Pada dasarnya DM tipe 2 disebabkan defek pada sekresi insulin dan kerja insulin.. Ada
tidaknya hiperglikemia ditentukan oleh 3 faktor yaitu sel beta pankreas yang mensekresi
insulin, Hepatic glucose out put (produksi glukose hati) oleh hati dan sensitivitas jaringan
perifer (otot, usus dan hati) terhadap insulin .
Obat hipoglikemik oral mempunyai titik kerja pada salah satu atau lebih dari ketiga faktor
tersebut diatas. Sulfonilurea misalnya mempunyai kerja terutama meningkatkan sekresi
insulin, metformin bekerja diperifer pada otot-otot dimana memperbaiki sensitivitas sel
terhadap insulin, inhibitor alfa glukosidase bekerja menekan penyerapan glukose di usus,
troglitazon bekerja menekan produksi glukose oleh hati dan repaglinide bekerja
meningkatkan sekresi insulin pada sel beta pankreas .
Klasifikasi OHO
1. Golongan Sulfonilurea (SU)
Generasi 1 :
Tolbutamid, Klorpropamid (Diabenese ),Tolazamid, Asetoheksamid.
Generasi 2 :
Glibenklamid=Gliburid(Daonil),Glipizid(Minidiab),GlipizidGITS
(Glucotrol
XL),
akibatnya kalsium ekstra seluler masuk dalam sel dan akhirnya meningkatkan Calcium
Cytosolic yang merangsang insulin.
gemuk yang mana dasar kelainannya adalah resistensi insulin. Walaupun cara kerja
metformin berbeda dengan SU akan tetapi efek kontrol glikemik sama dengan golongan
SU. Sulfonil urea dapat menyebabkan kenaikan berat badan sedang metformin tidak
demikian. Selain itu efek hipoglikemik SU sering ditemukan sedang dengan metformin
jarang. Oleh karena itu metformin dikenal bekerja sebagai anti hiperglikemi sedang SU
sebagai obat yang bekerja sebagai hipoglikemik.
Metformin dapat diindikasikan sebagai terapi awal atau terapi tambahan pada
penderita yang mendapat SU sendiri tidak memberi hasil memuaskan. Tidak seperti
SU ,metformin tidak terikat pada protein plasma, tidak dimetabolisme dan diekskresi
dengan cepat oleh ginjal.
Mekanisme kerja metformin menambah up-take(utilisasi) glukose diperifer
dengan meningkatkan sensitifitas jaringan terhadap insulin, menekan produksi glukose
oleh hati, menurunkan oksidasi Fatty Acid dan meningkatkan pemakaian glukose dalam
usus melalui proses non oksidatif. Ekstra laktat yang terbentuk akan diekstraksi oleh hati
dan digunakan sebagai bahan baku glukoneogenesis. Keadaan ini mencegah terjadinya
efek penurunan kadar glukose yang berlebihan .
Dosis metformin 500-850 mg diberikan bersama makanan pada pagi dan malam
hari. Dosis dapat ditingkatkan dengan menambah 1 tablet tiap pemberian dengan interval
1-2 minggu. Dosis total dapat mencapai 3-4 kali 500mg atau 2-3 kali 850 mg perhari bila
diperlukan. Dosis maksimal 3000 mg perhari.
Efek samping pemberian metformin adalah gangguan gastro intestinal seperti
diare, anoreksia atau rasa tidak enak pada perut. Asidosis laktat jarang ditemukan(0,03
per 1000 pasien pertahun). Biasanya terjadi bila diberikan pada pasien yang
kontraindikasi.
Metformin tidak dapat diberikan pada gangguan fungsi ginjal,penyakit jantung ,
kor pulmonale, riwayat asidosis laktat, infeksi berat, gangguan faal hati, keracunan
alkohol, pemakaian bahan kontras radiografi intra vena.
E. Repaglined (Prandin).
Obat ini merupakan OHO yang paling baru dan baru diperkenalkan di Amerika
Serikat pada tahun 1998. Berbeda dengan golongan SU maupun golongan OHO
lainnya,repaglinid adalah derivat dari asambenzoat yang mempunyai struktur molekul ,
mekanisme kerja dan ekskresi yang berbeda. Repaglinid dapat diindikasikan pada pasien
DM tipe 2 yang tidak berhasil dengan diet dan latihan jasmani. Dapat dikombinasi
dengan metformin bila obat ini sendiri tidak berhasil mengontrol glukose darah .
Mekanisme kerja repaglinid adalah menutup ATP-sensitive potassium Channel
pada sel beta pankreas. Sehingga terjadi depolarisasi dan menyebabkan perangsangan
pengeluaran insulin dari sel-sel beta pankreas. Repaglinid tidak menekan biosintesis
lainnya
maka
repaglinid
tidak
dianjurkan