Tugas Radiologi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 21

ULTRASONOGRAFI ( USG)

Ultrasonografi (USG) merupakan salah satu imaging diagnostic (pencitraan


diagnostic) untuk pemeriksaan alat-alat tubuh, dimana kita dapat mempelajari
bentuk, ukuran, anatomis, gerakan, serta hubungan dengan jaringan sekitarnya.
Pemeriksaan ini bersifat noninvasive tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita,
dapat dilakukan dengan cepat, aman dan data yang diperoleh mempunyai nilai
diagnostic yang tinggi. Tidak ada kontraindikasinya, karena pemeriksaan ini sama
sekali tidak memperburuk penyakit si penderita. Dalam 20 tahun terakhir ini
diagnostik ultrasonik berkembang dengan pesatnya, sehingga saat ini USG
mempunyai peranan yang penting untuk menentukan kelainan berbagai organ tubuh.
SEJARAH
Pertama kali ultrasonik digunakan dalam bidang teknik untuk radar, yaitu
teknik SONAR (sound Navigation and Ranging) oleh langevin (1918), seorang
warga Perancis pada waktu perang dunia ke I, untuk mengetahui adanya kapal selam
lawan. Kemudian digunakan dalam pelayaran untuk menentukan kedalaman laut.
Menjelang perang dunia ke II (1937), teknik ini digunakan pertama kali untuk
pememeriksaan jaringan tubuh, tetapi hasilnya belum memuaskan. Berkat kemajuan
teknologi yang pesat, setelah perang dunia ke II, USG berhasil digunakan untuk
pemeriksaan alat-alat tubuh.
Hoery dan Bliss pada tahun 1952, telah melakukan pemeriksaan USG pada
beberapa organ misalnya pada hepar dan ginjal. Sekarang USG merupakan alat yang
praktis dengan pemakaian klinis yang luas.

PRINSIP KERJA USG


Sebuah alat USG terdiri dari panel control, layar computer, dan sebuah
transducer. Lihat gambar dibawah:

Gambar 1.1 sumber http://www.images google.com

Prinsip kerja dari USG ini sendiri menggunakan gelombang suara ultra
dimana memiliki frekuensi lebih tinggi yang berkisar antara 1 10 MHz (1 10 juta
Hz). Gelombang suara frekuensi tinggi tersebut dihasilkan oleh medan listrik dan
kristal piezo-electric.
Medan Listrik

Batang ferromagnet diletakkan pada medan magnet listrik maka akan timbul
gelombang bunyi ultra pada ujung batang ferromagnet. Demikian pula apabila batang
ferromagnet dilingkari dengan kawat kemudian dialiri listrik akan timbul gelombang
ultrasonik pada ujung batang ferromagnet
Kristal Piezo-electric
Kristal Piezo-electric ditemukan oleh Piere Curie dan Jacques pada tahun
sekitar 1880. Tebal Kristal Piezo-electric 2,85 mm. Apabila Kristal Piezo-electric
diberi tegangan listrik maka lempengan kristal akan mengalami vibrasi sehingga
timbul frekuensi ultra; demikian pula vibrasi kristal akan menimbulkan listrik.
Berdasarkan sifat itu Kristal Piezo-electric dipakai sebagai transduser pada
ultrasonografi.

Skema prinsip kerjanya dapat dilihat sebagai berikut :


3

5
4

Keterangan skema :
1
2

Ketika listrik dihubungkan maka listrik akan mengalir ke transduser Tx


Ditransduser Tx, listrik akan mengalami perubahan dari gelombang
listrik menjadi gelombang ultrasonik dengan cara : Listrik yang
diterima oleh kristal-kristal yang berada didalam transduser akan
mengubah gelombang listrik ke gelombang mekanik. gelombang
mekanik dibantu oleh osiloskop, diubah menjadi gelombang ultrasonik.

Gelombang ultrasonik ditransmisikan ke obyek. Disini terjadilah


penyerapan gelombang ultrasonik oleh obyek yang menghasilkan eko
(penampakan).

4
5

Gelombang ultrasonik yang berasal dari obyek ditransmisikan kembali


ke transduser Rx. Dengan membawa eko masih dalam bentuk
gelombang ultrasonik.
5

Disini terjadi perubahan gelombang ultrasonik menjadi gelombang


listrik. Lalu dialirkan (ditrasfer) ke osiloskop.

Diosiloskop akan terlihat eko (penampakan) dari objek yang ditinjau.

