Anda di halaman 1dari 14

ETIOLOGI

ABORTUS
Dr. iqbal

Definisi

Abortus adalah ancaman atau


pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup di luar
kemampuan kandungan, dan
sebagai batasan digunakan
kehamilan kurang dari 20 minggu
atau berat badan janin kurang dari
500 gram1,2.

EPIDEMIOLOGI

Diperkirakan bahwa antara 10-15 %


kehamilan yang terdiagnosis secara klinis
berakhir dengan abortus.
Abortus lebih sering terjadi pada wanita
berusia 30 tahun ke atas
Dalam hal frekuensi , abortus meningkat
bersamaan dengan meningkatnya angka
kehamilan atau angka graviditas3.

ETIOLOGI

Faktor

Genetik 5%
Faktor Anatomik 12%
Faktor Endokrin 17%
Faktor Infeksi 5%
Faktor Immunologi 50%
Faktor-faktor lain 10%

Abortus pada minggu awal kehamilan umumnya


disebabkan oleh faktor ovofetal, sedangkan pada
minggu-minggu berikutnya (11-12 minggu)
biasanya oleh faktor maternal
Faktor Ovofetal
1. Ovum yang telah dibuahi gagal berkembang
2. Terjadi malformasi pada tubuh janin.
3. Kelainan chromosomal.
4. Kegagalan trofoblast untuk melakukan
implantasi
Faktor Maternal
Peny.Infeksi, SLE, abnormalitas uterus dan
serviks, serta psikologis

ETIOLOGI
Genetik
Sebagian besar abortus spontan disebabkan
oleh kelainan kariotip embrio.
Sekitar 50% kejadian abortus pada trimester
pertama merupakan kelainan sitogenetik.
Dapat berupa aneuploidi ataupun trisomi
autosom karena nondisjunction meiosis atau
poliploidi dari fertilitas abnormal.

Anatomik
Defek anatomi uterus diketahui sebagai
penyebab komplikasi obstetrik, seperti abortus
berulang, prematuritas, serta malpresentasi
janin.
Insiden kelainan bentuk uterus berkisar 1/200
sampai 1/600 wanita.
Dapat berupa septum uterus (40-80%), uterus
bikornis atau uterus didelfis atau unikornis (1030%).

C. ETIOLOGI
Hormonal/ Endokrin

Ovulasi, implantasi, serta kehamilan dini


bergantung pada koordinasi pengaturan
hormon maternal. Yang berpengaruh antara
lain:
1. Diabetes Mellitus
2. Kadar Progesteron yang rendah
3. Defek Fase Luteal
4. Pengaruh hormonal terhadap imunitas
desidua

diabetes meliitus gestasional (DMG).


intoleransi glukosa yang terjadi atau pertama kali
ditemukan pada saat hamil.
glukosa plasma puasa 126 mg/dl atau 2 jam setelah
beban glukosa 75 gram 200 mg/dl atau toleransi glukosa
terganggu.
Pada DMG akan terjadi suatu keadaan dimana jumlah atau
fungsi insulin menjadi tidak normal, yang mengakibatkan
sumber energi dalam plasma ibu bertambah. Melalui difusi
terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal yang
menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi
yang salah satunya adalah abortus spontan.

Infeksi
Beberapa jenis organisme yang diduga
berdampak pada kejadian abortus antara lain:
1. Bakteri (L.Monositogens, C.Trakomatis, dll)
2. Virus (Sitomegalovirus, Rubella, HSV, HIV)
3. Parasit (T.gondii dan P.Falciparum)
4. Spiroketa: Treponema pallidum
Adanya organisme tersebut menyebabkan
adanya metabolik toksik dan menyebabkan
infeksi kronis pada janin.

Imunologi
Pada dasarnya ada 2 mekanisme dasar
terjadinya reaksi imunologi pada abortus,yaitu:
Konsepsi alogenetik tidak diterima secara
normal oleh ibu .
Reaksi imunitas ibu terhadap konsepsi.

Lingkungan
Diperkirakan 1-10% malformasi janin akibat
dari paparan obat, bahan kimia, atau radiasi
dan umunya berakhir dengan abortus.
Misalnya paparan terhadap buangan gas
anestesi dan tembakau.
Adanya gangguan pada sistem sirkulasi dari
fetoplasenta dapat terjadi gangguan
pertumbuhan janin yang berakibat terjadinya
abortus.

Abnormalitas Hematologik Plasenta


Beberapa kasus abortus berulang ditandai
dengan defek plasentasi dan adanya
mikrotrombi pada pembuluh darah plasenta.
Pada kehamilan terjadi keadaan hiperkoagulasi
dikarenakan :
1. Peningkatan kadar faktor prokoagulan
2. Penurunan faktor antikoagulan
3. Penurunan aktivitas fibrinolitik

Anda mungkin juga menyukai