Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang

BAB IV
TINJAUAN KHUSUS
4.1 Uraian Umum
4.1.1 Pengertian Pekerjaan Finishing
Pada dasarnya pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir dari
sebuah

kegiatan pembangunan dalam rangka menutupi, melapisi dan

memperindah sebuah bangunan atau konstuksi. Pekerjaan finishing di


dalam segi estetika adalah upaya untuk menghaluskan dengan menambah
beberapa assesoris sehingga bangunan tersebut menjadi terlihat lebih
indah. Manfaat dari pekerjaan finishing adalah menambah nilai keindahan,
merapikan, melapisi dan meningkatkan keawetan bangunan gedung.
Pekerjaan finishing juga memakan biaya yang tidak sedikit. Oleh sebab itu
dalam rangka melakukan efisiensi terhadap pekerjaan tersebut, kesalahankesalahan pekerjaan awal harus dihindari, serta meningkatkan kualitas
produksi dan kompetensi tenaga kerja pada pekerjaan tersebut.
Jadi, berdasarkan penjelasan diatas maka pekerjaan finishing cukup
mahal, namun tetap dibutuhkan sebab pekerjaan tersebut memberi nilai
tambah dari sebuah konsep membangun dalam kegiatan pembangunan.
Adapun pekerjaan finishing, dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Pekerjaan finishing basah
Finishing basah merupakan seluruh kegiatan pekerjaan
finishing yang pada proses pengerjaan bahan dasarnya
berhubungan dengan air, meliputi pasangan batu bata,
plesteran, acian, pekerjaan pengecatan, pasangan keramik, dll

Politeknik Negeri Semarang


Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 25

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang

Gambar 4.1 Pekerjaan finishing basah

2. Pekerjaan finising kering


Finishing kering adalah pekerjaan yang dalam aplikasinya
tidak menggunakan air sebagai medianya, yang meliputi :
Wallpaper, pemasangan plafond, dinding partisi, karpet, dll.

Gambar 4.2 Pekerjaan finishing kering


4.1.2 Fungsi Pekerjaan Finishing
Politeknik Negeri Semarang
Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 26

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
Adapun Fungsi dari pekerjaan finishing adalah :
1. Menambah nilai estetika pada sebuah objek atau gedung agar terlihat
menarik dan indah.
2. Merapikan setiap bagian konstruksi agar terlihat sempurna sesuai
dengan standar yang berlaku.
3. Melapisi bagian-bagian yang harus ditampilkan dengan bahan lain agar
bagian tersebut diganti dengan bahan lainnya.
4. Menambah keawetan bangunan gedung.
4.2 Uraian Khusus
4.2.1 Pengertian Pekerjaan Pengecatan
Cat adalah suatu massa yang pada suhu kamar berupa berupa zat
cair dan bila diulaskan pada permukaan suatu benda akan membentuk
lapisan padat kenyal. Ditinjau dari kekenyalannya cat dibedakan menjadi
Cat Kental, Cat Setengah Kental, Cat Encer. Pekerjaan pengecatan adalah
salah satu pekerjaan finishing harus mendapat perhatian khusus,
mengingat keindahan dan kerapihan sebuah bangunan tergantung dari
hasil pengecatan. Dalam pekerjaan pengecatan diperlukan hal-hal yang
harus diperhatikan agar didapatkan hasil yang baik . Baik pengecatan
dinding, kayu ataupun besi semua harus di perhatikan, karena jenis-jenis
cat berbeda-beda tergantung penggunaanya.
Untuk mendapatkan hasil pengecatan yang baik maka pengecatan
perlu memenuhi ketentuan-ketentuan pengecatan, jika menginginkan hasil
yang memuaskan. Sedangkan ketentuan-ketentuan pengecatan mempunyai
tujuan dan fungsi pengecatan, yaitu:
a. Untuk memberikan warna yang indah
b. Untuk melindungi dan menjaga agar benda tersebut tidak
mengalami proses pelapukan atau menjadi rusak

