Anda di halaman 1dari 26

Cari artikel di sini!

Home / Bahasa Indonesia / Bahasa Indonesia SMA Kelas 11


Cerpen: Pengertian, Ciri, Unsur, Jenis,
Struktur & Contoh | Bahasa Indonesia
Kelas 11
Fahri Abdillah
November 6, 2023 • 20 minutes read

Yuk pilih kelascara


Apa itu cerpen? Seperti apa contoh cerpen dan bagaimana dan materi
belajarcerpen
menganalisisnya? Yuk, jawab rasa penasaranmu tentang kamu dengan
di sini
membaca artikel Bahasa Indonesia kelas 11 ini!

Ketika memasuki kelas 11 SMA semester 1, dalam pelajaran Bahasa Indonesia,
kamu akan bertemu dengan topik-topik pelajaran yang sangat menyenangkan.
Mengapa? Karena kamu akan banyak mengenal dan memahami lebih dalam
materi tentang cerpen, pantun, dan juga cerita-cerita nonfiksi lainnya.
Apalagi bagi kamu yang gemar membaca, menulis, berimajinasi, dan memikirkan
banyak hal. Tulisan seringkali menjadi media yang sangat cocok untuk Artikel Terbaru
mengungkapkan dan mengekspresikan perasaan serta pemikiran. Mau Dapet Cuan
dari Bikin Konten?
Nah, salah satu bentuk tulisan atau karya sastra yang akan kita bahas di sini Yuk, Ikutan
adalah cerpen. Pasti kamu udah familiar kan dengan cerpen? Tapi, apakah kamu Challenge…
tahu bedanya cerpen dengan novel? Meskipun agak mirip-mirip, cerpen dan Present Perfect
novel memiliki perbedaan yang cukup signifikan, lho! Tense: Definisi,
Rumus, Kegunaan
Yuk, kita belajar materi cerpen bersama-sama, mulai dari pengertian, ciri-ciri, & Contoh | Bahas…
jenis, struktur, unsur pembentuk, hingga contohnya! Pengertian
Globalisasi, Ciri-
Ciri, Bentuk,
Contoh &…
Pengertian Cerpen Tata Cara Sholat
Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. Nah, cerita pendek atau Jenazah, Niat, dan
cerpen adalah salah satu jenis karya sastra yang berbentuk prosa fiksi. Takbir ke 1, 2, 3, 4
Maksudnya, isi cerpen bukanlah kejadian nyata, melainkan hanya karangan
atau imajinasi penulisnya. Apa Itu OJK
(Otoritas Jasa
Siapa saja bisa membuat cerita pendek. Termasuk kamuYukyang masih duduk di Keuangan), Fungsi
pilih
bangku sekolah. Kehidupan di sekolah tentunya sangat belajar
menarik, kelas dan materi & Wewenangnya?…
kamudong!
di siniBanyak
kejadian-kejadian menarik yang bisa kamu ekspresikan ke dalam sebuah cerita
pendek.
Entah itu cerita tentang tingkah lucu temanmu semasa SMA, cerita tentang guru
tegas dan guru jenaka yang selalu membuatmu ingat pada dirinya, atau bahkan
cerita-cerita manis yang mungkin, ketika kamu malu mengekspresikannya, kamu
bisa mewakilinya dengan menciptakan tokoh pada sebuah cerita pendek. Itu
menarik banget!

Apa Bedanya Cerpen dengan Dongeng?


Bagi kamu yang suka baca, pasti kamu bisa membedakan antara cerpen dan
dongeng, ya. Yap! Meskipun keduanya merupakan cerita fiksi, tapi perbedaan
cerpen dengan novel adalah dari jumlah kata-katanya.
Cerita di dalam cerpen cenderung lebih padat dan biasanya tidak memiliki
banyak tokoh. Rata-rata, jumlah kata dalam cerpen, yaitu maksimal hanya
sampai 10.000 kata saja. Yaa.. kalau orang-orang bilang, kita hanya butuh sekali
duduk untuk menyelesaikan satu cerita pendek. Hmm, mungkin bisa dicoba.
Lain halnya dengan novel yang jauh lebih panjang. Jumlah kata pada novel bisa
mencapai 35.000 kata, loh! Cerita pada novel juga punya alur dan plot yang
lebih kompleks. Latar belakang para tokohnya pun dijelaskan sejelas mungkin.
Baca Juga: Pengertian Novel, Ciri-Ciri, Unsur Pembentuk, Struktur, dan
Contohnya

