PENDAHULUAN
Beton sangat banyak digunakan secara luas
sebagai
bahan
bangunan.
Banyaknya
penggunaan beton dalam suatu konstruksi
menuntut upaya penciptaan mutu yang baik.
Usaha
yang
serius
terhadap
upaya
pengembangan teknologi perlu didukung
dengan penelitian guna menyempurnakan
kekurangan-kekurangan yang dimiliki oleh
suatu bahan bangunan.
Ditinjau dari segi kekuatan, beton mempunyai
keunggulan-keunggulan antara lain relatif kuat
menahan gaya tekan, mudah pengerjaan dan
perawatannya, mudah dibentuk sesuai dengan
kebutuhan,
tahan
terhadap
perubahan
cuaca,lebih tahan terhadap api dan korosi serta
memiliki kuat desak yang tinggi.
Namun demikian, beton juga memiliki
kelemahan secara struktural yaitu kuat tarik
yang rendah, sifat yang getas, sehingga
terbatas
dalam penggunaannya.
Untuk
menahan gaya tarik, beton diberi baja tulangan
sehingga struktur beton merupakan kombinasi
dari beton dan baja atau disebut beton
bertulang. Salah satu persyaratan dalam
struktur beton bertulang adalah adanya lekatan
antara tulangan dan beton sehingga apabila
struktur beton diberikan beban tidak akan
1
Sunarmasto, Tegangan Lekat Baja Tulangan (Polos dan Ulir) Pada Beton
TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
tegangan lekat antara beton dan baja tulangan,
baik baja tulangan polos maupun baja tulangan
ulir.
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR
TEORI
1. Tinjauan Pustaka
Beton pada dasarnya adalah campuran dua
bagian yaitu agregat dan pasta. Pasta terdiri
dari semen portland dan air, yang mengikat
agregat (pasir dan kerikil/batu pecah) menjadi
suatu massa seperti batuan, ketika pasta
tersebut mengeras akibat reaksi kimia antara
semen dan air (Paulus ,1989:5).
Salah satu dasar anggapan yang digunakan
dalam perancangan dan analisis struktur beton
bertulang ialah bahwa ikatan antara baja dan
beton yang mengelilinginya berlangsung
sempurna tanpa terjadi penggelinciran atau
pergeseran. Berdasarkan atas anggapan
tersebut dan juga sebagai akibat lebih lanjut,
pada waktu komponen struktur beton bertulang
bekerja menahan beban akan timbul tegangan
lekat yang berupa shear interlock pada
permukaan singgung antara batang tulangan
dengan beton (Istimawan, 1994:181).
Bahan
kombinasi
beton
bertulang
dimungkinkan karena adanya beberapa sifat
yang baik di dalam kerjasama antara beton dan
baja tulangan. Sifat yang terpenting adalah
beton dan baja mempunyai tegangan lekat dan
tegangan lentur yang cukup besar. Tegangan
lekat timbul antara baja dan beton jika baja
ingin berubah tempat terhadap beton. Gaya
tarik dan tekan pada baja menimbulkan
tegangan lekat di tempat kontak baja dan
beton. Jika tegangan lekat melalui suatu nilai
batas/baja berubah tempat atau bergeser,
perubahan tempat ini menimbulkan tegangan
luncur untuk menahan penggeseran (Rooseno,
1954:36).
Suatu persyaratan dasar dalam konstruksi
beton bertulang adalah adanya lekatan (bond)
diantara tulangan dan beton sekelilingnya, ini
berarti di bawah beban kerja tidak terjadi selip
(slip) dari baja tulangan relatif terhadap beton
sekeliling. Sekalipun terjadi pemisahan yang
menyeluruh dari tulangan dan beton pada
77
78
Sunarmasto, Tegangan Lekat Baja Tulangan (Polos dan Ulir) Pada Beton
panjang penyaluran:
Ld =
f y .d b
4m
dengan:
Ab . fs = Ld . p .d .
Agar terjadi keseimbangan, pada perencanaan
selalu bertujuan dicapainya tegangan leleh (f y)
pada baja, sehingga fs dalam persamaan diubah
menjadi fy.
Ab . fy = Ld . p .d .
Kemudian dengan mengganti nilai A b dengan
p 2
d
4
fy = tegangan
baja leleh (MPa)
db = diameter
baja tulangan (mm)
Ld =
panjang
penyaluran (mm)
= tegangan
lekat (MPa)
T = p .db' (b + c).u a + p
db"2 d b'2
f b p .db" .c.u c
4
79
d b"2 d b'2
p .d b .a
Keterangan gambar:
1. Untuk Gambar (a) ? a/c > 0,15
2. Untuk Gambar (b) ? a/c < 0,10
Dari Gambar 4 didapat rumus:
T = p .d b .a. f b p .d b .c.u c
maka :
uc
a
fb
c
dengan :
T = beban (N)
a = jarak antara puncak ulir dengan
b
c
db
d
d
'
b
"
b
tulangan (mm)
= lebar puncak ulir (mm)
= jarak antar ulir (mm)
= diameter nominal (mm)
= diameter dalam (mm)
= diameter luar (mm)
80
benda
uji
Sunarmasto, Tegangan Lekat Baja Tulangan (Polos dan Ulir) Pada Beton
ANALISIS DATA
Dari uji bahan di laboratorium, bahan beton
seperti pasir, kerikil dan air memenuhi syarat
sebagai bahan pembentuk beton, sedangkan
beton dan baja tulangan juga memenuhi syarat
sebagai material struktur.
Selanjutnya akan ditampilkan uji pull out, baik
untuk baja tulangan polos maupun baja
tulangan ulir, seperti terlihat pada table berikut
ini.
Tabel 1. Uji pull out baja polos
Diameter
baja
(mm)
8
10
12
16
19
P maksimum
rerata (N)
Tegangan
lekat (MPa)
6000
14787
21520
26470
36150
1,958
3,267
3,279
2,665
2,811
P maksimum
rerata (N)
6150
17225
34500
50100
50375
Tegangan
lekat (MPa)
5,150
6,962
6,202
5,051
4,326
P.T.
81
82