Anda di halaman 1dari 5

A.

ANALISA DATA

N
Valensi

0,1
4

N EDTA =

Kadar Ca2+ dalam ppm


(N x V) sample = (N x V) EDTA
0,6 x 0,1
N sampel
=
10

M=

= 6 x 10-3 N
N
6 x 103
Valensi =
2

m
Ar

1000
v

3 x 10-3 =

m
40

1000
10

= 0,025 M

= 3 x 10-3 M

m = 1,2 x 10-3 gram


= 1,2 mg
mCa(mg)
ppm Ca = v titrasi (Liter )

1,2
10
1000

= 120 ppm

Kadar Mg dalam ppm


(N x V) sample = (N x V) EDTA
0,6 x 0,1
N sampel
=
10

M=

= 6 x 10-3 N
N
6 x 103
Valensi =
2

m
Ar

1000
v

3 x 10-3 =

m
24

1000
10

m = 7,2 x 10-4 gram


= 0,72 mg

= 3 x 10-3 M

ppm Mg =

m Mg (mg)
v titrasi ( Liter )
0,72
10
1000

= 72 ppm

B. PEMBAHASAN
Titrasi kompleksometri merupakan titrasi berdasarkan pembentukan
persenyawaan kompleks ion kompleks atau garam yang sukar mengion, kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil
berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut
kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi, karena
itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks. Titrasi kompleksometri juga
dikenal sebagai reaksi yang meluputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun
pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan dasar
terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi.
Pada penentuan kesadahan air didapatkan dengan metode tirasi kompleksometri
karena logam Ca2+ dan Mg2+ dalam air sadah memiliki tingkat kelarutan tinggi juga dapat
membentuk ion kompleks dalam sebuah larutan, sehingga kadar Ca2+ dan Mg2+ dapat
diketahui dengan titrasi kompleksometri.
Sebagian bersar titrasi kompleksometri mempengaruhi penggunaan indicator yang
juga bertindak sebagai pengompleks dan tentu saja kompleks logamnya mempunyai
warna yang berbeda dengan pengompleksometri sendiri. Indikator demikian disebut
indicator metalokromat dalam hal ini indicator yang dipakai adalah EBT dimana larutan
pada saat mencapai titik ekuivalen membentuk kompleks pada pH 10 dan indicator EBT
mempunyai rentang pH 8-10, sehingga titik ekuivalen dapat di deteksi dengan EBT.
Indicator EBT juga memberikan warna yang berbeda dengan pengompleksnya sendiri,
yaitu dari merah ungu menjadi biru sehingga TE dapat dideteksi dengan adanya warna
biru jelas pada saat TE atau pada saat suatu larutan membentuk kompleks di pH 10.
Penambahan buffer pH 10 bertujuan agar tidak terjadi endapan sebagai hidroksida
atau oksida oleh zat lain karena tidak menutup kemungkinan aka nada zat lain yang ikut
mengkompleks saat titrasi EDTA, ini sangat berpengaruh mengingat kecenderungan
suatu ion untuk mengendap, oleh karena itu diberikan masking agent untuk menjaga
ion tetap dalam larutan. Seperti hal nya buffer 10 dengan konsentrasi ion ammonium
tinggi. Ammonium tidak hanya membuffer larutan pada pH yang diperlukan tetapi juga
menghindari hidrolisis.
Larutan EDTA digunakan sebagai larutan standar. Struktur dari EDTA (Asam
Etilen Diamin Tetra Asetat):

EDTA merupakan ligan seksidentat yang berpotensi yang dapat berkoordinasi dengan ion
logam dengan pertolongan kedua nitrogen dan empat gugus karboksil. Erhicrome Black
T atau EBT merupakan indicator yang digunakan dalam percobaan ini. indicator yang
mengandung ion kalsium dan magnesium dengan pH 10. Struktur dari EBT:

Sehingga jika MgCl2 dan CaCl2 ditambah dengan EBT kemudian dititrasi dengan EDTA
akan terbentuk reaksi sebagai berikut:
o Reaksi Mg + EBT dengan EDTA

o Reaksi Na + EBT dengan EDTA

Dari percobaan yang telah dilakukan terhadap kesadahan air sampel, diperoleh kadar ion
Ca2+ adalah sebesar 120 ppm dan kadar Mg2+ adalah 72 ppm. Dari hasil percobaan ini
dapat dilihat bahwa air sampel dari permata sekaran kos masih aman dikonsumsi karena
ambang batas kandungan ion Ca2+ dan Mg2+ adalah 500ppm
C. KESIMPULAN
1. Kadar CaCO3 diperoleh sebanyak 120 ppm.
2. Kadar MgCO3 diperoleh sebanyak 72 ppm.
3. Mengidentifikasi keberadaan ion Ca2+ dan Mg2+ dalam air sample adalah dengan
metode titrasi kompleksometri dengan menggunakan indicator EBT dan
menggunakan EDTA sebagai larutan standar
D. SARAN

1. Praktikan harus berhati-hati pada saat pengambilan larutan buffer pH 10 karena


larutan mudah menguap sehingga dikhawatirkan tidak akan dapat member pH 10
pada larutan.
2. Berhati-hati pada saat titrasi agar titrasi yang dilakukan tidak lebih dari titik ekuivalen
sehingga akan dapat menyebabkan data yang diperoleh tidak valid.

Anda mungkin juga menyukai