Anda di halaman 1dari 4

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No.

1, (2012) 1-4

Pengukuran Kapasitans dengan Metode


Jembatan (E5)
Dyah Ayu Daratika, Margiasih Putri Liana
Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi
Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: dyah.ayu.daratika12@mhs.physics.its.ac.id
AbstrakPengukuran kapasitans dengan metode jembatan
telah selesai dilakukan. Peralatan yang digunakan adalah
resistor variabel 10K dan 100K, kapasitor pembanding,
multitester, transformator 500 mA dan kapasitor yang akan
ditera. Penelitian ini dimaksudkan untuk menera kapasitans
dari berbagai kapasitor yang dihubungkan seri, paralel dan seri
paralel. Studi dilakukan dengan menggunakan metode
jembatan yaitu dengan mengubah-ubah nilai R1 sehingga pada
harga tertentu beda potensial listrik di jembatan adalah 0 volt.
Hasil percobaan pertama menunjukkan kapasitans yang
bernilai besar akan didapatkan ketika kapasitor yang akan
ditera dihubungkan
dengan resistor yang mempunyai
hambatan kecil. Hasil nilai kapasitans maksimum yang
didapatkan pada percobaan pertama sebesar 8,575x10 -5 F ketika
nilai resistor variabel 2-nya 999 dan resistor variabel 1-nya
1,2 . Kemudian untuk percobaan kedua dilakukan dengan
cara yang hampir sama dengan percobaan pertama.
Perbedaannya hanya terletak pada kapasitor yang akan ditera
(C1). C1 merupakan gabungan dari dua kapasitor, yang mana
dihubungkan secara seri dan paralel. Ketika dihubungkan
secara seri, nilai kapasitans rata-ratanya adalah 1,661x10 -6 F,
sedangkan untuk paralel 2,657x10 -7 F.
Kata Kuncikapasitans, metode jembatan, kapasitor.

I. PENDAHULUAN
APASITOR sering disebut kondensator merupakan
suatu komponen elektronika yang mempunyai fungsi
menyimpan energy potensial listrik dalam bentuk medan
listrik. Pada umumnya fungsi kapasitor adalah untuk
menyimpan arus/tegangan listrik. Untuk arus DC, kapasitor
berfungsi sebagai isolator/penahan arus listrik, sedangkan
untuk arus AC berfungsi sebagai konduktor/melewatkan arus
listrik. Nilai kapasitor bergantung pada kapasitansinya.
Kapasitor tersusun dari 2 plat yang dipisahkan oleh bahan
dielektrik yang berfungsi untuk menyimpan elektron. Ketika
suatu rangkaian diberi tegangan, maka elektron akan
mengalir menuju kapasitor. Ketika kedua ujung plat diberi
tegangan listrik, maka muatan-muatan positif akan
mengumpul pada salah satu kaki (elektroda) metalnya dan
pada saat yang sama muatan-muatan negatif terkumpul pada
ujung metal yang satu lagi. Muatan positif akan mengalir ke
elektrode positif dan muatan negatif mengalir ke elektrode
negatif karena ada bahan dielektrik yang memisahkan kedua
plat sehingga elektron yang mengalir tidak akan
terbalik.Ketika kapasitor telah terisi penuh dengan muatan
maka akan terjadi perubahan tegangan sehingga muatan
dalam kapasitor akan keluar dan mengalir pada rangkaian.

Berdasarkan polaritasnya kapasitor dibagi menjadi dua jenis,


yaitu kapasitor non polar dan kapasitor polar. Kapasitor polar
merupakan kapasitor yang pada kedua kutubnya mempunyai
polaritas positif dan negative, dan bahan dielektrik kapasitor
jenis ini terbuat dari elektrolit sehingga kapasitor jenis ini
mempunyai nilai kapasitansi yang lebih besar dibandingkan
kapasitor non polar. Sedangkan kapasitor non polar
merupakan kapasitor yang pada kedua kutubnya tidak
mempunyai polaritas yang artinya kutub-kutubnya dapat
dipakai secara terbalik, dan kapasitor jenis ini mempunyai
nilai kapasitansi yang kecil serta bahan dielektriknya terbuat
dari kertas, keramik, dan mika.
Kapasitansi didefinisikan sebagai kemampuan dari sebuah
kapasitor untuk menampung muatan. Kapasitansi dari nilai
permitivitas bahan pembuat kapasitor, luas penampang
kapasitor, dan jarak antara dua keeping penyusun kapasitor.
Secara matematis dapat dinyatakan dalam persamaan berikut
ini.

