Anda di halaman 1dari 22

ACARA II

PEMBUATAN AlK(S04).12H2O

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM.
1.
Tujuan
:

Memahami beberapa aspek tantang unsure aluminium.

Membuat tawas.

2. Hari, Tanggal :

Selasa, 20 Oktober 2009.

3. Tempat

Laboratorium kimia, Fakultas MIPA. Universitas Mataram.

LANDASAN TEORI.

Aluminium, Al merupakan anggota golongan IIIA berada dialam sebadai

aluminosilikat dikerak bumi dan lebih melimpah daripada besi. Mineral aluminium
yang paling penting dalam metalrugi adalah bauksit AlO x(OH)3-2x (0<x<1).
Walaupun Al adalah logam mulia yang mahal diabad ke-19 harganya jatuh bebas
setelah dapat diproduksi dengan jumlah besar elektrolisis alumina, Al 2O3 yang telah
dilelehkan dalam krolit Na3AlF6. namun karena produksinya memerlukan sejumlah
besar energi listrik, metalurgi aluminium hanya di Negara dengan harga energi
listrik yang rendah. Sifat aluminium dikenal dengan baik dan aluminium banyak
digunakan dalam keseharian, misalnya untuk koin, panic dan kusein. Logam
aluminium digunakan dengan kemurnian lebih dari 99% dan logam atau paduannya
(missal : duralium) banyak digunakan (saito, 1996: 112).

Aluminium dibuat dalam skala besar dari bauksit Al 2O3.nH2O (n=1-3). Ia


dimurnikan dengan pelarutan dalam NaOH akua dan diendapkan ulang sebagai
Al(OH)3 dengan mengunakan CO2. hasil dehidrasi dilarulkan dalam lelehan kriolit
o

dan lelehannya pada suhu 800-1000 C di elektrolisis mesti sangat elektropositif, ia


bagaimanapun juga tahan terhadap korosi karena lapisan oksidanya yang kuat dan
liat yang terbentuk pada permukaannya. Aluminium larut dalam asam encer, tetapi
dipasifkan oleh HNO3Pekat. Logamnya dapt bereaksi dengan NaOH panas, Halogen
dan berbagai non logam (Cotton, 1989: 288).

Senyawa tawas merupakan senyawa Al yang memiliki rumus molekul AlK(SO 4)2.12
H2O. Senyawa ini dapat dijumpai dengan mudah di pasaran, bermanfaat dalam
proses penjernihan air dan industri pencelupan atau pewarnan.

Aluminium sulfat dapat juga dipakai sebagai bahan pemadam kebakaran tipe busa
jika dicampur dengan soda NaHCO3. dalam proses penjernihan air, biasanya tawas
dicampur dengan air kapur Ca(OH)2 dan persamaan reaksi yang terjadi adalah :
3+
22+
Al (aq) + SO4 (aq) + Ca (aq) + 3OH (aq) Al(OH)3 (s) + CaSO4 (s)

Produk reaksi berupa glatin yang mampu menyerap kotoran dan zarah bakteri untuk
dibawa mengendap kedasr tempat air sehingga diperoleh air yang jernih (Sugiarto,
2003: 4.4-4.5)

Kekeruhan air dapat dihilangkan dengan penambahan zat kimia yang disebut
koagulan. Pada umumnya bahan seperti tawas (AlK(SO 4)2), fero sulfat,
polialmunium klorida (PAC) dan poli elektrolit organic dapat digunaka sebagai
koagulan (Alerts, 1984: 31)

Senyawa Al2(SO4)3 atau tawas digunakan untuk menjernihkan air. Aluminium sulfat ini
dengan kapu membentuk endapan glatin Al(OH)3. Senyawa ini dibuat dengan
mereaksikan bauksit dengan asam sulfat dengan reaksi sebagai berikut :

Al2O3 (s) + 3H2SO4 (g) Al2(SO4)3 (aq) H2O (l)

Dan bila mengkristal menjadi Al2(SO4)3.18H2O (Syukri, 1999: 631).

C. ALAT DAN BAHAN. 1. Alat-alat.

o Gelas kimia 100 mL o Hot Plate

Corong

Pengaduk

o Cawan penguapan o Gelas ukur 100 mL


Neraca analitik

Bahan-bahan. o Padatan K2SO4

o Padatan Al2(SO4)3 o Aqudest

Kertas saring

D. SKEMA KERJA.

8,7 g K2SO4 (s)

Filtrat

+ 50 mL

Larutan K2SO4

E. HASIL PENGAMATAN.

3,3 g Al2(SO4)3.18H2O

+ 25 mL H2O 80 C

Saring

Larutkan
Padatan
Larutan Al2(SO4)3
Bilas H2O

Aduk (hingga homogen)

Keringkan

Pindakan

Timbang

Hasil

NO
PERLAKUAN
PENGAMATAN

1.
Pelarutan
Menghasilkan larutan kental berwarna putih

Al2(SO4)3.18H2O

2.
Pelarutan K2SO4
Terbentuk larutan putih tidak kental.
3.
Pencampuran kedua
Terbentuk larutan putih keruh

larutan (panas)

4.
Pencampuran kedua
Terbentuk endapan putih

larutan (Dingin)

5.
Hasil Akhir
Berat kertas saring : 1,1 g

Berat kertas Saring + Endapan : 39,81 g

F. ANALISIS DATA.

1. Persamaan Reaksi.

K2SO4 (s) + Al2(SO4)3.18H2O

2AlK(SO4)2 .18 H2O(s). + 18 H2O (l)

