Anda di halaman 1dari 24

Sekilas Hukum Pidana Indonesia

oleh:
Sufrensi A. Manan, S,H.,MH.
(Advokat & Konsultan Hukum )

Pengertian Hukum Pidana


-

Tidak ada definisi standar Hukum Pidana


Hukum Pidana merupakan hukum yang
mengatur hubungan hukum antara
anggota masyarakat dengan negara
Hukum Pidana mengatur batasan perilaku
anggota masyarakat dalam aktivitas
sehari-hari

Tempat dan Kedudukan Hukum Pidana


-

Hukum Pidana berada di wilayah


hukum publik
Mengatur kepentingan umummasyarakat secara luas, bukan
kepentingan pribadi/perorangan

Prinsip Dasar Hukum Pidana


Selama tidak ada larangan, berlaku
norma kebolehan
Hukum Pidana berisi norma larangan
dan perintah

Prinsip Dasar Hukum Pidana


Ultimum remedium
-

Hukum Pidana adalah senjata


pamungkas, alternatif terakhir yang bisa
digunakan untuk meluruskan perilaku
(anggota) masyarakat
Hukum Pidana merupakan norma hukum
yang paling keras

Hukum Pidana tidak berdiri sendiri


Hukum Pidana adalah ilmu yang
membutuhkan bantuan cabang/disiplin ilmu
yang lain:
-

Sosiologi
Kriminologi
Kedokteran Kehakiman
Forensik
dan lain-lain

Sumber Hukum Pidana


Sumber hukum tertulis:
1.
KUHP
2.
Undang-undang pidana di luar KUHP (UU
Tindak Pidana Korupsi, UU Terorisme, UU
Tindak Pidana Pencucian Uang, dll)
3.
Undang-undang non pidana (UU Perbankan,
UU Kesehatan, UU Lingkungan Hidup, dll)
4.
Hukum agama
Sumber hukum tidak tertulis:
Hukum adat

Sumber Hukum Pidana


Sumber hukum tidak tertulis
1.
2.

Hukum pidana adat


Hukum pidana agama

Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia


Asas nullum delictum nulla poena sine
praevia lege poenali
seseorang hanya dapat dihukum
apabila telah ada ketentuan hukum yang
mengatur perbuatan itu terlebih dahulu

Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia


Asas Legalitas
-

Hukum Pidana harus tertulis


Larangan melakukan analogisme
Larangan berlaku surut, dengan
pengecualian

Dasar-dasar Berlakunya
Hukum Pidana Indonesia
Pasal 2-9 KUHP

Asas teritorialitas

Asas Nasionalitas Aktif

Asas Nasionalitas Pasif

Asas Universalitas

Dasar-dasar Berlakunya
Hukum Pidana Indonesia
Teori locus delicti dan tempus delicti
1.
2.
3.

Teori perbuatan materil


Teori timbulnya akibat
Teori bekerjanya alat

Delik
Istilah lain: peristiwa pidana, perbuatan pidana,
tndak pidana, perbuatan yang dapat dihukum ,
dll
Delik merupakan peristiwa yang bersifat
melanggar hukum, peristiwa mana pelakunya
dapat dimintai pertanggungjawaban atas dasar
kesalahannya dan pertanggungjawaban adalah
wajar demi menjamin tertib hukum

Unsur Delik
1.

2.
3.
4.

Perbuatan manusia (atau subjek


hukum pidana lainnya)
Bersifat melawan hukum
Ada kesalahan/schuld
Perbuatan itu diancam dengan
sanksi

Subjek Hukum Pidana

Subjek Hukum Pidana adalah setiap


orang, yaitu
pribadi kodrati (naturlijk person); dan
pribadi hukum (recht person)
Setiap orang bertanggungjawab atas
perbuatan yang telah dilakukannya

Kausalitas
Teori Kausalitas digunakan untuk mencari
sebab terjadinya suatu peristiwa (pidana)
-

Setiap peristiwa diakibatkan oleh peristiwa


yang terjadi sebelumnya (?)
Penyebab suatu peristiwa adalah peristiwa
yang sungguh-sungguh menjadi penyebabnya
Dengan diketahuinya peristiwa penyebab,
dapat diketahui pelaku peristiwa itu untuk
dimintai pertanggungjawaban hukum

Kesalahan
Kesalahan di dalam hukum meliputi
adanya:
-

Kesengajaan/dolus, baik dalam arti


sempit maupun dalam arti luas

Kelalaian/culpa, baik berupa kelailaian


berat maupun kelalaian ringan

Dasar-dasar Penghapus Pidana


Dasar penghapus pidana merupakan
pembatasan terhadap
pertanggungjawaban pidana, ia menjadi
pengecualian, yaitu menjadikan
seseorang tidak dapat dimintai
pertanggungjawaban pidana

Dasar-dasar Penghapus Pidana


Dasar-dasar penghapus pidana yang
menghapuskan
unsur melawan hukum:
1.
2.
3.
4.

Keadaan darurat/noodtoestand (Pasal 48)


Belapaksa/noodweer (Pasal 49 ayat (1) )
Menjalankan perintah undang-undang (Pasal 50)
Menjalankan perintah dari pejabat yang
berwenang (Pasal 51 ayat (1))

Dasar-dasar Penghapus Pidana


Dasar-dasar penghapus pidana yang menghapuskan
unsur kesalahan:
1.
2.
3.
4.

5.

Sakit jiwa (Pasal 44)


Anak kecil (UU No. 3/1997 dan UU No. 23/2002)
Daya paksa/overmacht (Pasal 48)
Belapaksa berlebihan/noodweer excess (Pasal 39 ayat
(2))
Menjalankan perintah jabatan yang tidak sah atas dasar
itikad baik (Pasal 51 ayat (2))

Penyertaan/deelneming
Penyertaan merupakan perluasan
pertanggungjawaban pidana
Pasal 55:
1.
Orang yang menyuruh
2.
Orang yang turut serta
3.
Orang yang menggerakkan/membujuk
Pasal 56:
Orang yang membantu

Gabungan Delik/Samenloop
Dasar Hukum: Pasal 63-71 KUHP
-

Melakukan lebih dari satu delik, baik


dengan satu perbuatan materil ataupun
lebih dari satu perbuatan materil
Belum ada putusan hakim atas masingmasing perbuatan itu
Pemidanaannya disatukan, berdasarkan
bentuk gabungan delik

Gugurnya Peristiwa Pidana


1.
2.

3.

Ne bis in idem (Pasal 76 KUHP)


Pelaku meninggal dunia (Pasal 77
KUHP)
Daluwarsa penuntutan (Pasal 7879 KUHP)

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai