Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Kemajuan teknologi yang semakin pesat membuat akses informasi yang beredar

seolah tak terbendung. Masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihan, yang salah
satunya adalah pilihan dalam urusan kesehatan. Dengan akses informasi yang tak terbatas
inilah, masyarakat semakin diperdalam pengetahuannya dalam bidang kesehatan, terutama
mengenai hak hak yang wajib mereka dapat dan bahkan mengenai penyakit yang mereka
derita.
Seorang dokter yang baik tentu harus memperhatikan hal tersebut, agar bisa
mengimbangi pasien yang datang untuk berobat padanya.
Penerapan kaidah bioetik merupakan sebuah keharusan bagi seorang dokter yang
berkecimpung didalam dunia medis, karena kaidah bioetik adalah sebuah panduan dasar dan
standar, tentang bagaimana seorang dokter harus bersikap atau bertindak terhadap suatu
persoalan atau kasus yang dihadapi oleh pasiennya.
Kaidah bioetik harus dipegang teguh oleh seorang dokter dalam proses pengobatan
pasien, sampai pada tahap pasien tersebut tidak mempunyai ikatan lagi dengan dokter yang
bersangkutan.
Pada kasus kali ini, penulis akan membahas tentang kasus yang dialami oleh seoarang
anak berusia 10 tahun yang mengidap kanker stadium lanjut.
1.2

Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang digunakan dalam makalah ini adalah seorang laki-laki berusia 10
tahun menderita kanker stadium lanjut.
Penulis memilih rumusan masalah ini karena rumusan ini sudah mencakup banyak aspek
yang menjadi masalah atau kendala dalam pelayanan sang dokter di tempat tugasnya,
sehingga mudah untuk dijabarkan atau dijelaskan.
1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ilmiah ini adalah agar mahasiswa Fakultas Kedokteran

UKRIDA dapat memahami dengan sungguh dan mampu menerapkan kaidah bioetik seperti
Beneficence, Non - Maleficence, Autonomy dan Justice apabila sudah terjun kedunia kerja
yang sesungguhnya

PEMBAHASAN
2.1

Defenisi bioetik
Sepanjang perjalanan sejarah dunia Kedokteran, banyak defenisi dan paham mengenai

bioetika yang dilontarkan oleh para ahli etika dari berbagai belahan dunia. Pendapat pendapat
ini dibuat untuk merumuskan suatu pemahaman bersama tentang apa itu bioetika.
Bioetika berasal dari kata bios yang berati kehidupan dan ethos yang berarti normanorma atau nilai-nilai moral. Bioetika merupakan studi interdisipliner tentang masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran baik skala mikro
maupun makro, masa kini dan masa mendatang. Bioetika mencakup isu-isu sosial, agama,
ekonomi, dan hukum bahkan politik. Bioetika selain membicarakan bidang medis, seperti
abortus, euthanasia, transplantasi organ, teknologi reproduksi butan, dan rekayasa genetik,
membahas pula masalah kesehatan, faktor budaya yang berperan dalam lingkup kesehatan
masyarakat, hak pasien, moralitas penyembuhan tradisional, lingkungan kerja, demografi,
dan sebagainya. Bioetika memberi perhatian yang besar pula terhadap penelitian kesehatan
pada manusia dan hewan percobaan.
Menurut F. Abel, Bioetika adalah studi interdisipliner tentang masalah-masalah yang
ditimbulkan oleh perkembangan biologi dan kedokteran, tidak hanya memperhatikan
masalah-masalah yang terjadi pada masa sekarang, tetapi juga memperhitungkan timbulnya
masalah pada masa yang akan datang.
2.2

Pembahasan Masalah
Di dalam kaidah dasar bioetik terkandung prinsip-prinsip dasar bioetik yang harus selalu

diperhatikan. Empat prinsip etik (beneficence, non-maleficence, auotonomy, dan justice)


dapat diterima di seluruh budaya, tetapi prinsip etik ini dapat bervariasi antara satu
kebudayaan dengan kebudayaan yang lainnya.
Di Indonesia sendiri, ada 4 prinsip berkaitan dengan bioetik yang harus selalu dipegang
oleh seorang dokter. Keempat prinsip tersebut adalah:
2.2.1 Beneficence
Beneficence adalah prinsip bioetik dimana seorang dokter melakukan suatu tindakan
untuk kepentingan pasiennya dalam usaha untuk membantu mencegah atau menghilangkan
bahaya atau hanya sekedar mengobati masalah-masalah sederhana yang dialami pasien.4
Lebih khusus, beneficence dapat diartikan bahwa seorang dokter harus berbuat baik,
menghormati martabat manusia, dan harus berusaha maksimal agar pasiennya tetap dalam

