka dia akan berusaha menyelesaikan misinyabagaimanapun
caranya.
Dari storyline itu, kita bisa membayangkan hambatan/rintangan seperti apa yang
nantinya bakal muncul sepanjang cerita. Yang agan harus pegang, TUJUAN +
RINTANGAN = KONFLIK. Jadi konflik adalah si karakter utama (atau sampingan)
yang berjuang keras mencapai tujuannya, tapi agan kasih berbagai rintangan yang
bikin karakter itu gak mudah mencapai tujuannya. Dalam fiksi, gak boleh ada yang
mudah. Kalo sepanjang cerita segalanya berjalan baik-baik saja, burung-burung
bernyanyi, bunga berseri, then you have no story! Kayak gitu cara mainnya. Dalam
fiksi, semuanya harus sulit. Kalau si karakter utama menderita, maka pembaca akan
bahagia. Kalau si karakter utama bahagia sepanjang cerita, maka pembaca akan
menderita kebosanan tingkat akut. So, be cruel or die!
Tugas seorang karakter utama adalah meraih tujuannya dengan segala cara yang
ia bisa. Tugas agan, sebagai penulis, adalah memberikan hambatan demi hambatan
yang bikin karakter utama sulit meraih tujuannya, kalo bisa bikin sampe dia muntah
darah
Contoh:
Itu adalah contoh yang bisa dipakai untuk cerpen, atau sebuah adegan untuk
novel. Setiap adegan, sama saja seperti cerita yang utuh, selalu memuat Karakter,
Tujuan, Rintangan, dan Resolusi (ato ending). Tujuan + Rintangan menghasilkan
Konflik. Di akhir adegan, kita harus membuat Resolusi. Resolusi adalah jawaban dari
Tujuan. Cuma ada dua pilihan: BERHASIL atau GAGAL. Jadi, kalo ada penulis yang
bingung bagaimana bikin ending untuk ceritanya, menurut saya itu karena
tujuan/motivasi karakter utamanya belum jelas. Atau, si karakter utama bahkan gak
punya tujuan sama sekali. Saya masih sering kok ngelihat ini di novel-novel dalam
negeri, bahkan penulisnya udah terkenal. Untuk Jiun, kita bikin ending-nya: dia gagal
sampai di kampus tepat waktu, tapi akhirnya berhasil mencapai tujuannya untuk bisa
tetap kuliah.
Intinya, seorang penulis harus kejam. Semakin kejam semakin bagus. Contoh
yang saya buat di atas belum begitu kejam. Biar lebih kejem, mungkin agan bisa mulai
dengan sering2 buka forum DP
Fungsi storyline yang lain, agan bisa pake buat nawarin naskah ke penerbit. Jadi
ketika suatu hari agan dateng ke penerbit dan bertemu dengan redaksi, agan pasti
ditanya, Ceritanya tentang apa Mas/Mbak? dan agan tinggal jawab dengan cool,
Seorang kakek mantan narapidana yang pengen jadi penari balet ternama. Orang
redaksi pasti langsung nangkep maksud agan. Agan juga bisa tulis di lembar sinopsis,
kalo agan ngirim naskah via email atau pos.
Segitu dulu tutorial hari ini. Kalo ada yang kurang, silakan para mastah
menambahi.
Universe (Kerangka Cerita)
MUHAMAD RAMADHAN SOFYAN28 JUNI 2016
Seperti yang diketahui, dalam pelajaran B.indonesia dulu kita pasti pernah
belajar tentang rangka sebuah cerita. Terdiri dari Judul, penokohan, watak, alur, latar,
dan tipikal cerita (ini tambahan ane sendiri.. ). Nah sekarang kita akan membahas soal
'Universe'. Tata surya tempat dimana kisah LN kalian akan hidup dan menjalani cerita
mereka masing - masing.
'Universe' ini sendiri baru bisa disebut begitu jika sudah memenuhi berbagai
syarat seperti berikut :
Adalah saat - saat paling menarik. Karena kita dengan leluasa mulai
mengembangkan karakter - karakter kita mulai dari nama sampai perwujudan yang
berbeda - beda pula, termasuk jenis pakaian yang dikenakan baik karakter yang
bersangkutan atau masyarakat biasa.
Watak / Characteristic
Kalau tadi ngulas tentang dandanan luar juga penampilan, yang ini cenderung
ngejelasin tentang sifat - sifat karakter tersebut. Termasuk dengan pola kehidupan,
sosialisasi, dan adat yang biasa terjadi di satu tempat itu.
