Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kasus gizi kurang masih menjadi masalah di beberapa Negara. Tercatat 1 dari
3 anak didunia meninggal setiap tahun akibat kurangnya kualitas gizi, dari data
departemen kesehatan menunjukan setidaknya 3,5 juta anak meninggal tiap tahun
karena masalah kekurangan gizi dan kurangnya kualitas makanan didukung pula
oleh kekurangan gizi selama masih didalam kandungan, hal ini dapat berakibat
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada saat anak beranjak dewasa Dr. Bruce
Cogill seorang ahli gizi dari badan PBB Unicef mengatakan bahwa isu global
tentang gizi kurang saat ini merupakan masalah yang harus diatasi .
Untuk mengatasi masalah gizi kurang ini pemerintah Indonesia telah
melakukan berbagai program salah satu program pemerintah Indonesia tersebut
adalah pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2015 dengan salah satu
tujuannya yaitu menurunkan angka gizi kurang dan juga tertuang dalam rencana
pembangunan jangka menengah (RPJMN) tahun 2010 sampai 2014 yaitu
menurunnya prevalensi gizi kurang menjadi 15%. Kegiatan lain yang dilakukan
adalah meningkaykan cakupan tata laksana gizi kurang di beberapa desa di
Indonesia (KEMENKES 2010).
Jumlah kasus gizi kurang menurut BB/U selama tahun 2006 di Jawa Tengah
berjumlah 10,376 anak atau 0,52%. Angka ini masih lebih rendah dari target
nasional sebesar 3%, angka tertinggi di kota Surakarta sebesar 2,8 % dan angka
terendah di kabupaten Kudus dan kota Semarang. Dalam menghadapi masalah
tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah telah melakukan pelatihan
penangan gizi kurang terhadap petugas puskesmas, petugas RS, dan dokter anak
di seluruh RS pemerintah Jawa Tengah. Diharapkan dengan pelatihan tersebut
akan dapat membantu dalam melakukan penanganan kasus secara lebih tuntas.
Disamping itu upaya pencegahan agar tidak terjadi gizi buruk, upaya pencegahan
gizi kurang perlu ditingkatkan.
1

Atas dasar masalah diatas, maka kami mengadakan survey di Dusun Ngampel
Desa Ngampeldento Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa
Tengah dan menurut hasil survey ditemukan terdapat satu anak balita yang
mengalami gizi kurang yaitu di keluarga Tn. T yang bertempat tinggal di Dusun
Ngampel 01/03, maka kami melakukan Asuhan Kebidanan Keluarga Tn. T
dengan masalah utama Gizi Kurang pada An. R Dusun Ngampel Desa
Ngampeldento Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Membantu memandirikan keluarga untuk mengatasi masalah yang
terjadi di keluarga dengan Asuhan Kebidanan menurut 7 langkah Varney.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu melakukan pengkajian data.
b. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu menentukan diagnosa/masalah.
c. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu mengidentifikasi masalah
potensial.
d. Mahasiswi bersama keluargav Tn.T mampu mengidentifikasi kebutuhan
segera.
e. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu merencanakan suatu tindakan
f.

(intervensi).
Mahasiswi bersma keluarga Tn.T mampu melakukan suatu tindakan

(implementasi).
g. Mahasiswi bersama keluarga Tn.T mampu mengevaluasi pelaksanaan
asuhan kebidanan.
C. Manfaat penulisan
1. Bagi penulis
Mendapatkan pengalaman

serta

melaksanakan

asuahan

kebidnan

komunitas pada keluarga dengan menerapkan teori yang telah didapatkan


di perkuliahan.
2. Bagi institusi
Sebagai bahan kepustakaan bagi institusi.
3. Bagi keluarga

Agar mereka mengetahui masalah yang berkaitan dengan kesehatan


keluarga sehingga mudah bekerja sama untuk mengatasi masalah yang ada
di dalam keluarga.
4. Bagi masyarakat
Sebagai informasi tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan
kesehatan lingkungan, dan bekerja sama untuk mengatasinya, serta untuk
meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat.
D. Waktu dan tempat
Asuhan kebidanan keluarga di laksanakan dari tanggal 10 Oktober 2015
sampai 12 Oktober 2015 di Dusun Ngampel Desa Ngampeldento Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.
E. Metode pengumpulan
Studi kasus dengan teknik pengumpulan Observasi dan Wawancara. Serta
melakukan pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan fisik.

