Mukhayatun Sholehah
10011181320078
Arma Falla Oktari
10011181320079
Ani Liana
10011181320081
Octalia Ayu Maharani
10011181320085
Ayu Kartika Febriani
10011181320091
Ayu Paradeta
10011381320039
Latifatun mh
10011181320071
ANTI VIRAL
Virus (dalam bahasa latin dan sanskerta : visham =
racun) merupakan mikro-organisme hidup yang
terkecil, dengan ukuran antara 20 dan 300 mikron. Di
luar tubuh manusia kerap kali virus berbentuk seperti
kristal tanpa tanda hidup, sangat ulet yaitu tahan
asam dan basa, serta tahan suhu-suhu rendah dan
tinggi sekali. Baru jika keadaan sekitarnya baik,
seperti dalam tubuh manusia atau hewan, kristal
tersebut bernyawa kembali dan memperbanyak diri.
1) Antivirus hervers
Virus hervers dihubungkan dengan
spectrum luas penyakit-penyakit, yaitu
bisul dingin, essencevalitis, dan infeksi
genital, yang terakhir merupakan bahaya
untuk bayi baru lahir selama persalinan.
Obat-obat yang efektif terhadap virus ini
bekerja selama fase akut infeksi virus
dan tidak memberikan efek pada fase
laten. Kecuali foskarnet, obat-obat
tersebut adalah analokpurin atau
pirimidin yang menghambat sintesis
virus DNA.
a.
Acyclovir
Acyclovir merupakan obat antivirus yang paling banyak
digunakan karena efektif terhadap virus
herpers.Mekanisme kerja dari Acyclovir, suatu analog
guanosin yang tidak mempunyai gugus glukosa,
mengalami monofosforilasi dalam sel oleh enzim yang di
kode hervers virus, timidinkinase.Karena itu, sel-sel yang
di infeksi virus sangat rentan.Analokmonofofat diubah ke
bentuk di-dantrifosfat oleh sel pejamu.Trifosfatacyclovir
berpacu dengan deoksiguanosintrifosfat (dGTP) sebagai
suatu subsrat untuk DNA polymerase dan masuk ke
dalam DNA virus yang menyebabkan terminasi rantai
DNA yang premature.Ikatan yang irrevelsibel dari
template primer yang mengandung acyclovir ke DNA
polymerase melumpuhkan enzim.Zat ini kurang efektif
terhadap enzim penjamu.
menghambat replikasi virus.
GANCYCLOVIR
GANCYCLOVIR BERBEDA DARI ACYCLOVIR
DENGAN ADANYA PENAMBAHAN GUGUS
HIDROKSIMETILPADAPOSISI 3 RANTAI SAMPING
ASIKLIKNYA. METABOLISME DAN MEKANISME
KERJANYA SAMA DENGAN ACYCLOVIR. YANG
SEDIKIT BERBEDA ADALAH PADA GANCYCLOVIR
TERDAPAT KARBON 3 DENGAN GUGUS
HIDROKSIL, SEHINGGA MASIH MEMUNGINKAN
ADANYA PERPANJANGAN PRIMER DENGAN
TEMPLATE JADI GANCYCLOVIR BUKANLAH DNA
CHAINTERMINATOR YANG ABSOLUTE SEPERTI
ACYCLOVIR.
MONOFOSPAT
MERUPAKAN
SITRAT
FOSPOTRANVERASE YANG LEBIH BAIK
DIBANDINGKAN
DENGAN
ACYCLOVIR.WAKTU
PARUH
ELIMINASI
GANCYCLOVIRTRIFOSPAT
SEDIKITNYA
ADALAH 12 JAM, SEDANGKAN ACYCLOVIR
HANYA 1-2 JAM.PERBEDAAN INILAH YANG
MENJELASKAN MENGAPA GANCYCLOVIR
LEBIH
SUPERIOR
DIBANDINGKAN
DENGAN ACYCLOVIR UNTUK TERAPI
PENYAKIT YANG DISEBABKAN OLEH
SITOMEGALOVIRUS.
PADA
15-40
%
PASIEN
DAN
TROMBOSITOPENIA TERJADI PADA 5-20 %.
ZIDOVUDIN DAN OBAT SITOTOKSIK LAIN
DAPAT
MENINGKATKAN
RESIKO
TOKSISITAS GANCYCLOVIR. OBAT-OBAT
NEFROTOKSIK
DAPAT
MENGGANGGU
EKSKRESI
GANCYCLOVIR.PROBENESIT
DAN ACYCLOVIR DAPAT MENGURANGI
KLIRENSRENALGANCYCLOVIR.REKOMBIN
AN KOLONI STIMULATINGFACTOR (G-CSF,
FILGASTRIM,
LENOGASTRIM)
DAPAT
MENOLONG
DALAM
PENANGANAN
NEUTROPENIA YANG DISEBABKAN OLEH
GANCYCLOVIR.
