602
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dinamika perkembangan dan pembangunan Kota Samarinda serta perkembangan
penduduk dan ekonomi Kota Samarinda yang sangat cepat, menuntut adanya kebutuhan
prasarana dan sarana Kota yang semakin kompleks dan mendesak salah satunya adalah
prasarana pendidikan.
Bangunan Sekolah SMPN I dan SMAN I Terpadu Samarinda yang terletak pada
persimpangan Jalan Awang Long dan Jalan Basuki Rahmat juga terdapat Kantor Polisi Kota
Besar Samarinda serta pemukiman yang berdiri sejak lama, secara teknis kondisi tersebut
telah mengurangi Rumija (Ruang Milik Jalan) dan tidak dapat dilakukan pengembangannya.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur
melalui Pemerintah Kota Samarinda cq. Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota
Samarinda, Sub Dinas Perencanaan dan Penataan Ruang telah mengalokasikan dana untuk
Relokasi Bangunan SMPN I dan SMAN I Terpadu Samarinda ke koridor Jalan Kadrie
Onieng Kelurahan Air Hitam Kota Samarinda, yaitu kegiatan Pembangunan SMPN I dan
SMAN I Terpadu Samarinda.
Oleh karena lokasi yang direncanakan untuk pembangunan SMPN I dan SMAN I
Terpadu Samarinda tersebut merupakan lokasi baru yang merupakan daerah perbukitan dan
ditumbuhi semak belukar, maka perlu dilakukan pekerjaan pematangan lahan.
Dalam pelaksanaan Pematangan Lahan Pembangunan SMPN I dan SMAN I Tepadu
Samarinda, sangat diperlukan pemakaian alat berat, sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat
sesuai dengan target yang telah ditentukan, dan penggunaan alat berat harus direncanakan
secara baik dan cermat, sehingga tepat penggunaannya, optimal produksinya dan adanya
efisiensi biaya peralatan.
Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatkan dalam pemilihan penggunaan alat berat
adalah sebagai berikut :
1. Lokasi dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan.
2. Fungsi dan jenis alat berat yang akan digunakan, seperti untuk menggali,
mengangkut, menggusur, meratakan atau memadatkan.
3. Tenaga dan kapasitas alat berat.
4. Metode dan cara operasi alat berat.
Alat berat yang digunakan pada lokasi penelitian sebagai berikut : Bulldozer,
Excavator, Dump Truck, dan Compactor.
Pada Tugas Akhir ini, penulis akan membahas tentang Perhitungan Produksi Alat
Berat pada Pelaksanaan Pekerjaan Pematangan Lahan Pembangunan SMPN I dan SMAN I
Terpadu Samarinda.
1.1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini, adalah sebagai
berikut :
1. Berapakah produktivitas dari alat berat yang digunakan ?
2. Berapalamakah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pematangan
lahan ?
1.
2.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian dan Klasifikasi Alat Berat
2.1.1.
Pengertian Alat Berat
Alat berat yang dikenal di dalam ilmu teknik sipil adalah alat yang digunakan untuk
membantu manusia dalam melakukan pekerjaan pembangunan suatu struktur. Alat berat
merupakan salah satu faktor penting di dalam proyek, terutama proyek proyek konstruksi
dengan skala yang besar. Tujuan penggunaan alatalat berat tersebut untuk memudahkan
manusia dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai
dengan mudah dalam waktu yang relatif singkat. Alat berat yang umumnya dipakai di dalam
proyek konstruksi antara lain : Bulldozer, Excavator, Compactor, Motor Grader, Dump Truck,
Wheel Loader dan lainlain
2.1.2.
Klasifikasi Alat Berat Menurut Fungsinya
Klasifikasi alat berat diklasifikasikan menurut fungsinya (fungsional alat), adalah
sebagai berikut :
1. Alat Pengolah Lahan/Pembersih Lapangan
Kondisi lahan proyek kadang-kadang masih merupakan lahan asli yang harus
dipersiapkan sebelum lahan tersebut mulai diolah. Jika pada lahan masih terdapat semak
atau pepohonan maka pembukaan lahan dapat dilakukan dengan menggunakan
bulldozer, dengan jenis Bulldozer (Menggusur) dan Ripper (Pembajak).
Untuk pengangkatan lapisan tanah paling atas dapat digunakan scraper, sedangkan
untuk pembentukan permukaan supaya rata selain bulldozer dapat digunakan juga motor
grader.
2. Alat Penggali
Jenis alat ini dikenal juga dengan istilah excavator. Beberapa alat berat digunakan untuk
menggali tanah dan batuan yang termasuk di dalam kategori ini adalah :
Backhoe (Mesin-mesin pengeduk dengan arah ke belakang).
Power Shovel (Mesin-mesin pengeduk dengan arah ke depan).