BAB II
TINJAUAN TEORI
A.

Teori Medis
2.1 Definisi
Defisiensi gizi atau gizi kurang terjadi pada anak yang kurang
mendapatkan asupan makanan yang cukup bergizi dalam waktu lama. Tidak
cukup asal anak mendapatkan makanan banyak saja ( sehari makan 3 kali satu
piring hanya dengan kerupuk atau kuah sayur saja) tapi harus mengandung
nutrisi yang cukup, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air.
2.2 Gejala dari kekurangan gizi

Gejala yang paling umum dari kekurangan gizi dalah penurunan berat
badan. Sebagai contoh, orang-orang yang kehilangan hingga 10% dari berat
badan mereka dalam 3 bulan tanpa diet dianggap kurang gizi. Mungkin ada
gejala

seperti

kelelahan,

kekurangan

energy,

kurangnya

kekuatan,

breathlessness, anemia, perubahan kulit, rambut, kuku, dan lain-lain pada


breathlessness, anemia, perubahan kulit, rambut, dan kuku dan lain-lain pada
orang dewasa dengan kekurangan gizi.
2.3 Etiologi
Penyebab gizi kurang menurut H.L Blum dipengaruhi oleh berbagai faktor
yaitu :
a. Lingkungan Hidup
Masalah kesehatan keluarga tergantung pada lingkungan hidup, baik
secara fisik,biologi, dan social budaya. Tingkat pendidikan keluarga,
biasanya pendidikan keluarga, biasanya pendidikan ibu rrendah, tingkat
sosial ekonomi miskin dan keadaan memprihatinkan dilingkungan
keluarga merupakan gangguan untuk mencapai status keluarga sehat
secara optimal.
Dari 40 juta keluarga, 35% tidak mempunyai sanitasi yang baik,
penyedian air bersih/ memiliki sumber air minum terlindungi : 81,48%
( 2007).
Sekitar 57% keluarga tidak memiliki tempat pembuangan kotoran
sampah yang benar. Penilaian di 5 provinsi di jawa dan di bali pada
1987/1988 menunjukkan terdapat perkembangan pemeriksaan diantara
17,431 anak-anak dari umur 0-6 tahun 44% diantaranya berada
dilingkungan yang tidak kondusif bagi proses pertumbuhan mereka.
Keadaan lainnya adalah hubungan orang tua mereka yang tidak hormonis,
ibu tidak peduli dengan anak mereka dan sulit menerima pendidikan
kesehatan.
Penemuan lainnya adalah 40% pengguna obat terlarang diantara anakanak usia sekolah berlatar belakang dan social yang miskin. Peralihan

ekonomi dan social budaya dari suatu keluarga merubah pola hidup
keluarga dan lingkungannya. Tingginya polusi terhadap lingkungan hidup
sekitar meningkatan resiko gangguan mental, stress, kecelakaan, penyakit
keturunan, dan penyakit merosotnya daya tahan tubuh bagi orang usia
lanjut.
b. Perilaku
Keluarga tidak berperilaku yang benar untuk mendukung pola tingkah
laku hidup sehat hal ini tampak pada pola makan keluarga yang tidak
benar dan mengakitbatkan kegemukan dan gizi yang berlebihan.
Kebiasaan hypokinefis ( kurang gerak ) meningkat resiko penyakit
jantung lebih dari 88% keluarga di desa mempunyai kebiasaan buruk
dalam membuang sampah dan 35% keluarga hidup diruamh yang tidak
sehat lingkungannya.
Didalam kehidupan keluarga ibu tidak dapat melaksanakan 2 fungsi
dan peran pentingnya sebagai ibu yang ahli. Hal ini dapat kita lihat dari
kebiasaan ibu menyediakan makanan yang tidak proporsional bagi
keluarganya.
Pada umumnya seorang ibu juga terlibat dalam proses pengambilan
keputusan dalam keluarga. Terutama hal yang beruhubungan dengan
perawatan kesehatan anak balita dan ibu.
Akan tetapi keluarga inti dan keterlibatan kerabat dekat harus
dipertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Keadaan tersebut
yang mengakitbatkan

