PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kasus gizi kurang masih menjadi masalah di beberapa Negara. Tercatat 1 dari
3 anak didunia meninggal setiap tahun akibat kurangnya kualitas gizi, dari data
departemen kesehatan menunjukan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun
karena masalah kekurangan gizi dan kurangnya kualitas makanan didukung pula
oleh kekurangan gizi selama masih didalam kandungan, hal ini dapat berakibat
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada saat anak beranjak dewasa Dr. Bruce
Cogill seorang ahli gizi dari badan PBB Unicef mengatakan bahwa isu global
tentang gizi kurang saat ini merupakan masalah yang harus diatasi .
Untuk mengatasi masalah gizi kurang ini pemerintah Indonesia telah
melakukan berbagai program salah satu program pemerintah Indonesia tersebut
adalah pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 dengan salah satu
tujuannya yaitu menurunkan angka gizi kurang dan juga tertuang dalam rencana
pembangunan jangka menengah (RPJMN) tahun 2010 sampai 2014 yaitu
menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 15%. Kegiatan lain yang dilakukan
adalah meningkaykan cakupan tata laksana gizi kurang di beberapa desa di
Indonesia (KEMENKES 2010).
Jumlah kasus gizi kurang menurut BB/U selama tahun 2006 di Jawa Tengah
berjumlah 10,376 anak atau 0,52%. Angka ini masih lebih rendah dari target
nasional sebesar 3%, angka tertinggi di kota Surakarta sebesar 2,8 % dan angka
terendah di kabupaten Kudus dan kota Semarang. Dalam menghadapi masalah
tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pelatihan
penangan gizi kurang terhadap petugas puskesmas, petugas RS, dan dokter anak
di seluruh RS pemerintah Jawa Tengah. Diharapkan dengan pelatihan tersebut
akan dapat membantu dalam melakukan penanganan kasus secara lebih tuntas.
Disamping itu upaya pencegahan agar tidak terjadi gizi buruk, upaya pencegahan
gizi kurang perlu ditingkatkan.
1
Atas dasar masalah diatas, maka kami mengadakan survey di Dusun Ngampel
Desa Ngampeldento Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa
Tengah dan menurut hasil survey ditemukan terdapat satu anak balita yang
mengalami gizi kurang yaitu di keluarga Tn. T yang bertempat tinggal di Dusun
Ngampel 01/03, maka kami melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Tn. T
dengan masalah utama Gizi Kurang pada An. R Dusun Ngampel Desa
Ngampeldento Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Membantu memandirikan keluarga untuk mengatasi masalah yang
terjadi di keluarga dengan Asuhan Kebidanan menurut 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu melakukan pengkajian data.
b. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu menentukan diagnosa/masalah.
c. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu mengidentifikasi masalah
potensial.
d. Mahasiswi bersama keluargav Tn.T mampu mengidentifikasi kebutuhan
segera.
e. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu merencanakan suatu tindakan
f.
(intervensi).
Mahasiswi bersma keluarga Tn.T mampu melakukan suatu tindakan
(implementasi).
g. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu mengevaluasi pelaksanaan
asuhan kebidanan.
C. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman
serta
melaksanakan
asuahan
kebidnan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Teori Medis
2.1 Definisi
Defisiensi gizi atau gizi kurang terjadi pada anak yang kurang
mendapatkan asupan makanan yang cukup bergizi dalam waktu lama. Tidak
cukup asal anak mendapatkan makanan banyak saja ( sehari makan 3 kali satu
piring hanya dengan kerupuk atau kuah sayur saja) tapi harus mengandung
nutrisi yang cukup, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
2.2 Gejala dari kekurangan gizi
Gejala yang paling umum dari kekurangan gizi dalah penurunan berat
badan. Sebagai contoh, orang-orang yang kehilangan hingga 10% dari berat
badan mereka dalam 3 bulan tanpa diet dianggap kurang gizi. Mungkin ada
gejala
seperti
kelelahan,
kekurangan
energy,
kurangnya
kekuatan,
ekonomi dan social budaya dari suatu keluarga merubah pola hidup
keluarga dan lingkungannya. Tingginya polusi terhadap lingkungan hidup
sekitar meningkatan resiko gangguan mental, stress, kecelakaan, penyakit
keturunan, dan penyakit merosotnya daya tahan tubuh bagi orang usia
lanjut.
b. Perilaku
Keluarga tidak berperilaku yang benar untuk mendukung pola tingkah
laku hidup sehat hal ini tampak pada pola makan keluarga yang tidak
benar dan mengakitbatkan kegemukan dan gizi yang berlebihan.
