mendeskripsikan terlebih dahulu mengenai definisi dari dermatitis dan penulis ingin
menampilkan kerangka konsep penyakit dermatitis yang dimediasi oleh bahan iritan
atau reaksi alergi berdasarkan dari literatur.
a. Definisi Dermatitis
Dermatitis adalah peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon
terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen, menimbulkan kelainan klinis
berupa efloresensi polimorfik (eritema, edema, papul, vesika, skuama,
likenifikasi) dan keluhan gatal. Tanda polimorfik tidak selalu timbul
bersamaan, bahkan mungkin hanya beberapa (oligomorfik). Dermatitis
cenderung residif dan menjadi kronis. 13
b. Epidemiologi Dermatitis
Penyebab dermatitis dapat berasal dari luar (eksogen) misalnya bahan kimia
(detergen,
asam,
basa,
oli,
semen),
fisik
(sinar
matahari,
suhu),
berulang
(siklus
gatal-garuk-gatal)
yang
menyebabkan
c) Hipersensitivitas
1. Pasien Dermatitis bereaksi positif terhadap berbagai alergen, misalnya
terhadap alergen makanan 40-96% dermatitis bereaksi positif (pada
food challenge test)16.
2. Faktor Psikis
Berdasarkan laporan orangtua, antara 22-80% penderita dermatitis
menyatakan lesi dermatitis bertambah buruk akibat stress emosi6.
2). Faktor Eksogen
a) Kontak Iritan
Kulit penderita DA ternyata lebih rentan terhadap bahan iritan,
antara lain sabun alkalis, bahan kimia yang terkandung pada berbagai
obat gosok untuk bayi dan anak, sinar matahari, dan pakaian wol6.
b) Alergen
Alergen hirup, yaitu debu rumah dan tungau debu rumah. Hal
tersebut dibuktikan dengan peningkatan kadar IgE RAST (IgE spesifik)6.
c) Infeksi Mikroorganisme
Infeksi Staphylococcus aureus ditemukan pada > 90% lesi
dermatitis dan hanya pada 5% populasi normal. Hal tersebut
mempengaruhi derajat keparahan dermatitis6.
d) Lingkungan
Faktor lingkungan yang kurang bersih berpengaruh pada
kekambuhan dermatitis, misalnya asap rokok, polusi udara (nitrogen
dioksida, sufur dioksida), walaupun secara pasti belum terbukti. Suhu
yang panas, kelembaban, dan keringat yang banyak akan memicu rasa
gatal dan kekambuhan dermatitis6.
d. Jenis-jenis Dermatitis
Sebagian peradangan kulit secara konvensional dikelompokkan bersama di
bawah diagnosis kerja eksim atau dermatitis6. Klasifikasi Dermatitis:
a. Eksogen :
1. Dermatitis Iritan Primer
2. Dermatitis Kontak Alergi (reaksi hipersensitivitas tipe-IV)
3. Dermatitis Akibat Patogen (infeksi)
b. Endogen :
1. Dermatitis Atopik (reaksi hipersensitivitas tipe-I)
2. Dermatitis Seboroik
3. Dermatitis Diskoid
4. Dermatitis Tangan dan Kaki : hiperkeratotik/berfisura / vesikular
(pomfoliks)
5. Dermatitis Statis Varikosa
6. Dermatitis Asteatotik
7. Dermatitis berskuama superfisial (xantoeritodermia perstans)
8. Dermatitis dipicu sinar
9. Neurodermatitis (termasuk liken simpleks dan prurigo nodularis)
Namun, sejak awal perlu ditekankan bahwa pembedaan yang terlalu
berlebihan tidaklah diperlukan bahkan dapat menyulitkan.
Anamnesa :
Setelah terpapar
bahan kimi a
iritan
Gambar 5 Skema berdasarkan Teori yang dibuat oleh penulis (Djuanda, Adhi.
2009) . Sumber : Djuanda, Adhi. Ilmu penyakit kulit dan kelamin edisi kelima.