Di jaman sekarang pasti selalu bertema campuran. Karena selain menarik, kita
juga mudah untuk mengembangkan cerita dikala ada beberapa adegan yang aneh
namun susah untuk dihapus dari cerita yang sudah ditulis. Memang, alur maju dan
mundur cukup sulit untuk digunakan terlebih jika kita sebelumnya membuat cerita
tanpa memakai bagan terlebih dahulu. Maka dari itu dibutuhkan banyak persiapan
juga 'surfing' mencari bahan - bahan yang sesuai untuk membuat cerita seperti itu.
Dergantung dari semua sekmen diatas, maka genre pun bisa bermacam - macam.
Untuk bagian ini, mungkin tidak perlu dijelaskan karena kalian pasti tahu dan cukup
mengerti mengenai hal ini.
-------------------------------
Sedikit tips untuk kalian, ada baiknya disaat kita ingin menulis sesuatu. usahakan
buatlah sinopsis sedetail mungkin, meskipun pada nantinya hal yang lebih menonjol
itu tidak lah selalu sama. Pisahkan setiap sekmen diatas dan save di DOC dalam folder
bernama 'Universe', agar jika nanti saat kita terkena WB kita bisa kembali mengolah
bahan - bahan yang dulu kita kumpulkan.
Menjadi orang yang teliti bukan berarti harus selalu berpikir keras, intinya hanya
pada bagaimana kita membuat semua hal ini terasa menyenangkan... .Semoga kalian
bisa terus berkarya, tanpa ada hambatan berarti, tanpa ada gangguan dari lingkungan,
dan tanpa ada kendala kesehatan seperti aku ini.. .Salam olahraga.. #plaakk
#NB : ini bukan diambil dari wiki, semuanya hasil observasi selama ini saat melihat
film", anime dan game. Plus, ini uda pernah ane posting di LNI. Mungkin ada
beberapa yang belum baca, jadi dengan sangat silahkan di pahami.
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
AGLECIUS MICHAEL21 AGUSTUS 2014
EYD
EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) adalah tata bahasa dalam Bahasa Indonesia
yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan
penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan. EYD di sini
diartikan sebagai tata bahasa yang disempurnakan. Dalam penulisan karya ilmiah
perlu adanya aturan tata bahasa yang menyempurnakan sebuah karya tulis. Karena
dalam sebuah karya tulis memerlukan tingkat kesempurnaan yang mendetail.
Singkatnya EYD digunakan untuk membuat tulisan dengan cara yang baik dan benar.
Gue yakin elu mabok baca ini sampai akhir. Saran dari gue, siapin kantong
kresek warna putih biar greget.
1). Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal
kalimat.
Contoh:
Contoh:
- Robith berkata, "Pukulannya sangat hebat hingga dia tak dapat bangun
kembali."
3). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan dan nama kitab suci, termasuk ganti untuk Tuhan.
Contoh:
*bukan berarti nulisnya dicetak miring, hanya memberitahu bahwa yang dicetak
miring harus menggunakan huruf kapital di awal kata.
4). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
- Imam Syafii
- Raden Wijaya.
5). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat
yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang, nama
instansi, atau nama tempat.
Contoh:
- Presiden Soekarno
- Mentri Pertanian
- Gubernur Surabaya.
- Profesor Mahyudin
6). Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama jabatan dan pangkat yang
tidak diikuti nama orang, nama instansi, atau nama tempat.
Contoh:
7). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:
- Uzumaki Ichigo
- Hatake D. Luffy
- Sakura Dragneel
8). Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai nama jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
- mesin diesel
- 10 watt
- 2 ampere
- 5 volt
9). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa-
bangsa dan bahasa. Perlu diingat, posisi tengah kalimat, yang dituliskan
dengan huruf kapital hanya huruf pertama nama bangsa, nama suku, dan nama
bahasa; sedangkan huruf pertama kata bangsa, suku, dan bahasa ditulis dengan huruf
kecil.
Contoh salah:
Contoh benar:
Contoh:
- keinggris-inggrisan
11). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
- tahun Saka
- bulan November
- hari Jumat
- hari Natal
- perang Dipenogoro
12). Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang
tidak dipakai sebagai nama.
Contoh:
13). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi.