Mikrokontroller berfungsi untuk mengatur eko (penampakan), baik


untuk mermperbesar atau memperkecil eko (penampakan)

sesuai

keinginan yang ingin dilihat.


Masing-masing jaringan tubuh mempunyai impendance acustic tertentu.
Dalam jaringan yang heterogen akan ditimbulkan bermacam-macam eko
(penampakan), jaringan tersebut dikatakan echogenic. Sedang pada jaringan yang
homogen hanya sedikit atau sama sekali tidak ada eko, disebut anechoic atau
echofree atau bebas eko.
Agar gambar yang tampak dimonitor lebih jelas, gelombang suara yang
dipantulkan harus semakin sedikit. Ada beberapa cara untuk mengurangi pantulan
suara. Salah satu caranya adalah memberi bahan perangkai, misalnya jeli atau
aquasonic diantara permukaan kulit dan transduser. Cara-cara yang lain adalah
membuat kandung kemih terisi cukup penuh sehingga kandung kemih tersebut
berfungsi sebagai jendela akustik untuk melihat organ pelvik dibawahnya atau
dengan cara menggerakkan/mengubah posisi transduser agar tidak melewati
gelembung udara yang berada di dalam usus atau tulang yang menghalangi organ
atau jaringan dibawahnya.

DASAR TEORI
Menurut diktat PSIK (2009:70) : Ultrasonografi atau USG adalah salah satu
alat pemeriksaan organ dalam tubuh dengan memencarkan gelombang suara dengan
frekuensi tinggi (ultrasonik) yang diarahkan kedalam tubuh dengan alat
ultrasonografi. Gambar-gambar USG dimonitor diperoleh setelah informasi
ultrasound diterima oleh alat-alat transducer. Ini berdasarkan fakta bahwa gelombang
bunyi akan dipantulkan oleh objek dan gelombang pantulan ini akan dibaca oleh
komputer dan kemudian diubah balik menjadi gambar.
Menurut Sjahriar Rasad (2005:453) : Ultrasonik adalah gelombang suara
dengan frekuensi lebih tinggi dari pada kemampuan pendengaran telinga manusia,
sehingga kita tidak bisa mendengarnya sama sekali. Suara yang dapat didengar
manusia mempunyai frekuensi antara 20 20.000 Cpd (cicles perdetik = Hz).
Pemeriksaan USG ini menggunakan gelombang suara yang frekuensinya 1 10 MHz
(1 10 juta Hz).
Menurut Judi Januadi Endjun (2007:5) : Suara merupakan suatu energi
gelombang mekanis yang berupa getaran-getaran partikel yang berjalan melalui suatu
media perantara, misalnya udara. Telinga manusia dapat mendengar suara bila
gelombang suara tersebut mempunyai frekuensi 20-20.000 siklus per detik (hertz).
Gelombang suara yang datang akan menggetarkan gendang telinga kemudian impuls
getaran tersebut dihantarkan ke indra dan pusat pendengaran.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
1. Keuntungan USG
Dapat mendeteksi kelainan anatomis pada organ dengan cepat dan akurat

Dapat mendeteksi pembengkakan atau penyusutan organ secara detail


Dapat mendeteksi antara tumor ganas dan jinak
Dapat mendeteksi batu pada kantung empedu / ginjal dengan diameter
2mm
Dapat mendeteksi adanya abses (nanah) pada organ dalam tubuh
Dapat mendeteksi adanya cairan atau pendarahan dalam rongga tubuh
Untuk melakukan deteksi / kelainan pada pembuluh darah didalam tubuh
Menentukan fungsi jantung secara kualitatif maupun kuantitatif
Menentukan adanya kebocoran dan penyempitan katub, dan sebagainya
Menetapkan umur kehamilan, letak ari-ari dan jenis kelamin dari janin
pada kehamilan
Mendeteksi kelainan pada kandungan seperti pada kista indung telur,
tumor, dan lain-lain
USG dapat memantau gerakan janin

USG dapat memantau gerakan bernapas dan pada usia kehamilan 35


minggu, janin sudah bisa merespon cahaya

USG memungkinkan dokter untuk merencanakan pemeriksaan lanjutan


yang lebih terarah, sehingga diagnosis dapat ditegakkan lebih dini
Menguntungkan pasien, karena pengobatan dapat dimulai lebih dini dan
penyembuhan dapat dipercepat
Pemeriksaan USG tidak menimbulkan rasa sakit pasien dan tidak
memerlukan persiapan khusus seperti puasa atau diet tertentu