Pada tabel diatas, terlihat bahwa penyakit dermatitis yang disebabkan oleh reaksi
alergi atau hipersensitifitas yaitu karena faktor endogen terjadi pada dermatitis atopik
dan dermatitis kontak alergika.dimana reaksi hipersensitivitas tipe 1 atau tipe cepat
pada dermatitis atopik dan reaksi hipersensitivitas tipe IV atau tipe lambat pada
dermatitis kontak alergi.
dari
vesikel,
miliaria,
perubahan
pigmen
(hypo-dan
4) GAMBARAN KLINIS
1. Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
Penderita pada umumnya mengeluh gatal. Kelainan kulit bergantung
pada keparahan dermatitis dan lokalisasinya. Pada yang akut dimulai
dengan bercak eritematosa yang berbatas jelas, kemudian diikuti edema,
papulovesikel, vesikel atau bulla. Vesikel atau bulla dapat pecah
menimbulkan erosi dan eksudasi (basah). DKA akut di tempat tertentu,
misalnya kelopak mata, penis, skrotum, eritema dan edema lebih
menonjol.7,8,9
Pada yang kronis terlihat kulit kering, berskuama, papul, likenifikasi
dan mungkin juga fisur, batasnya tidak jelas. Kelainan ini sulit dibedakan
dengan dermatitis kontak iritan kronis; mungkin penyebabnya juga
campuran.4
DKA dapat meluas ke tempat lain, misalnya dengan cara
autosensitisasi. Skalp, telapak tangan dan kaki relatif resisten terhadap
DKA.6
atas: DKI lambat akut, reaksi iritasi, DKI traumatik, DKI eritematosa, dan
DKI subyektif.7,8
gambar 9. Awal dermatitis kontak iritan kronis pada ibu rumah tangga8
gambar 11. Dermatitis kontak iritan akut di tangan karena pelarut industri11
5) PEMERIKSAAN
1. Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
a. Biopsi
Biopsi adalah bantuan terbatas dalam dermatitis kontak. Sebagian
besar jenis eksim menunjukkan perubahan patologis yang identik, dan alergi
dan dermatitis kontak iritan primer tidak dapat dibedakan dengan kepastian.6
b. Pemeriksaan Fisik
Respon eksematosa (dermatitis)
Tingkat keparahan dermatitis ditentukan oleh intensitas eksposur dan
tingkat sensitivitas . Gambaran klinis ini juga untuk batas tertentu
tergantung pada lokasi dan dermatitis pada agen penyebab. Distribusi
dermatitis mungkin karena bahan yang menyebabkan alergi, misalnya
bahwa karena nikel atau tekstil.6,5
Tanda-tanda utama dalam dermatitis kontak alergi akut eritema,
bengkak, papula dan papulovesikel, yang mencerminkan urutan perubahan
inflamasi pada dermis dan intraseluler dan edema interseluler pada
epidermis . Secara lebih akut dan parah kasus ini dapat berkembang menjadi
gangguan antar sel dan pengembangan vesikel yang lebih besar atau lecet.
Gejala yang dominan adalah gatal. Jika dermatitis kontak terus berlanjut, hal
itu mungkin karena dilanjutkan atau berulang paparan alergen atau iritan
atau alergen sekunder. Kulit menjadi kering, bersisik dan tebal sebagai hasil
dari akantosis, hiperkeratosis, edema, dan infiltrasi seluler di dermis.
Likenifikasi dan fisura dapat berkembang kemudian. Fitur-fitur klinis
dermatitis kontak alergi kronis tidak bisa selalu dibedakan dari konstitusi
atau iritasi dermatitis kontak, dan etiologi tersebut memang sering
dicampur.7,8
c. Pemeriksaan Penunjang
1. Uji Tempel atau Patch Test (In Vivo)
Uji tempel digunakan untuk mendeteksi hipersensitivitas terhadap
zat yang bersentuhan dengan kulit sehingga alergen dapat ditentukan dan
tindakan korektif dapat diambil. Uji tempel merupakan pemeriksaan untuk
konfirmasi dan diagnostik tetapi hanya dalam kerangka anamnesis dan
pemeriksaan fisik, uji tempel ini jarang membantu jika tanpa anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Uji tempel dapat diadministrasikan dengan thinlayer rapid-use epicutaneous (TRUE) atau dengan ruang aluminium yang
disiapkan tersendiri (Finn) dimana dipasang pada tape Scanpor. Zat uji
biasanya diaplikasikan pada punggung atas, meskipun jika hanya satu atau
