DOSEN:
CUCUK SUPRIHARTINI, S.TP,. M.Kes
ARYA ULILALBAB,S.TP,.M.Kes
DISUSUN OLEH:
1.
MUHAMMAD IRFAN
: 2013.05.025
2.
OLIVIA CLAUDIA M
: 2013.05.026
3.
: 2013.05.027
4.
RENZI GALUH I
: 2013.05.028
5.
RIZKA ROSA D.
: 2013.05.029
AKADEMI GIZI
KARYA HUSADA KEDIRI
2013/2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan karunia, taufik dan hidayah Nya kepada kami. Dengan demikian kami
masih bisa menyelesaikan laporan ini tanpa suatu halangan apapun. Tidak lupa kami
menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak, seperti :
1. Bapak ibu selaku orang tua yang telah memberikan dukungan baik materiil
maupun spiritual.
2. Teman teman sekalian yang juga memberikan dukungan hingga
terselesaikannya laporan ini.
3. Bapak ibu dosen selaku pembimbing akademik kami di kampus.
Kami menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.
Harapan kami semoga laporan yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk terhadap segala upaya yang
kami lakukan dalam menyelesaikan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN........................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Pustaka........................................................................
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ...............................................................................`
5.2 Saran...........................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lebih dari setengah populasi dunia mengkonsumsi nasi sebagai makanan
pokok.Umumnya mengkonsumsi beras putih Varietas lain, yaitu beras merah
Keunggulan beras merah: Kandungan gizi yang lebih baik dari pada beras putih
(Matz, 1991) Mengandung antioksidan (Perera dan Jansz, 2000) Kandungan
serat tinggi tidak mudah menimbulkan rasa lapar (Indrasari, 2006) Indeks
glikemik rendah cocok untuk penderita diabetes.
Kacang hijau adalah sejenis tanaman budidaya dan palawija yang dikenal
luas di daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polongpolongan
(Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai
sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah
kedelai dan kacang tanah.
Kedelai merupakan salah satu bahan pangan dari kelompok biji-bijian
penghasil sumber protein (asam amino) serta lemak nabati yang sangat penting
peranannya dalam kehidupan, walaupun tidak selengkap seperti yang terdapat
pada hewani, (Radiyati et al., 1992). Kedelai mengandung protein kurang lebih
35%, bahkan pada varietas unggul dapat mencapai 40-43%. Bila dibandingkan
dengan beras, jagung,, kacang hijau, daging, ikan segar dan telur, kedelai
mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi. Dapat dikatakan bila seseorang
tidak boleh makan daging sebagai sumber protein maka kebutuhan protein 55
g/hari dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi 157,14 g kedelai.
1.2 Tujuan
1) Untuk dapat mengetahui cara pembuatan tepung beras merah.
2) Untuk dapat mengetahui cara pembuatan tepung kacang hijau
3) Untuk dapat mengetahui cara pembuatan tepung kedelai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI
Cara Membuat Tepung Beras Merah.
a) Alat
:
a. Baskom
b. Blender Buat penepungan
b) Bahan :
a. Beras Merah
c) Cara Membuat
a. Cuci Bersih beras merah dengan air.
b. Kemudian keringkan beras merah.
c. Lalu giling dengan blender hingga halus dan menjadi tepung.
Cara membuat tepung kacang hijau.
a. Alat
:
c. Baskom
d. Blender Buat penepungan
b. Bahan
:
a. Kacang hijau
c. Cara Membuat
a. Cuci Bersih beras merah dengan air lalu tiriskan.
b. Kemudian keringkan kacang hijau.
c. Lalu giling dengan blender hingga halus dan menjadi tepung.
Cara membuat tepung Kedelai.
d. Alat
:
e. Baskom
f. Blender Buat penepungan
e. Bahan
f.
:
a. Kedelai
Cara Membuat
a. Cuci Bersih beras merah dengan air lalu tiriskan.
b. Kemudian keringkan kedelai.
c. Lalu giling dengan blender hingga halus dan menjadi tepung.
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
KESIMPULAN
.
SARAN
Sebaiknya menggunakan buret yang lebih bagus, dan proses titrasi atau
tetesan sebaiknya harus stabil.
DAFTAR PUSTAKA