USG banyak digunakan untuk tuntunan dalam melakukan biopsy


(pengambilan jaringan) secara terarah didalam organ tubuh
Pada bayi, USG berguna dalam menaksir otak dan saraf tunjang bayi
yang baru lahir
Penggunakan USG cukup aman dan tidak invasive sehingga tidak
memerlukan panerapan khusus
USG cukup aman digunakan berkali-kali bahkan dalam jarak waktu yang
sangat pendek
Pemeriksaan khas USG untuk memeriksa saluran-saluran darah
Gelombang USG tidak melibatkan sinar- X dan radiasi
2. Kerugian USG
Pada pemeriksaan kandung empedu dalam keadaan terisi memerlukan
puasa sekurang-kurangnya 8 jam
USG tidak dapat memeriksa organ-organ yang kurang baik memantulkan
gelombang suara frekuensi tinggi, yaitu yang berisi rongga udara seperti
paru-paru dan usus

DAFTAR PUSTAKA
Endjun. Januadi. Judi. (2007). Ultrasonografi Dasar Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Gabriel, dr. J.F. (1996). Fisika Kedokteran. Jakarta : EGC.
Rasad. Sjahriar. (2005). Radiologi Diagnostik Edisi Kedua. Jakarta: Gaya Baru

http://enformasi.com/2008/10/dampak-usg-
http://id.wikipedia.org/wiki/Ultrasonografi_medis.
MAGNETIC RESONANCE IMAGING (MRI)
SEJARAH
Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom
bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari
hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic
Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja.
Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR
Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk
pemeriksaan pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group
memproduksi gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial)
dengan NMR. Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR
dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas saran dari AMERICAN
COLLEGE of RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance
Imaging (MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.
Kemajuan teknologi di bidang kesehatan yang ada pada saat ini memberi
kemudahan bagi para praktisi kesehatan untuk mendiagnosa penyakit serta
menentukan jenis pengobatan bagi pasien. Salah satu bentuk kemajuan tersebut
adalah penggunaan alat MRI (Magnetic Resonance Imaging) untuk melakukan
pencitraan diagnosa penyakit pasien. MRI( Magnetic Resonance Imaging )
merupakan suatu alat diagnostik mutakhir untuk memeriksa dan mendeteksi tubuh
anda dengan menggunakan medan magnet yang besar dan gelombang frekuensi
radio, tanpa operasi, penggunaan sinar X, ataupun bahan radioaktif. selama
pemeriksan MRI akan memungkinkan molekul-molekul dalam tubuh bergerak dan
bergabung untuk membentuk sinyal-sinyal. Sinyal ini akan ditangkap oleh antena
dan dikirimkan ke komputer untuk diproses dan ditampilkan di layar monitor
menjadi sebuah gambaran yang jelas dari struktur rongga tubuh bagian dalam.
MRI menciptakan gambar yang dapat menunjukkan perbedaan sangat jelas dan lebih
10

sensitive untuk menilai anatomi jaringan lunak dalam tubuh, terutama otak,.sumsum
tulang belakang, susunan saraf dibandingkan dengan pemeriksaan x-ray biasa
maupun CT scan Juga jaringan lunak dalam susunan musculoskeletal seperti otot,
ligament, tendon, tulang rawan, ruang sendi seperti misalnya pada cedera lutut
maupun cedera sendi bahu. Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan dengan MRI
yaitu evaluasi anatomi dan kelainan dalam rongga dada, payudara, organ organ
dalam perut, payudara, pembuluh darah, dan jantung. Oleh sebab itu, kami disini
akan membuat sebuah makalah yang bertemakan tentang cara kerja MRI dan
kelebihan-kelebihan apa saja yang dimiliki oleh MRI ini dalam dunia medik.

MANFAAT
Pemanfatan MRI untuk memeriksa ba-gian dalam tubuh sangat efektif karena memiliki kemampuan membuat citra potongan koro-nal, sagital, aksial tanpa banyak
memanipulasi tubuh pasien dan diagnosa dapat ditegakkan dengan lebih detail dan
akurat. Pesawat MRI menggunakan efek medan magnet dalam membuat citra
potongan tubuh, sehingga tidak menimbulkan efek radiasi pengion seperti
penggunaan pesawat sinar X. Gambaran yang dihasilkan oleh pesawat MRI
tergantung pada ketepatan pemilihan parameternya. Dalam pengoperasiannya dapat
terjadi kecelakaan yang bisa membahayakan pa-sien, petugas serta lingkungannya.
Mengingat biaya pemeriksaan MRI bagi seorang pasien cukup mahal dan efek
sampingnya, ( terutama efek latennya) yang belum diketahui maka perlu
pertimbangan yang matang sebelum pasien dikirim untuk pemerikaan MRI.

