Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

ILMU PENYAKIT JIWA


LAPORAN HOME VISIT

OLEH :
MN ALPI APRIANSAH
H1A 009 004

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA BAGIAN


ILMU PENYAKIT JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI NTB
TAHUN 2015
LAPORAN HOME VISIT
I.

IDENTITAS PASIEN
Nama Pasien
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Suku

:
:
:
:
:

Tn. S
41 tahun
Laki-laki
Islam
Sasak

Pendidikan
Pekerjaan
Status
Alamat
Tgl Home Visit

:
:
:
:
:

Tsanawiyah
Tidak Bekerja
Belum menikah
Dusun Serijate, Desa Perian, Kecamatan Montong Gading
04 Juli 2015

II. RIWAYAT PSIKIATRI


(Heteroanamnesis dengan Ibu Kandung dan tetangga Pasien)
1. Keluhan Utama :
Sering mengurung diri
2. Riwayat Gangguan Sekarang :
Menurut keterangan ibu pasien, anaknya mejadi sering murung dan mengurung
diri serta tidak mau berbicara dengan orang sekitarnya sejak 15 tahun yang lalu setelah
pasien dibawa pulang dari Malaysia. Gejala ini sudah mulai tampak sejak pasien masih
bekerja di Malaysia. Sebelum pasien mengalami keluhan ini pasien dikatakan pernah
bekerja merantau ke Malaysia selama beberapa bulan, namun setelah beberapa lama
bekerja di Malaysia pasien menjadi putus asa karena beratnya pekerjaannya, pasien lalu
meminta ingin pulang namun tidak diberikan izin oleh bosnya, sejak saat itu pasien mulai
menampakkan gejalanya sehingga dipulangkan oleh bosnya. Pasien sering berjalan
keluyuran dan menyakiti dirinya dengan membenturkan kepalanya ke tembok sehingga
terpaksa dipasung oleh keluarga.
Menurut keterangan ibu pasien, makannya cukup dan selalu disediakan oleh
keluarga dan tetangga sekitar. Pasien BAB dan BAK di kamar mandi dengan dituntun
oleh ibu pasien, dan dimandikan oleh ibu tiap 3 hari sekali.
(Autoanamnesis )

Pasien sulit untuk diajak berkomunikasi dengan pemeriksa.

3. Riwayat Gangguan Sebelumnya


Riwayat trauma kepala (-), kejang (-), asma (-). riwayat penggunaan NAPZA
(-), konsumsi minuman beralkohol (-), riwayat merokok (-).

4. Riwayat Kehidupan Pribadi


a. Riwayat prenatal dan perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Keadaan selama dikandungan
atau keadaan ibu pasien selama hamil tidak ada keluhan. Pasien lahir cukup
bulan secara normal di dukun, namun berat badan lahir tidak diketahui.
b. Masa kanak-kanak awal (1-3 tahun)
Pasien diberikan ASI oleh ibunya selama 6 bulan, pasien tidak mengalami
keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Riwayat sakit yang berat
disangkal.
c. Masa kanak-kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pasien mudah bergaul dengan teman-teman seusianya baik di rumah maupun
sekolah. Ia merupakan seorang anak yang ceria, memiliki banyak teman, dan
senang bermain.
d. Masa kanak-kanak akhir (11-19 tahun)
Setelah SD pasien melanjutkan pendidikannya ke Tsanawiyah setelah lulus
kemudian merantau ke Malaysia. Hubungan sosial pasien dengan teman
sekitarnya masih dalam batas normal.
e. Dewasa
Pasien belum menikah
5. Riwayat Keluarga
Keluarga pasien menyangkal ada anggota keluarga yang mengalami keluhan
serupa dengan pasien.
Genogram Keluarga

6. Situasi Sosial Sekarang


Pasien tinggal di sebuah ruangan ukuran 3 x 4 m2. Di ruangan tersebut tidak

terdapat pintu dan hanya beralaskan tikar. Pasien makan-minum di ruang tersebut.
Keadaan ruangan pasien tidak layak huni.
Lingkungan sekitar rumah pasien hanya terdapat beberapa rumah tetangga.

Tetangga paling dekat berjarak 6 meter dari rumah pasien.


Sumber pendapatan keluarga adalah bekerja sebagai petani.
Kebutuhan makan selalu dipenuhi oleh keluarga.