dua yang diterapkan, lengan luar atas juga dapat digunakan. 13 Tempelan
dihapus setelah 48 jam (atau lebih cepat jika gatal parah atau terbakar pada
kulit) kemudian dibaca. Kulit yang ditempel ini perlu dievaluasi lagi pada
hari ke-4 atau 5, karena reaksi positif mungkin tidak muncul sebelumnya. 7
DIAGNOSIS BANDING
1. Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
DKA sering tidak menunjukan gambaran morfologi yang khas sehingga
terkadang dapat menyerupai :
a. Dermatitis Kontak Iritan
b. Dermatitis Numularis
Adanya gejala klinis gatal dan kemerahan. Dimana terdapat lesi
vesikel
dan
papulovesikel,
membentuk
seperti
uang
logam,
c. Dermatitis Seboroik
Adanya eritema dan skuama yang berminyak dan agak
kekuningan batasnya agak kurang jelas. Tempat predileksi kulit kepala,
liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah sternal, areola mammae,
lipatan dibawah mammae, umbilikus, dan lipat paha.4
c. Dermatitis Atopi
Adanya kulit yang kering, pucat, dan gejala utamanya adanya
pruritus. Apabila penderita menggaruk, akan timbul papul, likenifikasi,
eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, dan krusta.5,6
8) TERAPI
1. Dermatitis Kontak Alergi (DKA)
a. Menghentikan Gejala
Mengidentifikasi dan menghapus agen penyebab dari dermatitis
kontak alergi.1
b. Topikal
Terapi topikal glukokortikoid salep/gel (kelas I hingga III) efektif
untuk lesi yang tidak terdapat bulla dari awal. Vesikel yang lebih besar dapat
dikeringkan, tetapi bagian atas dari vesikel tidak harus dibersihkan.
Kompres basah dengan kain yang direndam dalam larutan Burow diganti
setiap 2-3 jam. Karena pengobatan dengan glukokortikoid biasanya jangka
pendek pada penyakit dermatitis kontak alergi, biasanya tidak ada bahaya
efek samping dari glukokortikoid. Tetapi ada yang memerlukan pengobatan
sistemik. Topikal inhibitor kalsineurin pimecrolimus dan tacrolimus efektif
dalam dermatitis kontak alergi tetapi untuk tingkat yang lebih rendah
dibandingkan glukokortikoid.7
c. Sistemik
Terapi sistemik Glukokortikoid diindikasikan jika berat (yaitu, jika
pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, tidak bisa
tidur). Prednisone dimulai pada 70 mg (dewasa), lanjut dengan 5-10
mg/selama 1-2 minggu.4
f. Dermatitis Atopik
1) Definisi
Dermatitis atopik (DA) ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif,
disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anakanak, sering berhubungan dengan peningkatan IgE dalam serum dan
riwayat atopi keluarga atau penderita (DA, rhinitis alergi, dan atau asma
bronchial).10
2) Bentuk DA
Didapatkan dua tipe DA, bentuk alergik yang merupakan bentuk
utama (70-80% pasien) terjadi akibat sensitisasi terhadap alergen
lingkungan disertai dengan peningkatan kadar IgE serum. Bentuk lain
adalah bentuk intrinsik atau non alergik, terdapat pada 20-30% pasien,
dengan kadar IgE rendah dan tanpa sensitisasi terhadap alergen lingkungan.
Dapat disimpulkan bahwa peningkatan kadar IgE bukan merupakan
prasyarat pada patogenesis dermatitis atopik. Terdapat pula konsep bentuk
murni (Pure Type), tanpa berkaitan dengan penyakit saluran nafas dan
bentuk campuran (Mixed Type) yang terkait dengan sensitisasi terhadap
Makanan
Berdasarkan hasil Double Blind Placebo Controlled Food
Challenge (DBPCFC), hampir 40% bayi dan anak dengan DA sedang
dan berat mempunyai riwayat alergi terhadap makanan. Bayi dan anak
dengan alergi makanan umumnya disertai uji kulit (skin prick test) dan
kadar IgE spesifik positif terhadap pelbagai macam makanan. Walaupun
demikian uji kulit positif terhadap suatu makanan tertentu, tidak berarti
bahwa penderita tersebut alergi terhadap makanan tersebut, oleh karena
itu masih diperlukan suatu uji eliminasi dan provokasi terhadap makanan
tersebut untuk menentukan kepastiannya (Judarwanto W., 2009).