Contoh salah:
- teluk Jakarta
- gunung Semeru
- danau Toba
- selat Sunda
Contoh benar:
- Teluk Jakarta
- Gunung Semeru
- Danau Toba
- Selat Sunda
14). Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang
tidak menjadi unsur nama diri.
Contoh:
15). Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang
digunakan sebagai nama jenis.
Contoh:
- garam inggris
- gula jawa
- soto madura
16). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara,
nama resmi badan/lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama
dokumen resmi.
Contoh:
17). Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama
resmi lembaga pemerintah, ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
18). Huruf kapital dipakai sebagai huruf kapital setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan/ lembaga.
Contoh:
- Perserikatan Bangsa-Bangsa.
19). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) dalam penulisan nama buku, majalah, surat kabar, dan
judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, dalam, yang, untuk yang tidak
terletak pada posisi awal.
Contoh:
20). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti Bapak, Ibu, Saudara, Kakak, Adik, Paman, yang dipakai dalam
penyapaan dan pengacuan.
Contoh:
21). Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang dipakai dalam penyapaan.
Contoh:
Contoh:
- Dr. : doktor
- Jend. : jendral
- Sdr. : saudara
23). Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
B. Huruf Miring.
1). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku, majalah,
dan surat kabar yang dikutip dalam karangan.
Contoh:
- majalah Prisma
- tabloid Nova
- Surat kabar Kompas
3). Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang sudah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
- Nama ilmiah padi ialah Oriza sativa.
- Politik devide et impera pernah merajalela di benua hitam itu.
C. Bentuk Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
Contoh:
- anak-anak bermain di kubangan lumpur
- buku-buku di sana berantakan
- kami sedang berjalan-jalan di sekitar jurang
- gerak-gerik si pencuri sangat rumit
- tahun 1998 terjadi huru-hara di Jakarta
- kerjaanmu hanya mondar-mandir seperti setrikaan
- hatiku porak-poranda diterjang cinta Robin-cwaaaaaaan
- dll.
D. Gabungan Kata
1). Gabungan kata yang lazim disebutkan kata majemuk, termasuk istilah
khusus, unsur-unsurnya ditulis terpisah.
Contoh:
- duta besar, kerja sama, kereta api cepat luar biasa, meja tulis, orang tua, rumah
sakit, terima kasih, mata kuliah.
2). Gabungan kata, termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan salah
pengertian dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian unsur yang
berkaitan.
Contoh:
- alat pandang-dengar (audio-visual)
- anak-istri saya (keluarga)
- buku sejarah-baru (sejarahnya yang baru)
- ibu-bapak (orang tua)
- orang-tua muda (ayat ibu muda)
- kaki-tangan penguasa (alat penguasa)
- dll.
3). Gabungan kata berikut ditulis serangkai karena hubungannya sudah sangat
padu sehingga tidak dirasakan lagi sebagai dua kata.
Contoh:
- acapkali
- apabila
- bagaimana
- barangkali,
- beasiswa,
- belasungkawa,
- bumiputra,
- daripada, darmabakti,
- halal-bihalal,
- kacamata,
- kilometer,
- manakala,
- matahari,
- olahraga,
- radioaktif,
- saputangan,
- dll.
4). Jika salah satu unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Contoh:
adibusana, antarkota, biokimia, caturtunggal, dasawarsa, inkonvensional,
kosponsor,
mahasiswa, mancanegara, multilateral, narapidana, nonkolesterol,
neokolonialisme, paripurna,
prasangka, purna-wirawan, swadaya, telepon, transmigrasi.
Jika bentuk terikan diikuti oleh kata yang huruf awalnya kapital, di antara kedua
unsur kata itu
ditulisakan tanda hubung (-).
Contoh: non-Asia, neo-Nazi
Contoh:
- Tinggalah bersama Otong di sini.
- Di mana kakakmu yang seksi itu?
- Saya sudah makan di rumah Yuno.
- Angga sedang ke luar kota.
- Perlahan ia maju ke depan.
- Duduklah dulu, saya mau ke dalam sebentar.
- Kanade berasal dari keluarga terpandang.
Tambahan:
1). Beberapa contoh kata di dan ke yang harus dipisah:
- di kamar,
- di sawah,
- di lantai satu,
- di pemakaman,
- di atas,
- di sana,
- di sini,
- di antara,
- ke mana,
- ke kanan,
- ke bawah,
- ke empang,
- ke langit,
dll.