Ciri-Ciri Cerpen Yuk pilih kelas dan materi


Berikut ciri-ciri cerpen secara umum yang bisa kamu ketahui:
belajar kamu di sini
1. Ceritanya Fiktif
Cerpen merupakan cerita fiktif (tidak nyata) yang dibuat berdasarkan imajinasi
penulisnya.
2. Jumlah Katanya Pendek
Cerpen umumnya hanya terdiri dari beberapa ribu kata atau beberapa halaman.
Jumlah kata cerpen biasanya tidak lebih dari 10.000 kata.
3. Keterbatasan Tokoh/karakter
Karena panjangnya yang terbatas, cerpen tidak memiliki banyak tokoh atau
karakter. Biasanya, cerpen terdiri dari karakter utama dan satu atau dua
karakter pendukung saja.
4. Plot yang Singkat
Cerpen memiliki plot yang singkat dan hanya fokus pada satu aspek cerita saja.
Hal inilah yang membuat cerpen begitu disukai, karena alur ceritanya yang
ringkas, jelas, dan nggak berbelit-belit.
5. Gaya Bahasa yang Padat
Cerpen ditulis menggunakan gaya bahasa yang padat dan menggunakan
kalimat efektif. Ini dilakukan untuk meminimalisir penggunaan jumlah kata agar
tidak terlalu bertele-tele.
6. Punya Kesan Mendalam
Meskipun singkat, cerpen seringkali meninggalkan kesan yang mendalam
kepada pembaca. Alasannya karena cerpen punya gaya penulisan yang kuat,
karakter yang menarik, dan tidak terlalu banyak konflik.

Yuk pilih kelas dan materi


belajar kamu di sini
Fungsi Cerpen Yuk pilihCoba
kelasperhatikan
dan materi
Cerpen juga punya fungsi, lho! Apa aja sih, fungsi cerpen?
belajar kamu di sini
infografik berikut!
1. Fungsi Rekreatif Yuk pilihdan
kelasmenghibur
dan materi
Cerpen berfungsi untuk memberikan rasa senang, gembira,
belajar kamu di sini
bagi seluruh pembacanya.
2. Fungsi Estetis
Cerpen memiliki fungsi untuk memberikan keindahan bagi pembaca karya
sastra.
3. Fungsi Moralitas
Cerpen dapat memberikan nilai-nilai moral kepada pembaca, sehingga
mendapat pengetahuan tentang hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk.
4. Fungsi Didaktif
Cerpen dapat mengarahkan dan mendidik para pembaca dengan nilai-nilai
kebenaran dan kebaikan di dalam cerita.
5. Fungsi Relegiusitas
Cerpen mengandung nilai-nilai yang terdapat pada ajaran agama yang bisa
dijadikan teladan bagi para pembacanya.
Selain kelima fungsi tersebut, cerpen juga memiliki fungsi-fungsi lainnya,
tergantung dari maksud dan tujuan pengarang ketika menulis cerpen.

Unsur-Unsur Cerpen
Dalam sebuah cerpen, terdapat unsur-unsur yang menyusunnya. Unsur cerpen
terbagi menjadi dua, yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Lalu, apa sih
perbedaan keduanya? Kita simak penjelasannya berikut ini!
a. Unsur Intrinsik Cerpen
Unsur intrinsik cerpen adalah unsur yang membangun cerita dari dalam.
Terdapat 7 unsur intrinsik cerpen, yaitu tema, tokoh dan penokohan, latar,
alur, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Nah, untuk penjelasan lebih
lengkapnya, kamu bisa baca di artikel ini: “Apa Saja Unsur-Unsur Intrinsik
Yuk pilih kelas dan materi
Cerpen?“. belajar kamu di sini
b. Unsur Ekstrinsik Cerpen
Sementara itu, unsur ekstrinsik cerpen adalah unsur yang membentuk cerita
dari luar. Terdapat 3 unsur ekstrinsik cerpen, yaitu latar belakang masyarakat,
latar belakang pengarang, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerpen.
Kamu bisa membaca masing-masing unsurnya secara lengkap di artikel ini:
“Apa Saja Unsur-Unsur Ekstrinsik Cerpen?“.

Rehat sebentar yuk! Sebelum lanjut ke materi struktur cerpen, sudah tahu belum
kalau di aplikasi Ruangguru sekarang ada fitur baru, yaitu AdaptoX. Kamu bisa
belajar sambil bermain game interaktif seru sesuai dengan materi yang sedang
kamu pelajari. Cobain, yuk!

Struktur Cerpen
Selanjutnya, struktur cerpen terdiri 6 bagian, yaitu abstrak, orientasi, rangkaian
peristiwa, komplikasi, resolusi, dan koda. Nah, untuk penjelasan lebih
lengkapnya, ada di bawah ini, ya!
Yuk pilih kelas dan materi
1. Abstrak belajar kamu di sini
Abstrak merupakan bagian cerpen yang menggambarkan keseluruhan isi
cerita.
2. Orientasi
Orientasi cerpen berisi penentuan peristiwa yang menciptakan gambaran
visual dari latar, atmosfer, dan waktu dari cerita. Di bagian ini, kamu juga akan
menemukan pengenalan para tokoh, menata adegan, dan hubungan antartokoh.
3. Rangkaian Peristiwa
Lalu, pada bagian ini, kisah akan berlanjut melalui serangkaian peristiwa satu
ke peristiwa lainnya yang tidak terduga.
4. Komplikasi
Kemudian, cerita akan bergerak menuju konflik atau puncak masalah,
pertentangan, atau kesulitan-kesulitan bagi para tokohnya yang memengaruhi
latar waktu dan karakter.
5. Resolusi
Terakhir, pada bagian ini, akan menceritakan solusi dari masalah atau
tantangan yang dicapai. Kamu juga akan mengetahui bagaimana cara
pengarang mengakhiri cerita.
6. Koda
Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita. Bagian ini juga
bisa disebut simpulan cerpen.

