Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
Pengukuran Kinerja Pusat Investasi Dengan Menggunakan ROI
Pusat-pusat investasi umumnya dievaluasi berdasarkan pengembalian atas investasi
(ROI).

Divisi-divisi yang merupakan pusat investasi akan memiliki laporan laba rugi dan

neraca sendiri. Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah
dengan menghitung pengembalian atas investasi (return on investment ROI), yaitu laba yang
diperoleh untuk setiap dolar investasi.
Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai
Tambah Ekonomi.
Laba residu (economic value added-EVA) adalah laba operasional setelah pajak
dikurangi dengan total biaya modal tahunan. Jika EVA positif berarti perusahaan manambah
kekayaan, jika negative berarti perusahaan menyia-nyiakan modal. EVA juga menghasilkan
tingkat pengembalian seperti ROI karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian)
dengan modal yang dipakai. Intinya EVA penekanannya pada pendapatan bersih operasi
dengan biaya actual dari modal.
EVA digunakan untuk menganalisa apakah suatu proyek individual itu diterima atau
ditolak. Selain itu sejumlah perusahaan telah menemukan bahwa EVA membantu mendorong
jenis perilaku yang benar dari berbagai divisi dengan menunjukan bahwa penekanan sematamata pada pendapatan operasional tidaklah mencukupi. Alasan yang menggarisbawahi adalah
EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya. Persamaan EVA dinyatakan sebagai
berikut:
EVA = Laba operasional setelah pajak (Persentase biaya modal aktual x Total modal
terpakai).
Penetapan Harga Transfer

Yang dimaksudkan dengan harga transfer (transfer price) adalah nilai atau harga
internal antar divisi dalam suatu perusahaan. Divisi yang menerima dianggap sebagai pembeli
dan divisi yang mengirim dianggap sebagai penjual. Dampak dari harga transfer terhadap
divisi antara lain :
1. Dampak Terhadap Ukuran Kinerja Divisi.
2. Dampak terhadap Keuntungan Perusahaan.
3. Dampak tehadap otonomi.

Page | 1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengukuran Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan ROI
Pusat-pusat investasi umumnya berdasarkan pengembalian atas investasi. Ukuran-ukuran
lainnya sebagai berikut:
a) Pengembalian atas investasi
Divisi-divisi yang merupakan pusat investasi akan memiliki laporan laba rugi dan neraca
sendiri. Satu cara mengaitkan laba operasi dengan aktiva yang digunakan adalah dengan
menghitng pengembalian atas investasi (return on investment ROI), yaitu laba yang
diperoleh untuk setiap dolar investasi. ROI adalah ukuran kinerja yang paling lazim bagi
suatu pusat investasi.
Persamaan ROI sebagai berikut:
ROI = Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata
Laba operasi (operating income) mengacu pada laba sebelum bunga dan pajak. Aktiva
operasi (operating assets) adalah seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba
operasi, termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung, dan peralatan.
Aktiva perasi rata-rata = (Nilai buku bersih awal + Nilai buku bersih akhir)
2
Hal yang penting adalah memastikan satu metode diterapkan secara konsisten sepanjang
waktu. Hal ini memungkinkan perusahaan, untuk membandingkan ROI antar berbagai divisi
sepanjang waktu. Rumus ROI cepat dan mudah digunakan, namun memerinci ROI dalam
margin dan rasio-rasio perputaran memberikan informasi tambahan.
b) Margin Perputaran
Cara lain untuk menghitung ROI adalah memisahkan rumusnya (Laba operasi/Aktiva
operasi rata-rata) dalam margin dan perputaran.
ROI = Margin x Perputaran
= Laba Operasi x
Penjualan