Politeknik Negeri Semarang


Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 27

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
c. Untuk melindungi strukturdari pengaruh negatif alam cuaca
d. Untuk menambah ketahanan kontruksi dari pengaruh panas

d.2.2 Syarat-Syarat Pengecatan


Sebagai bahan bangunan cat harus memenuhi syarat-syarat
didalam penggunaannya, antara lain adalah :
a. Cat harus kering dalam waktu 15-20 menit.
b. Pengecatan harus dapat menghasilkan lapisan yang lengket, rata,
kenyal, melekat dengan baik, tidak menyeap debu,da harus melekat
dan menutup dengan baik benda yang dicat.
d.2.3 Mutu cat
Cat didalam pasaran telah diketahui mutunya oleh para pemakai.
Cat yang baik adalah cat yang setelah dipakai :
a. Tidak menimbulkan pecah-pecah
b. Warnanya tidak luntur
c. Harus dapat kering maksimum 20 menit
d. Dapat menghasilkan lapisan cat yang lengket
e. Bila diulaskan dapat menutup dengan rata
f. Kenyal
g. Melekat dengan baik
d.2.4 Bahan dan Alat yang Digunakan
Politeknik Negeri Semarang
Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 28

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
Adapun bahan dan alat yang digunakan untuk pengecatan

Sebelum pengecatan dilakukan ada pekerjaan pendahuluan yaitu


plamir dinding. Plamir dinding terdiri dari 3 bagian bahan, yang pertama
adalah semen putih, lem putih, dan kalsium. Semua bahan tersebut
mempunyai fungsi masing - masing.
Penggunaan kalium pada bahan plamir berfungsi sebagai
penambah volum dari plamir dan memudahkan penghalusan, namun
apabila terlalu banyak justru akan menyebabkan cat yang nanti kita
kerjakan menjadi kurang kuat. Sebagian kontraktor bangunan sudah tidak
menggunakan kalium sebagai campuran plamir, kecuali pada pekerjaan
yang memerlukan harga sangat hemat dan waktu penyelesaian yang relatif
cepat.
Teknik melamir yang efektif adalah dengan menggunakan kapi
besar atau bahan bekas dari pipa pvc yang dibuat kapi. Dengan
mengoleskan pada arah vertikal di dinding kemudian untuk lapis
selanjutnya pada arah horisontal, demikian seterusnya sampai dinding
menjadi rata. Lapisan yang kedua haruslah menunggu lapisan yang
pertama kering dahulu.
Penghalusan menggunakan amplas dengan arah memutar. Alat
penghalus

otomatis

sebaik

digunakan

agar

lebih

cepat

dalam

pengerjaannya.
Setelah diplamir, dilakukan Pelapisan cat dasar atau alkali sealer.
Sebelum dilakukan pengecatan dengan cat tembok aplikasikan terlebih
dahulu cat dasar alkali sealer, yang berfungsi memberikan lapisan
dibawah cat tembok sehingga memperkecil kontak langsung dengan alkali
Politeknik Negeri Semarang
Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 29

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
tembok. Selain itu alkali sealer berfungsi memberikan lapisan warna putih
sehingga dapat mempercepat penutupan warna cat tembok pada dinding.
Alkali sealer berbeda dengan cat putih. Penggunaan cat putih sebagai
dasaran pengecatan tidak akan menghindari kontak langsung alkali tembok
dengan cat, tetapi hanya berfungsi membantu daya tutup cat tembok saja.

3.2.1 Pemasangan Dinding Bata


Pasangan bata merupakan bagian dari proses pembangunan berupa
pembatas antar ruangan. Pasangan bata dapat juga disebut sebagai bagian
pengisi atau bagian dari rangka bangunan. Pasangan bata dikerjakan
bersama-sama dengan pasangan kusen pintu atau kusen jendela sesuai
dengan gambar rencana, dan juga yang harus diperhatikan mengenai
perletakan dari kolom-kolom praktis yang berfungsi sebagai perkuatan
dari dinding bata yang dipasang. Posisi perletakan kolom-kolom praktis
ditempatkan pada sudut-sudut ruangan, prinsipnya dinding pasangan bata
harus dipasangkan kolom praktis sejarak 3-4 m atau dalam 12 m harus
dipasangkan kolom praktis sebagai perkuatan pada pasangan batanya.
Kolom praktis atau biasa disebut stek merupakan tiang dari besi
yang di cor dengan adukan 1Pc:2Ps:3Kr biasanya ditulis dengan 4 12
atau empat batang besi berdiameter 12 mm dengan cincin / sengkang 8
mm sejarak 20 cm-25 cm. Fungsi stek agar diperhatikan dan dilaksanakan

