1, (2012) 1-4
I. PENDAHULUAN
APASITOR sering disebut kondensator merupakan
suatu komponen elektronika yang mempunyai fungsi
menyimpan energy potensial listrik dalam bentuk medan
listrik. Pada umumnya fungsi kapasitor adalah untuk
menyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor
berfungsi sebagai isolator/penahan arus listrik, sedangkan
untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus
listrik. Nilai kapasitor bergantung pada kapasitansinya.
Kapasitor tersusun dari 2 plat yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik yang berfungsi untuk menyimpan elektron. Ketika
suatu rangkaian diberi tegangan, maka elektron akan
mengalir menuju kapasitor. Ketika kedua ujung plat diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada
ujung metal yang satu lagi. Muatan positif akan mengalir ke
elektrode positif dan muatan negatif mengalir ke elektrode
negatif karena ada bahan dielektrik yang memisahkan kedua
plat sehingga elektron yang mengalir tidak akan
terbalik.Ketika kapasitor telah terisi penuh dengan muatan
maka akan terjadi perubahan tegangan sehingga muatan
dalam kapasitor akan keluar dan mengalir pada rangkaian.
dimana
adalah permitivitas bahan pembuat kapasitor, A
adalah luas penampang kapasitor, dan d adalah jarak kedua
plat kapasitor. Semakin jauh jarak kedua plat maka akan
semakin kecil kapasitansi dari kapasitor tersebut, karena
muatan pada masing-masing plat lebih sulit untuk
terpolarisasi. Satuan SI dari kapasitansi adalah Coulomb/ volt
atau sering disebut Farrad(F).
Arus istrik didefinisikan sebagai perubahan kecepatan
muatan terhadap waktu. Muatan akan bergerak jika ada
energi luar yang mempengaruhinya. Energi luar tersebut
dapat berupa beda potensial, panas, dan lain sebagainya.
Menurut perubahannya terhadap waktu arus dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-balik
(AC). Arus searah adalah arus yang mempunyai nilai
polaritas yang konstan terhadap satuan waktu. Sedangkan
arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mempunyai nilai
polaritas yang berubah-ubah terhadap satuan waktu. Apabila
pada suatu rangkaian menggunakan sumber tegangan AC
artinya arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah
arus AC, sehingga nilai tegangannya akan berubah-ubah
terhadap satuan waktu. Tegangan AC mempunyai nilai
maksimum dan nilai minimum sesuai dengan grafik yang
berbentuk sinusoidal.
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian
listrik yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan yang
tidak diketahui dengan syarat arus yang mengalir pada
2
ditentukan nilai kapasitor pembanding (C2) sebesar 1,03x10-7
F, dan resistor variabel (R2) divariasi sebesar 603 , 805 ,
dan 999 . Langkah berikutnya yaitu rangkaian disusun
seperti yang telah ditetapkan oleh asisten, kapasitor yang
akan ditera (C1) dihubungkan dengan kapasitor pembanding
(C2) secara seri. Kemudian kedua resistor variabel (R1) &
(R2) dihubungkan secara paralel terhadap kedua kapasitor
tersebut. Setelah rangkaian tersusun secara benar barulah
dihubungkan dengan tegangan listrik. Pada saat
galvanometer menyimpang dari angka nol (0), maka resistor
variabel 1 (R1) diatur sedemikian hingga agar galvanometer
menunjukkan angka mendekati nol (0). Setelah itu dilakukan
pengukuran nilai resistor variabel 1 (R1) tersebut dengan
menggunakan multitester. Setiap variasi (R2), diulangi
sebanyak 3 kali untuk memperkecil nilai eror. Pada
percobaan pertama ini didapatkan nilai resistor variabel 1
(R1), yang kemudian digunakan dalam perhitungan untuk
menghitung nilai kapasitor yang ditera (C1) tersebut
menggunakan persamaan:
........................................................................(1)
Setelah percobaan pertama selesai, dilanjutkan dengan
percobaan kedua. Rangkaian pada percobaan kedua tidak
jauh berbeda dengan percobaan pertama, hanya saja kapasitor
yang akan ditera (C1) terdiri dari dua buah kapasitor yang
disusun secara seri dan paralel. Langkah pertama yaitu
dengan menentukan besar resistor variabel (R2) yang telah
ditetapkan oleh asisten, secara berturut-turut 600 , 800 ,
dan 1000 . Besar (C2) sama dengan percobaan pertama
yaitu 1,03x10-7 F. Rangkaian pertama (C1) tersusun dari 2
kapasitor secara seri dan rangkaian kedua secara paralel.
Setelah rangkaian tersusun secara benar barulah dihubungkan
dengan tegangan listrik. Pada saat galvanometer
menyimpang dari angka nol (0), maka resistor variabel 1 (R1)
diatur sedemikian hingga agar galvanometer menunjukkan
angka mendekati nol (0). Setelah itu dilakukan pengukuran
nilai resistor variabel 1 (R1) tersebut dengan menggunakan
multitester. Data (R1) yang didapat pada percobaan kedua
digunakan untuk menghitung nilai kapasitor (C1) dengan
menggunakan persamaan (1) di atas. Namun, nilai (C1)
tersebut adalah nilai kapasitans 2 kapasitor, untuk
menghitung nilai kapasitans 1 kapasitor yang disusun seri
yaitu 2xC1.
Sedangkan pada susunan parallel nilai
kapasitans 1 kapasitor yaitu C1/2.
R1()
1.3
1.2
1.2
19.8
27.7
43.4
1.4
1.4
1.2
C2
R2() (Farad)
1.03E603
07
1.03E603
07
1.03E603
07
1.03E805
07
1.03E805
07
1.03E805
07
1.03E999
07
1.03E999
07
1.03E999
07
C1(Farad
)
4.778E05
5.176E05
5.176E05
4.188E06
2.993E06
R1()
R2()
47
600
74.5
800
1457
1000
Rata2
5.043E
-05
3.03E06
1.91E-06
7.35E-05
7.35E-05
8.575E05
7.758E
-05
C2(Fara
d)
1.03E07
1.03E07
1.03E07
C1(Farad)
Rata2
2.62979E06
2.21208E06
1.41386E07
1.661
E-06
R1()
R2()
146.3
600
164.5
800
153.5
1000
C2(Fara
d)
1.03E07
1.03E07
1.03E07
C1(Farad)
Rat2
2.1121E07
2.50456E07
3.35505E07
2.657
E-07
IV. KESIMPULAN
Percobaan ini berhasil menunjukkan bahwa semakin besar
harga dari resistor variabel 1 (R1), maka kapasitans dari
sebuah kapasitor yang akan ditera (C 1) akan semakin kecil,
begitu pula sebaliknya hal itu terbukti karena nilai
perbandingan (C1)/(C2) sama dengan nilai perbandingan
(R2)/(R1) sesuai dengan persamaan di depan. Dan ketika C1
disusun secara seri nilai kapasitansnya lebih besar jika
dibadingkan ketika C1 disusun secara paralel.