kelalaian akan kesehatan dan keselamatan dari

balita dan ibu.


c. Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat,berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat (upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat/UKBM). Posyandu adalah salah satu UKBM yang cukup
memasyarakatkan. Tahun 2006 jumlah posyandu 269.202 unit, poskesdes
27,332 unit, dan desa siaga 12.300 desa. Tahun 2007 jumlah puskesmas

8.234 unit dengan 2.683 unit diantaranya adalah puskesmas perawata.


Ratio puskesmas 3,65 per 100.000 penduduk sementara ratio tenaga
kesehatan per 100.000 penduduk tahun 2006 : dr. spesialis 5,53 dr. umum
19,93 perawat 137,87, bidan 35,4 kesehatan masyarakat 4,36 petugas gizi
6,86.
Sampai sekarang pelayanan kesehatan bagi keluarga tidak dalam
bantuk paket untuk setiap unit keluarga, tetapi dalam pelayanan individu
untuk setiap anggota keluarga.
Fungsi ibu dapat dilihat sebagai penjaga dan orang yang merubah
kesehatan keluarga dan orang pertama yang menyediakan perawatan
kesehatan. Sebagai ibu dari sebagai orang yang memberikan pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, wanita apabila diberikan dorongan dan
penyuluhan yang benar dapat meningkatkan kesehatan masyarakat dan
keluarganya.
Fasilitas penyuluhan di pusat kesehatan dan dirumah sakit kota masih
kurang kompeten dalam menjalankan perannya untuk mendukung sistem
penyuluhan kesehatan. Semua penuh atau kadang ada yang hanya
memiliki satu dokter saja. Hal ini menyebabkan kualitas dan kegunaan
pelayanan kesehatan yang sangat kurang. Masih banyak ditempat yang
perlu diperkuat pelayanannya dengan harapan dapat mengembalikan
kesehatan keluarga, terutama ibu dan anak.
d. Genetika
Keluarga di bentuk menjadi dua macam manusia dengan bermacam
macam gen dan sifat, yang mempengaruhi anak anak mereka. Kelainan
genetika dalam konteks pelayanan kesehatan keluarga di anggap sulit dan
mahal untuk dilaksanakan dan membutuhkan metode teknologi yang
tinggi.

BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
a.
No

Data umum
Nama anggota
keluarga

L/P

Umur

1.

Tn. T

30 th

Hubungan
terhadap
KK
Suami

2.
3.

Ny. S
An. R

P
P

25 th
3 th

Istri
Anak

Pendidikan

Pekerjaan

SD

Karyawan
di mana
IRT
-

SD
Belum
sekolah

GENOGRAM

Tn. T

Ny. A
7

An.R

b.

Data lingkungan
Dalam bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakit yaitu An.R umur
3 tahun diare dan berobat ke bidan dan telah sembuh. Keluarga Tn.T memiliki
sarana pembuangan kotoran atau wc dalam rumah dan telah memiliki jamban
dan sumber air berasal dari PAMSIMAS. rumah Tn.T memiliki ventilasi udara
(jendela) dan dapat dibuka dan ditutup setiap harinya. Di dalam rumah Tn.T
sudah bebas dari tikus dan lalat tetapibelum bebas dari jentik nyamuk dan
pekarangan rumah Tn.T bersih dari sampah dan kotoran.
c. Data perilaku