Politeknik Negeri Semarang


Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 30

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
dari kolom-kolom yang berdiri supaya disiapkan sebelumnya pada jarakjarak tertentu sehingga setelah di cor kolom-kolom tersebut sudah
terpasangkan stek perkuatan itu pada dinding bata. Jadi, kolom praktis
sebagai pengaku pasangan dinding batu bata. Kolom praktis tidak sama
fungsinya dengan kolom konstruksi, karena kolom konstruksi berfungsi
menahan beban bangunan dan menyalurkan kebawah sampai ke posisi
beton sloof dan pondasi batu kalinya.
Pasangan dinding bata ada beberapa macam, dapat disebutkan
sebagai berikut:

Pasangan dinding bata bata


Pasangan dinding bata 1 bata
Pasangan dinding bata 1 bata
Pasangan dinding bata 2 bata
Pasangan dinding bata dipasang atau disusun dengan perekat atau

adukan atau spesi 1Pc: 4Ps, artinya dengan perbandingan adukan satu
dolak semen dicampur dengan empat dolak pasir ditambahkan air
secukupnya sehingga menjadi adukan yang siap pakai.
Dalam pasangan dinding bata, kita kenal dengan sebutan siar tegak
dan siar mendatar, untuk siar tegak kondisi bata disusun ke atas atau
vertical dengan posisi bata, jadi siar tegak 1 Pc:4Ps harus kelihatan
dipasang zig-zag dan alur siar tegak tidak boleh lurus kebawah.
Hubungan antara kolom praktis dan pasangan dinding bata dalam
pelaksanaannya harus bersama-sama artinya pasangan dinding bata jika
sudah mencapai ketinggian 1 m, harus segera kolom praktisnya di cor
supaya ada perkuatan untuk memegang pasangan batu batanya. Jadi
pengecoran kolom praktis boleh bertahap.

Politeknik Negeri Semarang


Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 31

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang

Gambar 3.3 Pemasangan Dinding Bata

3.2.2 Plesteran Dinding Bata


Plesteran dinding adalah pekerjaan pelapisan permukaan dinding
dengan meterial tertentu agar tercapai fungsi yang dikehendaki. Ketika
menyebut pelasteran dinding sering diasumsikan dengan Plesteran dan
acian dinding, penyebutan ini tidak sepenuhnya benar karena dalam
keadaan tertentu pekerjaan plesteran tidak memerlukan acian. Plesteran
dinding merupakan landasan utama untuk untuk mencapai finishing
dinding yang baik. Dengan kata lain, plesteran dinding merupakan
landasan utama untuk menciptakan keindahan dan kerapian dinding.
Beberapa fungsi plestereran dinding, antara lan :
1. Sebagai finishing dinding yang denganya didapatkan dinding yang rata
dan indah.
2. Sebagai pendahuluan untuk mendapatkan finishing dinding yang baik.
3. Sebagai lapisan pelindung dari pengaruh cuaca luar.
Politeknik Negeri Semarang
Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 32

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
Plesteran

sesuai

dengan

fungsi

utamanya

adalah

untuk

mendapatkan kerataan dan keindahan dari komponen dinding yang


diplester. Maka Plesteran ini bukan hanya digunakan untuk dinding, biasa
digunakan untuk plaster beton juga. Plesteran dengan perbandingan 1:3
biasanya digunakan untuk Plesteran beton. Ketika ingin didapatkan
dinding dengan kekedapan terhadap air yang baik maka plesteran dengan
kualitas yang baik harus digunakan. Untuk plesterannya digunakan
campuran 1:3 atau yang lebih baik. Dinding kedap air lazimnya digunakan
di kamar mandi atau tempat yang berhubungan langsung dengan air.

Gambar 3.4 Pekerjaan Plesteran Dinding

3.2.3 Pengacian Dinding Bata


Pekerjaan acian semen pada dinding tembok merupakan langkah
akhir dari rangkaian pemasangan dinding, dimulai dari pekerjaan pasangan
dinding batu bata, kemudian dilakukan plesteran dan diakhiri dengan
acian. Meskipun terkesan sederhana yaitu hanya mengoleskan dan
Politeknik Negeri Semarang
Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 33

