Anda di halaman 1dari 4

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER

RESUME JURNAL MENGENAI PENYAKIT AKIBAT KERJA


FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KAPASITAS
VITAL PARU PADA PEKERJA PENGGILINGAN DIVISI BATU
PUTIH DI PT. SINAR UTAMA KARYA

OLEH:

Nama: Lathifatun Muasyarah Harahap


NIM: 10011181320071
Kelas : V.A
Dosen Pengampu : Desheila Andarini, SKM, M.Sc

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015

Yuma anugrah. Faktor faktor yang Berhubungan dengan Kapasitas Vital Paru pada
Paru pada Pekerja Penggilingan divisi batu putih di P.T Sinar Utama Karya. Unnes
Journal of Public Health. 2014.
Lingkungan kerja industri yang penuh oleh debu, uap, gas dan lainnya dapat
mengganggu produktifitas dan mengganggu kesehatan. Debu merupakan bahaya yang
dapat menyebabkan pengurangan kenyamanan kerja, gangguan penglihatan, gangguan
fungsi faal paru bahkan dapat menimbulkan keracunan umum. Debu yang masuk ke
dalam saluran respirasi menyebabkan reaksi mekanisme pertahanan non spesifik berupa
batuk, bersin, gangguan transport mukosilier dan gangguan fagositosis makrofag,
sehingga produksi lendir bertambah. Bila lendir makin banyak disertai mekanismenya
tidak sempurna akan terjadi penurunan kapasitas vital paru.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor apa saja yang
berhubungan dengan kapasitas vital paru (KVP) pada pekerja penggilingan divisi batu
putih PT. Sinar Utama Karya. Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dengan
metode pendekatan cross sectional. Dan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
pekerja penggilingan divisi batu putih di PT.
Dari hasil penelitian, ada hubungan antara masa kerja dengan kapasitas vital
paru. Dimana pada 25 pekerja ada 8 pekerja dengan masa kerja baru, sebanyak 3 pekerja
mempunyai kapasitas vital paru normal dan 5 pekerja mengalami restriksi ringan. Dari 17
pekerja yang mempunyai masa kerja lama, sebanyak 1 pekerja mempunyai kapasitas vital
paru normal, 5 pekerja mengalami restriksi ringan, 10 pekerja mengalami restriksi sedang
dan 1 pekerja mengalami restriksi berat. Hal ini menunjukan, semakin lama seseorang
dalam bekerja, maka semakin banyak dia telah terpapar bahaya yang ditimbulkan oleh
lingkungan kerja tersebut.
Dari hasil penelitian, tidak ada hubungan antara riwayat penyakit paru dengan
kapasitas vital paru. Dimana ada 6 pekerja yang pernah mengalami penyakit paru yaitu 5
pekerja pernah mengalami penyakit sesak nafas dan 1 pekerja pernah mengalami
penyakit sesak nafas dan nyeri dada. . Dimana sesak nafas dan nyeri dada tidak
sepenuhnya berpengaruh pada kapasitas vital paru.

Dari hasil penelitian, ada hubungan antara status gizi dengan kapasitas vital.
Dimana dari 25 pekerja ada 10 pekerja dengan status gizi kurus sebanyak 9 pekerja
mengalami restriksi sedang, 1 pekerja mengalami restriksi berat. Dari I5 pekerja dengan
status gizi normal sebanyak 4 pekerja mempunyai kapasitas vital paru normal, 10 pekerja
mengalami restriksi ringan dan 1 pekerja mengalami re]striksi sedang. Hal ini
menunjukkan bahwa status gizi mempengaruhi kapasitas vital paru pekerja. status gizi
kurang dapat berakibat pada turunnya sel perantara imunitas yang dapat meningkatkan
kerentanan terhadap infeksi. Pada pekerja yang terkena paparan debu turunnya sel
perantara imunitas maka limfosit Tyang tidak dapat membentuk pertahanan terhadap
debu atau partikel yang masuk ke dalam saluran pernafasan akibatnya debu atau partikel
yang masuk ke dalam saluran nafas dapat mancapai paru.
Dari hasil penelitian, tidak diketahui hubungan antara penggunaan masker dengan
kapasitas vital paru dikarenakan para pekerja tidak ada yang memakai masker saat
bekerja.
Kesimpulannya, ada hubungan antara

faktor masa kerja, status gizi dengan

kapasitas vital paru pada pekerja penggilingan divisi batu putih di PT Sinar Utama Karya.
Namun, tidak ada hubungan antara riwayat penyakit paru dengan kapasitas vital paru dan
tidak dapat diketahui hubungan antara faktor penggunaan masker berhidung karena
semua pekerjatidak ada yang memakai masker saat bekerja.
Saran, hendaknya para pekerja di penggilingan divisi batu putih di PT Sinar
Utama bergerak pada bidang pengolahan batu diberikan perlindungan mengingat kadar
debu masih tinggi pada bagian batu putih karena masih banyak debu yang terbentuk
karena sisa penggilingan batu. Kadar debu yang tinggi pada proses tersebut harus
dikendalikan dengan menggunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk menyaring debu
silika yaitu dengan masker berhidung yang dapat menyaring debu sampai 0,5 mikron.
Alat pelindung diri memang tidak secara sempurna dapat melindungi tubuhnya, tetapi
dapat mengurangi tingkat keparahan yang mungkin terjadi. Dengan menggunakan
pelindung pernafasan yang sesuai maka dapat mengurangi endapan debu yang dapat
masuk ke paru-paru.
Selain itu, hendaknya juga ada program peningkatan status gizi terhadap pekerja
yang bisa meningkatan imunitas dalam bekerja sehingga pekerja tidak mudah terserang

penyakit infeksi ataupun dapat membentuk pertahanan terhadap debu atau partikel yang
masuk ke dalam saluran pernafasannya dan hendaknya juga ada monitoring evaluasi
kesehatan pekerja berdasarkan masa kerja pekerja. Dimana, masa kerja dapat
mempengaruhi dan menurunkan kapasitas fungsi paru pada pekerja.

Anda mungkin juga menyukai