Penjualan
Aktiva oprasi rata-rata

Page | 2

Penjualan dalam rumus di atas bisa dihapuskan untuk menghasilkan rumus ROI yang
awal, yaitu Laba operasi/Aktiva operasi rata-rata.
Margin adalah rasio dari laba operasi terhadap penjualan. Hal ini menunjukkan jumlah
laba operasi yang dihasilkan dari setiap dolar penjualan. Hal ini menyatakan bagian dari
penjualan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba. Perputaran (turnover) adalah suatu
ukuran lain yang dihitung dengan membagi pendapatan penjualan dengan aktiva operasi ratarata. Perputaran menunjukkan jumlah penjualan yang dihasilkan dari setiap dolar yang
diinvestasikan dalam aktiva operasi. Hal ini menunjukkan produktivitas aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan penjualan.
Contoh 1: Cermilar Company memperoleh laba operasi tahun lalu seperti yang
ditunjukkan pada laporan laba rugi berikut:
Penjualan
Harga pokok penjualan
Margin kotor
Beban penjualan dan administrasi
Laba operasi

$480.000
222.000
$258.000
210.000
$48000

=====
Pada awal tahun, nilai buku bersih dari aktiva operasi adalah $277.000. pada akhir tahun,
nilai buku bersih dari aktiva operasi adalah $323.000. maka:
Aktiva operasi rata-rata

= (Aktiva awal + Aktiva Akhir)/2


= ($277.000+$323.000)/2
= $300.000
Margin = Laba operasi/ Penjualan = $48.000/$480.000= 0,010 atau 10 persen
Perputaran = Penjualan/ Aktiva operasi rata-rata = $480.000/$300.000 = 1,6
ROI = Margin x Perputaran = 0,10 x 1,6= 0,16 atau 16 persen
Atau
ROI = Laba operasi/ Aktiva operasi rata-rata= $ $48.000/$300.000=0,16 atau 16 persen
Contoh 2: Divisi Electronics meningkatkan ROI-nya dari 18% pada tahun pertama
menjadi 20% pada tahun kedua. Namun, ROI Divisi Medical Supplies turun dari 18%
menjadi 15%.
Kedua divisi sebenarnya mengalami penurunan persentase yang sama (16,67%). Penurunan
margin dapat dijelaskan oleh pengeluaran yang meningkat, tekanan persaingan (yang
memaksa penurunan harga jual), atau kedua.

Informasi untuk Divisi Electronics dan Divisi Medical Supplies


Page | 3

Divisi Electronics
Tahun 1:
Penjualan
$30.000.000
Laba operasi
1.800.000
Aktiva operasi rata-rata 10.000.000
ROI
18%
Tahun 2:
Penjualan
$40.000.000
Laba operasi
2.000.000
Aktiva operasi rata-rata 10.000.000
ROI
20%
Perbandingan Margin dan Perputaran
Divisi Electronics
Tahun 1
Tahun 2
Margin
6,0%
5,0%
Perputaran
x 3,0
x 4,0
ROI
18,0%
20,0%

Devisi Medical Supplies


$117.000.000
3.510.000
19.500.000
18%
$117.000.000
2.925.000
19.500.000
15%
Devisi Medical Supplies
Tahun 1
Tahun 2
3,0%
2,5%
x 6,0
x 6,0
18,0%
15,0%

Meskipun marginnya turun, Divisi Electronics mampu meningkatkan tingat


pengembaliaannya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan perputaran yang lebih besar
daripada penurunan margin.
Keunggulan ROI
Keuntungan dari penggunaan ROI sebagai berikut:
1. ROI mendorong manajer untuk fokus pada hubungan antara penjualan, beban, dan
investasi sebagaimana yang diharapkan dari seorang manajer pusat investasi
2. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi biaya
3. ROI mendorong manajer untuk fokus pada efisiensi aktiva operasi.
Contoh soal: fokus pada hubungan ROI
Della Barnes, sedang mempertimbangkan saran dari direktur pemasarannya untuk
meningkatkan anggaran iklan sebesar $100.000. direktur pemasaran yakin bahwa
kenaikan ini akan mendorong hasil penjualan sebesar $200.000. della menemukan bahwa
kenaikan biaya variabel akan sebesar $80.000. divisi ini juga perlu membeli mesin
tambahan untuk mengatasi peningkatan produksi. Peralatan tersebut memerlukan biaya
$50.000 dan menambah beban penyusutan sebesar $10.000. Akibatnya, saran tersebut
akan menambah $10.000($200.000-$80.000-$10.000-$100.000) kepada laba operasi. Saat
ini, penjualan divisi adalah sebesar $2.000.000, beban total adalah $1.850.000, dan laba
operasi bersih sebesar $150.000. Aktiva operasi sama dengan $1.000.000
Penjualan
Dikurangi: Beban
Laba operasi