Jenis-Jenis Cerpen
Kamu tahu nggak kalau cerpen itu ada jenis-jenisnya, loh! Nah, sebelum kamu
membuat cerpen, ada baiknya untuk mengetahui jenis-jenisYukcerpen
pilih kelasterlebih
dan materi
dahulu. belajar kamu di sini
1. Cerpen Kilat
Sesuai namanya, cerpen kilat adalah cerpen yang isinya sangat pendek, yaitu
hanya terdiri antara 300 sampai 750 kata saja. Meskipun begitu, sebenarnya,
nggak ada batasan pasti dalam jumlah kata tulisannya. Dinamai cerpen kilat,
lebih karena waktu penulisannya yang terasa singkat dan nggak memakan
waktu yang lama.
2. Cerpen Drabel
Cerpen drabel adalah jenis cerpen yang super singkat, lebih singkat dari
cerpen kilat, yaitu hanya terdiri dari 100 kata saja. Penulisan cerpen drabel bisa
dibilang cukup sulit loh. Ini karena jumlah katanya yang sangat terbatas, dan
penulis harus membuat cerita semenarik dan semengesankan mungkin untuk
pembaca.
3. Cerpen Anekdot
Kamu masih ingat dengan materi teks anekdot? Nah, cerpen anekdot adalah
cerpen yang isinya berupa cerita komedi, lucu, dan menggelikan. Tidak ada
batasan kata untuk jenis cerpen ini. Namun, umumnya, cerpen anekdot hanya
terdiri dari 1 sampai 3 paragraf saja.
4. Cerpen Fabel
Kamu pasti tahu kan kalau cerita fabel akan menggunakan hewan sebagai
tokohnya. Hal ini berlaku juga untuk cerpen fabel. Hewan-hewan yang dijadikan
tokoh dalam cerpen fabel bisa berupa hewan umum yang kita ketahui, maupun
hewan mitologi, seperti pegasus atau centanur.
5. Cerpen Panjang
Cerpen panjang adalah cerpen yang terdiri dari 5.000 sampai 10.000 kata.
Jenis cerpen ini biasanya akan menyampaikan plot cerita yang jauh lebih
panjang dengan alur yang santai. Yuk pilih kelas dan materi
belajar kamu di sini
Contoh Cerpen Singkat
Oke, di sini kamu bisa membaca contoh cerpen (cerita pendek) terlebih dahulu,
kemudian kita analisis bersama berdasarkan strukturnya. Baca baik-baik, dan
nikmati alur ceritanya, ya!
Tikus dan Manusia
(Karangan Jakob Sumardjo)
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah kami tetap sebuah misteri.
Tikus berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya
manusia-tikus yang mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh
rumah kami tutup rapat (sepanjang yang kami temukan), namun tikus itu tetap
masuk rumah. Rumah kami dikelilingi kebun kosong yang luas milik tetangga.
Kami menduga tikus itu adalah tikus kebun. Tubuhnya cukup besar dan bulunya
hitam legam.
Pertama kali kami menyadari kehadiran penghuni rumah yang tak diundang, dan
tak kami ingini itu, ketika saya tengah menonton film. Tiba-tiba kaki saya
diterjang benda dingin yang meluncur ke arah televisi, dan saya lihat tikus hitam
besar itu berlari kencang bersembunyi di balik rak buku. Jantung saya nyaris
copot, darah naik ke kepala akibat terkejut, dan otomatis kedua kaki saya
angkat ke atas.
Baru kemudian muncul kemarahan dan dendam saya. Saya mencari semacam
tongkat di dapur, dan hanya saya temukan sapu ijuk. Sapu itu saya balik
memegangnya dan menuju ke arah balik rak buku.Tangan saya amat kebelet
memukul habis itu tikus. Namun, tak saya lihat wujud benda apa pun di sana.
Mungkin begejil item telah masuk rak bagian bawah di mana terdapat lubang
untuk memasukkan kabel-kabel pada televisi. Untuk memeriksanya,
Yuk pilih kelassaya
dan harus
materi
mematikan televisi dulu. Saya takut kalau tikus keparat itubelajar
menyerang
kamu disaya
sini tiba-
tiba.
Imigran gelap rumah itu, saya biarkan selamat dahulu.
Saya tidak pernah menceritakan keberadaan tikus itu kepada istri saya yang
pembenci tikus, sampai pada suatu hari istri saya yang justru memberitahukan
kepada saya adanya tikus tersebut. Berita itu begitu pentingnya melebihi
kegawatan masuknya teroris di kampung kami.
“Pak, rumah kita kemasukan tikus lagi! Besar sekali! Item!”
“Di mana Mamah lihat?”
“Di dapur, lari dari rak piring menuju belakang kulkas!” Istri saya cemas luar
