PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seperti diketahui oleh masyarakat bahwa setiap pasien yang akan menjalani
tindakan invasif, seperti tindakan bedah akan menjalani prosedur anestesi.
Anestesi sendiri secara umum berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit
ketika
melakukan
pembedahan
dan
berbagai prosedur
lainnya
yang
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1
IDENTITAS
Nama
: Ny.kh
Umur
: 31 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Kepanjen
Pekerjaan
: wiraswata
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Status.Perkawinan
: menikah
Suku
: Jawa
Tgl MRS
: 9 februari 2015
No. Register
: 369131
2.2 ANAMNESA
1. Keluhan Utama: Mengeluarkan cairan dari jalan lahir
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien rujukan dari bidan dengan diagnosis GII P1001 Ab000 dengan
ketuban pecah dini .Pasien mengatakan cairan keluar merembes dari jalan
lahair seperti kencing sejak hari sabtu (7-2-2015) pasien kebidan tanggal
3.
Sakit yang sama (-)HT, (-), DM (-), Asma (-), Alergi (-), kejang (-), peny.
Jantung (-)
5. Riwayat pengobatan :
Belum pernah mendapat pengobatan dalam bentuk apapun. Pasien tidak
mempunyai riwayat alergi terhadap obat apapun.
6. Riwayat Operasi dan anestesi: Pasien pernah operasi sectio cesaria
dengan anastesi disuntik di punggung
2.3 PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Present
Kesadaran: tampak lemas, compos mentis (GCS E4V5M6)
b. Pemeriksaan Umum
Tanda Vital
Tensi
: 120/80 mmHg
Nadi
: 84x/menit
Pernafasan
: 18x/menit
Suhu
: 36,5c
1. Kulit
Kulit sawo mateng, turgor baik, ikterik (-), sianosis (-), pucat (-)
2. Kepala
Luka (-), bekas luka (+), keriput (-), kelainan mimik wajah/meringis (-)
simetris
3. Mata
Mata tidak cowong, konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil
isokor (+/+), reflek kornea (+/+)
4. Hidung
Nafas cuping hidung (-/-), secret (-/-), epistaksis (-/-), deformitas hidung
(-/-), obstruksi (-/-)
5. Mulut
Bibir pucat (-), bibir kering (-), lidah kotor (-), papil lidah atrofi (-), tepi
lidah hiperemi (-), gusi berdarah (-), sariawan (-), buka mulut 5 cm
(terlihat pallatum durum, pllatum molle, uvula, tiang faring), obstruksi
(-), gigi lengkap
6. Telinga
Trakea di tengah, pembesaran kelenjar limfe (-), lesi pada kulit (-).
9. Toraks
Palpasi
Perkusi
Pinggang jantung
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
Sonor
+
suara tambahan: Ronkhi
-
+
wheezing
-
10. Abdomen :
Inspeksi : nampak membesar
Palpasi
: Tinggi fundus uteri 29 cm, punggung kiri, letak kepala U ,
his jarang
Auskultasi : DJJ 142x/menit
11. Ektremitas :
Akral dingin
12.
Odem
Status Obstetri
Pemeriksaan luar
Leopold I : Tinggi fundus uteri 29 cm. Bagian teratas teraba agak bulat,
besar, lunak. kesan: bokong..