Tanpa Peningkatan Iklan


$2.000.000
1.850.000
$150.000

Dengan Peningkatan Iklan


$2.200.000
2.040.000
$160.000
Page | 4

Aktiva operasi
$1.000.000
$1.050.000
ROI tanpa tambahan iklan adalah 15%; ROI dengan tambahan iklan dan investasi $50.000
adalah 15,24%. Karena ROI meningkat karena saran ini, Della memutusan untuk
mengizinkan peningkatan iklan.
Kelemahan Pengukuran ROI
Penekanan yang berlebihan pada ROI dapat menghasilkan pemikiran yang sempit. Dua
aspek negatif ROI sebagai berikut:
1. ROI mengakibatkan fokus yang semit pada profitabilitas divisi dengan mengorbankan
profitabilitas keseluran perusahaan.
2. ROI mendorong para manajer untuk fokus pada kepentingan jangka pendek dengan
mengorbankan kepentingan jangka panjang.
Contoh soal : fokus yang sempit pada profitabilitas divisi
Cleaning Product Division berkesempatan melakukan investasi dalam dua
proyek pada tahun mendatang. Biaya yang dibutuhkan untuk setiap investasi,
tingkat pengembalian, dan ROI adalah sebagai berikut:

Investasi
Laba operasi
ROI
Saat ini, divisi menghasilkan

Proyek 1
Proyek 2
$10.000.000
$4.000.000
1.300.000
640.000
13%
16%
ROI sebesar 15% dengan aktiva operasi $50.000.000 dan

laba operasi atas investasi berjalan sebesar $7.500.000. Divisi telah mendapatkan
persetujuan menambah investasi sebesar $15.000.000 pada investasi modal baru. Kantor
pusat perusahaan mensyaratkan semua investasi harus menghasilkan laba paling sedikit
10%. Setiap modal yang tidak digunakan divisi akan diinvestasikan oleh kantor pusat dan
menghasilkan laba tepat 10%
Manajer divisi mempunyai empat alternatif, yaitu investasi dalam proyek I,
investasi dalam proyek II dan proyek III, atau tidak melakukan investasi pada
kedua proyek. ROI divisi dihitung untuk setiap alternatif.

Alternatif
Hanya Memilih Hanya Memilih Memilih
Proyek I

Proyek II

Laba operasi
$ 8.800.000
$ 8.140.000
Aktiva operasi $60.000.000
$54.000.000
ROI
14,67%
15,07%
Manajer divisi memilih investasi hanya dalam proyek

Tidak Memilih

Kedua Proyek Kedua Proyek


$ 9.440.000
$ 7.500.000
$64.000.000
$50.000.000
14,75%
15,00%
II karena investasi tersebut akan

meningkatkan ROI dari 15,00% menjadi 15,07%


Page | 5

Meskipun mampu memaksimalkan ROI divisi, Proyek II sebernanya membebani


perolehan laba perusahaan. Jika proyek I yang dipilih, perusahaan akan memperoleh laba
$1.300.000. Dengan tidak memilih Proyek I, modal $10.000.000 (0,10x$10.000.000).
Akibatnya, perhatikan yang hanya ditunjukan pada ROI divisi merugikan perusahaan
dalam bentuk hilangnya laba sebesar $300.000 ($1.300.000-$1.000.000).