biasa, menahan napas, sambil mengacung-acungkan pisau dapur ke arah kulkas
di dapur.
“Sudah satu tahun enggak ada tikus. Rumah sudah bersih. Mengapa tikus
masuk rumah kita? Tetangga jauh. Dari mana tikus itu?”
“Itu tikus kebun, Mah,” jawab saya santai sambil mengembalikan buku ke rak
buku.
“Jangan santai-santai saja Pah, cepat lihat kolong kulkas!”
Wah, situasi semakin gawat. Saya memenuhi perintah istri saya dengan
menyalakan senter ke bagian kolong kulkas. Tidak ada apa pun. Tikus keparat!
Ke mana dia menghilang?
Sejak itu istri saya amat ketat menjaga kebersihan. Semua piring di rak
dibungkus kain, juga tempat sendok. Tudung saji diberati dengan ulekan agar
tikus tidak bisa menerobos masuk untuk menggasak makanan sisa. Gelas bekas
saya minum malam hari harus ditutup rapat. Tempat sampah ditutupi pengki
penadah sampah sambil diberati batu. Strategi kami Yuk pilih kelas
adalah semuadantempat
materi
makanan ditutup rapat-rapat sehingga tikus tak akan bisabelajar kamu di sini
menerobos.
Istri saya memesan dibelikan lem tikus paling andal. Selembar kertas minyak
tebal dilumuri lem tikus oleh istri saya dan di tengah-tengah lumuran lem itu
ditaruh ampela ayam bagian makan malam saya. Jebakan lem tikus ditaruh di
kaki kulkas. Pada malam itu, ketika istri saya tengah asyik menonton sinetron,
istri saya tiba-tiba berteriak memanggil saya yang sedang mengulangi
membaca di kamar kerja, bahwa si tikus terperangkap.
Saya segera menutup buku dan lari ke dapur menyusul istri. Benar, seekor tikus
hitam sedang meronta-ronta melepaskan diri dari kertas yang berlem itu.
“Mana pukul besi?!” saya panik mencari pukul besi yang entah disimpan di mana
di dapur itu.
“Jangan dipukul Pah!”
“Lalu bagaimana?” Saya menjawab mendongkol.
“Selimuti dengan kertas koran. Bungkus rapat-rapat. Digulung supaya seluruh
lem lengket ke badannya.”
“Lalu diapakan?” Saya semakin dongkol.
“Buang di tempat sampah!”
“Aah, mana pukul besi?”Kedongkolan memuncak.
“Nanti darahnya ke mana-mana! Bungkus saja rapat-rapat!”
Saya mengalah. Ketika tikus itu akan saya tutupi kertas koran, matanya kuyu
penuh ketakutan memandang saya. Ah, persetan! Saya menekan rasa belas
kasihan saya. Tikus saya bungkus rapat-rapat, lalu saya buang di tong sampah
di depan rumah, sambil tak lupa memenuhi perintah istriYuk
sayapilihagar
kelaspenutupnya
dan materi
diberati batu. belajar kamu di sini
Siang harinya sepulang dari mengajar, istri saya terbata-bata memberi tahu saya
bahwa tikus itu lepas ketika Mang Maman tukang sampah mau menuangkan
sampah ke gerobaknya. Cerita Mang Maman, ada tikus meloncat dari gerobak
sampahnya dan lari ke kebun sebelah dengan terbungkus kertas coklat. Cerita
lepasnya tikus ini beberapa hari kemudian diperkuat oleh Bi Nyai, pembantu
kami, bahwa dia melihat tikus hitam yang belang-belang kulitnya. Geram juga
saya, dan diam-diam saya membeli dua jebakan tikus. Ketika mau saya pasang
malam harinya, istri saya keberatan.
“Darahnya ke mana-mana,” katanya.
“Ah, gampang, urusan saya. Kalau kena lantai, saya akan pel pakai karbol,”
jawabku.
Istri saya mengalah, dan rupanya merasa punya andil bersalah juga. Coba kalau
tikus itu dulu kupukul kepalanya, tentu beres.
Pada waktu subuh istri membangunkan saya.
“Tikusnya kena, Pah!”
Memang benar, seekor tikus hitam terjepit jebakan persis pada lehernya. Darah
tak banyak keluar. Ketika saya amati dari dekat, ternyata bukan tikus yang
kulitnya sudah belang-gundul.
“Ini bukan tikus yang lepas itu, Mah!”
“Masa?”Ia mendekat mengamati.
“Kalau begitu ada tikus lain.”
“Mungkin ini istrinya,” celetekku. Yuk pilih kelas dan materi
belajar kamu di sini
Ketika mau saya lepas dari jebakan, istri saya melarangnya.
“Buang saja ke tempat sampah dengan jebakannya.”
Rasa tidak aman masih menggantung di rumah kami.Tikus belang itu masih
hidup. Dendam kami belum terbalas. Berhari-hari kemudian kami memasang lagi
lem tikus dengan bergantiganti umpan, seperti sate ayam, sate kambing, ikan