kondisi sehat. Point utama dari prinsip beneficence sebenarnya lebih menegaskan bahwa
seorang dokter harus mengambil langkah atau tindakan yang lebih bayak dampak baiknya
daripada buruknya sehingga pasien memperoleh kepuasan tertinggi.
2.2.2 Non-maleficence
Non-malficence adalah suatu prinsip dimana seorang dokter tidak melakukan suatu
perbuatan atau tindakan yang dapat memperburuk pasien. Dokter haruslah memilih tindakan
yang paling kecil resikonya. Do no harm merupakan point penting dalam prinsip nonmaleficence. Prinsip ini dapat diterapkan pada kasus-kasus yang bersifat gawat atau darurat.
2.2.3 Autonomy
Dalam prinsip ini, seorang dokter wajib menghormati martabat dan hak manusia,
terutama hak untuk menentukan nasibnya sendiri. Pasien diberi hak untuk berfikir secara
logis dan membuat keputusan sesuai dengan keinginannya sendiri. Autonomy pasien harus
dihormati secara etik, dan di sebagain besar negara dihormati secara legal. Akan tetapi perlu
diperhatikan bahwa dibutuhkan pasien yang dapat berkomunikasi dan pasien yang sudah
dewasa untuk dapat menyetujui atau menolak tindakan medis.
Melalui informed consent, pasien menyetujui suatu tindakan medis secara tertulis.
Informed consent menyaratkan bahwa pasien harus terlebih dahulu menerima dan memahami
informasi yang akurat tentang kondisi mereka, jenis tindakan medik yang diusulkan, resiko,
dan juga manfaat dari tindakan medis tersebut.
2.2.5 Justice
Justice atau keadilan adalah prinsip berikutnya yang terkandung dalam bioetik. Justice
adalah suatu prinsip dimana seorang dokter wajib memberikan perlakukan yang adil untuk
semua pasiennya. Dalam hal ini, dokter dilarang membeda-bedakan pasiennya berdasarkan
tingkat ekonomi, agama, suku, kedudukan sosial, dsb.
Diperlukan nilai moral keadilan untuk menyediakan perawatan medis dengan adil agar
ada kesamaan dalam perlakuan kepada pasien. Contoh dari justice misalnya saja: dokter yang
harus menyesuaikan diri dengan sumber penghasilan seseorang untuk merawat orang
tersebut.
Untuk menentukan apakah diperlukan nilai keadilan moral untuk kelayakan minimal
dalam memberikan pelayaan medis, harus dinilai juga dar seberapa penting masalah yang
sedang dihadapi oleh pasien. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek dari pasien,
diharapkan seorang dokter dapat berlaku adil.

2.3 Pembahasan Kasus

Seoarang laki-laki berusia 10 tahun di rawat di sebuah rumah sakit,pasien dirawat


dengan keadaan penyakit kanker stadium lanjut.setelah di lakukan pembedahan,pasien
tersebut di rawat untuk pengobatan selanjutnya.orang tuannya bukanlah orang kaya dan tak
mampu membeli obat-obatan kemoterapeutik yang mahal.kondisi orang tuannya tidak bisa di
harapkan,tetapi orang tuannya ingin terapi lanjut.dokter telah menjelaskan bahwa kondisi
anaknya tidak bisa ditingkatkan dan sangat sulit bagi mereka untuk membeli obat-obatan
mahal tersebut.dokter tidak yakin apakah ia harus mengatakan pada mereka untuk membeli
obat-obatan mahal tersebut.dokter tidak yakin apakah ia harus mengatakan pada mereka
untuk tidak usah membeli obat itu.karena berdasarkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya
pada penyakit ini,beberapa pasien meninggal walaupun telah di terapi dengan
kemoterapi.tetapi pada kasus yang jarang,mereka juga dapat sembuh.pada kasus ini kondisi
pasien semakin parah.akhirnya dokter menjelaskan kepada orang tua pasien bahwa kodisinya
kurang baik dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil walau di terapi dengan obatobatan,tetapi dokter tidak mengatakan kepada orang tua pasien untuk tidak membeli obatobatan tersebut.
2.3.1.

Prinsip bioetik yang terkandung dalam kasus ini adalah Justice:


Justice
Memberlakukan segala sesuatu secara universal
Megambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
Menghargai hak sehat pasien (affordebillity, equality, accesibillity, availabillity,
quality)
Mengahargai hak orang lain
Menjaga kelompok rentan(yang paling merugikan
Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA,status sosial,dll.
Meminta partisipasi pasien sesuai kemampuannya
Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat dan kompeten.

LANGKAH 1: ISTILAH YANG TIDAK DIKETAHUI


Obat Kemoterapeutik: Obat kemoterapeutik : istilah obat-obatan yang
digunakan pada penderita kanker

LANGKAH 2:RUMUSAN MASLAH


seorang laki-laki berusia 10 tahun menderita kanker stadium lanjut

LANGKAH 3: MIND MAP

PENANGANAN
PASIEN

KDB

JUSTIC

KODEKI

PASAL 5

SUMPAH

PROFESIONALISM

DOKTER

KE-6

LANGKAH 4: HIPOTESIS
konteks justice, dan dokter sudah melakukan penerapan KDB dengan benar.

KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai kasus-kasus yang dihadapi Dokter,dapat ditarik
kesimpulan bahwa dari kasus ini dokter telah menerapkan prinsip bioetik yaitu justice
(seorang dokter wajib memberikan perlakukan yang adil untuk semua pasiennya).

DAFTAR PUSTAKA
1.

1. Hanafiah, J., Amri amir. 2009. Etika Kedokteran dan Hukum\Kesehatan (4th ed). Jakarta:
EGC.
2. 2. Hartono, Budiman., Salim Darminto. 2011. Modul Blok 1 Who Am I? Bioetika,
Humaiora dan Profesoinalisme dalam Profesi Dokter. Jakarta: UKRIDA.
3 . 3. Pantilat, Steve. 2008. Beneficence vs. Nonmaleficence. [Online].
(http://missinglink.ucsf.edu/lm/ethics/Content%20Pages/fast_fact_bene_nonmal.htm, diakses
pada 22 September 2012)

PENANGANAN PADA PASIEN KANKER

Disusun oleh:
Nurul Siti Khodijah
102014117
Kelompok F3
Nurul.2014fk117@civitas.ukrida.ac.id

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510. Telephone : (021) 5694-2061, fax : (021) 563-1731

Anda mungkin juga menyukai