Pembukaan
Ketuban
Hodge
Denominator
: 1 cm
::1
: uuk (jam 07.00)
Hemoglobin
: 11,2 mg/dl
Hematokrit
: 32,4 %
Hitung eritrosit
: 3,92 jt
Hitung Leukosit
: 16.870/mm3
Trombosit
: 263.000/mel
HbsAg
: Non Reaktif
Kesimpulan: Leukositosis
DIAGNOSA:
G1p1001 AB000 uk 37 38 mgg dg PRM + BSC pro SC
PENATALAKSANAAN
Pasien direncanakan operasi tanggal 10 februari 2015 dengan regional spinal
2.4
TINDAKAN ANESTESI
A Preoperasi
Keadaan umum : Tampak Kesakitan
Kesadaran
: Compos Mentis
: 101x/menit
RR
: 21x/menit
Jam
Tek.Darah
Tidakan
(mmHg)
10.3
ke meja operasi
Nadi
(x/menit
)
Saturasi
O2 (%)
101
100
98
99
dilakukan
suntikan
anestesi
spinal
139/82
101
99
5
11.0
125/93
112
98
- bayi lahir
107/88
118/70
110/61
120/87
92
88
86
96
99
98
98
99
11.2
110/78
87
5
C Laporan Anestesi
Lama Operasi
: 35 menit (11.25-12.00)
Lama Anestesi
: 45 menit (11.15-12.05)
Jenis Anestesi
Posisi
Pernafasan
: pemberian O2
Infus
Medikasi
Cairan
vitalnya
dan
dinilai
pemulihan
kesadarannya
sebelum
: compos mentis
Tekanan darah
: 120/85 mmHg
Nadi
: 96x/menit
Pernafasan
: 22x/menit
Saturasi
: 99%
100
Kriteria penilaian :
LAPORAN OPERASI
No. Register : 369131
Nama : Ny.kh
Umur : 31 th
Nama :
Ahli bedah : dr. W, Sp. OG
Tanggal operasi : 10 februari 2015
Pukul operasi :
Dimulai : 10.45
Selesai : 11.20
Alamat : Kepanjen
IRNA : B
Asisten: Jaringan yang di :
Perawat : -
Klasifikasi :
Pembedahan
2.
Darurat
Mayor
Terencana (+)
Medium`(+)
Rawat jalan
Minor
5.
STATUS ANASTESI
KETERANGAN UMUM
Nama penderita
: ny.kh
Ahli bedah
Ass. Bedah
: P2002 ab000
Jenis pembedahan
: Sectio cesaria
Jenis anastesi
: Regional Anastei
Prwt. Anastesi:
KEADAAN PRA-BEDAH
Keadaan umum
: gizi kurang/cukup/gemuk/anemis/sianosis/sesak
11
Tekanan darah :118/78 nadi: 101x/mnt Pernapasan :19x/mnt, Suhu: 36C, Berat
badan : 81 kg, Golongan darah : B
Hb: 11,2gr%, Lekosit : 16.870 /uL PVC : 32,4% Lain-lain:.................................
Penyakit-penyakit lain ......................STATUS FISIK ASA: 1234 Elektif darurat
PREMEDIKASI : S. Atropinmg Valiummg Petidinmg DBP.mg
POSISI:
Supine/prone/lateral/lithotomic/lain-lain
AIRWAY
masker
BAB II
DISKUSI KASUS
Pre Operatif
Persiapan pre operatif pada pasien ini yaitu :
-
12
13
berat jenisnya lebih besar daripada CSS sehingga pada saat awal
penyebarannya di ruang sub arachnoid sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Hal
ini membuat obat akan ikut turun ke bawah saat kaki pasien direndahkan dan
menurunkan resiko total blok.
Pemilihan bupivacaine 15 mg juga dikaitkan dengan fisiologi ibu hamil. Pada
saat hamil, aliran balik vena pada vena cava inferior tertekan sehingga
mengakibatkan aliran darah ke atas tertahan lalu menyebabkan terjadinya
pelebaran pembuluh darah di medulla spinalis. Akhirnya pelebaran pembuluh
darah di medulla spinalis tadi membuat ruangannya menjadi kecil. Jadi apabila
volume cairan yang diberikan terlalu banyak menyebabkan bloknya akan
menjadi tinggi dan dapat mengakibatkan total blok.
Mekanisme kerja bupivacaine adalah mencegah konduksi rangsang saraf
dengan menghambat aliran ion, memperlambatkan perambatan rangsang saraf,
meningkatkan ambang eksitasi electron dan menurunkan kenaikan potensial
aksi. Durasi analgetik obat ini adalah selama 2-3 jam dan disuntik di daerah
L3-L4. Selain itum bupivacaine spinal turut menghasilkan relaksasi muscular
yang cukup pada ekstremitas bawah selama 2-2,5 jam.