jambal kegemaran saya, sosis, namun tak pernah berhasil menangkap si belang.
Bibi mengusulkan agar dikasih umpan ayam bakar. Saya membeli sepotong
ayam bakar di restoran padang yang paling ramai dikunjungi orang. Sepotong
kecil paha ayam itu dipasang istri saya di tengah lumuran lem Fox, sisanya saya
pakai lauk makan malam.
Gagasan Bi Nyai ternyata ampuh. Seekor tikus menggeliat-geliat melepaskan
diri dari karton tebal yang dilumuri lem.Tikus itu benar-benar musuh istri saya, di
beberapa bagian badannya sudah tidak berbulu. Kasihan juga melihat sorot
matanya yang memelas seolah minta ampun.
“Mah, cepat ambil pukul besinya.”
Istri saya mengambil pukul besi di dapur dan diberikan kepada saya. Ketika mau
saya hantam kepalanya, istri saya melarang sambil berteriak.
“Tunggu dulu! Pukul besinya dibungkus koran dulu. Kepala tikus juga dibungkus
koran. Darahnya bisa enggak ke mana-mana!”
Begitu jengkelnya saya kepada istri yang tidak pernah belajar bahwa tikus yang
meronta-ronta itu bisa lepas lagi.
“Cepat sana. Cari koran!” bentakku jengkel.
“Kenapa sih marah-marah saja?” sahut istri saya dongkol juga. Saya diam saja,
tetapi cukup tegang mengawasi tikus yang meronta-ronta Yuk pilih kelas dan
semakin materi
hebat itu.
belajar kamu
Kalau dulu berpengalaman lepas, tentu dia bisa lepas juga sekarang. di sini
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali pada kepalanya. Bangkainya
dibuang bibi di tempat sampah.
Beberapa hari setelah itu istri saya mulai kendur ketegangannya. Kalau saya
lupa menutup kopi nescafe, biasanya dia marah-marah kalau bekas kopi susu itu
dijilati tikus, tetapi sekarang tidak mendengar lagi sewotnya. Begitulah
kedamaian rumah kami mulai nampak, sampai pada suatu pagi istri saya
mendengar sayup-sayup cicit-cicit bunyi bayi tikus! Inilah gejala perang
baratayuda akan dimulai lagi di rumah kami.
“Harus kita temukan sarangnya! Bayi-bayi tikus itu kelaparan ditinggal kedua
orangtuanya. Kalau mati bagaimana? Kalau mereka hidup, rumah kita menjadi
rumah tikus!” kata istri.
Lalu kami melakukan pencarian besar-besaran. Bagian-bagian tersembunyi di
rumah kami obrak-abrik, namun bayi-bayi tikus tidak ketemu. Bayi-bayi itu juga
tidak kedengaran tangisnya lagi. “Mungkin ada di para-para. Tapi bagaimana
naiknya?” kata saya.
“Nunggu Mang Maman kalau ambil sampah siang,” kata istri. Ketika Mang
Maman mau mengambil sampah di depan rumah, bibi minta kepadanya untuk
naik ke para-para mencari bayi-bayi tikus.
“Di sebelah mana, Bu?” tanya Mang Maman.
“Tadi hanya terdengar di dapur saja. Mungkin di atas dapur ini atau dekat-dekat
sekitar situ,” sahut istri saya.
Sekitar setengah jam kemudian Mang Mamang berteriak dari para-para bahwa
bayi-bayi tikus itu ditemukan. Mang Maman membawa bayi-bayi itu di kedua
genggaman tangannya sambil menuruni tangga. Yuk pilih kelas dan materi
belajar kamu di sini
“Ini Bu ada lima. Satu bayi telah mati, yang lain sudah lemas. Lihat, napas
mereka sudah tersengal-sengal.”
Istri saya bergidik menyaksikan bayi-bayi tikus merah itu.
“Bunuh dan buang ke tempat sampah, Mang” kata istri saya.
“Ah, jangan Bu, mau saya bawa pulang.”
“Mau memelihara tikus?” tanya istri saya heran.
“Ah ya tidak Bu. Bayi-bayi tikus ini dapat dijadikan obat kuat,” jawab Mang
Maman sambil meringis.
“Obat kuat? Bagaimana memakannya?”
“Ya ditelan begitu saja. Bisa juga dicelupkan ke kecap lebih dulu.”
Setelah memberi upah sepuluh ribu rupiah, istri saya masih terbengong-
bengong menyaksikan Mang Maman memasukkan keempat bayi tikus itu ke
kedua kantong celananya, sedangkan yang seekor dijinjing dengan jari dan
dilemparkan ke gerobak sampahnya.
Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup manusia. Tikus selalu mengikuti manusia
dan memakan makanan manusia juga. Meskipun bagi sementara orang,
terutama perempuan, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan.