Anggota keluarga Tn.T tidak ada yang merokok dalam rumah, sudah
memiliki jamban keluarga dan sudah membuang sampah pada tempatnya
keluarga Tn.T belum mengerti tentang kadarzi (belum memenuhi syarat
makan beraneka ragam). Untuk pemeriksaan atau kunjungan posyandu tidak
rutin berat badan An.R berdasarkan KMS masih berada di bawah garis
merah dan An.R memiliki kebiasaan jajan sembarangan.
d. Data pelayanan kesehatan

Menurut informasi dari keluarga Tn.T terdapat bidan di desa Pancar dan
Bidan di desa tersebut membuka pelayanan kesehatan selama 24jam serta
akses pelayanan bidan di desa jaraknya tidak terlalu jauh dari rumah.
8

e. Pengkajian kesehatan seluruh anggota keluarga


Hasil pengkajian kesehatan pada Tn. T yaitu :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TB : 160 CM
BB : 57 KG
Hasil pemeriksaan fisik yaitu :
Kepala : rambut hitam
Mata : simetris konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning
Hidung : tidak ada kotoran dan gtidak ada pembesaran polip
Mulut : tidak ada caries dan tidak ada stomatitis
Telinga : simetris tidak ada pengeluaran serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kel
limfe dan getah bening
Dada: tidak ada retraksi dinding dada
Perut : tidak ada kelainan
Punggung : tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : tidak ada kelaianan dan tidak oedem
Ekstremitas bawah : tidak ada kelianan dan tidak oedem

Hasil pengkajian kesehatan pada Ny. S yaitu :


Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TB : 150 CM
BB : 45 KG
Hasil pemeriksaan fisik yaitu :
Kepala : rambut hitam,lurus tidak berketombe
Mata : simetris konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning
Hidung : tidak ada kotoran dan gtidak ada pembesaran polip
Mulut : tidak ada caries dan tidak ada stomatitis
Telinga : simetris tidak ada pengeluaran serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kel
limfe dan getah bening
Dada: tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : simetris tidak ada kelainan tidak ada benjolan pada payudara
Perut : tidak ada kelainan
Punggung : tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : tidak ada kelainan dan tidak oedem
Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan dan tidak oedem

10

Hasil pengkajian kesehatan pada An. R yaitu :


Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TB : 80 CM
BB : 9 KG
LK : 43 CM
LILA : 12,5 CM
LD : 45 CM
Hasil pemeriksaan fisik yaitu :
Kepala : rambut tipis berwarna hitam
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning
Mulut : tidak ada stomatitis
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Perut : tidak ada kelainan
Punggung : tidak ada kelainan
Ekstremitas atas : tidak ada kelainan
Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan

11

B. Interpretasi data
An. R perempuan umur 3 tahun TB : 80 CM, BB : 10 KG rambut tipis
hitam. Hasil perhitungan Z score TB/U : -3,74 (gizi kurang) , BB/U : -3,76
(gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang).
Lingkungan : memiliki sarana pembuangan kotoran sehingga BAB di
jamban. Membuang sampah pada tempatnya. Penampungan air ada jentik
nyamuk, memiliki kebiasaan jajan yang tidak sehat. Ada potensial
terjadinya diare dan DBD
C. Identifikasi diagnosis dan masalah potensial
Diagnosis : An. R dengan gizi kurang
Masalah potensial : An. R berpotensi menderita gizi buruk,diare dan DBD
D. Identifikasi kebutuhan tindakan segera
Untuk gizi kurang : konseling tentang kadarzi
Untuk diare dan DBD : memberi konseling tentang perilaku hidup bersih
dan sehat
E. Intervensi
1. Lakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
2. Lakukan pemeriksaan umum dan antropometri
3. Lakukan pemeriksaan fisik
4. Berikan makanan gizi seimbang
5. Berikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD

12

F. Implementasi
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri
3. Melakukan pemeriksaan fisik
4. Memberikan makanan gizi seimbang
5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD
G. Evaluasi
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
sudah dilakukan, keluarga sudah paham akan penyuluhan yang
diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB : 9
KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil perhitungan Z
score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76 (gizi kurang),
BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang)
3. Melakukan pemeriksaan fisik sudah dilakukan. Hasil pemeriksaan
fisik yaitu kepala : rambut tipis hitam, mata : simetris, konjungtiva
tidak pucat, sclera tidak kuning, mulut : yidak ada stomatitis dan tidak
ada kelainan,leher : tidak ada pembesaran limfe dan kelenjar thyroid,
dada : tidak ada kelainan dan tidak ada retraksi dinding dada, perut :
tidak ada kelainan,punggung : tidak ada kelainan, ekstermitas atas dan
bawah : tidak ada kelainan.

13

4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein


dan karbohidrat, sudah dilakukan.
5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah
dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang diberikan.

PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI PERTAMA


Tanggal : 10 Oktober 2015
S : dalam satu bulan terakhir ada anggota keluarga yang sakiit diare yaitu An.
R, pemeriksaan terakhir di posyandu berat badan An. R yaitu 9 kg berada
dibawah garis merah dan ibu mengatakan anak tidak mau makan dan
minum susu.
O : keadaan umum: baik, kesadaran komposmentis, Antropometri : TB : 80
CM, BB : 9 KG, N : 109x/menit, RR : 24x/menit, LK: 45 CM, LILA : 13
CM, LD : 45. Hasil perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (gizi kurang), BB/U
: -3,76 (gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang). Hasil pemeriksaan fisik
yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris, konjungtiva
tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada stomatitis,Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid,Dada : tidak ada
retraksi dinding dada,Perut

: tidak ada kelainan,Punggung : tidak ada

kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada kelainan,Ekstremitas bawah : tidak


ada kelainan. Tidak ada anggota keluarga yang merokok, penampungan air
belum bebas dari jentik nyamuk, keluarga belum sadar tentang gizi
seimbang.
A:

Diagnose : An. R dengan gizi kurang


14

Diagnose potensial : gizi buruk,diare dan DBD


P:
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
sudah dilakukan. Keluarga sudah faham akan penyuluhan yang
diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB
: 9 KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil
perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76
(gizi kurang), BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang).
3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan, Hasil pemeriksaan
fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris,
konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada
stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar
thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding dada,Perut : tidak ada
kelainan,Punggung : tidak ada kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada
kelainan,Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan.
4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein
dan karbohidrat, sudah dilakukan.
5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah
dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang
diberikan.

PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI KEDUA

15

Tanggal : 11 Oktober 2015


S : kondisi anak sudah mulai mau makan dan minum susu dan sudah
mulai membaik.
O : keadaan umum: baik, kesadaran komposmentis, Antropometri : TB :
80 CM, BB : 9 KG, N : 108x/menit, RR : 23x/menit, LK: 45 CM,
LILA : 13 CM, LD : 45. Hasil perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (gizi
kurang), BB/U : -3,76 (gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang).
Hasil pemeriksaan fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna
hitam,Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak
kuning,Mulut : tidak ada stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan kelenjar thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding
dada,Perut

tidak

ada

kelainan,Punggung

tidak

ada

kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada kelainan,Ekstremitas bawah :


tidak ada kelainan. Tidak ada anggota keluarga yang merokok,
penampungan air belum bebas dari jentik nyamuk, keluarga belum
tentang gizi seimbang.
A : Diagnose : An. R dengan gizi kurang
Diagnose potensial : gizi buruk,diare dan DBD
P:
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
sudah dilakukan. Keluarga sudah faham akan penyuluhan yang
diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB
: 9 KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil

16

perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76


(gizi kurang), BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang).
3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan, Hasil pemeriksaan
fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris,
konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada
stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar
thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding dada,Perut : tidak ada
kelainan,Punggung : tidak ada kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada
kelainan,Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan.
4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein
dan karbohidrat, seperti makan nasi beserta lauk pauk seperti ikan,
ayam,tempe tahu sayur seprti bayam,sop, buah-buahan seperti
apel,papaya,pisang dan makan bubur kacang hijau.
5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah
dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang
diberikan.