Kebiasaan hypokinefis ( kurang gerak ) meningkat resiko penyakit
jantung lebih dari 88% keluarga di desa mempunyai kebiasaan buruk
dalam membuang sampah dan 35% keluarga hidup diruamh yang tidak
sehat lingkungannya.
Didalam kehidupan keluarga ibu tidak dapat melaksanakan 2 fungsi
dan peran pentingnya sebagai ibu yang ahli. Hal ini dapat kita lihat dari
kebiasaan ibu menyediakan makanan yang tidak proporsional bagi
keluarganya.
Pada umumnya seorang ibu juga terlibat dalam proses pengambilan
keputusan dalam keluarga. Terutama hal yang beruhubungan dengan
perawatan kesehatan anak balita dan ibu.
Akan tetapi keluarga inti dan keterlibatan kerabat dekat harus
dipertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Keadaan tersebut
yang mengakitbatkan
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
a.
No
Data umum
Nama anggota
keluarga
L/P
Umur
1.
Tn. T
30 th
Hubungan
terhadap
KK
Suami
2.
3.
Ny. S
An. R
P
P
25 th
3 th
Istri
Anak
Pendidikan
Pekerjaan
SD
Karyawan
di mana
IRT
-
SD
Belum
sekolah
GENOGRAM
Tn. T
Ny. A
7
An.R
b.
Data lingkungan
Dalam bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakit yaitu An.R umur
3 tahun diare dan berobat ke bidan dan telah sembuh. Keluarga Tn.T memiliki
sarana pembuangan kotoran atau wc dalam rumah dan telah memiliki jamban
dan sumber air berasal dari PAMSIMAS. rumah Tn.T memiliki ventilasi udara
(jendela) dan dapat dibuka dan ditutup setiap harinya. Di dalam rumah Tn.T
sudah bebas dari tikus dan lalat tetapibelum bebas dari jentik nyamuk dan
pekarangan rumah Tn.T bersih dari sampah dan kotoran.
c. Data perilaku
Anggota keluarga Tn.T tidak ada yang merokok dalam rumah, sudah
memiliki jamban keluarga dan sudah membuang sampah pada tempatnya
keluarga Tn.T belum mengerti tentang kadarzi (belum memenuhi syarat
makan beraneka ragam). Untuk pemeriksaan atau kunjungan posyandu tidak
rutin berat badan An.R berdasarkan KMS masih berada di bawah garis
merah dan An.R memiliki kebiasaan jajan sembarangan.
d. Data pelayanan kesehatan
Menurut informasi dari keluarga Tn.T terdapat bidan di desa Pancar dan
Bidan di desa tersebut membuka pelayanan kesehatan selama 24jam serta
akses pelayanan bidan di desa jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah.
8
10
11
B. Interpretasi data
An. R perempuan umur 3 tahun TB : 80 CM, BB : 10 KG rambut tipis
hitam. Hasil perhitungan Z score TB/U : -3,74 (gizi kurang) , BB/U : -3,76
(gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang).