III. IDENTIFIKASI KELUARGA PASIEN


Keluarga pasien merupakan keluarga sederhana yang hidup sesuai masyarakat Sasak pada
umumnya.

IV. KEADAAN SOSIAL EKONOMI


Kebutuhan pasien dipenuhi oleh keluarganya. Ibu pasien bekerja sebagai petani dan ayah
pasien telah meninggal dunia. Keluarga tersebut termasuk sosial-ekonomi menengah ke
bawah dan berpendidikan rendah.
V. DESKRIPSI MASYARAKAT YANG BERADA DALAM RADIUS 1 KM DARI
DAERAH PASIEN TENTANG PASIEN GANGGUAN JIWA
Di sekitar lingkungan tempat tinggal pasien tidak terdapat warga yang memiliki gangguan
jiwa. Menurut anggota keluarga dan tetangga pasien, orang-orang yang dianggap memiliki
gangguan jiwa, yaitu :

VI.

Sering bicara dan tertawa sendiri.


Berpakaian tidak seperti orang yang normal.
Sering melamun atau marah-marah serta mengamuk tanpa sebab yang jelas.
Bertingkah seperti anak kecil walaupun usianya sudah dewasa
Sering keluyuran sendirian tanpa tujuan, terutama bila tanpa busana.
Suka mengganggu dan menyebabkan keresahan orang lain dan lingkungan.
Pendiam, suka menyendiri, dan berkhayal yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Tidak mampu mengurus dirinya sendiri, seperti jarang mandi.

SIKAP KELUARGA TERHADAP ANGGOTA KELUARGA YANG DISANGKA


MENDERITA GANGGUAN JIWA
Keluarga mengetahui bahwa pasien menderita gangguan jiwa sejak 15 tahun yang lalu.
Ibu pasien menyadari seharusnya pasien dibawa berobat ke pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pengobatan. Pasien pernah di bawa berobat pada awalnya namun berhenti
sejak ayah pasien meninggal karena tidak ada anggota keluarga yang akan membawanya
dan tidak ada biaya. Sehingga keluarga membiarkan kondisi pasien dan mengobati dengan
cara meminta obat ke orang pintar. Saat ini, pasien tidak pernah mendapat pengobatan
secara medis. Untuk kebutuhan pokok sehari-hari pasien seperti makan dan minum
keluarga tetap memenuhinya.

VII. TANGGAPAN

KELUARGA

TERHADAP

PASIEN

GANGGUAN JIWA DAN USAHA PENGOBATAN

YANG

MENGALAMI

Menurut keluarga, penderita yang mengalami gangguan jiwa perlu mendapatkan


pengobatan. Hingga saat ini, belum ada petugas Puskesmas yang datang mengunjungi
pasien. Keluarga pun sudah pasrah terhadap kondisi pasien saat ini.
VIII. KENDALA DAN HAMBATAN YANG DIHADAPI KELUARGA TERKAIT
PENANGANAN ANGGOTA KELUARGA YANG DISANGKA MENDERITA
GANGGUAN JIWA
Kendala yang dihadapi keluarga, antara lain :
Pasien selalu mengamuk saat akan dibawa berobat.
Keluarga masih belum memahami benar bahwa pengobatan bagi penderita gangguan
jiwa

seperti

yang

dialami

pasien

saat

ini

membutuhkan

proses

dalam

penyembuhannya sehingga pengobatannya bukan dalam hitungan minggu saja.


Namun pasien harus tetap kontrol untuk melihat respon terhadap pengobatan yang
diberikan dan perkembangan pasien.
IX.

EDUKASI KEPADA KELUARGA

a. Pasien memiliki gangguan jiwa yang memerlukan pengobatan secara rutin dan teratur,
sehingga membutuhkan dukungan dari keluarga
b. Keluarga diharapkan bersedia menjadi pengawas pasien dalam minum obat

dan

mengantarkan pasien rutin kontrol ke RS atau Puskesmas


c. Pasien memiliki gangguan jiwa yang membutuhkan proses yang lama dalam
penyembuhannya sehingga pengobatannya bukan dalam hitungan hari atau minggu,
sehingga penting rutin kontrol untuk melihat respon terhadap pengobatan yang diberikan
dan perkembangan pasien.
X.

LAMPIRAN DOKUMENTASI PASIEN

Pasien

Ruangan Pasien tampak depan

Anda mungkin juga menyukai