Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN LABORATORIUM

SURFACE AREA ANALYZER (SAA)

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengelolaan Laboratorium
Disusun Oleh:
1. Adisti Fernanda
2. Intan Savira

(4301414024)
(4301414069)

Rombel 1
Pendidikan Kimia 2014
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat-Nya sehinggapenulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
Surface Area Analyzer (SAA) dengan baik. Sholawat serta

salam

semoga

tercurahkan kepada baginda Rasul Muhammad SAW yang kita nantikan syafaat-Nya di
akhirat kelak.Makalah ini dibuatbertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah
PengelolaanLaboratorium.
Makalah ini berisi tentang alat Surface Area Analyzer (SAA). Surface Area
Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi material. Alat ini
khususnya berfungsi untuk menentukan luas permukaan material, distribusi pori dari
material dan isotherm adsorpsi suatu gas pada suatu bahan.
Kami menyadari atas kurangnya makalah ini. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Terima kasih.
Semarang, Mei 2016

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Kata Pengantar.......................................................................................................ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan....................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan
A.
B.
C.
D.
E.
F.

Surface Area Analyzer (SAA)................................................................... 3


Bagian-bagian dari alat Surface Area Analyzer (SAA)............................. 3
Kegunaan dari alat Surface Area Analyzer (SAA).................................... 6
Prinsip kerja dari alat Surface Area Analyzer (SAA)................................ 7
Metode dari alat Surface Area Analyzer (SAA)........................................ 7
Cara Pengoperasian alat Surface Area Analyzer....................................... 8

Bab III Penutup


A. Kesimpulan............................................................................................... 12
A. Saran......................................................................................................... 12
Daftar Pustaka....................................................................................................... 13

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi
material yang memerlukan sampel dalam jumlah yang kecil. Alat ini berfungsi untuk
menentukan luas permukaan

material, distribusi pori dari material dan adsorpsi

isotermis suatu gas pada suatu bahan. Luas permukaan merupakan luasan yang
ditempati satu molekul adsorbat atau zat terlarut yang merupakan fungsi langsung dari
luas permukaan sampel. Luas permukaan merupakan jumlah pori di setiap satuan luas
dari sampel dan luas permukaan spesifiknya merupakan luas permukaan per gram. Luas
permukaan dipengaruhi oleh ukuran partikel/pori, bentuk pori dan susunan pori dalam
partikel
Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi
material. Alat ini prinsip kerjanya menggunakan mekanisme adsorpsi gas, umumnya
nitrogen, argon dan helium, pada permukaan suatu bahan padat yang akan
dikarakterisasi pada suhu konstan biasanya suhu didih dari gas tersebut. Alat tersebut
pada dasarnya hanya mengukur jumlah gas yang dapat diserap oleh suatu permukaan
padatan pada tekanan dan suhu tertentu. Secara sederhana, jika kita mengetahui berapa
volume gas spesifik yang dapat diserap oleh suatu permukaan padatan pada suhu dan
tekanan tertentu dan kita mengetahui secara teoritis luas permukaan dari satu molekul
gas yang diserap, maka luas permukaan total padatan tersebut dapat dihitung.
Tentunya telah banyak teori dan model perhitungan yang dikembangkan para
peneliti untuk mengubah data yang dihasilkan alat ini berupa jumlah gas yang diserap
pada berbagai tekanan dan suhu tertentu (disebut juga isotherm) menjadi data luas
permukaan, distribusi pori, volume pori dan lain sebagainya. Misalnya saja untuk
menghitung luas permukaan padatan dapat digunakan BET teori, Langmuir teori,
metode t-plot, dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan permasalahan yang
dikaji dalam penulisan ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan alat Surface Area Analyzer (SAA) ?
2. Bagaimana bentuk dan bagian-bagian dari alat Surface Area Analyzer (SAA)?
1

3.
4.
5.
6.

Apa saja kegunaan dari alat Surface Area Analyzer (SAA) ?


Bagaimana prinsip kerja Surface Area Analyzer (SAA) ?
Bagaimana metode dari alat Surface Area Analyzer (SAA)?
Bagaimana cara pengoperasian alat Surface Area Analyzer ?

C. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Surface Area Analyzer (SAA)
2. Mengetahui bentuk dan bagian-bagian dari alat Surface Area Analyzer (SAA)
3. Mengetahui apa saja kegunaan dari alat Surface Area Analyzer (SAA)
4. Mengetahui prinsip kerja dari alat Surface Area Analyzer (SAA)
5. Mengetahui metode atau cara menggunakan dari alat Surface Area Analyzer
(SAA)
6. Mengetahui bagaimana cara pengoperasian alat Surface Area Analzer (SAA)

BAB II
PEMBAHASAN
A. Surface Area Analyzer (SAA)
Surface Area Analyzer (SAA) merupakan salah satu alat utama dalam karakterisasi
materia yang memerlukan sampel dalam jumlah yang kecil biasanya berkisar 0.1 sampai
0.01 gram. Alat ini khususnya berfungsi untuk menentukan luas permukaan material,
distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas pada suatu bahan (Gregg,
1982). Luas permukaan merupakan luasan yang ditempati satu molekul adsorbat/zat
terlarut yang merupakan fungsi langsung dari luas permukaan sample. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa luas permukaan merupakan jumlah poridi setiap satuan luas dari
sample dan luas permukaan spesifiknya merupakan luas permukaan per gram. Luas
permukaan diperngaruhi oleh ukuran partikel/pori, bentuk pori dan susunan pori dalam
partikel (Martin dkk, 1993).
B. Bentuk dan Bagian-bagian dari Alat Surface Area Analyzer (SAA)

Gambar Bagian

Nama Bagian
Facum or flow degassing

Heating mantles

Degas temperature control

Status and data display

Analysis selection keypad

System status display

Automated dewar elevator

R5232 port for optional PC control


via Nova Win software

C. Kegunaan Alat Surface Area Analyzer (SAA)


Alat ini khususnya berfungsi untuk menentukan luas permukaan material,
distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas pada suatu bahan. Alat
ini dilengkapi dengan perangkat lunak yang dapat menghitung hampir semua data
yang diperlukan seperti: luas permukaan, volume pori,distribusi pori dengan
berbagai metode perhitungan.
Adsorbsi adalah gejala pengumpulan molekul - molekul suatu zat pada
permukaan zat lain, sebagai akibat dari ketidakjenuhan gaya-gaya pada permukaaan
zat tersebut.
Desorpsi merupakan proses pelepasan kembali ion atau molekul yang telah
berikatan dengan gugus aktif pada adsorben.
Proses adsorpsi desorpsi dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu (Jankwoska dkk, 1991) :

karakteristik fisik dan kimiawi adsorben (luas permukaan dan ukuran pori)

karakteristik fisik dan kimiawi adsorbat (ukuran molekul dan polaritas molekul)
5

konsentrasi adsorbat dalam larutan

karakteristik larutan (pH dan temperatur)


lama adsorpsi dan desorpsi

Sifat-sifat yang perlu diamati dari suatu material berpori antara lain:
1. Massa jenis
Massa jenis didefenisikan sebagai ukuran dari massa tiap satuan volume. Semakin
besar massa jenis suatu objek, maka semakin besar pula massa tiap satuan volumenya.
2. Porositas
Porositas merupakan perbandingan antara volume pori total dengan volume total
sampel. Volume pori dapat diketahui dengan metode saturasi air. Pada metode ini
sampel ditimbang terlebih dahulu. Berat ini disebut berat kering (Wd). Sampel
kemudian direndam di dalam air hingga seluruh pori dalam sampel terisi air. Sampel
kemudian ditimbang kembali. Berat sampel pada saat basah ini disebut berat basah
(Ww). Porositas dapat dihitung dengan persamaan berikut:

(Gregg, S.J. and Sing, K.S.W, 1982).

D. Prinsip kerja Surface Area Analyzer (SAA)


Alat ini prinsip kerjanya menggunakan mekanisme adsorpsi gas, umumnya
nitrogen, argon dan helium, pada permukaan suatu bahan padat yang akan
dikarakterisasi pada suhu konstan biasanya suhu didih dari gas tersebut. Alat
tersebut pada dasarnya hanya mengukur jumlah gas yang dapat diserap oleh suatu
permukaan padatan pada tekanan dan suhu tertentu. Secara sederhana, jika kita
mengetahui berapa volume gas spesifik yang dapat diserap oleh suatu permukaan
padatan pada suhu dan tekanan tertentu dan kita mengetahui secara teoritis luas
permukaan dari satu molekul gas yang diserap, maka luas permukaan total padatan
tersebut dapat dihitung.
E. Metode yang digunakan pada Surface Area Analyzer (SAA)