Dragline (Mesin-mesin pengeduk tarik).
Clamshell (Mesin-mesin pengeduk japit).
3. Alat Pengangkut Material
Untuk pengangkutan material lepas (loose material) dengan jarak tempuh yang relatif
jauh, alat yang digunakan dapat truk dan wagon. Alat-alat ini memerlukan alat lain
(seperti Loader, Excavator) yang membantu memuat material ke dalamnya.
Crane termasuk di dalam kategori alat pengangkut material karena alat ini dapat
mengangkut material secara vertical dan kemudian memindahkannya secara horizontal
pada jarak jangkauan yang relative kecil.
604
Pengertian tanah adalah material yang terdiri dari butiran mineral-mineral padat
(agregat) yang tidak tersegmentasi satu sama lain, atau dari bahan organik yang melapuk di
mana diantara butiran terdapat ruang-ruang kosong yang terisi oleh zat cair dan udara.
Yang dimaksud dengan material adalah semua bahan yang berasal dari bumi,
misalnya : Tanah Liat, Kerikil, Batu Cadas, Batu Karang, Batu Belah, Batu Pecah Mesin
(Split), Pasir, Batu Marmer, Agregat dan lainnya. Dengan keadaan material yang bervariasi
ini, maka pada saat melakukan pemilihan alat berat yang akan dipakai di dalam pelaksanaan
proyek konstruksi, otomatis jenis material di lapangan perlu diketahui.
Pekerjaan tanah merupakan hal yang sangat penting dan kadangkadang merupakan
bagian terbesar dari seluruh pekerjaan. Pekerjaan tanah yang dimaksud adalah membongkar
(excavate) tanah, dari tanah asli maupun dari tempat penimbunan tanah (soil borrow pit),
mengangkut tanah, membuang tanah, menempatkan tanah dan memadatkan tanah.
2.2.2.
Sifat-sifat suatu macam tanah tertentu, banyak bergantung kepada ukuran butirnya.
Besarnya butiran tanah juga merupakan dasar untuk klasifikasi dan pemberian nama kepada
macam-macam tanah tertentu.
Biasanya suatu macam tanah tertentu terdiri dari butir-butir yang termasuk beberapa
golongan, yaitu : kerikil sering mengandung pasir dan lempung, dan pasir sering
mengandung lanau dan lempung. Tanah yang ukuran butirnya dibagi rata antara yang besar
605
sampai yang kecil dikatakan bergradasi baik (well graded). Bilamana terdapat kekurangan
atau kelebihan salah satu ukuran butir tertentu maka tanah itu dikatakan bergradasi buruk
(poorly graded), sedangkan bilamana besar butir semuanya hampir sama maka disebut
bergradasi seragam (uniformly graded).
Klasifikasi macam tanah dapat dilakukan secara visual atau dapat pula didasarkan
pada hasil-hasil percobaan laboratorium. Dalam kedua cara ini, prinsip-prinsipnya sama, dan
akan menghasilkan diskripsi atau klasifikasi yang sama.
Sedikit banyak sifat-sifat tanah, selalu tergantung pada ukuran butir-butirnya, dan ini
dipakai sebagai titik tolak untuk klasifikasi teknis dari tanah. Berdasarkan hal-hal tersebut di
atas, maka macam tanah dapat dibagi seperti disajikan pada Tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1 Macam Tanah dan Ukuran Butirnya
No
.
1.
2.
Berangkal
Kerakal
(Boulder)
(Cobblestone)
3.
Batu Kerikil
(Gravel)
4.
Pasir Kasar
5.
Macam Tanah
Batas-Batas Ukuran
8 cm
>
-
20 cm
20 cm
2 mm
8 cm
(Course Sand)
0,6 mm
2 mm
Pasir Sedang
(Medium Sand)
0,2 mm
0,6 mm
6.
Pasir Halus
(Fine Sand)
0,06 mm
0,2 mm
7.
Lanau
(Silt)
0,002 mm
0,06 mm
8.
Lempung
(Clay)
<
0,002 mm
2.2.3.
Keadaan tanah itu sendiri sangat berpengaruh terhadap perhitungan volume tanah
dalam pekerjaan pemindahan tanah, yaitu keadaan asli tanah, keadaan lepas tanah, dan
keadaan padat tanah.
2.2.3.1. Keadaan Asli Tanah (Bank Material)
Keadaan asli tanah, adalah keadaan tanah sebelum diadakan pengerjaan
pemindahan tanah, ukuran tanah demikian biasanya dinyatakan dalam ukuran alam (material
alam) atau Bank Material (BM), ini digunakan sebagai dasar perhitungan jumlah pemindahan
tanah. Volume tanah asli biasanya diberi satuan bank cubic meters (bcm) atau bank cubic
yard (bcy).