Prevalensi reaksi alergi makanan lebih banyak pada anak dengan
dermatitis atopik berat. Makanan yang sering mengakibatkan alergi
antara lain susu, telur, gandum, kacang-kacangan kedelai dan makanan
laut.11
Alergen hirup
Alergen hirup sebagai penyebab DA dapat lewat kontak, yang dapat
dibuktikan dengan uji tempel, positif pada 30-50% penderita DA, atau
lewat inhalasi. Reaksi positif dapat terlihat pada alergi tungau debu rumah
(TDR) bulu binatang rumah tangga, jamur atau ragweed di negara-negara
dengan 4 musim. 13
Infeksi kulit
bersifat
sebagai
superantigen,
yang
secara
kuat
dapat
17
peliharaan.
Hal
tersebut
mendukung
teori
Hygiene
Hypothesis.19,20
Hygiene Hypothesis menyatakan bahwa berkurangnya stimulasi
sistem
imun
oleh
pajanan
antigen
mikroba
dinegara
barat
dan
rasa
nyeri
sama-sama
memiliki
reseptor
di
taut
DA
dapat
dijelaskan
secara
imunologik
dan
nonimunologik.21
d. Imnopatogenesis DA
Histamin dianggap sebagai zat penting yang memberi reaksi
dan menyebabkan pruritus. Histamin menghambat kemotaksis dan
menekan produksi sel T. Sel mast meningkat pada lesi dermatitis
atopik kronis. Sel ini mempunyai kemampuan melepaskan histamin.
Histamin
sendiri
tidak
dapat
menyebabkan
lesi
ekzematosa.
5) Manifestasi klinis
Manifestasi klinis DA berbeda pada setiap tahapan atau fase
perkembangan kehidupan, mulai dari saat bayi hingga dewasa. Pada setiap
anak didapatkan tingkat keparahan yang berbeda, tetapi secara umum
mereka mengalami pola distribusi lesi yang serupa
11,12
GGambar 18.a
Gambar 18.b.
Gambar 18.c.
Gambar 18 a, b, c: Dermatitis Atopik pada Anak-anak (Simpson
E.L., & Hanifin J.M., 2005).
apabila
mengalami
stress,
mungkin
karena
stress
Gambar 19 .a.
Gambar 20 .b.
Gambar .a,b: Dermatitis Atopik Dewasa (Simpson E.L., & Hanifin J.M., 2005).
11,12,13
White dermatographism
Goresan pada kulit penderita DA akan menyebabkan kemerahan
dalam waktu 10-15 detik diikuti dengan vasokonstriksi yang
menyebabkan garis berwarna putih dalam waktu 10-15 menit
berikutnya.
Reaksi vaskular paradoksal
Merupakan adaptasi terhadap perubahan suhu pada penderita DA.
Apabila ekstremitas penderita DA mendapat pajanan hawa dingin,
akan terjadi percepatan pendinginan dan perlambatan pemanasan
dibandingkan dengan orang normal . hal ini diduga karena adanya
pelebaran kapiler dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah
yang mengakibatkan terjadinya edema dan warna pucat dijaringan
sekelilinnya.10
Lipatan telapak tangan (palmar hiperlinearlity of Palms or soles) 14
hidup.
Garis Morgan atau Dennie
Kelainan ini berupa cekungan yang menyolok dan simetris, namun
dapat ditemukan satu atau dua cekungan dibawah kelopak mata
bagian bawah.keadaan ini pada saat lahir atau segera sesudah itu dan
bertahan sepanjang hidup, Nampak seperti edema dari kelopak mata
gatal.23
Allergic shiner
Sering dijumpai pada penderita penyakit alergi karena gosokan dan
garukan
berulang
jaringan
di
bawah
mata
dengan
akibat
musim panas.
Delayed blanch
Penyuntikan asetilkolin pada kulit normal menghasilkan keluarnya
keringat dan eritema. Pada penderita atopi akan terjadi eritema ringan
dengan delayed blanch. Hal ini disebabkan oleh vasokonstriksi atau
bertambah.20
Gatal dan garukan berlebihan
Penyuntikan bahan pemacu rasa gatal (tripsin) pada orang normal
menimbulkan gatal selama 5-10 menit, sedangkan pada penderita DA
difahami
secara
menyeluruh.