Untuk menghitung luas permukaan padatan dapat digunakan menggunakan


teori BET. Metode ini menganggap bahwa molekul padatan yang paling atas berada
pada kesetimbangan dinamis. Ini berarti jika permukaan hanya dilapisi oleh satu
molekul saja, maka molekul-molekul gas ini berada dalam kesetimbangan dalam
fase uap padatan. Jika terdapat dua atau lebih lapisan, maka lapisan teratas berada
pada kesetimbangan dalam fase uap padatan. Bentuk isoterm tergantung pada
macam gas adsorbat, sifat adsorben dan sturktur pori.
Peristiwa pelepasan molekul, ion dari permukaan zat padat yang telah
berikatan dengan gugus aktif adsorben disebut dengan desorpsi. Gejala yang
diamati pada desorpsi berupa desorpsi lapisan molekul tunggal, adsorpsi lapisan
molekul ganda dan kondensasi dalam kapiler. Persamaan BET dapat ditulis sebagai

berikut :
Dimana :
W = Berat yang diserap (adsorbed) pada tekanan relative P/Po
Wm = Berat gas nitrogen (adsorbate) yang membentuk lapisan monolayer pada
permukaan zat.
P = Tekanan kesetimbangan adsorbs
Po= Tekanan penjenuhan adsorpsi-desorpsi cuplikan pada suhu rendaman
pendingin
C = konstanta energi
Persamaan BET (2) akan merupakan garis lurus bila dibuat grafik 1/
[W(P/Po-1)] versus P/Po. Prosedur standar multipoint BET diperlukan minimal 3
titik kisaran tekanan relative yang tepat. Berat gas nitrogen yang membentuk
lapisan tipis (monolayer) Wm dapat ditentukan dari slope (s) dan intersep (i) pada
grafik BET dari persamaan (2) didapatkan :

Berat gas nitogen yang dapat membentuk lapisan tipis (Wm) didapatkan dari
menggabungkan persamaan (3) dan (4) sehingga diperoleh :

Selanjutnya pada aplikasi metode BET adalah menghitung luas muka. Untuk
itu perlu diketahui luas muka cross section dari molekul gas nitrogen (adsorben),
luas muka total (St) dari cuplikan adalah:

Dimana :
N
= bilangan Avogadro (6,203x1023 molekul/mol)
M
= berat molekul dari gas nitrogen
Wm = berat gas nitrogen (gram)
Acs
= Cross sectional area for nitrogen (10,2 )
Luas muka spesifik (s) dapat dihitung dari luas muka total (st) dibagi dengan
berat cuplikan (bc) sehingga didapat persamaannya sebagai berikut:

Dimana :
St = Luas muka total (m2/gr)
S = Luas muka spesifik (m2/gr)
Bc =berat cuplikan (gram)

E. Cara Pengoperasian Alat Surface Area Analyzer


Pada prinsipnya alat surface area analyzer sangat mudah dioperasikan.
Sebelum analisa, kita hanya menentukan berapa titik adsorpsi yang ingin kita ukur
(dinyatakan dalam nilai P/Po). Nantinya alat akan mengukur berapa banyak gas
yang terjerap pada tiap titik P/Po yang kita masukkan sebelumnya kemudian data
akan dinyatakan dalam table grafik isotherm adsorpsi. Setelah didapat titik-titik
data tersebut maka didalam alat sudah dibekali dengan software penghitung cukup
lengkap tinggal kita tentukan ingin dihitung apa dengan metode apa. Dalam hal ini
dimisalkan menggunakan metode BET. Skema alat SAA digambarkan pada Gambar.