- ditendang,
- ditebas,
- diayunkan,
- dikebiri,
- diingat,
- dipenggal,
- kerasukan,
- ketumpahan,
- kebanjiran,
- ketendang,
- ketonjok,
- dll.
F. Partikel.
1). Partikel lah dan kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.
Contoh:
- Bacalah peraturan ini sampai tuntas.
- Siapakah tokoh yang menemukan radium?
*Catatan:
Kelompok berikut ini ditulis serangkaian, misalnyaadapun, andaipun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, walaupun.
Contoh:
- Adapun sebab-musababnya sampai sekarang kasus kematian L belum
terungkap.
- Bagaimanapun juga akan dicobanya walau badai menghadang.
- Baik para warga maupun tentara akan ikut membela tanah airnya
- Walaupun hari hujan, ia datang juga.
3). Partikel per yang berarti (demi), dan (tiap) ditulis terpisah dari bagian
kalimat yang mendahului atau mengikutinya.
Contoh:
- Mereka masuk ke dalam kelas satu per satu (satu demi satu).
- Harga air abadi itu itu Rp 2.000.000,00 per cangkir (tiap cangkir).
Penulisan Tanda Baca
Oleh Ramadhan Pratama pada 26 September 2014 pukul 7:05
Irwan S. Gatot
George W. Bush
3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. (doktor)
S.E. (sarjana ekonomi)
Kol. (kolonel)
Bpk. (bapak)
4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata atau ungkapan yang sudah sangat umum.
Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya dipakai satu tanda titik.
Contoh:
5. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu atau jangka waktu.
Contoh:
7. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya
yang tidak menunjukkan jumlah.
Contoh:
8. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi maupun di dalam
akronim yang sudah diterima oleh masyarakat.
Contoh:
9. Tanda titik tidak dipakai dalam singkatan lambang kimia, satuan ukuran, takaran,
timbangan, dan mata uang.
contoh:
Cu (tembaga)
52 cm
l (liter)
Rp350,00
10. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan, atau
kepala ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
contoh:
2. Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat
setara yang berikutnya, yang didahului oleh kata seperti, tetapi, dan melainkan.
Contoh: Saya bergabung dengan Wikipedia, tetapi tidak aktif.
3a. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat apabila
anak kalimat tersebut mendahului induk kalimatnya.
Contoh:
3b. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
apabila anak kalimat tersebut mengiringi induk kalimat.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antara kalimat
yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi
pula, meskipun begitu, akan tetapi.
Contoh:
5. Tanda koma dipakai di belakang kata-kata seperti o, ya, wah, aduh, kasihan, yang
terdapat pada awal kalimat.
contoh:
O, begitu.
Wah, bukan main.
6. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh: Kata adik, "Saya sedih sekali".
7. Tanda koma dipakai di antara (i) nama dan alamat, (ii) bagian-bagian alamat, (iii)
tempat dan tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis
berurutan.
Contoh:
8. Tanda koma dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya
dalam daftar pustaka.
Contoh: Lanin, Ivan, 1999. Cara Penggunaan Wikipedia. Jilid 5 dan 6. Jakarta: PT
Wikipedia Indonesia.
10. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan gelar akademik yang
mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
contoh: Rinto Jiang, S.E.
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh:
33,5 m
Rp10,50
12. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Contoh: pengurus Wikipedia favorit saya, Borgx, pandai sekali.
13. Tanda koma dipakai untuk menghindari salah baca di belakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Contoh: Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
Bandingkan dengan: Kita memerlukan sikap yang bersungguh-sungguh dalam
pembinaan dan pengembangan bahasa.
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian
lain yang mengiringinya dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan
tanda tanya atau tanda seru.
contoh: "Di mana Rex tinggal?" tanya Stepheen.
Tanda Titik Koma (;)
1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang
sejenis dan setara.
Contoh: Malam makin larut; kami belum selesai juga.
2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam
suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata penghubung.
Contoh: Ayah mengurus tanamannya di kebun; ibu sibuk bekerja di dapur; adik
menghafalkan nama-nama pahlawan nasional; saya sendiri asyik mendengarkan siaran
pilihan pendengar.
Kita sekarang memerlukan perabotan rumah tangga: kursi, meja, dan lemari.
Fakultas itu mempunyai dua jurusan: Ekonomi Umum dan Ekonomi
Perusahaan.
2. Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh:
Ketua : Axel
Wakil Ketua : Putri
Sekretaris : Helena
Wakil Sekretaris : Michelle
Bendahara : Tio
Wakil bendahara : Dikel
3. Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
Borgx : "Jangan lupa perbaiki halaman bantuan Wikipedia!"
Rex : "Siap, Boss!"
4. Tanda titik dua dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara
bab dan ayat dalam kitab-kitab suci, atau (iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan.
Contoh:
(i) Tempo, I (1971), 34:7
(ii) Surah Yasin:9
(iii) Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Studi, sudah terbit.
5. Tanda titik dua dipakai untuk menandakan nisbah (angka banding).
Contoh: Nisbah siswa laki-laki terhadap perempuan ialah 2:1.
6. Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
2. Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh:
p-e-n-g-u-r-u-s
8-4-1973
4. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan (a) se- dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital; (b) ke- dengan angka, (c) angka dengan -an, (d)
singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (e) nama jabatan rangkap.
Contoh:
se-Indonesia
hadiah ke-2
tahun 50-an
ber-SMA
KTP-nya nomor 11111
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
5. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh:
di-charter
pen-tackle-an
Tanda Pisah (, )
1a. Tanda pisah em () membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberikan
penjelasan khusus di luar bangun kalimat.
Contoh: Wikipedia Indonesiasaya harapkanakan menjadi Wikipedia terbesar.
1b. Tanda pisah em () menegaskan adanya posisi atau keterangan yang lain
sehingga kalimat menjadi lebih tegas.
Contoh:
Rangkaian penemuan inievolusi, teori kenisbian, dan kini juga pembelahan
atomtelah mengubah konsepsi kita tentang alam semesta.
2a. Tanda pisah en () dipakai di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
sampai dengan atau di antara dua nama kota yang berarti 'ke', atau 'sampai'.
Contoh:
19191921
MedanJakarta
1013 Desember 1999
2b. Tanda pisah en () tidak dipakai bersama perkataan dari dan antara, atau
bersama tanda kurang ().
Contoh:
2. Tanda elipsis menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau naskah ada bagian
yang dihilangkan, misalnya dalam kutipan langsung.
Contoh: Sebab-sebab kemerosotan ... akan diteliti lebih lanjut.
Jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah kalimat, perlu dipakai empat
buah titik; tiga buah untuk menandai penghilangan teks dan satu untuk menandai akhir
kalimat.
Contoh: Dalam tulisan, tanda baca harus digunakan dengan hati-hati ....
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?
2. Tanda tanya dipakai di dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat
yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh:
Oleh karena itu, penggunaan tanda seru umumnya tidak digunakan di dalam
tulisan ilmiah atau ensiklopedia. Hindari penggunaannya kecuali dalam kutipan atau
transkripsi drama.
2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral
pokok pembicaraan.
Contoh:
3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat
dihilangkan.
Contoh:
4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.
Contoh: Bauran Pemasaran menyangkut masalah (a) produk, (b) harga, (c) tempat,
dan (c) promosi.
Hindari penggunaan dua pasang atau lebih tanda kurung yang berturut-turut.
Ganti tanda kurung dengan koma, atau tulis ulang kalimatnya.
Contoh:
Tidak tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) (dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv) merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919), dikenal juga sebagai Matviy
Hryhoriyiv, merupakan seorang pemimpin Ukraina.
Tepat: Nikifor Grigoriev (c. 18851919) merupakan seorang pemimpin
Ukraina. Dia juga dikenal sebagai Matviy Hryhoriyiv.
2. Tanda kurung siku mengapit keterangan dalam kalimat penjelas yang sudah
bertanda kurung.
Contoh: Persamaan kedua proses ini (perbedaannya dibicarakan di dalam Bab II [lihat
halaman 3538]) perlu dibentangkan di sini.
Tanda Petik ("...")
1. Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
atau bahan tertulis lain.
Contoh:
2. Tanda petik mengapit judul syair, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh:
Bacalah "Bola Lampu" dalam buku Dari Suatu Masa, dari Suatu Tempat.
Karangan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul "Rapor dan Nilai Prestasi di
SMA" diterbitkan dalam Tempo.
Sajak "Berdiri Aku" terdapat pada halaman 5 buku itu.
3. Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh:
4. Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
Contoh: Kata Tono, "Saya juga minta satu."
2. Tanda petik tunggal mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau
ungkapan asing.