MENGGANTIKAN OBAT
TERDAHULU YAITU
IDOKSURIDIN PADA
PENGOBATAN TOPICAL
KERATOKONJUNGTIVITIS YANG
DISEBABKAN VIRUS HERPES
SIMPLEKS.SEPERTI
IDOKSURIDIN, ANALOG
PIRIMIDIN INI MASUK DALAM
DNA VIRUS DAN
MENGHENTIKAN FUNGSINYA
E. FOSKARNET
2) ANTI RETROVIRUS
A)NUKLEUSIDEREVERSETRAN
SCRI
PTASEINHHIBIROR
(NRTI)
B)NNRTI
(NONNEOKLEOSIDEREVERSETRA
NSCR IPTASEINHIBITOR)
C)PROTEASEINHIBITOR (PI)
obat golongan ini menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan,
tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV.Untuk
dapat bekerja, semua obat golongan NRTI harus mengalami fosforilasi
oleh enzim sel hospes di sitoplasma.Yang termasuk komplikasi oleh
obat obat ini adalah asidosilaktat dan hepatomegali berat dengan
steatosis. Yang termasuk kedalam golongan obat ini diantaranya :
R
Resistensi dari zidovudin adalah
resistensi terhadap zidovudin disebabkan
oleh mutasi pada enzim
reversetranscriptase.Terdapat laporan
resisitensi silang dengan analog
nukleosida lainnya. Spektrum aktivitas
2) Didanosin
Mekanisme kerja dari didanosin adalah Obat ini bekerja pada
HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan rantai DNA
virus. Resistensi dari didanosin adalah resistensi terhadap
didanosin disebabkan oleh mutasi pada reversetranscriptase.
Spektrum aktivitas dari didanosin adalah HIV (1 & 2).
Indikasi dari didanosin adalah Infeksi HIV, terutama infeksi
HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi anti HIV lainnya.
Farmakokinetik dari didanosin adalah karena sifat asamnya,
didanosin diberikan sebagai tablet kunyah, buffer atau dalam
larutan buffer. Absorpsi cukup baik jika diminum dalam keadaan
puasa, karena makanan menyebabkan absorpsi kurang.Obat
masuk system saraf pusat tetapi kurang dari AZT.Sekitar 55%
obat diekskresi dalam urine.
Dosis dari didanosin adalah tablet dan kapsul salut
entericperoral 400 mg/hari dalam dosis tunggal atau terbagi.
Efek samping dari didanosin adalah diare, pancreatitis, neuripati
perifer
3) Zalsitabin
Mekanisme kerja dari zalsitabin adalah obat ini
bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan
pembentukan rantai DNA virus. Resistensi dari
zalsitabin adalah resistensi terhadap zalsitabin
disebakan oleh mutasi pada
reversetranscriptase.Dilaporkan ada resisitensi silang
dengan lamivudin. Spektrum aktivitas dari zalsitabin
adalah HIV (1 & 2).
Indikasi dari zalsitabin adalah Infeksi HIV, terutama
pada pasien HIV dewasa tingkat lanjut yang tidak
responsive terhadap zidovudin dalam kombinasi
dengan anti HIV lainnya (bukan zidanudin).
4) Stavudin
Mekanisme kerja dari stavudin adalah obat ini bekerja
pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukkan
rantai DNA virus. Resistensi dari stavudin adalah
disebabkan mutasi pada RT kodon 75 dan kodon
50.Spektrum aktivitas dari stavudin adalah HIV tipe 1 dan
2.Indikasi dari stavudin adalah Infeksi HIV terutama HIV
tingkat lanjut, dikombinasikan dengan anti HIV lainnya.
Farmakokinetik dari stavudin adalah Stavudin adalah
analog timidin dengan ikatan rangkap antara karbon 2
dan 3 dari gula.Stavudin harus diubah oleh
kinaseintraselular menjadi triposfat yang menghambat
transcriptasereverse dan menghentikan rantai DNA. Dosis
dari stavudin adalah per oral 80 mg/hari (1 kapsul 40 mg,
setiap 12 jam). Efek samping dari stavudin adalah
neuropatiperiver, sakit kepala, mual, ruam.
5) Lamivudin
Mekanisme kerja dari lamivudin adalah Obat ini bekerja pada
HIV RT dan HBV RT dengan cara menghentikan pembentukan
rantai DNA virus. Resistensi dari lamivudin adalah disebabkan
pada RT kodon 184.Terdapat laporan adanya resistensi silang
dengan didanosin dan zalsitabin. Spektrum aktivitas dari
lamivudin adalah HIV ( tipe 1 dan 2 ) dan HBV. Indikasi dari
lamivudin adalah Infeksi HIV dan HBV, untuk infeksi HIV,
dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya (seperti
zidovudin,abakavir).