PENGERTIAN MRI
MRI (Magnetic

Resonance

menggunakan medan

magnet

Imaging)

adalah

dan gelombang

teknik

diagnostik

radio untuk

yang

menghasilkan

gambar rinci jaringan lunak tubuh dan tulang. MRI membuat pencitraan tulang
dengan

menggunakan magnet

yang

terbentuk

merangsang atom hidrogen. Setelah atom kembali

di

ke tingkat

sekitar tubuh untuk


rangsang

normal,

11

mereka memancarkan

energi yang terdeteksi

pada scanner.

MRI

scan umumnya dianggap sebagai studi pencitraan yang terbaik. ,


Alat tersebut memiliki kemampuan membuat gambaran potongan coronal, sagital,
aksial dan oblik tanpa banyak memanipulasi tubuh pasien Bila pemilihan
parameternya tepat, kualitas gambaran detil tubuh manusia akan tampak jelas ,
sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti. Untuk itu
perlu dipahami hal-hal yang berkaitan dengan prosedur tehnik MRI dan tindakan
penyelamatan bila terjadi keadaan darurat.

Gambar . MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Gambar . alat MRI

12

Cara kerja/Prinsip MRI


Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI
adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan
kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random),
ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini
akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen
tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika
mendapatkan energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke tingkat
energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini menjadi
unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction Decay
(FID).
Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk kedalam daerah medan
magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi ketika di dalam medan
magnet tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang frekuensinya dapat
diubah-ubah sehingga dengan peristiwa tersebut dapat dihasilkan signal FID yang
akan dirubah kedalam bentuk pencitraan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di
bawahini ini:

Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut:
Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen
tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal
frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap
energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain
13

mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti


tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap dan
menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer
dalam bentuk radiograf.
Alat MRI berupa suatu tabung berbentuk bulat dari magnet yang besar. Penderita
berbaring di tempat tidur yang dapat digerakkan ke dalam (medan) magnet. Magnet
akan menciptakan medan magnetik yang kuat lewat penggabungan proton-proton
atom hidrogen dan dipaparkan pada gelombang radio. Ini akan menggerakkan
proton-proton dalam tubuh dan menghasilkan sinyal yang diterima akan diproses
oleh komputer guna menghasilkan gambaran struktur tubuh yang diperiksa.
Untuk menghasilkan gambaran MRI dengan kualitas yang optimal sebagai alat
diagnostik, maka harus memperhitungkan hal-hal yang berkaitan dengan teknik
penggambaran MRI, antara lain :
a. Persiapan pasien serta teknik pemeriksaan pasien yang baik,
b. Kontras yang sesuai dengan tujuan pemeriksaanya,
c. Artefak pada gambar, dan cara mengatasinya,
d. Tindakan penyelamatan terhadap keadaan darurat.

14

Blok diagram Proses MRI

15

KELEBIHAN MRI
Beberapa faktor kelebihan yang dimiliki oleh MRI adalah kemampuannya membuat
potongan koronal, sagital, aksial tanpa banyak memanipulasi posisi tubuh pasien
sehingga sangat sesuai untuk diagnostic jaringan lunak. Kualitas gambar MRI dapat
memberikan gambaran detail tubuh manusia dengan perbedaan yang kontras,
sehingga anatomi dan patologi jaringan tubuh dapat dievaluasi secara teliti.
Selain itu jika dibandingkan dengan CT scan kelebihan MRI sebagai berikut:
1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti
otak, sumsum tulang sertamuskuloskeletal.
2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan
spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah
posisi pasien.
5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.

2.5.Instrumen pada MRI


Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
a. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet.
b. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari 3 buah kumparan
koil, yaitu :
1. Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagital
2. Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal

16

3. Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial


Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka terbentuk potongan
oblik.
c. Sistem frekuensi radio berfungsi membangkitkan dan memberikan radio frekuensi
serta mendeteksi sinyal.
d. Sistem komputer berfungsi untuk membangkitkan urutan pulsa, mengontrol semua
komponen alat MRI dan menyimpan memori beberapa citra. Sistem pencetakan citra,
berfungsinya untuk mencetak gambar pada film Rongent atau untuk menyimpan citra
Sebagai inti dari MRI adalah magnet untuk menghasilkan medan magnet statis.
Berikut adalah 3 macam magnet yang sekarang dipakai dalam sistem MRI:
1.