Contoh: feed-back 'balikan'
No. 7/PK/1973
Jalan Kramat III/10
tahun anggaran 1985/1986
2. Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata tiap, per atau sebagai tanda
bagi dalam pecahan dan rumus matematika.
Contoh:
Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai untuk menuliskan tanda aritmetika
dasar dalam prosa. Gunakan tanda bagi .
Contoh: 10 2 = 5.
Di dalam rumus matematika yang lebih rumit, tanda garis miring atau garis
pembagi dapat dipakai.
Contoh: .
3. Tanda garis miring sebaiknya tidak dipakai sebagai pengganti kata atau.
- Dialog -
Dialog adalah percakapan antar tokoh dalam cerita novel. Kehadirannya
membuat karya tersebut hidup, tanpanya karya tersebut akan mati karena kita akan
bosan membaca narasi yang panjang layaknya sejarah.
Bukannya sok pintar atau apa-apa, saya membuat dokumen ini untuk
membenarkan naskah kalian yang masih salah atau bingung tentang tata cara
penulisan dialog yang baik dan benar.
Contoh salah:
Contoh benar:
Lihat perbedaannya:
-Di contoh satu, setelah petik akhir, gunakan huruf kecil untuk
mengawali sebuah dialog tag.
-Dan di contoh dua, penempatak petik akhir dan komanya terbalik.
Contoh salah:
Contoh benar:
Lihat perbedaannya:
- Di contoh dua, setelah petik akhir, gunakanlah huruf kapital juga untuk
memulai judul baru saat menyebutkan nama, jabatan, gelar, dll.
Contoh salah:
Contoh benar:
- "Apa kau ingin menikahiku, Yudha?" tanya Nami. [Tentu saja, Nami!
TENTU SAJA!!!]
- "Kapankah hujan deras ini akan segera reda?" Rian mulai bosan
dengan semua ini.
Lihat perbedaannya:
- Di contoh satu, setelah petik akhir, gunakan huruf kecil untuk memulai dialog
tagnya.
- Di contoh dua, setelah petik akhir, gunakanlah huruf kapil jika menyebutkan
nama, jabatan, gelar, dll.
- Di contoh tiga, jika memakai tanda tanya, tak perlu lagi menggunakan tanda
koma, bunuh saja tanda komanya, masukkan dia ke loker Davy Jones!
Contoh salah:
Lihat perbedaannya:
- Di contoh satu, setelah petih akhir, jika itu dialog tag, gunakan huruf kecil
untuk memulainya.
- Di contoh dua, setelah petik akhir, gunakanlah huruf kapital jika menyebut
nama, jabatan, gelar, dll.
- Di contoh tiga, jika memakai tanda seru, tak perlu lagi menggunakan tanda
koma, bunuh saja tanda komanya, masukkan dia ke black hole!
Contoh salah:
Contoh benar:
Lihat perbedaannya:
6. Dialog sambungan.
Contoh salah:
Contoh benar:
Lihat perbedaannya:
7. Dalam menyapa.
Contoh salah:
- "Aku yakin, Belanda akan menjuarai Piala Dunia 2014! Iya kan nak?"
Contoh benar:
- "Aku yakin, Belanda akan menjuarai Piala Dunia 2014! Iya kan, Nak?"
Lihat perbedaannya:
- Di contoh dua, jika sapaannya berada di awal, taruh koma setelah sapaan
tersebut.
- Di contoh tiga, koma pada sapaan terlihat banyak. Jika menyebutkan nama atau
panggilan pengganti nama, nama tersebut harus diawali dengan huruf kapital. Contoh-
contohnya sepertii: Bu, Pak, Paman, Bibi, Bro, dll.
Contoh benar:
- Tapi, Rio tak bersalah. Batinnya. "Hei, tunggu! Kita masih belum tahu siapa
pelakunya!" bela Martin pada temannya.
Nah, setelah kalian membaca postingan ini, silahkan lihat dan bandingkan
dengan naskah kalian sekarang.
- Variasi Dialog -
Hello LiNE'ers! Ada beberapa hal yang sebenarnya penting tapi terkadang
terlupakan, yaitu tentang mengemas dialog dalam sebuah cerita, baik cerita pendek
ataupun novel. Banyak dari penulis (fiksi) atau pengarang ketika membuat dialog
masih terlalu kaku untuk membuat variasi pengantar. Padahal dialog dalam sebuah
karya tulis sangat berpengaruh memperkuat karakter masing-masing tokoh yang kita
ciptakan.