2.2.3.2. Keadaan Lepas Tanah (Looses Material)
Keadaan tanah lepas, adalah keadaan tanah setelah diadakan pengerjaan pemindahan
tanah (disturb), tanah demikian misalnya terdapat di depan dozer blade, di atas truck, di
dalam bucket dan sebagainya. Ukuran volume tanah dalam keadaan lepas biasanya
dinyatakan dalam Loose Material (LM) yang besarnya sama dengan BM + (% swell x BM)
dimana swell = kembang.Faktor swell ini tergantung dari jenis tanah, dan dapat dimengerti
bahwa LM mempunyai nilai yang lebih besar dari BM. Volume tanah lepas biasanya diberi
satuan loose cubic meters (lcm) atau loose cubic yard (lcy).
2.2.3.3. Keadaan Padat Tanah (Compacted Material)
Keadaan tanah padat (Copacted Material), adalah keadaan tanah setelah ditimbun
kembali kemudian dipadatkan. Volume tanah setelah diadakan pemadatan, mungkin lebih
606
besar atau mungkin juga lebih kecil dari volume dalam keadaan Bank Material, hal ini
tergantung dari usaha pemadatan yang kita lakukan. Volume tanah padat biasanya diberi
satuan compacted cubic meters (ccm) atau compacted cubic yard (ccy).
Vb
LF =
LF =
1 + Sw
Vl
dimana :
LF = Faktor Pemuatan (Load Factor)
Sw = Persentase Pengembangan (Swell Percentage) : satuan %
Vb = Volume Tanah Asli : satuan (bcm, bcy)
Vl = Volume Tanah Lepas : satuan (lcm, lcy)
Sumber : Rostiyanti, SF, 2002.
2.
-1
x 100 %
Wl
dimana :
Sw = Persentase Pengembangan (Swell Percentage) : satuan %
Wb = Berat Jenis Tanah Asli
Wl = Berat Jenis Tanah Lepas
Sumber : Rostiyanti, SF, 2002.
3.
SF =
Wb
Sw =
Vb
-1
x 100 %
Wc
dimana :
SF = Faktor Penyusutan (Shrinkage Factor) : satuan %.
Sh = persentase penyusutan (Shrinkage Percentage) : %
607
Vc
Vb
Wb
Wc
=
=
=
=
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tabel 2.2
Sw dan LF untuk beberapa Jenis Tanah
Persentase
Faktor Pemuatan
Jenis Tanah
Mengembang
(Load Factor) : LF
(Sw) :%
Lempung Kering
35
0,74
Lempung Basah
35
0,74
Tanah Kering
25
0,80
Tanah Basah
25
0,80
Tanah dan Kerikil
20
0,83
Kerikil Kering
12
0,89
7.
Kerikil Basah
14
0,88
8.
9.
10.
11.
Batu Kapur
Batu hasil peledakan
Pasir kering
Pasir basah
60
60
15
15
12.
Batuan sedimen
40
0,63
0,63
0,87
0,87
0,71
No.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang terletak di Jalan Mayor Jendral DI Panjaitan yaitu kegiatan
Perbaikan Jalan Simpang antara Balikpapan Baru, Gunung Sari dan Rapak. (gambar 3.1).
608
Jadwal/Waktu Penelitian
Adapun jadwal/waktu kegiatan penulisan Tugas Akhir ini dapat dilihat pada tabel 3.1
berikut.
Tabel 3.1
Jadwal/Waktu Penelitian
3.3.
Untuk memperoleh data yang sesuai dengan masalah yang diteliti atau akan dibahas,
maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik kepustakaan yaitu dengan mendapatkan informasi dan data mengenai teoriteori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang diperoleh dari literaturliteratur, bahan kuliah, majalah konstruksi, media internet dan media cetak lainnya.
2. Data dalam dokumen kontrak pekerjaan perbaikan jalan Sungai Ampal Balikpapan.
3. Wawancara : data yang diperoleh melalui wawancara lagsung (Direct interview)
dengan berbagi pihak yang terkait dengan pekerjaan tersebut di atas.
3.4.
Metode analisis data pada perhitungan yang dilakukan adalah meliputi analisis
tentang :
1 Material dan Jenis Pekerjaan.
2 Alat Berat yang digunakan.
3 Perhitungan Produksi Alat
4 Perhitungan Jumlah Penggunaan Alat berat.
5 Hasil Analisis/Perhitungan.
1 Material dan Jenis Pekerjaan
Analisis tentang material dan jenis pekerjaan, menyangkut :
a Volume tanah/material dan luas area yang dikerjakan (m3 atau m2).
b Sifat dan jenis tanah serta pengaruh volumenya :
Keadaan tanah asli (bank material), tanah lepas (loose material), tanah padat
`(compacted material) : M3.
c Lokasi penggalian (quarry area) dan lokasi pembuangan/penimbunan (borrow
area), jarak dan luas area (km, m, ha).
d Jenis pekerjaan : galian, (m3), penimbunan (m3), perataan dan pemadatan (m2).