Perang melawan tikus ini tidak akan pernah berakhir.
Saya masih menunggu, pada suatu hari istri saya akan terdengar teriakannya
lagi oleh penampakan tikus-tikus yang baru.
Baca Juga: Kumpulan Contoh Cerpen Singkat & MenarikYukbeserta Strukturnya
pilih kelas dan materi
belajar kamu di sini
Cara Menganalisis Cerpen
Bagaimana menurutmu cerita tadi? Apakah menarik? Setelah kamu
membacanya, sekarang kita mulai menganalisis contoh cerpen tersebut, yuk!
Caranya adalah dengan memperhatikan struktur atau bagian-bagian dari
cerpen tersebut.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, struktur cerpen sendiri terdiri dari
Abstrak, Orientasi, Komplikasi (Puncak Konflik), Evaluasi, Resolusi, dan Koda.
Kita bahas satu per satu, ya!
a. Abstrak
Abstrak merupakan bagian cerita yang menggambarkan keseluruhan isi cerita.
Kalau keberadaan abstrak dalam cerpen, sebenarnya bersifat opsional, mungkin
ada yang menggunakannya mungkin juga tidak. Apalagi, jika kisah dalam cerpen
cenderung langsung pada peristiwa-peristiwa penting, tidak bertele-tele, dan
langsung terpusat pada konflik utamanya.
b. Orientasi
Orientasi adalah pengenalan cerita. Pada orientasi ini, biasanya pengarang
ingin memulainya dengan menggambarkan penokohan ataupun bibit-bibit
masalah yang dialaminya. Contoh orientasi cerpen terdapat pada kutipan
berikut ini:
Kutipan:
Entah bagaimana caranya tikus itu memasuki rumah kami tetap sebuah misteri.
Tikus berpikir secara tikus dan manusia berpikir secara manusia, hanya
manusia-tikus yang mampu membongkar misteri ini. Semua lubang di seluruh
rumah kami tutup rapat (sepanjang yang kami temukan), namun tikus itu tetap
masuk rumah. Rumah kami dikelilingi kebun kosong yangYuk luas
pilih milik dan
kelas tetangga.
materi
Kami menduga tikus itu adalah tikus kebun.Tubuhnya cukup besar dan
belajar kamu di sinibulunya
hitam legam.
Kutipan tersebut mengenalkan masalah yang dialami tokoh, yakni dengan
menggambarkan banyaknya tikus di dalam rumah mereka.
c. Komplikasi (Puncak Konflik)
Komplikasi atau puncak konflik adalah bagian cerpen yang menceritakan
puncak masalah yang dialami tokoh utama. Masalah itu tentu saja tidak
dikehendaki oleh sang tokoh. Bagian ini pula yang paling menegangkan dan
memunculkan rasa penasaran pembaca tentang cara sang tokoh di dalam
menyelesaikan masalahnya bisa terjawab.
Dalam bagian ini, sang tokoh menghadapi dan menyelesaikan masalah itu,
kemudian timbul konsekuensi atau akibat-akibat tertentu yang meredakan
masalah sebelumnya.
Kutipan:
“Mah, cepat ambil pukul besinya.”
Istri saya mengambil pukul besi di dapur dan diberikan kepada saya. Ketika mau
saya hantam kepalanya, istri saya melarang sambil berteriak.
“Tunggu dulu! Pukul besinya dibungkus koran dulu. Kepala tikus juga dibungkus
koran. Darahnya bisa enggak ke mana-mana!”
Begitu jengkelnya saya kepada istri yang tidak pernah belajar bahwa tikus yang
meronta-ronta itu bisa lepas lagi.
“Cepat sana. Cari koran!” bentakku jengkel.
“Kenapa sih marah-marah saja?” sahut istri saya dongkol juga. Saya diam saja,
tetapi cukup tegang mengawasi tikus yang meronta-ronta semakin hebat itu.
Kalau dulu berpengalaman lepas, tentu dia bisa lepas jugaYuksekarang.
pilih kelas dan materi
belajar kamu di sini
Akhirnya tikus hitam itu saya hantam tiga kali pada kepalanya. Bangkainya
dibuang bibi di tempat sampah.
Kutipan tersebut merupakan komplikasi karena pada bagian itulah sang tokoh
utama menyelesaikan permasalahannya, yakni dengan melakukan gerakan
tangkap tikus bersama-sama istrinya.
Pada bagian itu pula, timbul ketegangan puncak antartokoh, termasuk
implikasinya pada pembaca yang turut terlibat emosi dan rasa penasarannya.
Kemudian, hal tersebut terjawab, yakni dengan terkalahkannya tikus-tikus
pembawa masalah mereka itu.
d. Evaluasi
Evaluasi adalah bagian yang menyatakan komentar pengarang atas peristiwa
puncak yang telah diceritakannya. Komentar yang dimaksud dapat dinyatakan