Page | 6

2.2 Mengukur Kinerja Pusat Investasi dengan Menggunakan Laba Residu dan Nilai
Tambah Ekonomi.
Untuk mengatasi kecenderungan ROI untuk investasi yang menguntungkan bagi
perusahaan, tetapi menurunkan ROI divisi, beberapa peusahaan telah menerapkan alternatif
ukuran kinerja, seperti laba residu. Nilai tambah ekonomi (economic value added-EVA)
adalah cara alternative untuk menghitung laba residu yang saat ini digunakan di sejumlah
perusahaan.
a. Laba Residu
Laba residu (residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian
dolar minimum yang diisyaratkan atas aktiva operasi perusahaan.
Laba residu = Laba operasi (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi rata-rata)
Tingkat pengembalian minimum ditentukan perusahaan dan sama dengan hurdle rate
yang disebutkan pada bagian ROI. Jika laba residu lebih besar dari nol, divisi memperoleh
lebih banyak tingkat pengembalian minimum yang diminta (hurdle rate). Jika laba residu
kurang dari nol, divisi memperoleh lebih sedikit tingkat pengembalian minimum yang
diminta. Akhirnya, laba residu yang sama degan nol menunjukkan divisi memperoleh tetap
sama dengan tingkat pengembalian minimum yang diminta.
Keunggulan Laba Residu
Contoh soal:
Manajer Cleaning Product Division menolak Proyek I karena akan menurunkan ROI
divisi. Namun, keputusan tersebut mebebani laba perusahaan sebesar $300.000.
penggunaan laba residu sebagai ukuran kinerja akan mencegah kerugian ini. Laba
residu untuk setiap proyek dihitung sebagai berikut.
Laba residu

Proyek I
= Laba operasi (Tingkat pengembalian minimum x Aktiva operasi
rata- rata)
= $ 1.300.000 (0,10 x $ 10.000.000)
= $ 1.300.000 - $ 1.000.000
= $ 300.000

Laba residu

Proyek II
= $ 640.000 (0,10 x 4.000.000)
= $ 640.000 - $ 400.000
= $ 240.000

Page | 7

Perhatikan bahwa kedua proyek memiliki laba residu positif. Untuk tujuan
perbandingan, laba residu divisi untuk setiap alternatif tersebut diidentifikasi sebagai
berikut.
Alternatif
Hanya Memilih Hanya Memilih Memilih
Aktiva operasi
Laba operasi
Pengembalian

Tidak Memilih

Proyek I

Proyek II

Kedua Proyek Kedua Proyek

$ 60.000.000
$8.800.000
6.000.000

$54.000.000
$8.140.000
5.400.000

$64.000.000
$9.440.000
6.400.000

$50.000.000
$7.500.000
5.000.000

minimum *
Laba residu
$2.800.000
$2.740.000
$3.040.000
$2.500.000
Memilih kedua proyek menghasilkan peningkatan laba residu yang terbesar. Penggunaan
laba residu mendorong para manajer untuk menerima proyek apa pun yang menghasilkan
tingkat di atas minimum.
Kelemahan Laba Residu
Laba residu, seperti ROI, bisa mendorong orientasi jangka pendek. Masalah
lainnya dengan laba residu tidak seperti ROI, laba residu adalah ukura absolut dari
profitabilitas. Jadi, perbandingan langsung dari kinerja pada dua pusat investasi yang
berbeda menjadi sulit karena tingkat investasinya bisa berbeda.
Salah satu cara yang memungkinkan untuk mengoreksi kelemahan ini adalah
menghitung pengembalian atas investasi dan laba residu, serta menggunakan kedua
ukuran tersebut untuk evaluasi kinerja. Kemudian, ROI bisa digunakan untuk
perbandingan antardivisi.
Contoh soal:
Pertimbangkan perhitungan laba residu untuk Divisi A dan Divisi B, dimana tingkat
pengembalian minimum yang diminta adalah 8%

