KEMENTERIAN KEUANGAN
PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN SERTA
PENYUSUNAN RKAKL
Singaraja 28
Februari 2015
POKOK BAHASAN
Reorganisasi Ditjen Pendidikan Tinggi
Siklus Penganggaran
Penganggaran Berbasis Kinerja
Tata Cara Penyusunan RKA-K/L
a. Hal-hal Baru dalam Penelaahan
b. Persiapan Penyusunan RKA-K/L
c. Penyusunan RKA-K/L Berdasarkan Pagu Anggaran
d. Penyusunan RKA-K/L Berdasarkan Alokasi Anggaran
Standar Biaya
Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) 2016
Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi
Setditjen Dikti
Direktorat Pembelajaran
dan kemahasiswaan
Inspektorat Jenderal
Ditjen
Pembelajaran dan
Kemahasiswaan
Ditjen
Kelembagaan
IPTEK dan DIKTI
Ditjen Penguatan
Riset dan
Pengembangan
Ditjen Penguatan
Inovasi
A. SIKLUS PENGANGGARAN
Pembicaraan
Pendahuluan
RAPBN (KEM, PPKF
dan RKP)
Arah
Kebijakan &
Prioritas
Pembangunan
Pembahasan
RAPBN, RUU
APBN, Nota
Keuangan , DHP
RKA-K/L dan
DHP RDP-BUN
Penyusunan
resource
envelope &
usulan
kebijakan
APBN
Pelaksanaa
n Trilateral
Meeting
Penyusunan
RAPBN, RUU
APBN, NK, DHP
RKA-K/L dan
DHP RDP-BUN
Penyusunan
KEM, PPKF
dan Pembicaraan
Pendahuluan
Pembahasan
RAPBN, RUU
APBN, Nota
Keu, DHP RKAK/L dan DHP
RDP-BUN
Persetujuan
RUU APBN
1
0
Pengesahan
UU APBN
1
3
1
1
Penetapa
n Alokasi
Anggaran
K/L
Penetapan
Keppres Rincian
ABPP & DHP RDP
BUN
1
2
Penyusunan
Keppres
Rincian
ABPP
Penyusunan
&
Pengesahan
DIPA
1
4
5a
11
a
SIKLUS PENGANGGARAN
PAGU INDIKATIF
PAGU ANGGARAN
ALOKASI ANGGARAN
Trilateral Meeting
Renja K/L
Pemerintah
Menetapkan RKP
Menkeu
Menetapkan Pagu
Anggaran
B. PENDEKATAN PENGANGGARAN
PENDEKATAN PENGANGGARAN
I. PENDEKATAN
PENGANGGARAN
PENGANGGARAN
TERPADU TERPADU
Penganggaran terpadu merupakan unsur yang paling mendasar bagi penerapan
pendekatan penyusunan anggaran lainnya (PBK & KPJM) pendekatan
anggaran terpadu merupakan kondisi yang harus terwujud lebih dahulu
Penganggaran terpadu dilakukan dengan mengintegrasikan seluruh proses
perencanaan dan penganggaran di lingkungan K/L untuk menghasilkan
dokumen RKA KL, dengan klasifikasi anggaran menurut organisasi, fungsi dan
jenis belanja agar tidak terjadi duplikasi dalam penyediaan dana untuk
K/L, baik yang bersifat investasi maupun untuk biaya operasional
10
11
LEVEL
NASIONAL
Program
Target Kinerja
Total Rp
PRIORITAS
Outcome
ESELON I
Indikator Kinerja
Nasional
Indikator Kinerja
Target Kinerja
Total Rp
FOKUS
PRIORITAS
Total Rp
ESELON II/SATKER
Indikator Kinerja
Nasional
KEGIATAN
PRIORITAS
KEGIATAN
PRIORITAS
Output dan
Volume
Output
Jml Rp
Indikator
Kinerja
KEGIATAN
TUPOKSI
Output dan
Volume
Output
Jml Rp
Indikator
Kinerja
2.
3.
Sesuai dengan Renstra K/L, Unit Eselon IA merumuskan Program, Indikator Kinerja
Utama (IKU) Program dan hasil;
2.
Selanjutnya Program dijabarkan dalam Kegiatan, IKK, dan output pada Unit
pengeluaran (spending unit) pada tingkat Satker atau Eselon II di lingkungan Unit
Eselon IA sesuai dengan tugas dan fungsinya;
3.
4.
Hasil rumusan Program, IKU Program, hasil, Kegiatan, IKK, dan output dituangkan
dalam dokumen Renja-K/L, RKA-K/L dan DIPA.