dimana
adalah permitivitas bahan pembuat kapasitor, A
adalah luas penampang kapasitor, dan d adalah jarak kedua
plat kapasitor. Semakin jauh jarak kedua plat maka akan
semakin kecil kapasitansi dari kapasitor tersebut, karena
muatan pada masing-masing plat lebih sulit untuk
terpolarisasi. Satuan SI dari kapasitansi adalah Coulomb/ volt
atau sering disebut Farrad(F).
Arus istrik didefinisikan sebagai perubahan kecepatan
muatan terhadap waktu. Muatan akan bergerak jika ada
energi luar yang mempengaruhinya. Energi luar tersebut
dapat berupa beda potensial, panas, dan lain sebagainya.
Menurut perubahannya terhadap waktu arus dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu arus searah (DC) dan arus bolak-balik
(AC). Arus searah adalah arus yang mempunyai nilai
polaritas yang konstan terhadap satuan waktu. Sedangkan
arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mempunyai nilai
polaritas yang berubah-ubah terhadap satuan waktu. Apabila
pada suatu rangkaian menggunakan sumber tegangan AC
artinya arus yang mengalir pada rangkaian tersebut adalah
arus AC, sehingga nilai tegangannya akan berubah-ubah
terhadap satuan waktu. Tegangan AC mempunyai nilai
maksimum dan nilai minimum sesuai dengan grafik yang
berbentuk sinusoidal.
Jembatan Wheatstone merupakan suatu susunan rangkaian
listrik yang digunakan untuk mengukur nilai hambatan yang
tidak diketahui dengan syarat arus yang mengalir pada

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4


rangkaian akan sama dengan nol. Untuk memastikan arus
pada rangkaian sama dengan nol digunakan galvanometer.
Gambar rangkaian jembatan wheatstone dapat diamati
dibawah ini.

Gambar 1. Rangkaian Jembatan Wheatstone


Keadaan ini terjadi apabila penurunan tegangan dari C ke A
sama dengan penurunan tegangan dari C ke B, sehingga
dapat dituliskan sebagai berikut.
VC1 = VR1 atau VC2 = VR2
(2)

Dari persamaan diatas maka dapat dicari nilai kapasitansi


dari kapasitor yang belum diketahui nilai kapasitansinya.
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk
menaikkan (step up) atau menurunkan (step down) tegangan
bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen
pokok yaitu kumparan primer yang bertindak sebagai input
dihubungkan dengan sambungan PLN, yang kedua inti besi
yang berada ditengah berfungsi untuk memperkuat medan
magnet yang dihasilkan, dan yang ketiga kumparan sekunder
yang bertindak sebagai output dan dihubungkan dengan
rangkaian. Sesuai dengan fungsinya untuk menaikkan atau
menurunkan tegangan perbedaannya hanya pada jumlah
lilitan pada kumparan primer dan kumparan sekunder saja.
Potensiometer adalah resistor tiga atau dua terminal yang
nilai tahananya dapat diubah dengan cara memutar tuasnya
untuk jenis potensi putar. Pada potensio terdapat dua terminal
yang salah satunya terminal tetap dan yang lain terminal
geser. Prinsip kerja potensiometer adalah gabungan dua buah
resistor yang dihubungkan secara seri R1 dan R2. Di dalam
dua buah resistor ini nilai resistansinya dapat dirubah. Nilai
resistansi total dari kedua resistor akan selalu tetap, dimana
nilai ini merupakan nilai resistansi dari potensiometer.
Apabila nilai resistansi diperbesar maka secara otomatis nilai
resistansi dari R2 akan berkurang. Nilai dari potensiometer
dapat berubah sesuai dengan perputaran yang dihasilkan.
II.METODE
Pada
praktikum
pengukuran
kapasitans
dengan
menggunakan jembatan wheatstone ini digunakan alat dan
bahan yaitu resistor variable (potensiometer), kapasitor
variabel, multitester, transformator 500 mA, kapasitor yang
ditera.
praktikum ini terdapat 2 percobaan. Langkah-langkah pada
percobaan pertama yaitu disiapkan peralatan-peralatan yang
dibutuhkan seperti resistor variabel 10K dan 100K, kapasitor
pembanding, kapasitor yang akan ditera, multitester,
transformator 500mA serta power supply.
Kemudian