2 Alat Berat yang Digunakan
Analisis tentang alat berat yang digunakan, menyangkut :
a Jenis dan Type Alat Berat : Bulldozer, Excavator, Dump Truck, Compactor
b Data Teknis Alat :
3.5.
Adapun bagan alir penelitian (flow chart) yaitu disajikan pada gambar 3.2. sedangkan
bagan alur analisis pengolahan data seperti disajikanpada gambar 3.3. berikut ini:
Gambar 3.2. Bagan Alir Penelitian
Mulai
Permasalahan :
Latar Belakang :
Tinjauan Pustaka :
Perhitungan Produksi
Alat
2. Perhitungan Lama
Waktu
Pelaksanaan Pekerjaan
Metode
Perhitungan
Volume Material
Metode
Perhitungan
Produksi Alat
1.
Pekerjaan
Pematangan Lahan
pada Proyek
Perbaikan Jalan
Sungai Ampal
Balikpapan
Data Primer :
1. Survey Lapangan
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Pengumpulan
Data
Analisa / Perhitungan :
Data Sekunder :
1. Buku /
Referensi
2. Data Proyek
3. Data Kontur
Gambar 3.3
Bagan Alir Analisis Data
Mulai
Volume tanah/material dan luas area yang dikerjakan (m3 atau m2).
Sifat,jenis tanah dan pengaruh volumenya :
a.
b.
c.
b.
612
b.
Selesai
Sumber : Penulis, 2012.
613
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1.
4.1.1.
Lingkup Pekerjaan
Dalam perhitungan kapasitas produksi alat berat yang harus dilakukan adalah
mengetahui volume galian dan timbunan hal ini dilakukan sebagai salah satu proses untuk
menghitung kapasitas produksi alat berat pada proyek perbaikan jalan Sungai Ampal
Balikpapan. Pada bab ini perhitungan volume galian dan timbunan dilakukan dengan cara per
segmen yaitu setiap gambar potongan melintang dibagi sesuai dengan bentuknya, hal ini
dilakukan untuk mempermudah dalam proses perhitungan galian dan timbunan pada proyek
pembangunan Samarinda. Karena kondisi lapangan maka pekerjaan harus dilakukan per STA
sampai selesai.
Volume pekerjaan pada proyek perbaikan jalan Sungai Ampal Balikpapan, adalah
sebagai berikut :
4.1.2.
Kondisi Lapangan
Kondisi lapangan pada lokasi pekerjaan adalah berupa tanah liat dan tanah biasa
dengan faktor kembang (20 %) dan dan faktor pemadatan/penyusutan (8%).
Kondisi jalan masuk cukup baik dan padat, sehingga memudahkan alat berat dapat
beroperasi dengan baik.
4.2.
Data peralatan dan tenaga kerja pada alat berat (operator dan pembantu operator) di
lokasi pekerjaan, adalah sebagai berikut :
1. Data Peralatan Alat yang digunakan di lapangan terdiri dari :
Excavator type Caterpillar PC 320 D : 3 unit.
Dump Truck type Mitsubishi 120 PS : 6 unit.
Bulldozer type Komatsu D 20 P SS 2 : 3 unit.
Compactor type Bomag CAT BW 212 D : 3 unit.
2. Data Tenaga Kerja Alat Berat, terdiri dari :
Excavator : Operator 3 orang, Pembantu Operator 3 orang.
Dump Truck : Operator 6 orang, Pembantu Operator 6 orang.
Bulldozer : Operator 3 orang, Pembantu Operator 3 orang.
Compactor : Operator 3 orang, Pembantu Operator 3 orang.
4.3.
Kesimpulan
Dari hasil survey lapangan, analisis dan perhitungan pada pembahasan Tugas Akhir
tentang Perhitungan Produksi Alat Berat pada Pelaksannaan Pekerjaan Pematangan Lahan
Pembangunan SMPN I dan SMAN I Terpadu Samarinda, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1.
Volume Pekerjaan
Hasil perhitungan volume pekerjaan adalah :
1. Volume Pekerjaan Galian (tanah asli/bank material) = 568.467,13 m3, hasil
galian dalam keadaan lepas (loose material) = 682.160,56 m3.
2. Volume Penghamparan/Timbunan (keadaan tanah lepas) = 404.501,67 m3.
3. Volume Pemadatan = 436.871,67 m3.
5.1.2.
Perhitungan Produksi Alat Berat
Hasil perhitungan produksi alat berat untuk pekerjaan Galian, Timbunan dan
Pemadatan, adalah :
1. Pekerjaan Galian :
Penggunaan Alat :
615
616