Beberapa
penelitian
=1
=2
=3
fase infantile
< 18% luas tubuh
=1
=2
=3
Penilaian skor :
3-4
: ringan
4.5-7.5 : sedang
8-9
: berat
8) Diagnosis Banding
Diagnosis banding bentuk infantil ialah dermatitis seboroik, pada
bentuk anak dan dewasa ialah neurodermatitis. 20,21,22
Diagnosis Banding lainnya:
Sindrom Wiskott-Aldrich
Sindrom Hyper-IgE
Penyakit Neoplastik
Penyakit Hodgkin
Dermatitis Numularis
Dermatitis Seborrheic
Skabies
Pada bayi gejala klinis DA terutama mulai dari pipi dan tidak mengenai
telapak tangan serta kaki. Tanda skabies pada bayi ditandai dengan papula
yang relatif besar (biasanya pada punggung atas), vesikel pada telapak tangan
dan kaki, dan terdapat dennatilis pruritus pada anggota keluarga. Tungau dan
telur dapat dengan mudah ditemukan dari scraping vesicle. Skabies memberi
respons yang baik terhadap pengobatan dengan -benzen heksaklorida. 10
Dermatitis kontak
Anak yang lebih tua dengan DA dapat menjadi eksema kronik pada
kaki. Bentuk ini harus dibedakan dengan dermatitis kontak karena
sepatu.16
9) Terapi
Pengobatan pada bayi dan anak dengan DA harus secara individual
dan didasarkan pada keparahan penyakit. Sebaiknya penatalaksanaan
ditekankan pada kontrol jangka waktu lama (Long-Term Control) bukan
hanya untuk mengatasi kekambuhan.Protab pelayanan profesi untuk
pengobatan DA di SMF kulit & kelamin RSUD dr.Moewardi Surakarta
bertujuan untuk menghilangkan ujud kelainan kulit dan rasa gatal,
mengobati
lesi
kulit,
mencari
factor
pencetus
dan
mengurangi
efek
topikal
samping
dalam
jangka
waktu
lama
dapat
lokal
(atrofi,
striae,
hipertrikosis,
UVA dan
UVB
atau
bersama
psoralen
Obat lainnya
Siklosporin, Azatioprin, mofetil mikofenolat, metotreksat,
interferon gamma, lain-lain (antagonis leukotrien, timopentin,
imunoterapi alergen dan probiotik).21
b. Pengobatan sistemik
Kortikosteroid
Hanya digunakan untuk mengobati eksaserbasi akut, dalam jangka
pendek, dan dosis rendah, diberikan berselang-seling atau
diturunkan
perlahan
(tapering),
segera
ganti
dengan
kortikostreroid topikal).16
Antihistamin
Digunakan untuk membantu mengurangi rasa gatal yang hebat,
terutama malam hari, karena itu antihistamin yang dipakai
pertama sefalosporin.16
Interferon
IFN- diketahui menekan respon IgE dan menurunkan fungsi dan
proliferasi sel Th2. Pengobatan dengan IFN- rekombinan
Pada anak penderita DA, 75% akan disertai penyakit alergi lain di
kemudian hari. Penderita DA mempunyai kecenderungan untuk mudah
mendapat infeksi virus maupun bakteri (impetigo, folikulitis, abses,
vaksinia. Molluscum contagiosum dan herpes). 13
11) Pencegahan
Salah satu faktor perlindungan utama DA adalah ASI. ASI yang
diberikan secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan akan memberikan
keuntungan nutrisional dan melindungi anak dari penyakit alergi. ASI
eksklusif selama 6 bulan dimaksudkan untuk menghindarkan bayi dari
pemberian makanan yang dapat menimbulkan dan sebagai faktor
presipitasi alergi. ASI kaya akan immunoglobulin A (IgA) yang dapat
membantu melindungi saluran cerna dengan mengikat protein asing yang
berpotensi sebagai alergen dan menghambat absorbsinya. Kandungan ASI
akan menstimulasi pematangan saluran cerna, sehingga akan lebih siap
untuk menerima antigen, mengatur flora normal saluran cerna dan faktor
imunomodulator. Bayi dengan risiko tinggi atopik yang tidak mendapat
ASI eksklusif mempunyai risiko lebih tinggi untuk menderita dermatitis
atopik 12,13
12) Prognosis
Sulit meramalkan prognosis DA pada seseorang. Prognosis lebih
buruk bila kedua orangtua menderita DA. Ada kecenderungan perbaikan
spontan pada masa anak, dan sering ada yang kambuh pada masa remaja,
sebagian kasus menetap pada usia diatas 30 tahun. 12
Faktor yang berhubungan dengan prognosis kurang baik DA, yaitu: