Anda di halaman 1dari 12

PMK No 258 Tahun 2015

tentang
Tata Cara Pemberian
Penghargaan dan
Pengenaan Sanksi Atas
Pelaksanaan Anggaran
Belanja
Kementerian/Lembaga
1
A. Landasan Hukum
B. Sistimatika PMK
C. Subtansi Pengaturan Dalam
PMK R/P
1. Ketentuan Umum
2. Pengaturan Pemberian
Penghargaan
3. Pengaturan Pengenaan Sanksi
4. SAYTD
5. Mekanisme Penerapan

C. Lampiran-Format Dalam PMK R/P


A. LANDASAN HUKUM

a. UU No 14 Tahun 2015 tentang APBN TA 2016 pasal 17 dinyatakan bahwa


dalam rangka efisiensi dan efektivitas pelaksanaan anggaran belanja
Kementerian Negara/Lembaga, Pemerintah menerapkan sistem
penghargaan dan pengenaan sanksi atas pelaksanaan anggaran belanja
K/L sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b. Perpres No 39 Tahun 2012 tentang Pemberian Penghargaan dan Sanksi


Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja K/L; dan

c. Permenkeu No 258 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pemberian


Penghargaan dan Pengenaan Sanksi Atas Pelaksanaan Anggaran Belanja
Kementerian/Lembaga
B. SISTEMATIKA PMK
SEMULA MENJADI
(PMK No 158/2014) (PMK No 258/2015)
1. Batang Tubuh PMK (18 Pasal) 1.Batang Tubuh PMK (15 Pasal)
2. Lampiran PMK ( 4 Lampiran): 2. Lampiran PMK ( 2 Lampiran):
Lampiran I :Laporan Realisasi Lampiran I :Laporan Realisasi
Anggaran Belanja Tahun Anggaran Belanja Tahun
Anggaran 20xx Anggaran 20xx
Lampiran II: Ikhtisar Kontrak Lampiran II: Laporan Capaian
Hasil Optimalisasi Tahun Kinerja Penganggaran Tahun
Anggaran Sebelumnya Anggaran 20xx
Lampiran III: Laporan Capaian
Kinerja Penganggaran Tahun
Anggaran 20xx
Lampiran IV:Surat Pernyataan
Tanggung Jawab Mutlak
(SPTJM)
C. TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN(1/2)

1. Definisi (Pasal 1)
a. Kementerian negara/lembaga yang melakukan optimalisasi anggaran
belanja pada tahun anggaran (t.a) sebelumnya, dapat menggunakan hasil
optimalisasi (Ho) anggaran belanja tersebut pada t.a berikutnya, yang
selanjutnya disebut dengan penghargaan.
b. Ho merupakan hasil lebih atau sisa dana yang diperoleh setelah
pelaksanaan dan/atau penandatanganan kontrak dari suatu kegiatan yang
target sasarannya telah dicapai.
c. Target sasaran merupakan rencana prestasi kerja berupa volume
keluaran dari suatu kegiatan atau hasil dari suatu program dengan
kuantitas dan kualitas terukur yang tertuang dalam dokumen anggaran.

2. Kriteria Penghargaan (Pasal 3 ayat 1)


a. Mempunyai Ho atas pelaksanaan anggaran belanja pada t.a sebelumnya yg
target sasarannya telah dicapai dan belum digunakan di t.a tsb; dan
b. Ho yg belum digunakan pada t.a sebelumnya lebih besar dari sisa
anggaran yang dapat dipertanggungjawabkan (SAYTD)
C. TATA CARA PEMBERIAN PENGHARGAAN(2/2)

3. Ketentuan Pemberian Penghargaan (Pasal 3 ayat 2)


Penghargaan diberikan dengan ketentuan capaian kinerja penganggaran
kementerian negara/lembaga t.a sebelumnya:
a. % penyerapan anggaran paling sedikit 95%;
b. % realiasasi capaian output paling sedikit 95%; dan
c. laporan keuangan K/L berpredikat wajar tanpa pengecualian (WTP)

4. Bentuk Penghargaan (Pasal 4)


Penghargaan yang diberikan kepada kementerian negara/lembaga dapat
berupa:
a. tambahan alokasi anggaran K/L pada t.a berikutnya, dengan
memperhatikan kondisi keuangan negara;
b. prioritas dalam mendapatkan dana atas inisiatif baru yang diajukan; atau
c. prioritas dalam mendapatkan anggaran belanja tambahan apabila kondisi
keuangan negara memungkinkan
D. TATA CARA PENGENAAN SANKSI(1/2)

1. Definisi (Pasal 2)
Kementerian negara/lembaga yang tidak sepenuhnya melaksanakan anggaran
belanja pada tahun anggaran (t.a) sebelumnya, dapat dikenakan pemotongan
anggaran belanja tersebut pada t.a berikutnya, yang selanjutnya disebut dengan
sanksi

2. Kriteria Sanksi (Pasal 5 ayat 1)


a. Terdapat SAYTD ; dan
b. SAYTD lebih besar dari Ho yg belum digunakan pada t.a sebelumnya.