Divisi A
Divisi B
Aktiva operasi rata-rata
$15.000.000
$2.500.000
Laba operasi
$1.500.000
$300.000
Pengembalian minimum
(1.200.000)
(200.000)
Laba residu
$300.000
$100.000
Pengembalian residu
2%
4%
Ada kecenderungan untuk menyatakan kinerja Divisi A lebih baik daripada Divisi B
karena laba residunya tiga kali lebih besar. Akan tetapi, perhatikan bahwa Divisi A
Page | 8

jauh lebih besar daripada Divisi B dan memiliki aktiva enam kali lebih banyak. Salah
satu cara yang memungkinkan untuk mengoreksi kelemahan ini adalah menghitung
pengembalian atas investasi dan laba residu, serta menggunakan kedua ukuran
tersebut untuk evaluasi kinerja. Kemudian ROI bisa digunakan untuk perbandingan
antar divisi.
b. Nilai Tambah Ekonomi
Cara khusus menghitung laba residu adalah nilai tambah ekonomi. Milai tambah ekonomi
(economic value added-EVA) adalah laba bersih (laba operasi dikurangi pajak) dikurangi total
biaya modal tahunan. Pada dasarnya, EVA adalah laba residu dengan biaya modal sama
dengan biaya modal aktual dari perusahaan (sebagai gantidari suatu tingkat pengembalia
minimum yang diinginkan perusahaan karena alas an lainnya). Jika EVA positif, maka
perusahaan sedang menciptakan kekayaan. Jika EVA negatif, maka perusahaan seang
menyiapkan modal. EVA membantu perusahaan untuk menentukan apakah uang yang
didapatkan lebih besar daripada uang yang digunakan untuk mendapatakan uang tersebut.
Dalam jangka panjang, hanya perusahaan-perusahaan yang meghasilkan modal atau
kekayaan yang dapat bertahan.
Sebagai suatu bentuk dari laba residu, EVA adalah suatu bentuk satuan dolar, bukan suatu
tingkat persentase pengembalian. Akan tetapi, EVA juga menghasilkan tingkat pengembalian
seperti ROI, karena menghubungkan penghasilan bersih (pengembalian) dengan modal yang
dipakai. EVA adalah penekanan pada laba bersih operasi dan biaya actual dari modal. Di
pihak lain, secar khusus, pendapatan residual menggunakan tingkat minimum pengembalian
yang diharapkan. Para investor menyukai EVA karena menguhubungkan laba dengan jumlah
sumber-sumber daya yang diperlukan untuk mencapainya.

Celimar Company memperoleh laba bersih tahun lalu seperti yang ditunjukan pada laporan
laba rugi berikut ini.

Page | 9

Penjualan

$ 480.000

Harga Pokok Penjualan

222.000

Margin Kotor

$ 258.000

Beban Penjualan dan Administrasi

210.000

Laba Operasi

$ 48.000

Dikurang:Pajak penghasilan (@30%)

14.400

Laba Bersih

$ 33.600

Jumlah Modal yang dipakai sama dengan $ 300.000. Biaya modal aktual Celimar Company
adalah 10% .
EVA =Laba Operasi setelah pajak(Presentase biaya modal aktual x Total modal yang
dipakai)
=$ 33.600 (0,1 x $ 300.000)
= $ 33.600 - $ 30.000
= $ 3.600
Menghitung EVA
EVA adalah laba bersih atau laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal yang
dipakai. Biaya modal yang dipakai adalah persentase aktual dari biaya modal dikali dengan
total modal yang dipakai.
Persamaan EVA sebagai berikut:
EVA =

Laba operasi setelah pajak (Persentase biaya modal aktual x Total modal yang
dipakai )

Aspek perilaku EVA


EVA mengandalkan biaya modal yang sebenarnya, hal inilah yag menjadi penyebab
bahwa EVA tidaklah mencukupi untuk membantu mendorong jenis perilaku yang sesuai dari
berbagai divisi dengan menunjukkan penekanan semata-mata pada pendapatan operasi. Di
banyak perusahaan, tanggung jawab keputusan investasi terletak pada manajemen
perusahaan. Akibatnya, biaya modal diperhitungkan sebgai pengeluaran perusahaan. Jika
suatu divisi menumpuk persediaan dan melakukan investasi, biaya pendanaan investasi akan
dilaporkan dalam neraca laba rugi perusahaan secara keseluruhan dan tidak diperlihatkan
sebagai pengurangan pendapatan operasi divisi. Akibatnya, investasi trlihat seolah-olah bebas
biaya bagi divisi.