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
menghaluskan semen di permukaan dinding namun pekerjaan acian ini
memerlukan keahlian khusus agar finishing dinding bisa benar-benar
bagus, oleh karena itu diperlukan tukang bangunan yang telah profesional
dalam mengaci dinding sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang baik
serta dapat selesai dalam waktu secepat mungkin. Adapun langkahlangkah pengacian, yaitu :
1. Persiapan bahan peralatan seperti air, semen, cetok, kertas bekas zak
semen dan bahan-bahan lainya sesuai kebutuhan.
2. Menyiapkan tempat penampungan air, bisa berupa ember cor, ember
bekas tempat cat atau tempat lainya yang dapat digunakan untuk
menampung air acian.
3. Pelan-pelan menaburkan semen kedalam air, cukup ditaburkan saja
dan tidak boleh diaduk karena dapat menyebabkan semen menggumpal
serta cepat kering sehingga tidak dapat digunakan untuk bahan acian
dinding.
4. Menyiram dinding yang akan diaci dengan air hingga basah, hal ini
dimaksudkan agar nantinya dinding tidak banyak menyerap air semen.
5. Melaburkan bahan acian semen yang sudah jadi ke permukaan dinding
dengan menggunakan cetok.
6. Menghaluskan pekerjaan acian dengan kertas bekas semen sehingga
permukaan benar-benar rata dan halus.
7. Usahakan agar hasil acian dinding tidak cepat kering, bisa dengan cara
menyiram air. karena pengeringan yang terlalu cepat dapat
menyebabkan keretakan dinding.
8. Pekerjaan acian dinding selesai, namun perlu menunggu beberapa
waktu untuk melanjutkan ke pengerjaan pengecatan.
Politeknik Negeri Semarang
Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 34

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang

Gambar 3.5 Pengacian Dinding Bata

3.2.4 Pengecatan Dinding Bata


Pengecatan yang baik membutuhkan persiapan-persiapan matang.
Persiapan yang benar akan membuat pekerjaan pengecatan lebih capat,
mudah, dan biaya rendah, selain memberikan hasil akhir yang baik juga
lapisan cat lebih tahan lama, selain pemilihan produk yang tepat.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi keberhasilan pengecatan
dinding bata, yang paling berpengaruh adalah kualitas atau mutu dinding
itu sendiri (terlepas dari kualitas cat yang dipakai). Masalah yang sering
timbul akibat dari kualitas dinding yang jelek biasanya adalah belangbelang seperti basah (bila kadar air dalam dinding terlalu tinggi), lapisan
cat yang menggelembung, dll.

Politeknik Negeri Semarang


Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 35

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
Sedangkan bila yang dipakai cat dinding dengan kualitas rendah
maka masalah yang sering terjadi adalah pengapuran, warnanya luntur, dll.
Cat yang berkualitas minimal mempunyai empat fungsi yang harus
dimiliki

diantaranya

daya

sebar,

daya

tutup,

mudah

dalam

pengaplikasiannya, dan aman bagi kesehatan lingkungan. Memang


semakin tinggi kualitas cat, maka harganya pun akan semakin mahal,
karena disamping keempat hal pokok diatas, cat yang berkualitas akan
memiliki nilai tambah seperti daya tahan terhadap cuaca, anti jamur, tidak
memudar (anti fading), mudah dibersihkan (washable), dapat menutup
retak rambut (cover hair line crack) serta tambahan pengharum
(fragnance).

Gambar 3.5 Pengecatan Dinding Bata


3.3 Pengendalian Mutu
Untuk memperoleh hasil pekerjaan finising yang sesuai dengan standart
dan dapat dipertanggungjawabkan, maka mutu bahan untuk finishing bangunan
tersebut harus sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan. Untuk
mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pengawasan dan
Politeknik Negeri Semarang
Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 36

Laporan Praktik Kerja Lapangan


Proyek Pembangunan Gedung Parkir Rumah Sakit Telogorejo Semarang
pengendalian mutu yang meliputi pemilihan bahan, pengujian berkala, cara
pelaksanaan, perawatan, dan pemeliharaannya.
Dalam pengendalian mutu pekerjaan finishing, penekanan yang diberikan
adalah pemakaian jenis-jenis material finishing sesuai spesifikasi teknis dan
approval material yang telah disetujui oleh pemilik, serta campuran spesi yang
sesuai spesifikasi.

Politeknik Negeri Semarang


Program Studi Perbaikan dan Perawatan Gedung 37

Anda mungkin juga menyukai