TINJAUAN UMUM
200 Ha.
Untuk mencapai Pulau Gee dapat ditempuh dengan kapal laut dari
Ibukota Provinsi Maluku Utara (Ternate) selama 36 jam atau dari Pulau
Gebe 4 jam. Selain itu dapat menggunakan jasa angkutan udara dengan
waktu tempuh 30 menit dari Bandara Babullah Ternate Buli dari Desa Buli
berjarak 10 km dapat diseberangi dengan perahu motor selama 15 menit
atau mobil 30 menit.
2.2 Geografi Daerah Penelitian
Secara geografi wilayah penambangan bijih nikel Pulau Gee terletak
antara 1281930 - 1282015 Bujur Timur dan 004930 - 005045 Lintang
Selatan. Seperti yang tampak pada Gambar 2.1.
2-1
1 2 8 2 3 0 0
1 2 8 2 1 0 0
1 2 8 2 0 1 5
1 2 8 1 9 3 0
1 2 8 1 8 0 0
1 2 8 1 6 0 0
1 2 8 1 4 0 0
1 2 8 1 2 0 0
P E TA LO K A S I P E N A M B A N G A N
B IJ IH N IK E L P . G E E
0 5 3 0 0
0 5 2 0 0
0 5 0 4 5
S K A L A = 1 : 2 5 0 .0 0 0
PULAU G EE
0 4 9 3 0
M O RO NO PO
P E T A IN D E K S
0 4 8 0 0
P U LA U PA K A L
0 4 7 0 0
0 4 6 0 0
L O K A S I P E N E L IT IA N
P . H ALM AH ER A
Gambar 2.1
Peta Lokasi Penambangan Bijih Nikel Pulau Gee
2.2.1 Topografi
Ciri yang menonjol dari Pulau Gee ini adalah topografi yang terjal,
ditandai dengan kemiringan lereng yang curam terutama di bagian Barat,
Selatan, Timur dan di bagian Utara agak sedang. Puncak tertinggi di Pulau ini
adalah 184 m di atas permukaan laut.
Hutan tidak lebat, hanya ditumbuhi semak-semak yang tidak rapat
sebagai ciri khas daerah endapan nikel laterit pada umumnya. Sepanjang
2-2
2-3
2-4
Tabel 2.1
Data Curah Hujan Periode 2002 - 2004
Tahun
2002
CH.
No
Bulan
2003
CH.
2004
CH.
CH.
(X)
Hari
Harian
CH.
(X)
Hari
Harian
CH. (X)
Hari
Harian
( mm )
Hujan
Max
( mm )
Hujan
Max
( mm )
Hujan
Max
Januari
110
11
10
183
12
15
253
16
16
Februari
182
20
155
10
16
107
12
Maret
219
11
19
391
17
23
86
11
April
290
12
24
222
15
15
150
11
14
Mei
122
14
390
49
208
11
19
Juni
376
28
13
169
13
13
166
21
Juli
15
234
11
11
240
24
10
Agustus
26
118
20
September
10
10
81
19
318
12
26
10
Oktober
103
25
253
16
16
62
16
11
November
141
11
12
118
22
151
10
15
12
Desember
187
20
259
18
14
99
11
1781
117
172
2577
181
187
1609
128
165
Total
Sumber : KMPRA
pembentukan
endapan
nikel
laterit.
Proses
laterisasi
yang
2-5
Nikel (%)
Besi Oksida +
Magnesium (%)
Aluminium +
Silika + (%)
0,2000
0,0160
0,0040
0,002
43,5
16,6
11,7
4,4
49,9
66,1
73,4
78,7
2-6
Tmob
Tmpw
Tmob
Qht
Qpk
Qht
Tmob
Ub
Qhv
Ub
Qhv
Tmpt
Qhv
Qhv
Tmpw
Tmob
Qhv
Tmob
Tmr
Tmpo
Qi
Tmpo
Ks
Tmob
KETERANGAN
Batuan
Sedimen
Batugamping Terumbu
Tmpw
Tmr
Tmpt
Tped
Tpec
Qht
Tufa
Formasi Tingteng
Qpk
Formasi
Formasi Koyasa
Kayasa
Formasi Dorosagu
Tomb
Formasi Bacan
Qi
Batuan Beku
Ub
Ks
Konglomerat
Gambar 2.2
Geologi Kepulauan Halmahera dan Sekitarnya
2-7
(Accesory
Chrospinels)
yang
akibat
terimigrasinya
unsu-unsur
Magnesium (Mg) dan Silika (Si) serta karena sifatnya resistan pelapukan
relatif terkayakan.
2-8
dapat
dianggap
sebagai
lapisan
bijih
yang
ekonomis,
dikategorikan dalam low grade ore atas yang tebalnya berkisar 2 meter.
c. Lapisan yang sama sekali merupakan batuan yang telah lapuk, berwarna
coklat kekuningan sampai kehijauan. Kadar nikel lapisan ini relatif paling
tinggi dari dari keseluruhan lapisan (2 sampai 4% Ni) yang merupakan
lapisan bijih yang mengandung urat-urat garnierit dan krisopras.
