A. Tujuan
1.
Mengukur pH larutan
2.
Menstandarisasi larutan HCl
3.
Menentukan konsentrasi NaOH
4.
Menentukan kadar karbonat dalam cuplikan
5.
Menentukan kapasitas larutan dapar
B. Dasar Teori
PH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur derajat
keasaman suatu zat. pH meter merupakan suatu alat yang digunakan
untuk mengukur kadar asam dan basa dalam suatu larutan atau
bahan. Prinsip kerja dari alat ini yaitu semakin banyak elektron pada
sampel maka akan semakin bernilai asam begitu pun sebaliknya,
karena batang pada pH meter berisi larutan elektrolit lemah.
pH
Batas pengukuran elektroda gelas 2-12, Karena lebih dari pH 12, ion hidroksida
dapat mengikat ion natrium, sedangkan pH dibawah 1 semua ion Na pada lapisan gelas
ditukar oleh ion hydrogen, akibatnya tidak terjadi pertukaran ion larutan yang diukur.
Pada elektroda kombinasi jangan terlalu lama merendam elektroda dalam air, atau sering
digunakan , maka konsentrasi larutan KCl berkurang karena terjadi perembesan ion KCl
keluar elektroda. Jadi elektroda tidak direndam dalam air tapi dalam larutan KCl jenuh 3
M.
C. Alat dan Bahan
Alat
No
.
1
2
3
pH-Meter
Neraca digital
Gelas kimia
Pipet volume
Magnetic
stirrer
Pipet tetes
Dosimat
Bola hisap
Elektroda
Combine
Glass
6
12
13
14
Alat
Spesifikasi
Jumlah
--500 mL
100 mL
50 mL
10 mL
5 mL
---
1 buah
1 buah
1 buah
3 buah
2 buah
1 buah
1 buah
1 buah
---------
1 buah
1 buah
1 buah
1 buah
---
Bahan
No
.
1
2
3
6
7
Bahan
Padatan Boraks (Na2B4O7.10H2O)
HCl 0,1 N
NaOH 0,1 N
Larutan dapar pH 4 dan7
Aquades
D. Prosedur Kerja
1. Kalibrasi Elektroda dan pH-Meter
Menghidupkan pH-Meter,
penekanan tombol pH lalu
Stand by
Mencelupkan elektroda
kedalamnya dan tekan tombol
meas
Pencatatan pH sambil
pengadukan dengan magnetic
stirrer
Pentitrasian dengan HCl dan
pencatatan pH setiap
penambahan 0,5 mL HCl
3. Penentuan konsntrasi larutan NaOH
Pengangkatan elektroda dan
pembilasan
5 mL NaOH
Masukan pada
Gelas kimia
Penambahan aquades
Mencelupkan elektroda
kedalamnya dan penekanan
tombol meas
Pencatatan pH sambil
pengadukan dengan magnetic
stirrer
Pentitrasian dengan HCl dan
pencatatan pH setiap
penambahan 0,5 mL HCl
E. Data Pengamatan
Standarisasi HCl
Berat boraks : 0,1 gram
Volume
: 50 mL
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
HCl (mL)
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
pH
9,28
9,13
9,01
8,89
8,76
8,63
8,46
8,25
7,90
6,36
2,92
2,56
2,38
2,33
2,25
2,17
2,11
2,05
HCl (mL)
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
4
4,5
5
5,5
6
6,5
7
7,5
8
8,5
9
pH
11,71
11,60
11,45
11,25
10,96
10,52
9,93
7,77
6,41
4,78
2,77
2,59
2,41
2,29
2,19
2,12
2,06
2,00
12
10
8
pH
6
4
2
0
6
4
2
0
F. Pengolahan Data
a. Standarisasi HCl
Berat Borax
Mr
Volume Borax
Volume HCl
NBorax
: 0,10 gram
: 382
: 50 mL
: 5,2 mL
grafik hubungan antara pH dengan volume titran (HCl). Dari grafik dapat ditentukan titik
ekivalen nya. Berdasarkan grafik didapat titik ekivalen pada volume HCl 4 ml. Dari titik
ekivalen tersebut dapat ditentukan konsentrasi NaOH yaitu sebesar 0,0768 N. Adapun reaksi
yang terjadi antara NaOH dan HCl yaitu:
NaOH + HCl NACl + H2O
Membuat Larutan Buffer (larutan dapar)
Larutan buffer dibuat dengan cara menimbang 0,475 gram Borax dan melarutkannya
dengan 50 ml air. Untuk mendapatkan larutan Buffer dengan pH 9, maka larutan Natrium
Borat tersebut dititrasi dengan larutan HCl 0,1 N sampai pH pada pH meter menunjukkan
angka 9,00. Volume HCl yang direaksikan dengan Natrium Borat adalah 1,5 ml.
Menentukan Kapasitas Larutan Buffer.
Kapasitas larutan buffer diperoleh dengan cara membandingkan selisih dari perubahan
pH larutan buffer sebelum dan sesudah penambahan basa kuat (larutan NaOH 0,1 N).
Kapasitas Larutan dapar pH 9 yang diperoleh sebesar 0,17/1ml NaOH 0,1 N. Dengan cara
yang sama dilakukan perhitungan kapasitas air suling. Kapasitas air suling yang diperoleh
sebesar 4,34/1 ml NaOH 0,1 N Dari data tersebut dapat dilihat bahwa perubahan pH yang
terjadi pada larutan buffer lebih kecil dari pada perubahan pH pada air suling. Hal tersebut
menunjukkan kekuatan larutan buffer yang dapat menjaga kesetabilan pH terhadap
penambahan larutan asam, basa atau terhadap pengenceran (penambahan air).
H. Kesimpulan
1) Titik ekivalen titrasi standarisasi HCl pada volume HCl 5,2 ml.
2) Konsentrasi larutan HCl sebesar 0,096 N.
3) Dapat mengukur pH beberapa larutan.
4) Dapat mengetahui perbedaan pH antara air ledeng dengan pH 5,9 dengan air suling
(aquades) dengan pH 6,61.
5) Berdasarkan kurva titrasi, dapat diketahui nilai volume penitran pada titik ekivalen
berikut pH-nya.
I. Pustaka
Analitik Instrument.2009.pH-Metri.Politeknik Negeri Bandung.
Basset, J at All, Vogels Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, edisi ke-4, The
English
111411001
111411003
111411005
Didin Sodikin
111411006
Kelas 1A
Teknik Kimia
Dosen Pembimbing
Tanggal Praktikum
: 26 Maret 2012
: 02 Maret 2012