langsung oleh pengarang atau diwakili oleh tokoh tertentu.
Pada bagian ini, alur ataupun konflik cerita agak mengendur, tetapi pembaca
tetap menunggu implikasi ataupun konflik selanjutnya, sebagai akhir dari
ceritanya.
Kutipan:
Beberapa hari setelah itu istri saya mulai kendur ketegangannya. Kalau saya
lupa menutup kopi, biasanya dia marah-marah kalau bekas kopi susu itu dijilati
tikus, tetapi sekarang tidak mendengar lagi sewotnya. Begitulah kedamaian
rumah kami mulai nampak, sampai pada suatu pagi istri saya mendengar sayup-
sayup cicit-cicit bunyi bayi tikus! Inilah gejala perang baratayuda akan dimulai
lagi di rumah kami.
Penggalan cerita di atas merupakan akibat atau implikasi dari dan
Yuk pilih kelas peristiwa
materi
puncak. Sang istri tokoh utama tidak tegang lagi dengan belajarulah-ulah tikus itu,
kamu di sini
kedamaian di rumahnya pun mulai mereka rasakan. Walaupun itu bukan yang
terakhir karena masih ada masalah lain yang tersisa, yakni yang disebut dengan
perang Baratayuda, pencarian habis-habisan terhadap sisa-sisa dan sarang-
sarang tikus.
e. Resolusi
Resolusi merupakan tahap penyelesaian akhir dari seluruh rangkaian cerita.
Bedanya dengan komplikasi, pada bagian ini ketegangan sudah lebih mereda.
Dapat dikatakan pada bagian ini hanya terdapat masalah-masalah kecil yang
tersisa yang perlu mendapat penyelesaian.
Kutipan:
Istri saya bergidik menyaksikan bayi-bayi tikus merah itu.
“Bunuh dan buang ke tempat sampah, Mang” kata istri saya.
“Ah, jangan Bu, mau saya bawa pulang.”
“Mau memelihara tikus?” tanya istri saya heran.
“Ah ya tidak Bu. Bayi-bayi tikus ini dapat dijadikan obat kuat,” jawab Mang
Maman sambil meringis.
“Obat kuat? Bagaimana memakannya?”
“Ya ditelan begitu saja. Bisa juga dicelupkan ke kecap lebih dulu.”
Setelah memberi upah sepuluh ribu rupiah, istri saya masih terbengong-
bengong menyaksikan Mang Maman memasukkan keempat bayi tikus itu ke
kedua kantong celananya, sedangkan yang seekor dijinjing dengan jari dan
dilemparkan ke gerobak sampahnya.
Kutipan tersebut menceritakan penyelesaian masalah,Yuk pilih kelasakhir
sebagai
belajar kamu
dan materi
di sini dari
konflik utama, tidak lagi ada ketegangan di dalamnya. Semua masalah pun
dianggap tuntas dengan dimasukkannya anak-anak tikus ke dalam kantong
celana Mang Maman dan sebagiannya lagi dibuang ke gerobak sampah dengan
entengnya.
f. Koda
Koda merupakan komentar akhir terhadap keseluruhan isi cerita. Bagian ini
dapat juga diisi dengan simpulan tentang hal-hal yang dialami tokoh utama.
Kutipan:
Tikus-tikus tak terpisahkan dari hidup manusia.Tikus selalu mengikuti manusia
dan memakan makanan manusia juga. Meskipun bagi sementara orang,
terutama perempuan, tikus-tikus amat menjijikkan, mereka sulit dimusnahkan.
Perang melawan tikus ini tidak akan pernah berakhir.
Saya masih menunggu, pada suatu hari istri saya akan terdengar teriakannya
lagi oleh penampakan tikus-tikus yang baru.
Dalam penggalan cerita tersebut, pengarangnya mengomentari bahwa perang
manusia melawan tikus tidak akan pernah berakhir. Tikus-tikus tetap akan
menguntit manusia selama makanannya itu tetap ada, tidak terkecuali pada
istrinya yang pada saat-saat tertentu akan merasa terancam lagi oleh
penampakan tikus-tikus baru lainnya.
Bagian-bagian cerita pendek itu merupakan bentuk struktur umum. Artinya
sangat mungkin keberadaan cerpen-cerpen lainnya tidak memiliki struktur
seperti itu. Hal ini terkait dengan kreativitas dan kebebasan yang dimiliki oleh
setiap pengarang dalam berkarya. Nah, kebebasan itu biasa disebut sebagai
Licentia Poetica.
Itu semua adalah gambaran dalam menganalisis sebuah cerpen.
Yuk pilih Ada
kelasbanyak
dan materi
struktur dalam cerpen yang kalau kita urutkan, bisa kita pahami cara dipengarang
belajar kamu sini
dalam membuat sebuah tulisan cerita yang menarik dan imajinatif.
Baca Juga: Contoh Teks Eksplanasi berdasarkan Strukturnya