Lingkungan : memiliki sarana pembuangan kotoran sehingga BAB di
jamban. Membuang sampah pada tempatnya. Penampungan air ada jentik
nyamuk, memiliki kebiasaan jajan yang tidak sehat. Ada potensial
terjadinya diare dan DBD
C. Identifikasi diagnosis dan masalah potensial
Diagnosis : An. R dengan gizi kurang
Masalah potensial : An. R berpotensi menderita gizi buruk,diare dan DBD
D. Identifikasi kebutuhan tindakan segera
Untuk gizi kurang : konseling tentang kadarzi
Untuk diare dan DBD : memberi konseling tentang perilaku hidup bersih
dan sehat
E. Intervensi
1. Lakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
2. Lakukan pemeriksaan umum dan antropometri
3. Lakukan pemeriksaan fisik
4. Berikan makanan gizi seimbang
5. Berikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD
12
F. Implementasi
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Memberikan makanan gizi seimbang
5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD
G. Evaluasi
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
sudah dilakukan, keluarga sudah paham akan penyuluhan yang
diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB : 9
KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil perhitungan Z
score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76 (gizi kurang),
BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang)
3. Melakukan pemeriksaan fisik sudah dilakukan. Hasil pemeriksaan
fisik yaitu kepala : rambut tipis hitam, mata : simetris, konjungtiva
tidak pucat, sclera tidak kuning, mulut : yidak ada stomatitis dan tidak
ada kelainan,leher : tidak ada pembesaran limfe dan kelenjar thyroid,
dada : tidak ada kelainan dan tidak ada retraksi dinding dada, perut :
tidak ada kelainan,punggung : tidak ada kelainan, ekstermitas atas dan
bawah : tidak ada kelainan.
13
15
tidak
ada
kelainan,Punggung
tidak
ada
16
tidak
ada
kelainan,Punggung
tidak
ada
P:
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
sudah dilakukan. Keluarga sudah faham akan penyuluhan yang
diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB
: 9 KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil
perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76
(gizi kurang), BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang).
3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan, Hasil pemeriksaan
fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris,
konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada
stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar
thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding dada,Perut : tidak ada
18
19
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pada tahap ini pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi melalui kunjungan rumah pada An. R yang dilakukan pada
tanggal 10 Oktober 12 Oktober 2015 waktu pengkajian dilakukan hanya
dalam satu hari kunjungan rumah dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada
tanggal 10,11,12 Oktober sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan waktu
seefisien mungkin.
Dari data yang diperoleh dan setelah dilakukan pemeriksaan terdapat
balita yang terkena kurang gizi. Hal ini disebabkan oleh perilaku hidup
yang kurang baik dan sehat yaitu diambil dari pola perilaku yaitu sering
tidak mendatangi posyandu setempat.
4.2 Identifikasi masalah
Masalah dapat di identifikasikan setelah membandingkan apa yang
seharusnya dengan kenyataan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh
mahasiswa masih belum akurat karena pemeriksaan yang dilakukan oleh
20
kebutuhan nutrisi anaknya, kebutuhan gizi pada balita, dan perilaku hidup
bersih dan sehatnya masih sangat kurang untuk memenuhi standar
kebersihan.
4.4 Perencanaan
Tahap perencanaan terdiri dari perumusan masalah dan penyusunan
rencana tindakan yang dilakukan. Pada kasus keluarga Tn. T terdapat
masalah yaitu kurang gizi pada bayi R yang disebabkan oleh perilaku Ny.
S
perilaku
yang
tidak
rutin
mengunjungi
posyandu
yang
dapat
21
22
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1. Berdasarkan data yang didapat pada saat disurvey tanggal 07 Oktober
2015 Rumah keluarga Tn. T ditemukan masalah kesehatan pada
balita R usia 3 tahun dengan kurang gizi.
2. Telah
menerapkan
asuhan
kebidanan
menurut
varney
dan
23
B.
Saran
Keluarga Tn. T :
1. Tetap menjaga kebutuhan nutrisi pada anaknya, Tetap mempertahankan
kebutuhan gizi balitanya dengan memberikan sayuran, buah-buahan, serta
nasi tim untuk balitanya. Tetap rutin menghadiri posyandu. Selalu
menerapkan PHBS. Tetap menjaga nutrisi keluarganya serta kesehatan
keluarganya.
2. Kepala Dusun Ngampel
Meningkatkan kordinasi dan kerja sama antar masyarakat dan menerapkan
tetap menjaga kebersihan lingkungannya agar tidak mudah terkena
penyakit.
24
25