2.
Perhitungan % rendemen.

Berat KAl(SO4)2

: 39,81 1,1

: 38,71 g

n K2SO4

gr

Mr


8,7

174,26

0,05mol

n Al2(SO4)3.18H2O
gr

Mr

33,4

693,12

0,05mol

n AlK(SO4)2 .18 H2O


gr

Mr


38,71

270,38

0,143mol

Teori :

K2SO4 (s)
+ Al2(SO4)3.18H2O
2AlK(SO4)2 .18 H2O(s). + 18 H2O (l)

M:
0,05

0,05

B:
0,05

0,05

S:
-

0,10
0,10

% Rendemen

gram.teori

gram.penimbangan x100%

Gram Teori = 0,10 x 270,38 = 27,038 gr

Gram Penimbangan = 38,71 gr

38,71
x100%
27,038

69,85%

PEMBAHASAN.

Logam aluminium Al merupakan logam golongan IIIA pada system periodic.

Logam ini memiliki sifat ringan, tahan panas dan cnderung inert karena adanya
lapisan tipis Al2O3pada permukan logam tersebut (Sugiarto, 2003). Al sendiri dapat
diproduksi dari bahan tambang bausit (Al 2O3) dengan penambahan kriolit
Na3(AlF6). Logam ini ini biasanya dialoikan dengan Cu atau Mg agar lebih Keras.
Karena logam ini memiliki titik lebur yang tinggi maka digunakan pada bahan
campuran pembuatan furnace.

Salah stu senyawa aluminium yang sering dipakai adalah tawas AlK(SO 4)2.
senyawa ini merupakan agen koagulan untuk mengkoagulasi logam alkali tanah
khususnya logam Ca, dimana Ca akan diendapkan berupa gelatin CaSO 4. tawas
sendiri dapat dibuat dengan mereaksikan Al 2(SO4)3 pada kondisi panas dan larutan
lewat jenuh dengan penambahan senyawa K2SO4 sebagaimana yang kita lakukan
dalam praktikum.

Dalam proses pembuatan larutan Al2(SO4)3 dilakukan dengan penambahan 33,7 g


o

Al2(SO4)3 dengan air panas 80 C dan susu tidak boleh lebih agar Al2(SO4)3 tidak
terhidrolisis dan larutan dalam keadaan lewat jenuh sehingga lewat jenuh agar
nantinya dapat dilakukan rekristalisasi untuk mendapatkan hasilnya. Saat pelarutan
terjadi larutan Al2(SO4)3 jika terdapat pada suhu yang lebih rendah akan membentuk
larutan kental dan jika didiamkan akan menjadi mengkristal. Oleh karena itu
sebaiknya di reaksikan dengan K2SO4 dalam kondisi panas dan masih dalam
keadaan cair. Larutn K2SO4 ini juga berupa larutan jenuh, hal ini dilihat saat
pelarutan sangat sulit sekali melarutkan 8,7 gr K 2SO4 dalam kondisi basa, sehingga
harus sedikit dipanaskan agar dapat larut semuanya. Kedua larutan tersebut di buat
lewat jenuh agar nantinya dapat di krislaisasi dengan mudah.

Tawas merupakan senyawa terhidrat maka dalam perhitungannya mol hasil


percobaan harus menghitung juga Mr dari H2O. Senyawa-senyawa yang direaksikan
juga berupa hidrat yaitu Al2(SO4)3.18H2O. saat pengendapan kedua larutan kita

mendapatkan kristal putih yang mengendap di dasar gelas kimia. Endapan inilah
yang dinamakan tawas yang selanjutnya disaring dengan kertas saring serta
dilakukan pembilasan dengan aquadest . hal ini dimaksudkan untk menghilangkan
+

ion K dan Al

3+

2-

atau SO4 yang tidak ikut bereaksi.

Tawas yang kami dapatkan sebesar 38,71 gr dan menurut perhitungan tawas secara teori
memiliki berat sebesar 27,038 g. dari berat diatas kita dapat mencari nilai

persentase rendemennya. Sesuai dengan analisa data persentase rendemen yang


didapat sebesar 69,85 %. Persentase tersebut lebih besar dari teori yaitu sekitar 3/2
teori sehingga rendemennya yang besar. Hal ini disebabkan adanya kesalahan dalam
penimbangan bahan atau saat penimbangan tawas yang belum benar-bemar kering
sehingga air mempengaruhi hasil timbagan.

KESIMPULAN.

Dari data pengamatan, analisa data, dan pembahasan dapat disimpulkan

sebagai berikut :

Aluminium merupakan logam golongan IIIA yang banyak digunakan dalam


kehidupan sehari-hari.
Tawas [AlK(SO4)2] dapat dibuat dengan mereaksikan Al2(SO4)3 dengan K2SO4
dengan kondisi kedua larutan lewat jenuh.

Pemurnian tawas diperoleh dengan cara rekristalisasi.

Suhu diatas 80 C dapat mengakibatkan Al2(SO4)3 terhidrolisis.

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts, G dan santika, S.S. 1984. Metode Penelitian Air. Surabaya: Usaha Nasional.
Cotton, F. Alberts dan Geoffrey Wilkinson. 1989. kimia Anorganik. Jakarta : UI-

Press.

Saito, Taro. 1996. Kimia Anorganik. Tokyo: Iwanami publisher.

Sugiarto, Kristian. 2003. Dasar-dasar Kimia Anorganik logam. Yogyakarta: UNYPress.

Syukri. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB-Press.

PDF to Word

Anda mungkin juga menyukai