Gambar 1. Penampang Surface Area Analyzer (SAA)

Berikut merupakan contoh cara kerja dalam pengukuran sampel zeolite


alam termodifikasi menggukan metode BET.
1. Persiapan Alat
Kabel disambungkan pada sumber tegangan dan pastikan semua kabel dan
komputer tersambung, kemudian vakum dinyalakan, tekan Switch Power dan
nyalakan komputer.
2. Preparasi sampel
Untuk preparasi sampel degassing, pertama adalah menimbang sampel 0,0672
gram dan memasukkannnya dalam sampel cell yang bersih, kemudian menusun
sampel cell dalam tempat degassing. Menyalakan heating mantle, atur
temperaturnya. setelah load menu degass tekan tombol ESC. Atur kecepatan
keluarnya gelembung gas N2, 3-5 gelembung/detik. Masukkan metal flow tube
dalam sample, dan tunggu hingga tidak ada uap yang keluar kemudian putar valve
dan matikan heating mantle.
3. Analisa sampel
Sampel sel dimasukan batang kuarsa kemudian di set pada holder station dengan
urutan o-ring, adaptor slave dan knurled retainer ring, kemudian menuangkan
nitrogen cair kedalam dewar dan diset alatnya, setelah itu jalankan file NovaWin
distart program dan login dengan user Nova, klik operation dan pilih start analisis.
4. Lakukan penyetingan parameter dan point pada TAB sample.
a. Mencetak Hasil Analisa
Open file yang telah dianalisa dan cetak sebagai PDF, beri nama dan simpan file,
untuk melihat grafik dan tabel klik kanan pada grafik.
9

b. Mematikan instrumen
Memastikan terlebih dahulu bahwa sample cell telah dilepas dan menutup software
NovaWin. Matikan instrumen dengan menekan tombol Switch Power, matikan
vacum dan tutup katub N2. Mematikan komputer dan cabut semua kabel.
Menurut IUPAC, grafik isoterm adsorpsi diklasifikasikan menjadi enam tipe
(IVI) dan disajikan pada Gambar 2.7. Tipe I khas untuk padatan mikropori. Tipe II
padatan non pori. Tipe III untuk uap. Tipe IV untuk padatan mesopori. Tipe V untuk
uap pada tekanan yang tinggi. Sedangkan Tipe VI untuk adsorpsi nitrogen pada
karbon tertentu.

Gambar 2. Tipe Grafik Isotherm Adsorpsi berdasarkan IUPAC

10

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Surface area analayzer adalah alat yang digunakan untuk menentukan luas
permukaan material, distribusi pori dari material dan isotherm adsorpsi suatu gas
pada suatu bahan. Prinsip dasar alat ini menggunakan mekanisme adsorpsi gas
(nitrogen, argon, dan helium) pada permukaan suatu bahan padat yang akan
dikarakterisasi pada suhu konstan biasanya suhu didih dari gas tersebut. Cara
menghitung luas permukaan padatan menggunakan Surface Area Analyzer dapat
menggunakan teori BET.
B. Saran
1. Dengan diketahui kegunaan alat Surface area analayzer maka makalah ini dapat
dijadikan salah satu referensi dalam menggunakaan alat Surface area analayzer.
2. Dengan diketahui fungsi dari bagian-bagian Surface area analayzer maka makalah
ini dapat dijadikan salah satu referensi dalam menggunakaan alat Surface area
analayzer.
3. Dengan diketahui cara atau metode penggunaa Surface area analayzer maka dapat
dijadikan salah satu referensi dalam menggunakaan alat Surface area analayzer
dengan baik dan benar.

DAFTAR PUSTAKA
Gregg, S.J. and Sing, K.S.W. 1982. Adsorpsi, Surface and Porosity, 2 ed. London :
Academic Press.
Jankwoska, H., Swiatkowski, A., and J. Choma. 1991. Activated Carbon. England :
Ellis Howood Limited.
11

J, Martin. A. Swarbrik, dab Cammarata, A, Farmasi Fisik Dasar-Dasar Farmasi Fisik


dalam Ilmu Farmasi, (Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 1993), hlm. 31.
Martin. A. Swarbrik, J., dan Cammarata, A. 1993. Farmasi Fisik Dasar-Dasar Farmasi
Fisik dalam Ilmu Farmasi. Jakarta :Universitas Indonesia.
R.S Mikhail dan Robens, E, Microstructure and Thermal Analysis of Solid Surfaces, (New
York: , John Wiley Heyden Publication, 1983), hlm. 154
Sugeng Rianto, dkk, Pembuatan Sistem Perangkat Lunak Alat Surface Area Meter
Sorptomatic 1800, (Yogyakarta: Batan, 2012), hlm. 252
Vooys, F.de.

1983.

The

Pore

Zise Distribution of Activated Carbon In Activated

Carbon a Fascinating Material. Netherland: Norit N. V.

12

Anda mungkin juga menyukai