PENDOKUMENTASIAN SOAP HARI KETIGA


Tanggal : 12 Oktober 2015
S : ibu mengatakan keadaan anak sudah muali membaik dan ibu
mengatakan akan rajin datang ke posyandu setiap bulan.
O : keadaan umum: baik, kesadaran komposmentis, Antropometri : TB : 80
CM, BB : 9 KG, N : 108x/menit, RR : 22x/menit, LK: 45 CM, LILA :
13 CM, LD : 45. Hasil perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (gizi
kurang), BB/U : -3,76 (gizi kurang), BB/TB : -1,72 (gizi kurang).
17

Hasil pemeriksaan fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna


hitam,Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak
kuning,Mulut : tidak ada stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan kelenjar thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding
dada,Perut

tidak

ada

kelainan,Punggung

tidak

ada

kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada kelainan,Ekstremitas bawah :


tidak ada kelainan. Tidak ada anggota keluarga yang merokok,
penampungan air belum bebas dari jentik nyamuk, keluarga belum
sadar tentang gizi seimbang.
A:

Diagnose : An. R dengan gizi kurang


Diagnose potensial : gizi buruk,diare dan DBD

P:
1. Melakukan penyuluhan tentang kadarzi dan kesehatan lingkungan
sudah dilakukan. Keluarga sudah faham akan penyuluhan yang
diberikan.
2. Melakukan pemeriksaan umum dan antropometri, sudah dilakukan
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TB : 80 CM, BB
: 9 KG, LK : 45 CM, LILA : 12,5 CM, LD : 45 CM. Hasil
perhitungan Z score : TB/U : -3,74 (Gizi kurang), BB/U : -3,76
(gizi kurang), BB/TB : -1.72 CM (Gizi kurang).
3. Melakukan pemeriksaan fisik, sudah dilakukan, Hasil pemeriksaan
fisik yaitu Kepala : rambut tipis berwarna hitam,Mata : simetris,
konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning,Mulut : tidak ada
stomatitis,Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar
thyroid,Dada : tidak ada retraksi dinding dada,Perut : tidak ada

18

kelainan,Punggung : tidak ada kelainan,Ekstremitas atas : tidak ada


kelainan,Ekstremitas bawah : tidak ada kelainan.
4. Memberikan makanan dengan gizi seimbang dengan cukup protein
dan karbohidrat, seperti makan nasi beserta lauk pauk seperti ikan,
ayam,tempe tahu sayur seprti bayam,sop, buah-buahan seperti
apel,papaya,pisang dan makan bubur kacang hijau.
5. Memberikan KIE tentang gizi kurang, diare dan DBD, sudah
dilakukan, keluarga sudah mengerti akan penyuluhan yang
diberikan.

19

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian
Pada tahap ini pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan
observasi melalui kunjungan rumah pada An. R yang dilakukan pada
tanggal 10 Oktober 12 Oktober 2015 waktu pengkajian dilakukan hanya
dalam satu hari kunjungan rumah dilakukan sebanyak tiga kali yaitu pada
tanggal 10,11,12 Oktober sehingga mahasiswa dapat memanfaatkan waktu
seefisien mungkin.
Dari data yang diperoleh dan setelah dilakukan pemeriksaan terdapat
balita yang terkena kurang gizi. Hal ini disebabkan oleh perilaku hidup
yang kurang baik dan sehat yaitu diambil dari pola perilaku yaitu sering
tidak mendatangi posyandu setempat.
4.2 Identifikasi masalah
Masalah dapat di identifikasikan setelah membandingkan apa yang
seharusnya dengan kenyataan. Pemeriksaan yang dilakukan oleh
mahasiswa masih belum akurat karena pemeriksaan yang dilakukan oleh

20

mahasiswa hanya sebatas pemeriksan fisik dan menggunakan alat yang


sederhana.
4.3 Masalah Potensial
Melalui pengkajian dengan cara observasi mahasiswa menemukan
masalah potensial yaitu kurng gizi, karena kurangnya informasi dari
tenaga kesehatan dan

kurangnya pemahaman ibu untuk menjaga

kebutuhan nutrisi anaknya, kebutuhan gizi pada balita, dan perilaku hidup
bersih dan sehatnya masih sangat kurang untuk memenuhi standar
kebersihan.