Dalam menulis fiksi, terkadang kita menuliskan cerita layaknya sebuah laporan
kunjungan atau laporan kejadian peristiwa. Sehingga cerita yang dihasilkan cenderung
kaku dan mononton. Masih terpaku pada penulisan ilmiah yang bersifat eksposisi
maupun argumentasi, belum mengarah pada penulisan yang bersifat kreatif. Hal ini
yang membuat sulitnya memunculkan karakterisasi tokoh dan belum memunculkan
tema serta membuat alur cerita melalui teknik dialog.
Contoh:
Dari contoh di atas, pengantar dialog hanya bermain pada "kata", "tanya",
"jawab", "ucap", "ujar" dan semacamnya. Apakah kita masih demikian? Sudah
saatnya kita meningkatkan kualitas demi menghanyutkan pembaca, mengajak
pembaca ikut andil dalam imajinasi tokoh sehingga karakteristik pun bisa tercipta dari
kreativitas variasi dialog
"Aku tak bisa jauh darimu," kau terisak pelan sembari menggenggam erat
jemariku.
Penciptaan karya sastra salah satunya cerpen dan novel yang bersumber dari
imajinasi tentu memerlukan bahan-bahan referensi yang banyak, agar semua gagasan
dapat tertuang secara detail melalui tulisan. Bahan-bahan tersebut diperoleh dari
pengalaman hidup, penghayatan atas suatu peristiwa, dan dapat juga diperoleh dari
buku. Semua bahan yang diperoleh dari pengalaman, penghayatan, dan olah imajinasi
yang berwujud kosakata akan menjadi suatu modal penulisan karya tulis.
- Narasi -
Secara sederhana, narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa
atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang
menghadapi suatu konflik. Ketiga unsur berupa kejaduan, tokoh, dan konflik
merupakan unsur pokok sebuah narasi. Jika ketiga unsur itu bersatu, ketiga unsur itu
disebut plot atau alur.
Narasi dapat berisi fakta atau fiksi. Narasi yang berisi fakta disebut
narasi ekspositoris, sedangkan narasi yang berisi fiksi disebut narasi sugestif. Contoh
narasi eskpositoris adalah biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Sedangkan
contoh narasi sugestif adalah novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam. Pola narasi
secara sederhana berbentuk susunan dengan urutan awal - tengah - akhir.
3. Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan yang bermacam-
macam. Ada yang menceritakan dengan panjang , ada yang singkat, ada pula
yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca
untuk menebaknya sendiri.Langkah menyusun narasi (terutama yang
berbentuk fiksi) cenderung dilakukan melalui proses kreatif, dimulai dengan
mencari, menemukan, dan menggali ide, Oleh karena itu, cerita dirangkai
dengan menggunakan rumus 4 sehat 5 sempurna *eh salah ding, maksudnya
5W + 1H.
Ciri-ciri karangan narasi:
- Ada konflik.
Aku melemparkan senyuman pada gadis manis itu, sesaat kemudian terlintas
segaris senyuman juga di wajahnya pertanda dia meresponku. Dia melangkah ke
depan, entah kenapa jantungku tiba-tiba berdegup kencang, hati dan pikiranku kacau
takut aku salah tingkah di hadapannya. Angin berhembus kencang, menghempaskan
rambut hitam-panjangnya ke belakang. Tapi anehnya, tiba-tiba saja seluruh rambutnya
menjadi rontok semua tertiup angin. Seluruh siswa di kantin kini menertawainya.
Majas
RAMADHAN PRATAMA26 SEPTEMBER 2014
Jenis-jenis Majas
Majas perbandingan
Contoh: Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan Laila yang
dimabuk cinta berkorban apa saja.
o Metafora: Gaya Bahasa yang membandingkan suatu benda dengan benda lain
karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: Cuaca mendung karena sang raja siang enggan menampakkan diri.
o Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang
dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.
Contoh:
3. Rupanya manis.
4. Namanya harum.
o Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri lain sebagai
nama jenis.
Contoh:
1. Si Gemuk
2. Si Lincah
3. Si Pintar
o Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan orang.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
o Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam
cerita.
Contoh:
Contoh:
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
Majas sindiran
o Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang sebenarnya dan
mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.
Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
Contoh :
o Sinisme: Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide bahwa kebaikan
terdapat pada manusia (lebih kasar dari ironi).