Page | 10

2.3 Penetapan Harga Transfer


Keluaran dari salah satu divisi digunakan sebagai masukan pada divisi lainnya digunakan
di banyak perusahaan. Ketika divisi-divisi diperlakukan sebagai pusat pertangggungjawaban,
divisi tersebut dievaluasi berdasarkan laba ooperasi, pengembalian ats investasi, dan laba
residua tau EVA. Jadi, nilai barang yang ditransfer merupakan pendapatan bagi divisi yang
menjual dan biaya bagi divisi yang membeli. Nilai ini atau harga internal disebut harga
transfer (transfer price). Dengan kata lain, harga transfer adalah harga yang dibebankan
untuk suatu komponen oleh divisi penjual ada divisi di perusahaan yang sama.
a. Dampak Penetapan Harga Transfer terhadap Divisi dan Perusahaan secara
Keseluruhan.
Ketika satu divisi dari suatu perusahaan menjual pada divisi lain, kedua divisi tersebut
dan perusahaan secara keeluruhan terkena pengaruhnya. Harga yang dikenakan untuk barang
yang ditransfer memengaruhi biaya divisi pembei dan pendapatan divisi penjual. Arttinya,
laba kedua divisi tersebut, dipengaruhi oleh harga transfer.
Meskipun harga transfer aktual tidak memengaruhi tingkat laba yang dihasilkan
perusahaan multinasional melalui pajak badan dan persyaratan hukum lainnya yag ditetapkan
negara tempat berbagai divisi beroperasi.
Contoh soal:
ABC, Inc
Divisi A
Divisi B
Memproduksi komponen dan mentransfernya Membeli komponen dari A dengan harga
ke C dengan harga transfer $30 per unit

transfer $30 per unit dan menggunakan


komponen itu untuk memproduksi produk

akhir
Harga transfer = $30 per unit
Harga transfer = $30 per unit
Pendapatan bagi A
Biaya bagi C
Meningkatkan laba bersih
Menurunkan laba bersih
Meningkatkan ROI
Menurunkan ROI
Pendapatan harga transfer = Biaya harga transfer
Dampak nol bagi ABC,Inc
Pembeli beroperasi di negara yang pajaknya tinggi, maka biaya transfer bisa ditetapkan
cukup tinggi. Selanjutnya, laba akan masuk ke devisi yang berada di Negara dengan pajak
rendah dan biaya akan dibebankan pada divisi yang berada di Negara dengan pajak tinggi.
Hal ini menyebabkan pengurangan dari pajak badan secara keseluruhan.
Page | 11

b. Kebijakan Penetapan Harga Transfer


Perusahaan yang terdesentralisasi memungkinkan banyak wewenang pengambilan
keputusan di tingkat manajemen yang lebih rendah. Hal ini yang menyebabkan perusahaan
yang terdesentralisasi kurang produktif untuk kemudian memutuskan harga transfer aktual
antara dua divisi. Akibatnya, manajemen puncak menetapkan kebijakan penetapan harga
transfer, tetapi divisi boleh memutuskan untuk menyetujui transfer tersebut atau tidak.
Dalam penyusunan sebuah kebijakan penetapan harga transfer, kedua pandangan dari
divisi penjual dan dan divisi pembeli harus dipertimbangkan. Pendekatan biaya peluang
(opportunity cost approach) mencapai tujuan tersebut dengan mengidentifikasi harga
minimum yang ingin diterima divisi pembeli. Hara-harga minimum dan maksimum tersebut
sesuai dengan biaya peluang transfer internal. Harga-harga yang ditetapkan di setiap divisi
sebagai berikut:
1) Harga transfer minimum adalah harga transfer yang akan memnuat keadaan divisi
penjual tidak menjadi lebih buruk jika barangdijual pada divisi internal daripada
dijual pada pihk luar, disebut baras bawah (floor) dari rentang penawaran.
2) Harga transfer maksimum adalah harga transfer yang akan membuat keadaan divisi
pembeli tidk menjadi lebih buruk-jiak suatu input dibeli dari divisi internal daripada
jika barang yang sama dibeli secara eksternal, disebut batas atas (ceiling) dari rentang
penawaran.
Transfer internal sebaiknya dilakukan saat biaya peluang (harga minimum) divisi penjual
lebih rendah dari biaya peluang (harga maksimum) divisi pembeli. Kebijakan harga transfer
ini mencakup harga pasar, harga transfer berdasarkan biaya, dan harga transfer yang
dinegosiasikan.
c. Harga Pasar
Jika terdapat pasar luar dengan persingan sempurna untuk produk yag ditransfer, maka
harga transfer yang paling sesuai adalah harga pasar. Pada situasi demikian, berbagai
tindakan manajer divisi akan mengoptimalkan laba divisi dan laba perusahaan secara
simultan.

