Anda di halaman 1dari 12

Perspektif Teoritis tentang Uang Klasik Dan Modern

1 Teori Klasik

teori ini sebenarnya adalah teori mengenai permintaan dan penawaran akan uang, beserta
interaksi antara keduanya. Fokus dari teori ini adalah pada hubungan antara penawaran uang atau
jumlah uang beredar dengan nilai uang atau tingkat harga. Hubungan dua variable dijabarkan
lewat konsepsi teori mereka mengenai permintaan akan uang. Perubahan akan jumlah uang
beredar atau penawaran uang berinteraksi dengan permintaan akan uang dan selanjutnya
menentukan nilai uang.
1.1 Irving Fisher

MVt = PT.(1)
Dalam setiap transaksi selalu ada pembeli dan penjual. Jumlah uang yang dibayarkan oleh
pembeli harus sama dengan uang yang diterima oleh penjual. Hal ini berlaku juga untuk seluruh
perekonomian: didalam suatu periode tertentu nilai dari barang-barang atau jasa-jasa yang dibeli
harus sama dengan nilai dari barang yang dijual. Nilai dari barang yang dijual sama dengan
volume transaksi (T) dikalikan harga rata-rata dari barang tersebut (P). Dilain pihak nilai dari
barang yang ditransaksikan ini harus sama dengan volume uang yang ada dimasyarakat (M)
dikalikan berapa kali rata-rata uang bertukar dari tangan satu ke tangan yang lain, atau rata
perputaran uang, dalam periode tersebut (Vt). MVt = PT adalah suatu identitas, dan pada
dirinnya bukan merupakan suatu teori moneter. Identitas ini bisa dikembangkan, seperti oleh
Fisher, menjadi teori moneter sebagai berikut:
Vt, atau transaction velocity of circulation adalah suatu variable yang ditentukan oleh faktorfaktor kelembagaan yang ada didalam suatu masyarakat, dan dalam jangka pendek bisa dianggap
konstan. T, atau volume transaksi, dalam periode tertentu ditentukan oleh tingkat output
masyarakat

(pendapatan

nasional).

Identitas

tersebut

diberi

nyawa

dengan

mentransformasikannya dalam bentuk:


Md = 1/Vt PT.(2)
Permintaan atau kebutuhan akan uang dari masyarakat adalah suatu proporsi tertentu 1/Vt dari
nilai transaksi (PT). Persamaan 2, bersama dengan persamaan yang menunjukkan posisi
equilibrium di sektor moneter
Md = Ms.(3)

Dimana Ms = supply uang beredar (yang dianggap ditentukan oleh pemerintah) menghasilkan
Ms = 1/Vt PT..(4)
Persamaan (4) berbunyi: dalam jangka pendek tingkat harga umum (P) berubah secara
proporsional dengan perubahan uang yang diedarkan oleh pemerintah. Dalam teori ini T
ditentukan oleh tingkat output equilibrium masyarakat, yang untuk Fisher dan para ahli ekonomi
Klasik, adalah selalu pada posisi full employment (Hukum Say atau Says Law). Vt atau
transaction velocity of circulation, Fisher mengatakan bahwa permintaan akan uang timbul dari
penggunaan uang dalam proses transaksi. Besar-kecilnya Vt ditentukan oleh sifat proses
transaksi yang berlaku di masyarakat dalam suatu periode (Boediono,2005 : 18).
1.2 Teori Cambridge (Marshall-Pigou)

Teori ini seperti halnya teori Fisher dan teori-teori klasik lainnya, berpangkal pokok pada
fungsi uang sebagai alat tukar umum (means of 25 exchange). Karena itu, teori-teori Klasik
melihat kebutuhan uang atau permintaan akan uang dari masyarakat sebagai kebutuhan akan alat
tukar yang likuid untuk tujuan transaksi. Perbedaan utama antara teori ini dengan Fisher, terletak
pada tekanan dalam teori permintaan uang Cambridge pada perilaku individu dalam
mengalokasikan kekayaannya antara berbagai kemungkinan bentuk kekayaan, yang salah
satunya berbentuk uang. Perilaku ini dipengaruhi oleh pertimbangan untung-rugi dari pemegang
kekayaan dalam bentuk uang. Teori Cambridge lebih menekankan faktor-faktor perilaku
(pertimbangan untung-rugi) yang menghubungkan antara permintaan akan uang seseorang
dengan volume transaksi yang direncanakannya. Teoritisi Cambridge mengatakan bahwa
permintaan akan uang selain dipengaruhi oleh volume transaksi dan faktor kelembagaan (Fisher),
juga dipengaruhi oleh tingkat bunga, besar kekayaan warga masyarakat, dan ramalan/harapan
dari masyarakat mengenai masa mendatang.
Jadi dalam jangka pendek, teoritisi Cambridge menganggap bahwa jumlah kekayaan, volume
transaksi dan pendapatan nasional mempunyai hubungan yang proporsional-konstan satu sama
lainnya. Teori Cambridge menganggap bahwa, ceteris paribus permintaan akan uang adalah
proporsional dengan tingkat pendapatan nasional.
Md = k PY(1)
dimana Y adalah pendapatan nasional riil.
Supply akan uang (Ms) dianggap ditentukan oleh pemerintah. Dalam posisi keseimbangan
maka :

Ms = Md...(2)
sehingga :
Ms = k PY(3)
atau :
P = 1/k Ms Y....(4)
Jadi ceteris paribus tingkat harga umum (P) berubah secara proporsional dengan perubahan
volume uang yang beredar. Tidak banyak berbeda dengan teori Fisher, kecuali tambahan ceteris
paribus (yang berarti tingkat harga, pendapatan nasional riil, tingkat bunga dan harapan adalah
konstan). Perbedaan ini cukup penting, karena teori Cambridge tidak menutup kemungkinan
bahwa faktor-faktor seperti tingkat bunga dan expectation berubah, walaupun dalam jangka
pendek. Dan kalau faktor-faktor berubah maka k juga berubah. Teori Cambridge mengatakan
kalau tingkat bunga naik, ada kecenderungan masyarakat mengurangi uang yang ingin mereka
pegang, meskipun volume transaksi yang mereka rencanakan tetap. Demikian juga faktor
expectation mempengaruhi: bila seandainya masa datang tingkat bunga akan naik (yang berarti
penurunan surat berharga atau obligasi) maka orang akan cenderung untuk mengurangi jumlah
surat berharga yang dipegangnya dan menambah jumlah uang tunai yang mereka pegang, dan ini
pun bisa mempengaruhi k dalam jangka pendek
2. Teori Modern

Friedman tidak bertitik tolak dari pembahasan yang mendalam mengenai motif-motif memegang
uang. Secara umum dianggap bahwa orang mau memegang uang karena uang adalah salah satu
bentuk aktiva (asset) yang memberikan manfaat karena merupakan sumber daya beli yang liquid
(readily available source of purchasing power). Teori permintaan uang Friedman menganggap
bahwa pemilik kekayaan memutuskan aktiva-aktiva apa (termasuk uang tunai) dan berapa
yang akan ia pegang atas dasar perbandingan manfaat (penghasilan dalam bentuk uang ataupun
dalam bentuk in natura ataupun utility), selera dan jumlah kekayaannya.
Pengertian kekayaan dari Friedman mempunyai ciri khas, yaitu bahwa yang dimasukkan
dalam definisi kekayaan tidak hanya aktiva-aktiva yang berbentuk uang atau bisa diubah
(dijual) menjadi uang, tetapi juga nilai (tepatnya,nilai sekarang atau present value) dari
aliran aliran penghasilan di tahun-tahun mendatang dari tenega kerjanya. Friedman berpendapat
bahwa kekayaan tidak lain adalah nilai sekarang dari aliran-aliran penghasilan yang
diharapkan dari aktiva - aktiva yang dipegang. Konsep kekayaan dari Friedman ini merupakan

suatu inovasi dalam teori ekonomi mengenai capital, dan sekaligus merupakan jembatan antara
teori permintaan biasa (untuk barang dan jasa) dengan teori capital.
Pengertian yang kedua adalah konsep manfaat. Manfaat dari setiap bentuk aktiva merupakan
faktor pertimbangan dari pemilik kekayaan untuk memutuskan berapa jumlah dari masingmasing bentuk aktiva yang akan ia pegang. Disebut diatas bahwa Marginal Rate of Substitution
dari suatu aktiva terhadap aktiva-aktiva lain menurun dengan makin besarnya jumlah aktiva
tersebut yang dipegang. Ini berarti bahwa bila seseorang memegang terlalu banyak satu bentuk
aktiva, misalnya uang maka manfaat marginal dari uang akan menjadi lebih kecil dari pada
marginal returns dari aktiva-aktiva yang lain. Ini berarti bahwa ia bila ia mengurangi jumlah
uang yang ia pegang dan menggantinya dengan aktiva-aktiva lain berupa obligasi, surat-surat
berharga lainnya ataupun aktiva fisik seperti mobil, rumah, mesin dan sebagainya, maka orang
tersebut akan memperoleh manfaat total yang lebih besar.
Jadi, menurut pandangan Friedman permintaan uang ditentukan oleh faktor seperti berikut :
tingkat harga, suku bunga obligasi, suku bunga equities, modal fisik dan kekayaan mengenai
peranan harga dalam menentukan permintaan uang, Friedman berpendapat dikarenakan
memegang uang adalah salah satu cara untuk menyimpan kekayaan. Cara-cara yang lain adalah
menyimpan uang dalam bentuk harta keuangan (financial asset) seperti obligasi, deposito dan
saham, menyimpan dalam bentuk harta tetap (tanah dan rumah) dan kekayaan manusiawi
(Boediono, 2005 : 63). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan uang seperti
diatas, teori permintaan yang didasarkan pada teori kuantitas modern yang dikembangkan oleh
Friedman dapat dinyatakan dalam persamaan berikut :
Md = f (P, r, rFC, Y)
Dimana Md adalah permintaan uang nominal, P adalah tingkat harga, r adalah tingkat suku
bunga, rFC adalah tingkat pengembalian modal fisik dan Y adalah pendapatan dan kekayaan.
Apabila dipertimbangkan pula pandangan Friedman mengenai permintaan uang riil, maka
persamaan permintaan uang dinyatakan :
Md/P = f (P, r, Y*)
Dimana Md/P adalah permintaan uang riil, P adalah tingkat kenaikan harga,
r adalah tingkat bunga dan Y* adalah nilai pendapatan dan kekayaan riil.

Pengertian uang
Pengertian uang dibagi menjadi dua, yaitu: Pengertian uang dalam ilmu ekonomi tradisional
dan modern.

Pengertian uang dalam ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang
dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat
diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Uang
seperti ini disebut Uang Barang.

Sedangkan dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang
tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barangbarang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya bahkan untuk pembayaran hutang.
Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran.
Selain itu bisa di artikan berdasarkan porporsinya:

Pengertian Secara Umum: Secara umum uang merupakan alat tukar yang diterima serta
mempermudah proses tukar menukar.

Pengertian Berdasarkan Fungsi: Berdasarkan fungsinya uang merupakan benda yang


berfungsi sebagai alat pembayaran.

Pengertian Berdasarkan Hukum: Berdasarkan hukum uang adalah benda yang telah
ditetapkan oleh undang-undang sebagai alat pembayaran yang sah.

Pengertian Berdasarkan Nilai: Pengertian uang berdasarkan nilai memiliki pengertian


bahwa uang adalah satuan hitung yang dapat digunakan untuk menyatakan nilai.

Perkembangan Bentuk Bentuk Uang


Kata "money(=uang)" diyakini berasal dari sebuah kuil pemujaan Hera. Bagi
bangsa Romawi kuno Hera adalah dewi yang sering dikaitkan dengan uang.

Berikut ini adalah tahap-taha dalam perkembangan uang dalam sejarah


perekonomian manusia.