2-9
d. Lapisan yang terdiri dari batuan yang kurang lapuk, berwarna hijau terang
sampai tua. Pada lapisan ini kadar nikelnya sudah mulai turun. Sering
didapat sebagai bongkahan yang dilapisi urat garnierit. Lapisan ini
dikategorikan sebagai Low Grade Ore bawah yang kadang-kadang cukup
ekonomis untuk ditambang.
e. Lapisan ini berupa batuan yang sedikit lapuk dan berwarna hitam
kehijauan. Pelapukan baru berjalan pada bidang rekahan yang sering
terdapat urat dolomit dan magnesit. Dapat dilihat pada Gambar 2.5.
2 - 10
Gambar 2.3
Profil Endapan Bijih Nikel Pulau Gee
2 - 11
b. Iklim
Iklim untuk pembentukan nikel silika ini adalah iklim tropis dan
subtropis. Adanya pergantian musim kemarau dan musim hujan, dimana sinar
matahari dan air hujan memegang peranan penting dalam proses pelapukan
dan pelarutan unsur-unsur yang terdapat pada batuan asal.
Curah hujan yang tinggi dan penyinaran matahari yang intensif pada
suatu daerah atau tempat yang menyebabkan cuaca pada daerah tersebut
selalu mengalami perubahan, dimana perubahan cuaca akan mempengaruhi
keadaan fisik batuan yang lama-kelamaan akan pecah-pecah. Pelapukan
seperti ini disebut pelapukan mekanis, terutama dialami oleh batuan-batuan
dipermukaan bumi, sedangkan air hujan yang mengandung oksigen (O 2) dan
karbon dioksida (CO2) dari udara serta asam-asam humus dari hutan
meresap ke dalam tanah dan bereaksi dengan unsur-unsur lainnya yang
terdapat di dalam tanah yang dilaluinya, sehingga tanah yang dilaluinya lamakelamaan menjadi porous. Air hujan ini selain menyebabkan pelapukan juga
melarutkan serta mengangkut unsur-unsur ini dan diendapkan pada tempattempat tertentu.
c. Struktur Geologi
Struktur geologi yang menyebabkan terjadinya deformasi batuan
yang sangat dominan mempengaruhi pembentukan endapan bijih nikel di
Pulau Gee adalah struktur rekahan (joint) dan patahan (fault). Seperti
2 - 12
sangat
sulit,
maka
dengan
adanya
rekahan-rekahan
ini
akan
2 - 13
pada pembentukan bijih nikel silikat ini diperlukan suatu jangka waktu yang
relatif panjang. Apabila waktu dari proses pelapukan relatif singkat,
transportasi dan konsentrasi berlangsung cepat, maka endapan yang
terbentuk akan tipis.
2.6 Penambangan Bijih Nikel Di Pulau Gee
Penambangan adalah pengambilan endapan bahan galian dari kulit
bumi dan dibawa kepermukaan untuk dimanfaatkan atau diproses lebih
lanjut, kegiatan penambangan bijih nikel di Pulau Gee meliputi :
a.
Penggalian (Digging)
Penggalian adalah serangkaian pekerjaan yang dilakukan untuk
membebaskan bahan galian dari endapan induknya. Untuk melakukan
penggalian diperlukan alat-alat yang sesuai dan tepat untuk daerah yang
akan dikerjakan.
Pemilihan alat tersebut tergantung faktor teknis dan ekonomis.
Faktor teknis misalnya jenis dan sifat fisik serta letak endapan, faktor
ekonomis misalnya harga alat, biaya peralatan dan sebagainya.
Alat mekanis yang digunakan dalam kegiatan penggalian
adalah Excavator dan Bulldozer.
2 - 14
b.
Pemuatan (Loading)
Pemuatan adalah pekerjaan yang dilakukan untuk memuat bijih
(ore) ke alat angkut untuk dibawa kesuatu tempat penampungan.
Pola gerak alat muat dalam melakukan pemuatan yaitu, untuk
alat dorong Bulldozer terdiri dari maju mengisi, mundur berisi, maju
menumpah, dan mundur kosong. Untuk alat muat Excavator pola gerak
dalam pemuatan terdiri dari isi bucket, swing berisi, menumpah dan
swing kosong.
c.
Pengangkutan (Hauling)
Pengangkutan
adalah
kegiatan
yang
dilakukan
untuk
mengangkut bijih (ore) dari front penambangan ke stock yard. Alat angkut
yang digunakan untuk pengangkutan bijih adalah Dump Truck.
Waktu edar alat angkut dipengaruhi oleh jarak angkut, keadaan
jalan, kondisi alat, beban dan cuaca. Waktu edar alat angkut terdiri dari
waktu pemuatan, waktu pengangkutan, waktu manuver siap dumping,
waktu kembali, dan waktu manuver siap pemuatan.
Untuk
memudahkan
pengontrolan
dalam
pekerjaan
2 - 15