d. Harga Transfer Berdasarkan Biaya


Harga pasar kerap kali tidak tersedia, dalam keadaan ini, perusahaan dapat menggunakan
pendekatan penetapan harga transfer berdasarkan biaya.

Page | 12

Contoh : Perusahaan Matras menggunakan busa dengan kepadatan tinggi untuk matras dari
tempat tidur lipat tersebut dan perusahaan luar tidak memproduksi matras semacam ini
dengan ukuran yang sesuai. Jika perusahaan telah menetapkan kebijakan penetapan harga
transfer berdasarkan biaya, maka divisi Matras akan membebankan biaya penuh dari matras
tersebut.
e. Harga Transfer yang Dinegosiasikan
Akhirnya, manajemen tingkat atas bisa mengizinkan manajer divisi pembeli dan penjual
untuk menegosiasikan harga transfer. Secara khusus, pendekatan ini berguna saat kondisi
pasar tidak sempurna, seperti kemampuan divisi di dalam perusahaan untuk menghindari
biaya penjualan dan distribusi. Dalam hal ini, biaya yang dihemat bisa dibagi di antara dua
divisi.

Page | 13

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ROI adalah ukuran kinerja manajer yang paling lazim pada unit-unit desentralisasi.
ROI mendorong manajer untuk memberi perhatian pada perbaikan profitabilitas divisinya
melalui peningkatan penjualan, pengendalian biaya, dan pemanfaatan aktiva secara
efisien.Sayangnya ukuran kinerja dapat juga mengakibatkan manajer meningkatkan ROI
dengan mengorbankan manfaat jangka panjang demi manfaat jangka pendek ( misalnya
manajer terdorong untuk mengabaikan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan
namun menekan ROI divisional ).
Nilai barang yang ditransfer merupakan laba bagi divisi yang mengirim (penjual) dan
biaya bagi divisi yang menerima( pembeli ). Nilai ini atau harga internal disebut harga
transfer.penetapan harga transfer mempengaruhi divisi-divisi yang melakukan transfer dan
perusahaan secara keseluruhan.
Umumnya perusahaan menetapkan harga transfer atas biaya berdasarkan biaya
variabel dan atau biaya tetap dalam bentuk: biaya penuh (full cost), biaya penuh ditambah
mark-up (full cost plus markup) dan gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost
plus fixed fee).
Walaupun pendekatan biaya untuk penentuan harga transfer relatif sederhana untuk
diterapkan, tetapi memiliki beberapa kekurangan. Pertama, penggunaan biaya-terutama biaya
penuh-sebagai harga transfer dapat mengarah pada keputusan buruk dan oleh karenanya pada
suboptimisasi. Kedua, jika biaya digunakan sebagai harga transfer, divisi penjual tidak akan
pernah menghasilkan laba dari setiap transfer internal. Persoalan ketiga bahwa mereka tidak
menyediakan insentif untuk mengendalikan biaya. Persoalan ini dapat diatasi sampai pada
lingkup tertentu dengan menggunakan biaya standar dan bukan biaya aktual untuk harga
transfer.

Page | 14

DAFTAR PUSTAKA
http://blognya-nova.blogspot.com/2011/11/laporan-segmen-dan-desentralisasi.html
http://pittaku.blogspot.com/2012/05/pelaporan-segmen-evaluasi.ht
Mowen, Hansen. 2006. Management Accounting. Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat

Page | 15

Anda mungkin juga menyukai