Tips Membuat Cerpen


Oke, sekarang kamu sudah tahu nih tentang pengertian cerpen, ciri-ciri, fungsi,
unsur, struktur, contoh, dan cara menganalisisnya. Lalu, bagaimana cara
membuat cerpen, ya? Cara membuat cerpen juga ada tekniknya, lho! Kamu
bisa berkonsultasi dengan guru Bahasa Indonesiamu di sekolah, terus kalau di
rumah, bisa sambil buka aplikasi Ruangguru dan nonton video belajarnya di
ruangbelajar.
Sebenarnya, nggak banyak kok yang harus dipelajari dalam membuat sebuah
cerpen. Kamu cukup memahami fungsi, unsur intrinsik, dan unsur ekstrinsik
cerpen. Lalu, kamu bisa membuat kerangka cerita dan mulai menulisnya.
Setelah jadi, kamu bisa konsultasikan lagi ke gurumu di sekolah. Kalau menurut
beliau oke, tinggal diterbitin deh, di blog pribadi. Atau bisa juga dikirim ke
media-media.
Nah, kalau kamu sudah paham tentang dasar-dasar cerpen, kamu juga perlu
membaca banyak referensi cerita untuk menambah kosakatamu. Untuk
membuat cerpen, kamu juga harus memahami isi dalam sebuah cerita yang
dibuat oleh orang lain.
Baca Juga: Yuk, Ketahui Jenis-Jenis Buku Nonfiksi!

Bagaimana? Sekarang kamu sudah paham kan apa itu cerpen dan bagaimana
cara menganalisis contoh cerpen berdasarkan strukturnya? Sebenarnya masih
banyak lho, teknik-teknik yang bisa digunakan dalamYukmenganalisis
pilih kelas dansebuah
materi
cerpen. Kalau kamu ingin jago membuat cerpen yang belajar
menarikkamu
dandi disenangi
sini
banyak pembaca, mulailah memahaminya dan mulailah menulis.
So, untuk mendapatkan banyak pengetahuan tentang cerpen, selain dari guru di
sekolahmu, kamu juga bisa menonton video belajar di ruangbelajar. Setelah itu,
kamu bisa konsultasikan deh, ke gurumu! Jadi, selamat belajar dan menulis
cerpen!

Referensi:
Suherli dkk. 2017. Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas 11. Jakarta: Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Artikel ini telah diperbarui pada 6 November 2023.
Bahasa Indonesia XI Kelas 11 Konsep Pelajaran SMA

Fahri Abdillah

Bagikan artikel ini:

Artikel Lainnya Yuk pilih kelas dan materi


belajar kamu di sini
Jenis-Jenis Pasar, Karakteristik & Jenis-Jenis Tenaga Kerja dan Pengertian Tenaga Kerja,
Contohnya dalam Ilmu Ekonomi … Masalah Ketenagakerjaan |… Angkatan Kerja, dan Kesempata…
October 11, 2023 • 9 minutes read September 6, 2023 • 4 minutes read August 30, 2023 • 5 minutes read

RUANGGURU HQ
Jl. Dr. Saharjo No.161, Manggarai Selatan, Tebet, Kota Jakarta
Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12860
Hubungi Kami
info@ruangguru.com (021) 4000 8000 0815 7441 0000

Produk Ruangguru Bantuan & Panduan Produk Lainnya Coba GRATIS Aplikasi
Roboguru Company Credentials Brain Academy Ruangguru
Roboguru Plus Beasiswa Ruangguru English Academy
Dafa dan Lulu Cicilan Ruangguru Skill Academy
Kursus for Kids Promo Ruangguru
Ruangguru for Kids Vulnerability Report Yuk pilihRuangkerja
kelas dan materi
Schoters
belajar kamu di sini
Ruangguru for Business Layanan Pengaduan
Ruanguji Syarat & Ketentuan Kalananti
Ruangbaca Kebijakan Privasi
Ruangkelas Tentang Kami
Ruangbelajar Kontak Kami
Ruangpengajar Press Kit
Ruangguru Privat Bantuan
Ruangpeduli Karier
Ikuti Kami

© 2023 All Rights Reserved PT. Ruang Raya Indonesia

Yuk pilih kelas dan materi


belajar kamu di sini

Anda mungkin juga menyukai