4.4 Perencanaan
Tahap perencanaan terdiri dari perumusan masalah dan penyusunan
rencana tindakan yang dilakukan. Pada kasus keluarga Tn. T terdapat
masalah yaitu kurang gizi pada bayi R yang disebabkan oleh perilaku Ny.
S

yang kurang paham terhadap pentingnya kebutuhan nutrisi serta

perilaku

yang

tidak

rutin

mengunjungi

posyandu

yang

dapat

mengakibatkan balita terkena kurang gizi. Beserta keluarga melakukan


perencanaan antara lain : menganjurkan ibu untuk menjaga menjaga pola
nutrisi, meganjurkan ibu untuk memberikan gizi yang cukup untuk
balitanya, serta menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke tenaga
kesehatan/ puskesmas.
4.5 Penatalaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari perumusan masalah dan penyusunan
tindakan yang dilakukan. Pada kasus ini mahasiswa akan melakukan
intervensi antara lain : menganjurkan ibu untuk menjaga menjaga pola

21

nutrisi, meganjurkan ibu untuk memberikan gizi yang cukup untuk


balitanya, serta menganjurkan ibu untuk membawa bayi ke tenaga
kesehatan/ puskesmas.
4.6 Evaluasi
Ny. S telah mampu untuk merubah perilakunya dalam menjaga asupan
nutrisi untuk anaknya sudah terpenuhi dengan memberikan buah, sayuran,
dan nasi tim, serta sudah membawa anaknya untuk diperiksakan ke
puskesmas dan mendapatkan obat untuk bayinya.

22

BAB V
PENUTUP
5.1

Kesimpulan
1. Berdasarkan data yang didapat pada saat disurvey tanggal 07 Oktober
2015 Rumah keluarga Tn. T ditemukan masalah kesehatan pada
balita R usia 3 tahun dengan kurang gizi.
2. Telah

menerapkan

asuhan

kebidanan

menurut

varney

dan

pendokumentasian dalam bentuk SOAP.


3. Setelah dilakukan pengkajian diketahui bahwa keluarga Tn. T terdiri
dari Tn. T sebagai suaminya, Ny. S sebagai istrinya, dan balita An.
R sebagai anaknya.
4. Telah mengidentifikasikan masalah yaitu KURANG GIZI, dengan
diagnosa potensialnya gizi buruk. Telah melaksanakan asuhan dengan
masalah KURANG GIZI.
5. Sebagai bentuk intervensi telah diberikan konseling tentang
kebutuhan gizi pada balita, kunjungan posyandu.

23

6. Ny. S dan keluarga mengerti dan mau melaksanakan intervensi yang


diberikan seperti memberikan kebutuhan gizi dengan memberikan
buah,sayuran,nasi tim, dan yang terpenting sudah membawa bayinya
ke puskesmas.

B.

Saran

Keluarga Tn. T :
1. Tetap menjaga kebutuhan nutrisi pada anaknya, Tetap mempertahankan
kebutuhan gizi balitanya dengan memberikan sayuran, buah-buahan, serta
nasi tim untuk balitanya. Tetap rutin menghadiri posyandu. Selalu
menerapkan PHBS. Tetap menjaga nutrisi keluarganya serta kesehatan
keluarganya.
2. Kepala Dusun Ngampel
Meningkatkan kordinasi dan kerja sama antar masyarakat dan menerapkan
tetap menjaga kebersihan lingkungannya agar tidak mudah terkena
penyakit.

24

25

Anda mungkin juga menyukai