Farmakokinetik dari lamivudin adalah ketersediaan hayati
lamivudin per oral cukup baik dan bergantung pada ekskresi
ginjal. Dosis dari lamivudin adalah per oral 300 mg/ hari ( 1
tablet 150 mg, 2x sehari atau 1 tablet 300 mg 1x sehari ). Untuk
terapi HIV lamivudin, dapat dikombinasikan dengan zidovudin
atau abakavir.Efek samping dari lamivudin adalah sakit kepala
dan mual
6) Emtrisitabin
Mekanisme kerja dari emtrisitabin adalah merupakan
derivate 5-fluorinatedlamivudin.Obat ini diubah ke
bentuk triposfat oleh ensim selular. Mekanisme kerja
selanjutnya sama dengan lamivudin. Resistensi dari
emtrisitabin adalah resistensi silang antara lamivudin
dan emtrisitabin.Indikasi dari emtrisitabin adalah
Infeksi HIV dan HBV.Dosis dari emtrisitabin adalah
per oral 1x sehari 200 mg kapsul.Efek samping dari
emtrisitabin adalah nyeri abdomen, diare, sakit
kepala, mual dan ruam.
7) Abakavir
Mekanisme kerja dari abakavir adalah bekerja pada
HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan
rantai DNA virus. Resistensi dari abakavir adalah
disebabkan mutasi pada RT kodon 184,65,74 dan 115.
Spektrum aktivitas dari abakavir adalah HIV ( tipe 1
dan 2 ). Indikasi dari abakavir adalah Infeksi
HIV.Dosis dari abakavir adalah per oral 600mg/hari (2
tablet 300 mg). Efek samping dari abakavir adalah
mual ,muntah, diare, reaksi hipersensitif (demam,
malaise, ruam), ganguan gastrointestinal.
1) Nevirapin
Mekanisme kerja dari nevirapin adalah Bekerja pada
situs alosterik tempat ikatan nonsubtract HIV-1 RT.
Resistensi dari nevirapin adalah disebabkan oleh
mutasi pada RT. Spektrum aktivitas dari nevirapin
adalah HIV ( tipe 1 ). Indikasi dari nevirapin adalah
infeksi HIV-1 dalam kombinasi dengan antiHIV,lainnya terutama NRTI.
Dosis dari nevirapin adalah per oral 200mg /hari
selama 14 hari pertama (satu tablet 200mg per hari),
kemudian 400mg / hari (2 x 200 mg tablet). Efek
samping dari nevirapin adalah ruam, demam, fatigue,
sakit kepala, somnolens dan peningkatan enzim hati.
2) Delavirdin
Mekanisme kerja dari delavirdin adalah sama dengan
devirapin. Resistensi dari delavirdin adalah
disebabkan oleh mutasi pada RT. Tidak ada resistensi
silang dengan nefirapin dan efavirens.Spektrum
aktivitas dari delavirdin adalah HIV tipe 1.Indikasi
dari delavirdin adalah Infeksi HIV-1, dikombinasi
dengan anti HIV lainnya terutama NRTI. Dosis dari
delavirdin adalah per oral 1200mg / hari ( 2 tablet
200mg 3 x sehari ) dan tersedia dalam bentuk tablet
100mg. Efek samping dari delavirdin adalah Ruam,
penningkatan tes fungsi hati, menyebabkan
neutropenia.
c) Protease Inhibitor ( PI )
Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara
reversible dengan situs aktif HIV protease. HIVprotease sangat penting untuk infektivitas virus dan
penglepasanpoliprotein virus. Hal ini menyebabkan
terhambatnya penglepasan polipeptida prekusor virus
oleh enzim protease sehingga dapat menghambat
maturasi virus, maka sel akan menghasilkan partikel
virus yang imatur dan tidak virulen.
1) Sakuinavir
Mekanisme kerja dari sakuinavir adalah sakuinavir
bekerja pada tahap transisi merupakan HIV
proteasepeptidomimeticinhibitor.Resistensi dari
sakuinavir adalah terhadap sakuinavir disebabkan
oleh mutasi pada enzim protease terjadi resistensi
silang dengan PI lainnya. Spektrum aktivitas dari
sakuinavir adalah HIV (1 & 2) Indikasi dari
sakuinavir adalah Infeksi HIV, dalam kombinasi
dengan anti HIV lain (NRTI dan beberapa PI seperti
ritonavir).
2) Ritonavir
Mekanisme kerja dari ritonavir adalah sama dengan
sakuinavir. Resistensi dari ritonavir adalah terhadap
ritonavir disebabkan oleh mutasi awal pada
proteasekodon 82. Spektrum aktivitas dari ritonavir
adalah HIV (1 &2 ). Indikasi : Infeksi HIV, dalam
kombinasi dengan anti HIV lainnya (NRTI dan PI
seperti sakuinavir ). Dosis dari ritonavir adalah per
oral 1200mg / hari (6 kapsul 100mg, 2 X sehari
bersama dengan makanan ). Efek samping dari
ritonavir adalah mual, muntah , dan diare.
a)
Amantadin
Dosis
b)
Merupakan
Resistensi
Farmakokinetik