yang
sering
dan
diduga
menyebabkan
kerusakan
otak
atau
kematian. Manajemen airway yang hati-hati selama dan setelah operasi diperlukan
untuk mengurangi angka kematian selama operasi. Kondisi komorbiditas dan
beberapa karakteristik pasien seperti edema laring, pembengkakan leher anterior,
leher pendek dan obesitas lebih mungkin memperburuk kesulitan napas. Dalam
keadaan seperti kesulitan intubasi yang diharapkan.6,11 Peningkatan yang
signifikan dalam kejadian kesulitan dalam intubasi endotrakeal pada pasien
dengan kelas Mallampati 3/4 napas dan mobilitas leher kurang dari 90 telah
ditunjukkan selama operasi tiroid.10 Keadaan kami ini sejalan dengan temuan ini
sebagai pasien dengan kelas Mallampati 4 dan mobilitas leher dibatasi selama
penilaian anaesthestic pra operasi.
Tingkat distorsi saluran napas, bersangkutan dengan fakta bahwa pasien
memiliki riwayat kegagalan intubasi mengharuskan perlunya perencanaan yang
tepat dari manajemen airway dalam kasus ini.Metode ini tepat direncanakan,
didiskusikan dengan pasien dan informed consent .
Selama induksi anestesi, kedua metode intubasi buta menggunakan karet
bougie elastis dan teknik fibroptic sebelumnya gagal karena sangat menyimpang
airway. Intubasi fibreoptic fleksibel biasanya dianggap sebagai standar emas pada
pasien semacam ini tapi itu tidak mungkin pada pasien ini. 12 Mengandalkan pada
LMA akan berisiko karena ada terikat menjadi kompromi jalan napas sudah
dikompresi selama operasi. Selain itu, LMA akan mengakibatkan aspirasi pada
pasien selama operasi. Prosedur dengan menggunakan intubasi dan mengamankan
jalan napas dilakukan jika dipastikan operasi berjalan dengan baik tanpa
komplikasi pernapasan. Pilihan untuk trakeostomi memberi dapat mengontrol dan
mengamankan jalan napas selama dan setelah operasi. Trakeostomi tidak umum
untuk
sebagian
besar
rumah
sakit
di
negara-negara
goiter
multinodular
mengakibatkan
kompresi
napas
dan
penyimpangan.
Dalam kasus indeks prosedur dilakukan secara aman dengan komplikasi
bedah atau anestesi tidak intraoperatif atau pasca operasi. Trakeostomi untuk
goiter multinodular besar bisa sangat menantang, terutama goiter sangat
vascularized. Dengan seleksi yang tepat pasien, pengalaman yang memadai dalam
operasi goiter, dan adanya ahli anestesi terampil, trakeostomi adalah prosedur
yang dapat dipertimbangkan dalam keadaan di mana ada kekurangan alat anestesi
canggih untuk memberikan anestesi untuk pasien dengan deviasi napas berat dan
atau penyempitan .
Kesimpulan
Manajemen jalan nafas untuk tiroidektomi dengan goiter yang besar
dengan gangguan jalan nafas yang berat bisa dipertimbangkan untuk trakeostomi
di sebagian besar rumah sakit di negara-negara berkembang di mana peralatan
anestesi canggih tidak tersedia.