Terdapat beberapa macam obat lain yang diberikan pada pasien ini, yaitu :
Pospargin 0,2 mg bolus digunakan untuk mencegah dan mengobati perdarahan uterus
karena pembedahan sesarea
14
Pasien diberikan infus ringer laktat 500 ml merupakan cairan dengan osmolaritas
mendekati serum, sehingga terus berada dalam pembuluh darah. Natirum
merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotic.
Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation
terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolielektrolit ini merupakan elektrolit terpenting yang dibutuhkan oleh tubuh untuk
menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk
syok perdarahan. Terapi ini bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi
dimana terjadi kekurangan cairan tubuh sehingga tekanan darah terus menurun.
Tidak ada interaksi dengan makanan atau obat lain sehingga pemberian infus ini
aman untuk digunakan.
BB = 81 kg
Maintenance = 2 cc/kgBB/jam = 2 x 81kg= 162 cc/jam
Pengganti puasa = 8 x maintenance = 8x162cc=1296cc/jam
Stress operasi = 8 cc/kgBB/jam = 8x81kg=648cc/jam
Pemberian Cairan :
1 jam pertama = (50% x pengganti puasa) + maintenance + stress operasi
= (50 % x 1296) +162 + 648 = 1458 cc
Post Operatif
Setelah operasi selesai, pasien bawa ke ruang Recovery Room. Pasien berbaring dengan posisi
kepala lebih tinggi untuk mencegah spinal headache, karena efek obat anestesi masih ada.
Observasi post sectio caesarea dilakukan pemantauan secara ketat meliputi tanda-tanda vital
(tekanan darah, nadi, suhu dan frekwensi nafas). Oksigen tetap diberikan 2-3 liter/menit. Setelah
keadaan umum stabil, maka pasien dibawa ke ruangan.
15
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN ANESTESI REGIONAL
A. Definisi
Anestesi regional adalah
tubuh sementara pada impuls saraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari
satu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik
dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar.
16
3.
17
Anastesi Spinal
Anestesi spinal ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam
ruang subarachnoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan
anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid. Anestesi spinal/subaraknoid
disebut juga sebagai analgesi/blok spinal intradural atau blok intratekal.
Untuk mencapai cairan serebrospinal, maka jarum suntik akan
menembus kutis subkutis Lig. Supraspinosum Lig. Interspinosum
Lig. Flavum ruang epidural durameter ruang subarachnoid.
Indikasi:
1. Bedah ekstremitas bawah
2. Bedah panggul
3. Tindakan sekitar rektum perineum
4. Bedah obstetrik-ginekologi
5. Bedah urologi
6. Bedah abdomen bawah
7. Pada bedah abdomen atas dan bawah pediatrik biasanya
dikombinasikan dengan anestesi umum ringan
1. Pasien menolak
2. Infeksi pada tempat suntikan
3. Hipovolemia berat, syok
4. Koagulapatia atau mendapat terapi koagulan
5. Tekanan intrakranial meningkat
6. Fasilitas resusitasi minim
7. Kurang pengalaman tanpa didampingi konsulen anestesi.
Informed consent
Kita tidak boleh memaksa pasien untuk menyetujui anestesia
spinal
2.
Pemeriksaan fisik
Tidak dijumpai kelainan spesifik seperti kelainan tulang punggung
3.
19
2.
Peralatan resusitasi
3.
Jarum spinal
Jarum
spinal
dengan
ujung
tajam
(ujung
bambu
20
21
22
23
2. Besarnya dosis
3. Ada tidaknya vasokonstriktor
4. Besarnya penyebaran anestetik lokal
24
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Ny.kh S. 31 tahun datang Pasien rujukan dari bidan dengan diagnosis GII
P1001 Ab000 dengan ketuban pecah dini .Pasien mengatakan cairan keluar
merembes dari jalan lahair seperti kencing sejak hari sabtu (7-2-2015) pasien
kebidan tanggal (9-2-2015) karena perut terasa kenceng-kenceng
84x/menit,
25
DAFTAR PUSTAKA
26