Magnet tetap (Permanent Magnet/PM)

2.

Magnet resistif (Resistive Magnet/RM)

3.

Magnet superkonduktif (Superconductive Magnet/SCM)

Dua macam pelindung (shield) sangat penting untuk MRI:


1.
MRI dipengaruhi oleh noise radio
Gelombang elektromagnet yang digunakan MRI mempunyai frekuensi yang sama
dengan siaran radio. Jika sistem MRI yang dipasang tanpa pelindung (shield), maka
akan terpengaruh noise radio serta mempengaruhi mutu gambar (image) yang
dihasilkan. Untuk menjamin mutu gambar, seluruh sistem ruang MRI harus diberi
pelindung.
2.
MRI dipengaruhi bahan magnet (pengaruh luar terhadap sistem MRI).
Jika ada suatu benda dari bahan magnet di sekeliling MRI, akan mengganggu
uniformity dari medan magnet yang menyebabkan mutu gambar menjadi rendah.
Pelindung magnet tidak diperlukan karena kasus ini tergantung pada Kondisi
sekeliling.

17

Aplikasi didunia kedokteran


Pemeriksaan MRI bertujuan mengetahui karakteristik morpologik (lokasi, ukuran,
bentuk, perluasan dan lain lain dari keadaan patologis. Tujuan tersebut dapat
diperoleh dengan menilai salah satu atau kombinasi gambar penampang tubuh akial,
sagittal, koronal atau oblik tergantung pada letak organ dan kemungkinan
patologinya. Adapun jenis pemeriksaan MRI sesuai dengan organ yang akan dilihat,
misalnya :
1. Pemeriksaan kepala untuk melihat kelainan pada : kelenjar pituitary, lobang
telinga dalam , rongga mata , sinus ;
2. Pemeriksaan otak untuk mendeteksi : stroke / infark, gambaran fungsi otak,
pendarahan, infeksi; tumor, kelainan bawaan, kelainan pembuluh darah seperti
aneurisma, angioma, proses degenerasi, atrofi;
3. Pemeriksaan tulang belakang untuk melihat proses Degenerasi (HNP), tumor,
infeksi, trauma, kelainan bawaan.
4. Pemeriksaan Musculo-skeletal untuk organ : lutut, bahu , siku, pergelangan
tangan, pergelangan kaki , kaki , untuk mendeteksi robekan tulang rawan, tendon,
ligamen, tumor, infeksi/abses dan lain lain ;
5. Pemeriksaan Abdomen untuk melihat hati , ginjal, kantong dan saluran empedu,
pakreas, limpa, organ ginekologis, prostat, buli-buli 6. Pemeriksaan Thorax untuk
melihat : paru paru, jantung

18

19

Contoh contoh gambar hasil MRI:

2.6.

Tindakan

yang

perlu

di

lakukan

bila

terjadi

kecelakaan

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan kecelakaan
selama pemeriksaan MRI. Bila terjadi keadaan gawat pada pasien, segera
menghentikan pemeriksaan dengan menekan tombol ABORT, pasien segera
dikeluarkan dari pesawat MRI dengan menarik meja pemeriksaan dan segera berikan
perto-longan dan apabila tindakan selanjutnya memer-lukan alat medis yang bersifat
ferromagnetik harus dilakukan di luar ruang pemeriksaan .Seandainya terjadi
kebocoran Helium, yang ditandai dengan bunyi alarm dari sensor oxigen, tekanlah
20

EMERGENCY SWITCH dan segera membawa pasien ke luar ruang pemeriksaan


serta buka pintu ruang pemeriksaan agar terjadi pertukaran udara, karena pada saat
itu

ruang

pemeriksaan

kekurangan

oksigen.

Apabila terjadi pemadaman (Quenching), yaitu hilangnya sifat medan magnet yang
kuat pada gentry (bagian dari pesawat MRI) secara tiba-tiba, tindakan yang perlu
dilakukan buka pintu ruangan lebar- lebar agar terjadi pertukaran udara dan pasien
segera di bawa keluar ruangan pemeriksaan.Hal perlu dilakukan karena Quenching
menyebabkan terjadinya penguapan helium, sehingga ruang pemeriksaan MRI
tercemar gas Helium. Selama pemeriksaan MRI untuk anak kecil atau bayi,
sebaiknya ada keluarganya yang menunggu di dalam ruang pemeriksaan.

21

Anda mungkin juga menyukai