Majas penegasan
Apofasis: Penegasan dengan cara seolah-olah menyangkal yang ditegaskan.
o Repetisi: Perulangan kata, frasa, dan klausa yang sama dalam suatu kalimat.
o Pararima: Pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata
yang berlainan.
o Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang dalam susunan
normal unsur tersebut seharusnya ada. Majas tersebut sering digunakan dalam
karya sastra berbentuk puisi.
Contoh: Oh...
o Kolokasi: Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan
dalam kalimat.
o Silepsis: Penggunaan satu kata yang mempunyai lebih dari satu makna dan
yang berfungsi dalam lebih dari satu konstruksi sintaksis.
o Zeugma: Silepsi dengan menggunakan kata yang tidak logis dan tidak gramatis
untuk konstruksi sintaksis yang kedua, sehingga menjadi kalimat yang rancu.
Majas pertentangan
o Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal yang seolah-olah
bertentangan, namun sebenarnya keduanya benar.
Contoh:
2. Kaya miskin, cantik jelek, pintar bodoh semuanya sama di mata Tuhan.
- Menulis Indah -
Paragraf terdiri dari beberapa kalimat. Kalimat pembuka adalah kunci yang
penting dalam mendapatkan hati pembaca untuk melanjutkan membaca sampai
selesai. Jika dalam hal ini gagal, kemungkinan besar karya anda akan digeletakkan
atau malah dibuang. Atau, bila dalam sebuah kompetisi, lomba ataupun dikirim ke
media, bisa jadi sudah dibuang oleh redaktur. Sampai di sini anda sependapat? bila tak
sependapat, tak perlu anda lanjutkan bacaan ini.
Bila iya, mari kita lanjutkan postingan Cara Membuat Paragraf Pembuka
yang Memikat.
Jadi sampai di sini anda sudah tahu salah satu dari sekian kunci sukses sebuah
karya. Yaitu membuat paragraf pembuka yang memikat, bahasa rapi, terjaga, dan
bagus. Bila sekarang anda bisa praktek, lakukan sekarang. Jangan tunda lagi.
Lalu mungkin anda akan bertanya, bagaimana membuat pembuka yang memikat, bahasa
rapi, terjaga, dan bagus? begitu bukan?
Anda harus mulai berfikir, sebab ini bukan ilmu pasti layaknya matematika,
melainkan kreativitas masing-masing. Bisa jadi anda akan mampu membuat pembuka
yang jauh lebih bagus dari lainnya, atau bahkan lebih bagus dari saya.
Kurang PeDe? Mungkin ini salah satu alasan utama dan kebanyakan dari para
penulis pemula.
Nah, kali ini mari kita coba mebuat tahapan dalam Membuat Paragraf Pembuka
yang Memikat.
Lalu yang kedua, pikirkan pula judul. Sebelum kita melangkah pada kalimat
pembuka, judul adalah penentu yang lebih penting. (kita akan bahas di kesempatan
lain, saya ingin membahas ini dulu supaya Nektarity bisa langsung praktek). Nah
dalam poin ini, usahakan judul dan kalimat pembuka punya singkronisasi, sehingga
ada kesinambungan antara judul dan kalimat pembuka. Karena bila orang tertarik akan
sebuah judul karya anda, kemudian membaca kalimat pembuka yang terkesan
melengceng, bisa jadi pembaca sudah kecewa. (Layu sebelum bercinta..eh
berkembang)
Tahap keempat, jangan ikuti guru SD. Eits bukan mengajari durhaka sama
guru. Maksudnya begini, kalau saya jaman sekolah(waktu belanda masih ikut makan
nasi di tempat kita) guru SD kalau mengajari mengarang cerita, pasti Pada suatu hari,
Pada hari minggu, Ketika aku pergi berlibur, dan lain-lain. Nah artinya hindari
penggunaan kata tempat dan waktu. Bagi saya tidak kreatif, terkesan kaku. Kalaupun
memang harus menggunakan, pilihlah diksi yang tepat.
Misalnya :
Kereta senja mulai memasuki gerbang malam yang telah terbuka dan menjanjikan mimpi-
mimpi bagi para penumpangnya. Meninggalkan darah jingga di atas tubuh lautan yang malas
menari.
Credit: H
Penulis Artikel
ISHIDA MIYA
AGLECIUS MICHAEL
FUJI M. ULLUM
RAMADHAN PRATAMA
TSUKI HIKARI
YUDHA PASCA