3. Ketentuan Pengenaan Sanksi (Pasal 5 ayat 2 dan ayat 3)


Sanksi dikenakan paling banyak sebesar SAYTD, dengan ketentuan:
a. tidak boleh menghambat pencapaian target pembangunan;
b. tidak boleh menurunkan pelayanan kepada publik; dan
c. Memperhatikan arah kebijakan penganggaran pada t.a berjalan
E. SISA ANGGARAN YANG TIDAK DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN
(SAYTD)
SAYTD (Pasal 6)
Pasal 6 ayat (1) Pasal 6 ayat (2)
SAYTD yaitu sisa anggaran belanja yg tidak
terserap pada t.a sebelumnya yg disebabkan oleh SAYTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
hal-hal sbb: termasuk sisa anggaran yang berasal dari:

a. pelaksanaan kegiatan operasional yang


a. tidak dipenuhinya kriteria-kriteria keg termasuk dalam komponen 001,002,003,004
yg dpt dibiayai dari anggaran belanja; dan 005
b. tidak diikutinya per-uu-an di bidang b. pelaksanaan paket-paket :
pengadaan barang/jasa pemerintah; pekerjaan yang dilaksanakan secara kontrak
c. keterlambatan penunjukan kepala tahun jamak dan masih berkelanjutan;
satker dan/atau pelaksana kegiatan kegiatan yg dilaksanakan secara swakelola yg
atau pejabat perbendaharaan; dan/atau target sasarannya telah dicapai
d. kelalaian kuasa pengguna anggaran kegiatan yg dananya bersumber dari
dan/atau pelaksana kegiatan atau PHLN/PHDN/PNBP/ Rp Murni
pejabat perbendaharaan dalam BLU/SBSN/PBS dan Rp Murni Pendamping
pelaksanaan anggaran belanja t.a c. akibat keadaan kahar al meliputi bencana
sebelumnya. alam, terjadi konflik/ berpotensi terjadi konflik
sosial, dan cuaca
F. MEKANISME
Pasal 7-11 Pasal 12

Menteri/pimpinan lembaga atau Setjen/ Menteri Keuangan Cq DJA


Sestama/Ditjen/Kabadan/Pejabat Eselon I
selalu penanggungjawab program
menyampaikan kepada Menkeu cq DJA: Melakukan penilaian berdasarkan:
1. Laporan realisasi anggaran belanja dan
1. Laporan realisasi anggaran belanja t.a capaian kinerja penganggaran ta
sebelumnya yg telah di audited BPK, disertai sblmnya (Pasal 8,10); atau
dg ADK (Format-1) dan 2. Data yg ada pada Menkeu Cq DJA
2. Laporan Capaian kinerja penganggaran dalam hal K/L tidak menyampaikan
kemeneterian negara.lembaga t.a
sbelumnya (Format-2)
Pasal 13

Kementerian Negara/Lembaga Menteri Keuangan

Melakukan penyesuaian terhadap RKA-K/L


Menetapkan keputusan mengenai pemberian
yang akan ditetapkan menjadi pagu alokasi
pengahargaan dan sanksi kepada K/L
anggaran K/L

Pasal 14: Permenkeu No 158/PMK.02/2013 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.


Pasal 15: Peraturan Menter ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan tgl 31 Desember 2015
G. LAMPIRAN-FORMAT (1/2)
Lampiran1, Format:
LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA
TAHUN ANGGARAN 20xx
Kementerian Negara/Lembaga : ..(1)
Unit Organisasi : ....... .(2)
(miliar rupiah)
Rincian Sisa Anggaran
Kode dan Realisasi
No Pagu Sisa Bukan Hasil
Nama Anggaran Hasil Penjelasan
Urut Anggaran Anggaran Optimalisasi
Program (audited) Optimalisasi
SAYD SAYTD
1 2 3 4 5 (3-4) 6 7 8 9
XX (3) XXX (4) 999,99(5) 999,99(6) 999,99(7) 999,99 (8) 999,99 999,99 XXXXXXX
(9) (10) (11)
Jumlah 999,99 999,99 999,99 999,99 999,99 999,99

Bukti-bukti pengeluaran Laporan Realisasi Anggaran Belanja tersebut di atas disimpan oleh
Penanggung jawab Program untuk kelengkapan administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan
fungsional.
, .. 20xx
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/ Direktur
Jenderal/Kepala Badan/Pejabat Eselon I Selaku
Penanggung jawab Program (12)
ttd
XXXXXXXXXXXXXX (13)
NIP/NRP YYYYYYYYYYYYYYYYYY (14)
G. LAMPIRAN-FORMAT ...(2/2)
Lampiran-2, Format:
LAPORAN CAPAIAN KINERJA PENGANGGARAN
TAHUN ANGGARAN 20xx

Kementerian Negara/Lembaga : ..(1)

No. Kode dan Nama Persentase Penyerapan Persentase Realisasi Opini Capaian Kinerja
Urut Unit Eselon I Anggaran (audited) Capaian Output BPK Penganggaran

1 2 3 4 5 6

XX (2) XXX (3) XXX (4) XXX (5) XXX (6) Terpenuhi/Tidak
Terpenuhi (7)

Bukti capaian kinerja tersebut di atas disimpan oleh Penanggung jawab Program untuk kelengkapan
administrasi dan pemeriksaan aparat pengawasan fungsional.

, .. 20xx
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Utama/Direktur
Jenderal/Kepala Badan/Pejabat Eselon I Selaku
Penanggung jawab Program (8)
ttd
XXXXXXXXXXXXXX (9)
NIP/NRP YYYYYYYYYYYYYYYYYY (10)

Anda mungkin juga menyukai