Anda di halaman 1dari 8

Arus Listrik

Listrik
listrik itu terdiri dari 1 atom . atom ini ukurannya sangat kecil di dalam atom terbentuk dari
elektron.dalam atom ini terdiri dari proton dan neutron .atom bergerak secepat kilat
kecepatanya 300.000km/s kalo kita ketahui listrik itu ibarat tidak bergerak karena
kecepatanya.dan sama dengan kecepatan cahaya.listrik mengalir dari kutub positif ke kutub
negatif. ibarat air yang mengalir dari sumber tinggi keseumber yang lebih rendah.listrik
hanya dapat mengalir pada konduktor karena di dalam konduktor terdapat elektron elektron
ini yang dapat membuat listrik mengalir. listrik dapat mengalir dan pengelompokan hantaran
listrik yaitu: konduktor adalah penghantar listrik yang sangat kuat dan bagus dalam
mengalirkan listrik ,konduktor ini terdiri dari besi,baja,tembaga,emas dan lain lain yang
kedua semi konduktor yaitu penghantar yang dapat menghatarkan listrik namun lemah
penghantar jenis ini tidak di gunakan untuk mengalirkan listrik yang termasuk pengahtar jenis
ini antara lain aluminium. dan isolatora dalah bahan yang tidak dapat menghantarkan arus
listrk.
Listrik memegang peranan yang vital dalam kehidupan. Dapat dikatakan bahwa listrik telah
menjadi sumber energi utama dalam setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri.
Mulai dari peralatan dapur hingga mesin pabrik-pabrik besar bahkan pesawat terbang, semua
memerlukan listrik.
Umumnya listrik diperoleh dari mengubah energi kinetik melalui generator menjadi listrik.
Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh dari uap yang dihasilkan dari
pembakaran sumber energi fosil, seperti minyak, batubara dan gas atau bisa juga dari aliran
air atau dari aliran udara. Intinya adalah energi listrik dihasilkan dari pengubahan sumber
energi lain.
Sumber-sumber energi untuk listrik memiliki kelebihan dan kekurangan. Sumber energi fosil
mudah diperoleh namun bersifat cadangannya terbatas. Sementara sumber energi aliran air
atau angin relatif bersih, tak terbatas namun tidak selalu ada.
banyak sumber sumber energi di indonesia yang dianatranya yang telah di gunakan:
AIR banyak pembangkit tenaga listrik menggunakan sumber air. untuk menjalankan
generator atau banayk kincir air yang di gunakan untuk sumber tenaga listri. karna air
mempuyai tekanan yang tinggi ,semakin tinggi tekanan air atau debit air semakin tinggi pula
tenaga yang di hasilkan. dan ini dinamakan PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR .
UAP Sebuah pembangkit listrik jika dilihat dari bahan baku untuk memproduksinya, maka
Pembangkit Listrik Tenaga Uap bisa dikatakan pembangkit yang berbahan baku Air. Kenapa
tidak UAP? Uap disini hanya sebagai tenaga pemutar turbin, sementara untuk menghasilkan
uap dalam jumlah tertentu diperlukan air. Menariknya didalam PLTU terdapat proses yang
terus menerus berlangsung dan berulang-ulang. Prosesnya antara air menjadi uap kemudian
uap kembali menjadi air dan seterusnya.Mula-mula air ditampung dalam tempat memasak
dan kemudian diberi panas dari sumbu api yang menyala dibawahnya. Akibat pembakaran
menimbulkan air terus mengalami kenaikan suhu sampai pada batas titik didihnya. Karena
pembakaran terus berlanjut maka air yang dimasak melampaui titik didihnya sampai timbul
uap panas. Uap ini lah yang digunakan untuk memutar turbin dan generator yang nantinya
akan menghasilkan energi listrik.
PASANG SURUT AIR LAUT Pasang surut menggerakkan air dalam jumlah besar setiap
harinya; dan pemanfaatannya dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang cukup besar.

suplai listriknya pun relatif lebih dapat diandalkan daripada pembangkit listrik bertenaga
ombak masih banyak lagi sumber tenaga yang dapat digunakan . dari yang ada di sekitar kita
sampai yang belum kita ketahui.

Teori Dasar Listrik


Artikel kali ini lebih saya tujukan kepada orang awam yang ingin mengenal dan mempelajari
teknik listrik ataupun bagi mereka yang sudah berkecimpung di dalam teknik elektro untuk
sekedar mengingat kembali teori-teori dasar listrik.
1. Arus Listrik
adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor
akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama.
satuan arus listrik adalah Ampere.
Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik
dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke
terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.
Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.
1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 62410^16 (6,24151 10^18) atau
sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor
Formula arus listrik adalah:
I = Q/t (ampere)
Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik
2. Kuat Arus Listrik
Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati
suatu penampang kawat dalam satuan waktu.
Definisi : Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram
perak dari nitrat perak murni dalam satu detik.
Rumus rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:

Q=Ixt
I = Q/t
t = Q/I
Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.
Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik
muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh
proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan coulomb (C), muatan
proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda
sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik
3. Rapat Arus
Difinisi :
rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm luas penampang kawat.
Gambar 2. Kerapatan arus listrik.
Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya.
Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm, maka kerapatan arusnya
3A/mm (12A/4 mm), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm, maka kerapatan
arusnya menjadi 8A/mm (12A/1,5 mm).
Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan
sekitar 300C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel
Kemampuan Hantar Arus (KHA).
Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)
Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm, 2 inti kabel
memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm. Kerapatan arus berbanding terbalik
dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya
mengecil.
Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang
kawat:
J = I/A
I=JxA
A = I/J
Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm]

4. Tahanan dan Daya Hantar Penghantar


Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium
memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom
terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang
mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan
elektron denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki
sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan.
Tahanan didefinisikan sebagai berikut :
1 (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan
penampang 1 mm pada temperatur 0 C
Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:
Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi
adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai
daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik.
Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:
R = 1/G
G = 1/R
Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ /ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]
Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga
besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.
Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis
(rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah :
R = x l/q
Dimana :
R = tahanan kawat [ /ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
= tahanan jenis kawat [mm/meter]
q = penampang kawat [mm]
faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis
material sangat tergantung pada :
panjang penghantar.
luas penampang konduktor.
jenis konduktor .
temperatur.

Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan


atom makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan
temperatur menyebabkan kenaikan tahanan penghantar
5. potensial atau Tegangan
potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda
potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang
sering disebut potential difference atau perbedaan potensial. satuan dari potential difference
adalah Volt.
Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk
memindahkan muatan listrik satu coulomb
Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:
V = W/Q [volt]
Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb
RANGKAIAN LISTRIK
Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban
Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila
sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk.
Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.
1. Cara Pemasangan Alat Ukur.
Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban,
karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur
Ampere meter dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.
alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter
2. Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan
berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :
I = V/R
V=RxI
R = V/I

Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm
Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah:
P=IxV
P=IxIxR
P = I x R
3. HUKUM KIRCHOFF
Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah
nol (I=0).
Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5

DASAR ELEKTRONIKA DAYA

Pada Sistem Tenaga Listrik terdapat penggunaan komponen elektronika yang umumnya dipa
kai dalam rangkaian pengaturan motor-motor listrik. Komponen-komponen elektronika yang
dipergunakan pada sistem tenaga listrik pada prinsipnya harus mampu menghasilkan daya ya
ng besar atau mampu menahan disipasi daya yang besar.
Elektronika daya meliputi switching, pengontrolan dan pengubah (konversi) blok-blok yang b
esar dari daya listrik dengan menggunakan sarana peralatan semikonduktor. Dengan demikia
n elektronika daya secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :
1. Rangkaian Daya
2. Rangkaian kontrol
Pada gambar berikut menunjukkan hubungan antara kedua rangkaian diatas yang terintegrasi
menjadi satu, dimana keduanya banyak memanfaatkan peralatan semikonduktor.
Rangkaian daya terdiri dari komponen Dioda, Thyristor dan Transistor Daya. Sedangkan rang
kaian kontrol terdiri atas Dioda, Transistor dan rangkaian terpadu (Integrated Circuit / IC).
Dengan menggunakan peralatan-peralatan yang serupa keandalan dan kompatibilitas dari perl
engkapan (sistem) akan dapat diperbaiki. Elektronika daya merupakan bagian yang penting d
alam industri-industri, yaitu dalam pengontrolan daya pada sistem, proses elektronika dan lai
n-lain.

I. DIODA
Dioda merupakan penyatuan dari lapisan P dan N sebagaimana gambar struktur dan simbol la
pisan.
Syarat dioda dalam keadaan ON adalah Vak positip sedangkan untuk OFF adalah Vak negatif.
Karateristik tersebut menggambarkan hubungan antara arus dioda (IR dan IF) agar Vak dalam
kondisi menahan arus (OFF) maupun dalam keadaan mengalir (ON). Dalam keadaan OFF, Va
k = Vr = negatif, maka dioda menahan arus namun terdapat arus bocor Ir yang kecil.
Dalam keadaan ON, Vak = Vf = positif, dioda mengalirkan arus namun terdapat tegangan jat
uh pada dioda = Vf, dan jika Vf ini makin besar untuk arus dioda yang makin tinggi, bera
rti rugi konduksi If * Vf naik. Terlihat pula pada karateristik dioda diatas bahwa bila Vr terl
alu tinggi dioda akan rusak.
Karateristik Switching
Karateristik ini menggambarkan sifat kerja dioda dalam perpindahan keadaan ON ke OFF da
n sebaliknya.
Dioda akan segera melalukan arus jika Vr telah mencapai lebih dari Vf minimum dioda kond
usif dan pada saat OFF terjadi kelambatan dari dioda untuk kembali mempunyai kemampuan
memblokir tegangan reverse. Dari gambar diatas tgerlihat adanya arus balik sesaat pada dioda
, dimana arus balik ini terjadi pada saat peralihan keadaan dioda dari kondisi ON ke kondisi
membloking tegangan reverse.
Dengan adanya sifat arus balik, maka diperoleh dua jenis penggolongan dioda yaitu :
1. Dioda Cepat, yaitu dioda dengan kemapuan segera mampu membloking
tegangan reverse yang cepat, orde 200 ns terhitung sejak arus forward dioda
sama dengan 0 (nol).
2. Dioda Lambat, yaitu untuk hal yang sama dioda memerlukan waktu lebih lama,
Q32 > Qs1.
Terminologi karateristik dioda
Trr : Reverse Recovery Time, waktu yang diperlukan dioda untuk bersifat membloking tegan
gan forward.
Tjr : Waktu yang diperlukan oleh Juction P-N untuk bersifat membloking.
Tbr : Waktu yang diperlukan daerah perbatasan Junction untuk membentuk zone bloking.
Qs : Jumlah muatan yang mengalir dalam arah reverse selama perpindahan status dioda ON k
e OFF.
Dioda jenis lambat banyak digunakan pada rangkaian konverter dengan komutasi lambat/natu
ral, seperti rangkaian penyearah. Sedangkan Dioda jenis Cepat dipergunakan pada konverter
statis dengan komutasi sendiri seperti misalnya pada DC Chopper, konverter komutasi sendiri
dll.

Kemampuan Tegangan
Dioda bersifat memblokir tegangan reverse, ternyata mampu menahan tegangan tersebut terg
antung pada karateristik tegangan itu sendiri.
VRWM = Puncak tegangan kerja normal.
VRRM = Puncak tegangan lebih yang terjadi secara periodik.
VRSM = Puncak tegangan lebih tidak periodik.
Kemampuan Arus Dioda
Adanya tegangan jatuh konduksi Vf menyebabkan rugi daya pada dioda yang keluar dalam
bentuk panas. Temperatur junction maksimum terletak antara 110C 125C. Panas yang me
lebihi dari temperatur ini akan menyebabkan dioda rusak. Temperatur maksimum ini dapat di
capai oleh bermacam-macam pembebanan arus terhadap dioda.
If (AV) : Arus rata-rata maksimum yang diijinkan setiap harga arus rata-rata akan menghasilk
an suatu harga temperatur akhir pada junction dioda. Batas If (AV) ini juga tergantung pada te
mperatur ruang dan jenis sistem pendinginan (Heat-sink).
If (RMS) : Harga effektif maksimum arus dioda. Harga rata-rata yang di bawah If (V) maksi
mum, belum menjamin keamanan operasi dioda terutama arus beban dioda dengan form facto
r yang tinggi. ( Rate Mean Square )
If (RM) : Harga puncak arus lebih periodik yang diijinkan.
If (SM) : Harga puncak arus lebih non periodik yang diijinkan
T : Batas integral pembebanan arus dimana dioda masih mampu mengalaminya.
Besaran ini berlaku untuk cycles atau 1 ms dan merupakan pedoman dalam pemilihan peng
aman arus.
Contoh data Fast Dioda Type MF 70
Maximum repetitive peak reverse voltage, Vdrm = 1200 Volt.
Mean forward current, If (AV) = 70 A
RMS forward current, Irms max = 110 A
Non repetitive forward current, If (ms) = 700 A
Forward V-Drop, Vfm=V, pada Ifm = 210 A
Peak reverse current, Irm = 5 mA
Reverse recovery time, trr = 200 ns
Stored, charger, Qrr = T c (Qs)
Thermal resistance, Rth-jc = 0,37C/w

Anda mungkin juga menyukai