2
ditentukan nilai kapasitor pembanding (C2) sebesar 1,03x10-7
F, dan resistor variabel (R2) divariasi sebesar 603 , 805 ,
dan 999 . Langkah berikutnya yaitu rangkaian disusun
seperti yang telah ditetapkan oleh asisten, kapasitor yang
akan ditera (C1) dihubungkan dengan kapasitor pembanding
(C2) secara seri. Kemudian kedua resistor variabel (R1) &
(R2) dihubungkan secara paralel terhadap kedua kapasitor
tersebut. Setelah rangkaian tersusun secara benar barulah
dihubungkan dengan tegangan listrik. Pada saat
galvanometer menyimpang dari angka nol (0), maka resistor
variabel 1 (R1) diatur sedemikian hingga agar galvanometer
menunjukkan angka mendekati nol (0). Setelah itu dilakukan
pengukuran nilai resistor variabel 1 (R1) tersebut dengan
menggunakan multitester. Setiap variasi (R2), diulangi
sebanyak 3 kali untuk memperkecil nilai eror. Pada
percobaan pertama ini didapatkan nilai resistor variabel 1
(R1), yang kemudian digunakan dalam perhitungan untuk
menghitung nilai kapasitor yang ditera (C1) tersebut
menggunakan persamaan:

........................................................................(1)
Setelah percobaan pertama selesai, dilanjutkan dengan
percobaan kedua. Rangkaian pada percobaan kedua tidak
jauh berbeda dengan percobaan pertama, hanya saja kapasitor
yang akan ditera (C1) terdiri dari dua buah kapasitor yang
disusun secara seri dan paralel. Langkah pertama yaitu
dengan menentukan besar resistor variabel (R2) yang telah
ditetapkan oleh asisten, secara berturut-turut 600 , 800 ,
dan 1000 . Besar (C2) sama dengan percobaan pertama
yaitu 1,03x10-7 F. Rangkaian pertama (C1) tersusun dari 2
kapasitor secara seri dan rangkaian kedua secara paralel.
Setelah rangkaian tersusun secara benar barulah dihubungkan
dengan tegangan listrik. Pada saat galvanometer
menyimpang dari angka nol (0), maka resistor variabel 1 (R1)
diatur sedemikian hingga agar galvanometer menunjukkan
angka mendekati nol (0). Setelah itu dilakukan pengukuran
nilai resistor variabel 1 (R1) tersebut dengan menggunakan
multitester. Data (R1) yang didapat pada percobaan kedua
digunakan untuk menghitung nilai kapasitor (C1) dengan
menggunakan persamaan (1) di atas. Namun, nilai (C1)
tersebut adalah nilai kapasitans 2 kapasitor, untuk
menghitung nilai kapasitans 1 kapasitor yang disusun seri
yaitu 2xC1.
Sedangkan pada susunan parallel nilai
kapasitans 1 kapasitor yaitu C1/2.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada percobaan ini, didapatkan nilai resistor variabel 2
(R2), kapasitansi pembanding (C2), dan nilai resistor variabel
1 (R1). Ketika menggunakan variasi kapasitor variabel (C 1)
yang berbeda dan variasi dari resistor (R 2), maka nilai dari
resistor variabel (R1) akan beragam besarnya.
Setelah nilai dari resistor variabel 1 (R 1) diketahui, dapat

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4


dicari besar dari kapasitans (C 1) dengan menggunakan
persamaan yang telah diberikan, pada perhitungan ini
melibatkan empat besaran sebagai penentunya. Oleh karena
itu untuk mendapatkan nilai kapasitor (C 1) yang presisi,
dalam artian nilai kapasitor (C 1) pada perhitungan akan sama
dengan atau hampir mendekati nilai yang ditunjukkan oleh
multitester, praktikan haruslah cermat dalam melakukan
percobaan ini. Nilai untuk kapasitor (C 1) menggunakan
perhitungan, seperti ditunjukkan pada tabel 1 dibawah ini.
Tabel 1. Hasil perhitungan C1 pada percobaan pertama dengan menggunakan
persamaan 1.

R1()
1.3
1.2
1.2
19.8
27.7
43.4
1.4
1.4
1.2

C2
R2() (Farad)
1.03E603
07
1.03E603
07
1.03E603
07
1.03E805
07
1.03E805
07
1.03E805
07
1.03E999
07
1.03E999
07
1.03E999
07

C1(Farad
)
4.778E05
5.176E05
5.176E05
4.188E06
2.993E06

penyusunnya. Untuk hasil perhitungannya seperti pada tabel


dibawah ini.
Tabel 2. Hasil perhitungan C1 pada saat disusun secara seri.

R1()

R2()

47

600

74.5

800

1457

1000

Rata2
5.043E
-05

3.03E06

1.91E-06
7.35E-05
7.35E-05
8.575E05

7.758E
-05

Berdasarkan data yang ditunjukkan pada tabel 1 di atas,


ketika nilai (R2) dinaikkan, nilai (R1) ikut naik sedangkan
nilai kapasitans (C1) menurun. Namun, ketika nilai (R2)
dinaikkan lagi, nilai (R1) menurun sedangkan nilai
kapasitans (C1) meningkat. Hal itu terjadi karena nilai
perbandingan (C1)/(C2) sama dengan perbandingan (R2)/
(R1) sesuai dengan persamaan (1). Karena (C2) dibiarkan
konstan, jadi ketika (R2) dinaikkan dan (R1) juga ikut naik
sehingga nilai perbandingannya kecil maka nilai (C1)
menurun agar nilai perbandingan (C1)/(C2) juga kecil.
Ketika (R2) dinaikkan dan (R1) menurun sehingga nilai
perbandingannya besar maka nilai (C1) meningkat agar nilai
perbandingan (C1)/(C2) juga besar.
Untuk percobaan kedua yang menggunakan C1 yang terdiri
dari 2 kapasitor yang disusun secara seri dan secara paralel,
menghasilkan data sebagai berikut. Setelah dilakukan
perhitungan menggunakan data yang telah ada didapatkan
perbedaan C1 yang cukup jauh antara penyusunan secara seri
dan paralel. Ketika menghubungkan secara paralel akan
mendapatkan nilai kapasitans yang besar karena nilai
kapasitansnya 2 kali lipat nilai kapasitans salah satu
penyusunnya, sedangkan jika menghubungkan secara seri
akan mendapatkan nilai kapasitans yang kecil karena nilai
kapasitansnya dari nilai kapasitans salah satu

C2(Fara
d)
1.03E07
1.03E07
1.03E07

C1(Farad)

Rata2

2.62979E06
2.21208E06
1.41386E07

1.661
E-06

Tabel 3. Hasil perhitungan C1 pada saat disusun secara paralel.

R1()

R2()

146.3

600

164.5

800

153.5

1000

C2(Fara
d)
1.03E07
1.03E07
1.03E07

C1(Farad)

Rat2

2.1121E07
2.50456E07
3.35505E07

2.657
E-07

Berdasarkan tabel 2 dan tabel 3, nilai kapasitans (C1) pada


saat disusun secara seri lebih besar daripada saat disusun
secara paralel. Pada saat disusun seri, nilai kapasitans (C1)
semakin rendah berbanding terbalik dengan kenaikan (R2)
sedangkan pada saat disusun paralel, nilai kapasitans (C1)
semakin tinggi sebanding dengan kenaikan (R2). Pada
percobaan kedua ini dibuat grafik hubungan antara (R2) dan
(R1) pada saat (C1) terdiri dari 2 kapasitor yang disusun
secara seri dan secara paralel.

Gambar 1. Grafik antara R1 dan R2 pada saat C1 tersusun seri

JURNAL ELEKTRONIKA DASAR 1 Vol. 1, No. 1, (2012) 1-4

Gambar 2. Grafik antara R1 dan R2 pada saat C1 tersusun paralel

IV. KESIMPULAN
Percobaan ini berhasil menunjukkan bahwa semakin besar
harga dari resistor variabel 1 (R1), maka kapasitans dari
sebuah kapasitor yang akan ditera (C 1) akan semakin kecil,
begitu pula sebaliknya hal itu terbukti karena nilai
perbandingan (C1)/(C2) sama dengan nilai perbandingan
(R2)/(R1) sesuai dengan persamaan di depan. Dan ketika C1
disusun secara seri nilai kapasitansnya lebih besar jika
dibadingkan ketika C1 disusun secara paralel.

UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada asisten
laboratorium elektronika dasar 1 Jurusan Fisika FMIPA ITS
husunya kepada
saudara Suudi selaku asisten pada
praktikum ini yang telah memberikan bantuan berupa tenaga
dan bimbingan sehingga praktikum dan jurnal ini dapat
diselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]

Halliday, David and Resnick, Robert. 2000. "Fisika Universitas jilid 2.


Jakarta Pusat: Erlangga
Sears, F. W. 1964. Electricity and Magnetism. London: Addison-Wesley
Publishing Company, Inc.
Halliday, David and Resnick, Robert. 1986. "Fisika jilid 2 edisi 3
(diterjemahkan oleh: Sibahan, Patur dan Sucipto, Erwin)". Jakarta Pusat:
Erlangga.
Pratama, Luffi. http://sebuahnamauntukcinta.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 25 September 2012 pukul 09.39 WIB.

Anda mungkin juga menyukai