A.Tahap Sebelum Barter


Pada tahap ini masyarakat belum mengenal pertukaran karena setiap orang
berusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Apa yang
diperolehnya itulah yangdimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhannya

B. Tahap Barter
Diperkirakan metode barter sudah digunakan sejak 100 ribu tahun yang lalu.
Walaupun demikian tidak ada catatan yang menunjukkan bahwa transaksi
ekonomi pada masa itu benar-benar tergantung pada metode barter.
Metode barter muncul saat manusia sudah mampu memenuhi kebutuhannya
sendiri, dan memiliki surplus produksi. Kelebihan produksi inilah yang
memungkinakan mereka untuk bisa menukarnya dengan barang lain yang
mereka butuhkan. Bisa jadi metode ini muncul di zaman perundagian dimana
manusia mulai melakukan pembagian tugas.
Namun pada prakteknya, metode ini memiliki banyak kekurangan sehingga
sulit diterapkan. Kesulitan-kesulitan yang dirasakan antara lain sebagai
berikut :
Kesulitan untuk menemukan orang yang mempunyai barang yang
diinginkan dan juga mau menukarkan barang yang dimilikinya.
Kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat dipertukarkan satu sama
lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau hampir sama nilainya.

C. Tahap Uang-Komoditas

Manusia tidak langsung menemukan uang sebagai alat tukar. Sebelum


benar-benar memasuki zaman uang dan meninggalkan zaman barter,

manusia menggunakan barang sebagai alat tukar. Barang tertentu yang


digunakan

sebagai

alat

tukar

ini

dikenal

sebagai

uang-komoditas

(commodity money). Perbedaan mendasar antara barter barang-denganbarang dengan uang-komoditas adalah adanya kesepakatan penggunaan
(generally accepted) suatu barang/komoditas tertentu sebagai alat tukar.
Jenis uang-komoditas yang disepakati biasanya sangat dipengaruhi persepsi
suatu bangsa terhadap nilai barang tersebut. Dengan demikian uangkomoditas bisa berbeda di tiap wilayah dan bisa berubah seiring waktu.
Barang yang dijadikan uang-komoditas, biasanya merupakan barang yang
tinggi nilainya, sulit diperoleh, memiliki nilai mistik/magis

atau berupa

barang kebutuhan dasar yang digunakan sehari-hari.


Banyak jenis komoditas yang pernah digunakan sebagai uang-komoditas
diantaranya: emas, perak, tembaga, kulit kerang, barley, manik-manik,
beras, garam, merica, batu-batu besar, ikat pinggang hias, alkohol, rokok,
ganja, gula-gula, dll.
Walaupun

uang-komoditas

sudah

mampu

memecahkan

beberapa

kekurangan sistem barter, namun ia masih memiliki beberapa kekurangan.


Beberapa kekurangan tersebut diantaranya:
perbedaan komoditas yang disepakati sebagai alat tukar dalam suatu
wilayah
beberapa jenis uang-komoditas, masih ada yang tidak tahan lama, mudah
hancur/rusak atau menurun nilainya.
beberapa jenis uang-komoditas masih sulit menyatakan pecahan-pecahan
kecil
dalam jumlah besar, uang-komoditas masih membutuhkankan storage
dalam jumlah besar, uang-komoditas menimbulkan masalah transportasi
D. Tahap Uang Logam

Uang-komoditas berupa emas, perak dan logam lainnya, dapat memenuhi


syarat uang yang baik. Mereka memiliki nilai yang tinggi, namun bisa
dipecah menjadi lebih kecil tanpa mengurangi nilainya. Uang logam

cenderung tahan lama, bisa disimpan pada storage yang lebih kecil, mudah
dibawa-bawa dan hampir bisa diterima sebagai alat tukar di wilayah
manapun. Pada masa ini setiap orang berhak menempa, melebur, menjual,
memakai dan menyimpannya. Tidak ada ketentuan tertentu untuk mengatur
uang. Hal ini tidak menimbulkan masalah karena nilai tukar uang dinilai dari
nilai instrinsiknya, yaitu nilai sebenarnya dari kadar dan volume dari uang
logam tersebut (full boddied money).
Beberapa peneliti meyakini bahwa uang diciptakan pertama kali di negeri
Cina lebih kurang 2700 SM pada masa Huang (Kaisar Kuning). Namun
informasi lain menyatakan bahwa "Uang logam" pertama kali diproduksi oleh
Cina pada abad 500 SM. Meskipun secara teknis tidak berbentuk koin,
bentuk uang logam tersebut terbuat dari bahan logam, seperti perunggu. Di
Di awal penggunaanya "Koin" ini tidak memiliki standar tertentu dan tidak
memiliki jaminan dari otoritas manapun. Hingga akhirnya Raja Croesus
Lydian mengeluarkan koin berupa perak murni dan emas yang berlaku
sebagai alat tukar (560-546 SM). Uang yang dibuatnya itu memiliki otoritas
negara dan jaminan raja. Croesus melarang penggunaan uang lainnya di
wilayah Lydian, selain koin tersebut. Croesus pulalah yang pertama kali
menetapkan standar perbandingan nilai koin perak terhadap koin emas.
Inisiatif Croesus inilah yang membawa manusia memasuki zaman uang
modern.