TATA CARA
PENYUSUNAN RKA-K/L
2. Satker melakukan:
a. Menyiapkan dokumen baik sebagai acuan maupun sebagai dasar pencantuman
sasaran kinerja kegiatan .:
1. Informasi mengenai sasaran kinerja (sampai dengan tingkat output) dan
alokasi anggaran untuk masing-masing kegiatan (termasuk sumber dana)
sesuai kebijakan Unit Eselon I. ;
2. Peraturan perundangan mengenai struktur organisasi K/L dan tugasfungsinya;
3. Dokumen Renja K/L dan RKP tahun berkenaan;
4. Petunjuk penyusunan RKA-K/L;
5. Standar Biaya tahun berkenaan.
b. Meneliti dan memastikan kesesuaian dengan kebijakan unit eselon I
dalam hal :
1) Besaran alokasi anggaran Satker;
2) Besaran Angka Dasar dan/atau Inisiatif Baru.
c. Menyusun KK Satker dan RKA Satker serta menyimpan datanya dalam
Arsip Data Komputer-nya (ADK);
3. Program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh K/L seluruhnya harus sesuai tugasfungsi K/L, prioritas pembangunan nasional, atau prioritas bidang.
Oleh karena itu peruntukan alokasi anggaran harus memperhatikan urutan tingkat
kepentingan (prioritas) pengalokasian anggaran sebagai berikut:
a. Kebutuhan anggaran untuk biaya operasional organisasi yang sifatnya
mendasar, seperti alokasi untuk gaji, honorarium dan tunjangan, serta
operasional dan pemeliharaan perkantoran;
b. Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian prioritas pembangunan
nasional, prioritas pembangunan bidang dan/atau prioritas pembangunan
daerah (dimensi kewilayahan) yang tercantum dalam dokumen RKP;
c. Kebutuhan dana pendamping untuk kegiatan-kegiatan yang anggarannya
bersumber dari pinjaman dan/atau hibah dalam negeri/luar negeri;
d. Kebutuhan anggaran untuk kegiatan lanjutan yang bersifat tahun jamak
(multi years);
OUTPUT CADANGAN
UNTUK MENAMPUNG HAL-HAL SEBAGAI BERIKUT
a. Alokasi anggaran untuk keluaran yang bukan tusi unit dan belum ada dasar
hukumnya
b. Alokasi anggaran untuk kegiatan yang sama dengan tahun sebelumnya, namun
alokasi anggarannya berlebih.
c. Alokasi anggaran untuk komponen yang tidak berkaitan langsung dengan
pencapaian keluaran/output.
d. Alokasi anggaran untuk komponen yang alokasinya berlebih.
e. Alokasi anggaran yang belum jelas peruntukannya dan/atau kegiatan yang belum
pernah dianggarakan sebelumnya.
STRUKTUR ANGGARAN
Struktur Anggaran
P R OG R AM
OUT C OME
K E G IAT AN
OUT
P UT
OUT
P UT
OUT
P UT
K E G IAT AN
OUT
P UT
OUT
P UT
OUT
P UT
S UB O UT P UT
K OMP ON E N
K OMP ON E N
K OMP ON E N
S UB
K OMP O
S NE
UB N
K OMP O
S NE
UB N
K OMP O NE N
DE T IL
DE T IL
B E L A NJ A DE T IL
B E L A NJ A
B E L A NJ A
2011
2013
2014
4073
4078
4078.024
4078.999
Output Cadangan
4078.999.00
1
4078.011.00
2
2013.109.001
Penelitian Dosen
Hasil Penelitian
4078.001
Mahasiswa Baru S1
011 Persiapan Penerimaan Mahasiswa Baru
012 Melaksanakan Promosi
013 Registrasi Mahasiswa Baru
014 Prosesi Penerimaan Mahasiswa Baru
4078.011
4078.011.00
1
Akreditasi Prodi
4078.011.00
2
Pengembangan Kurikulum
4078.011.00
1
Sertifikasi ISO
STANDAR BIAYA
Regelling
Beschikking
Bersifat tahunan
Penetapan satuan2 biaya
baik SBM maupun SBK
termasuk struktur biaya
1. PMK SBM (PMK No. 53/PMK.02
/2014) & Surat Menkeu ttg SBM
2. PMK SBK
3. PMK/Surat Menkeu ttg Standar
Struktur Biaya & Indeksasi
Dalam perencanaan:
Sebagai batas tertinggi yang berarti besarannya tidak dapat dilampaui;
Referensi penyusunan prakiraan maju;
Bahan penghitungan pagu indikatif Kementerian Negara/Lembaga;
dan/atau
Referensi penyusunan Standar Biaya Keluaran untuk output/sub output
sejenis pada Kementerian Negara/Lembaga yang berbeda
TERIMA KASIH