E. Tahap Uang Kertas

Manusia memang makhluk yang tidak pernah puas dan tidak pernah
berhenti mempermudah hidupnya. Seiring berjalannya waktu, manusia
menyadari bahwa uang logam memiliki beberapa kekurangan. Walau tidak
se-parah uang-komoditas, uang logam juga sulit di bawa-bawa dalam jumlah
besar. Di saat ekonomi semakin berkembang, kebutuhan emas, perak dan
logam berharga lainnya sebagai alat tukar semakin besar, sedangkan bahan
baku yang tersedia semakin terbatas.

Uang logam bisa menimbulkan masalah saat manusia melakukan transaksi


ekonomi dengan nilai yang cukup besar. Mereka perlu membawa uang logam
yang cukup banyak ke tempat transaksi. Membawa benda berharga dalam
jumlah besar tidak mungkin dilakukan tanpa terlihat. Selain beresiko,
membawa uang logam dalam jumlah yang cukup banyak membutuhkan
biaya yang cukup besar.
Agar uang logam itu tidak memberatkan pemiliknya, mereka kemudian
membuat secarik kertas yang menyatakan bukti kepemilikan emas dan
perak.

Emas dan perak yang mereka miliki masih disimpan di pandai

emas/bank. Surat tersebut dapat ditukarkan dengan uang logam sewaktuwaktu mereka membutuhkannya. Maka, untuk melakukan transaksi, mereka
tidak perlu lagi membawa uang logam yang banyak dan berat.
Kertas bukti kepemilikan emas atau perak itu kemudian berevolusi menjadi
uang kertas seperti yang kita kenal sekarang. Penggunaan uang dengan
bahan kertas, tidak lepas dari penemuan kertas di Cina. Bahkan para
ilmuwan percaya bahwa bangsa Cina adalah bangsa yang menggunakan
uang kertas pertama di dunia. Bangsa Cina telah memakai uang kertas sejak
abad pertama masehi, yaitu pada Dinasti Tang (Song) berkuasa.

F. Tahap Uang di Masa Modern

Seiring dengan kemajuan zaman, negara mulai mengatur pembuatan uang


logam dan uang kertas. Uang menjadi simbol dan atribut bagi suatu negara.
Negara memiliki kewajiban menjaga peredaran uang di negaranya dan
jumlahnya harus dikaitkan dengan jumlah cadangan emas yang mereka
miliki.
Tahun 1976, ketergantungan pencetakan uang kertas tidak lagi dihubungkan
dengan cadangan emas, tapi dibiarkan menuruti mekanisme pasar. Setiap
mata uang di dunia terjun ke pasar secara bebas, hanya dipengaruhi oleh
faktor permintaan dan penawaran sesuai dengan hukum ekonomi. Jumlah

uang beredar dari suatu negara merupakan jumlah mata uang yang beredar
ditambah jumlah total cek dan tabungan di bank-bank komersial di negara
tersebut. Dalam perekonomian modern, relatif sedikit dari jumlah uang
beredar dalam mata uang fisik.

Pada

perkembangan

sebelumnya,

terlihat

bahwa

manusia

sudah

menggunakan uang fiat dalam kegiatan ekonominya. Masyarakat sudah


mengenal institusi bank untuk menyimpan logam-berharga atau uangkomoditas

mereka.

Namun

seiring

berjalannya

teknologi,

khususnya

teknologi informasi, bank tidak hanya menyimpan komoditas berharga saja,


namun juga menyimpan uang.

a.

Uang bank komersial

Uang bank komersial atau giro adalah klaim terhadap lembaga keuangan
yang dapat digunakan untuk pembelian barang dan jasa. Sebuah rekening
giro adalah rekening dari mana dana dapat ditarik setiap saat melalui cek
atau penarikan tunai tanpa memberikan bank atau lembaga keuangan
pemberitahuan

sebelumnya.

Bank

memiliki

kewajiban

hukum

untuk

mengembalikan dana yang disimpan di giro segera setelah permintaan


(uang fiat).
b. Uang Elektronik
Saat ini transaksi semakin mudah dilakukan. Manusia tidak perlu membawa uang
tunai saat bertransaksi, cukup dengan melakukan pembayaran secara elektronik
melalui kartu kredit, transfer antar rekening, melalui internet, serta sms dan telepon
seluler (online banking).

Fungsi Uang

Adapun fungsi-fungsi uang antara lain yaitu :

Fungsi umum
Fungsi uang secara umum terbagi atas 3, yaitu :
1. Fungsi sebagai Alat Tukar
Fungsi uang sebagai alat tukar merupakan fungsi utama dari uang, karena pada dasarnya
penggunaan uang untuk memudahkan pertukaran, khususnya bagi pembeli. Sebagai alat tukar
bentuk uang haruslah mudah dibawa, ringan dan relatif aman. Dengan uang menjadikan
pertukaran antar barang lebih fleksibel atau praktis, karena antara pembeli dan penjual tidak
perlu memiliki keinginan timbal balik sebagaimana layaknya dalam pola barter (tukar).
Dengan adanya uang pembeli dapat memperoleh barang yang dia inginkan dan penjual pun
dapat menggunakan uang tersebut untuk dibelanjakan guna mendapatkan barang yang
berbeda atau sama.
2. Fungsi Sebagai Penyimpan Nilai
Fungsi uang sebagai penyimpan nilai yaitu nilai nominal yang tertera pada kertas atau
logamnya merupakan nilai yang memiliki daya beli yang sama pada jangka waktu tertentu,
pada saat harga-harga barang dan jasa belum naik. Artinya nilai uang tidak kadaluarsa
sebagaimana layaknya barang yang diperdagangkan.
Karena fungsi uang sebagai penyimpan nilai, maka uang bermanfaat bila disimpan dalam arti
akan memberikan kemampuan daya beli yang lebih tinggi dari sebelumnya (untuk waktu
tertentu) bila jumlahnya bertambah banyak dan bahkan akan bertambah melebihi dari yang
semestinya bila disimpan di bank.
3. Fungsi Sebagai Satuan Hitung
Fungsi uang sebagai satuan hitung pada zaman ini hampir-hampir sudah merupakan
keharusan. Dalam segala pekerjaan apapun dan hasil penilaiannya ditentukan dalam bentuk
satuan uang, meskipun secara fisik atau bentuk benda yang dinilai tidak tampak, seperti jasa.
Dengan adanya uang, maka setiap orang akan merasa bahagia jika mengetahui harga dari jasa
yang diberikannya sesuai dengan keinginan atau yang berlaku umum. Karena dengan uang,
segala sesuatu hasil pekerjaan dapat dinilai dan dihargai serta memudahkan pencatatan.
Fungsi Turunan (sekunder)

o Sebagai alat pembayaran (means of peyment) yang sah yakni fungsi uang sebagai
alat untuk melakukan pembayaran seperti bayar pajak, makanan, iuran, bbm, dls.

o Sebagai pembayaran utang (standard of deffered payment), yakni fungsi uang


untuk menentukan pembayaran utang dengan standar utang yang harus
dikeluarkan.
o Penimbun kekayaan maksudnya ialah uang bisa disimpan atau ditabung untuk
mempermudah pertukaran dimasa yang akan datang dengan dengan uang yang
cukup banyak bisa memindah kepemilikan harta kekayaan lain seperti gedung,
perusahaan, tanah, kebun dls.
o Alat pembentukan modal & pemindahan modal (transfer of value), yakni fungsi
uang untuk menambah modal usaha baik digunakan untuk pribadi atau
dipinjamkan kepada orang yang membutuhkannya.
o Sebagai alat pengukur nilai (standard of value), yakni fungsi uang sebagai alat
dalam menentukan harga suatu barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai