Anda di halaman 1dari 4

Lima pengalaman belajar pokok: Mengamati

Dalam Perarturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 81A-2013Lampiran IV Sub V:B dinyatakan bahwa proses pembelajaran menurut
Kurikulum 2013 terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: a.
mengamati; b. menanya; c. mengumpulkan informasi; d. mengasosiasi; dan
e. mengkomunikasikan.
Pengalaman mengamati dapat diperoleh siswa ketika sedang membaca,
menyimak, atau melihat suatu sajian/paparan baik gurunya atau kawan
sejawat. Kegiatan ini dipergunakan untuk mengembangkan sifat kesungguhan
hati dan ketelitian.
Pertanyaan dari sejumlah guru di lapangan muncul adalah operasionalisasi
konsep mengamati terutama dalam kegiatan membaca dan menyimak. Apa
yang diobservasi pada saat siswa sedang membaca atau sedang menyimak
suatu sajian? Bagaimana cara siswa melakukan observasi ketika yang
bersangkutan sedang membaca atau menyimak? Lain halnya dengan siswa
yang sedang melihat sesuatu maka konsep mengamati mudah di
operasionalkan. Misalnya, mengamati sifat-sifat fisis sesuatu yang sedang
dilihat itu dll.
Membaca Kitab Suci mungkin paling cocok jika dipakai sebagai ilustrasi
konteks melakukan pengamatan selagi membaca. Karena, hampir semua
kegiatan pembelajaran agama tidak terlepas dari kegiatan membaca teks
yang diambil dari Kitab Suci.
Ketika seseorang mempelajari teks Kitab Suci, yang pertama dilakukan
adalah mengamati teks itu. Pertanyaan pertama yag muncul adalah Apa
pesan yang hendak disampaikan oleh teks ini? Tentu, jawaban dari
pertanyaan ini tidak langsung ditemukan. Ia mesti melakukan pengamatanpengamatan yang lebih operasional dan rinci. Untuk menemukan jawaban itu,
yang bersangkutan mesti menjadi seseorang yang good reader-pembaca
yang pintar. Selain intu, ia mesti menadi seorang detektif yang kompeten.
Membaca Kitab Suci bertujuan untuk menemukan sebuah gambar yang besar
dan untuh tentang Yang Ilahi tetapi yang dihadapi adalah teks. Karena itu,
apa yang dikatakan dari teks itu menjadi sangat penting. Cara semacam ini
dikenal dengan istilah induktif.
Langkah operasional pertama yang dilakukan pembaca Kitab Suci adalah
membuat daftar pengamatan-rubrik bagi teks target-teks yang sedang

dipelajari. Sebuah pengamatan adalah kalimat pernyataan yang dianggap


benar menurut teks target yang sedang dipelajari.
Mengamati bukan memaknai. Karena, memaknai berada pada fase
interpretasi-penafsiran. Mengamati adalah menggunakan kata yang sama
dengan yang ada dalam teks. Tidak juga memberi arti dari kata itu. Pun,
juga tidak dengan mengganti dengan sinonimnya.
Sebagai contoh, ambil teks Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan
berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu (Mat 11:28) .
Pernyataan mengamati yang dapat dibuat adalah: Yesus memanggil orangorang yang letih dan Yesus memanggil orang-orang yang mempunyai beban
berat.
Teks berikutnya, (Mat 11:29) Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah
pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan
mendapat ketenangan. Teks ini tentu tidak masuk akal. Karena itu, juga
tidak mudah merumuskan pernyataan mengamati yang cocok. Sehingga, siswa
yang sedang dilatih melakukan mengamati selama membaca teks itu sering
melompat-membuat jalan pintas dengan cara memaknai.
Pembuatan jalan pintas ini mesti dihindari. Disinilah, peran guru muncul. Ia
membantu siswa membuat kalimat pernyataan yang sesuai dengan teks itu.
Misalnya, pernyataan mengamati yang dapat dibuat adalah: Yesus menyuruh
memikul kuk yang dipasang-Nya. Yesus menyuruh orang belajar kepada-Nya.
Yesus lemah lembut. Yesus rendah hati. Dan, jiwa orang yang memanggul
kuk yang dipasang Yesus akan menjadi tenang.
Jadi, selama membaca dari tek yang satu ke teks berikutnya, seseorang
yang melakukan pengamatan selalu mengajukan pertanyaan apakah
pernyataan mengamati yang dibuatnya ada di dalam teks yang dihadapi.
Dengan perkatan lain, tidak boleh berpikir sudah tidak ada lagi yang
diamati. Semua sudah jelas.
Berikut disajikan sejumlah karakteristik pernyataan mengamati yang baik.
1. Berbentuk kalimat pernyataan yang positip.
2. Berbentuk kalimat tunggal (bukan majemuk).
3. Benar menurut teks target.
4. Merujuk pada konteks yang relevan.
5. Tidak berhubungan dengan teks lain, dan

6. Tidak spekulatif
Berikut disajikan sejumlah pertanyaan obsevasional-pertanyaan yang
mendorong seseorang melakukan pengamatan dalam kegiatan membaca(5W1H).
Dimana (where)?
1. Dimana peristiwa itu terjadi menurut teks target?
2. Apakah teks target ini mengandung petunjuk geografis lokasi kejadian
yang diceritakan oleh teks itu?
3. Darimana atau kemana orang-orang itu?
4. Adakah petunjuk topografisnya? (di atas, di seberang, dsb)
5. Adakah hubungan antar lokasi yang tersaji dalah teks target?

Are there any topographical references (e.g. above, below, high, low,
etc.)

Are there any relationships between two locations?

Kapan (when)?
1. Kapan (menurt teks target) peristiwa itu terjadi?
2. Apakah ada petunjuk waktu? (sebelum ayam berkokok tiga kali, sore,
pagi, malam, dsb)
3. Adakah pentunjuk tentang berapa kali terjadi (frekuensi)?
4. Adalah pentunjuk tentang urutan langkah-langkah sesuai dengan
kronologinya?
Dan seterusnya, pembaca dipersilahkan melajutkan mengajukan pertanyaan
observasional yang berkaitan dengan siapa (who), bagaimana (how), apa
(what) dan mengapa (why).
Inilah contoh kegiatan mengamati yang dapat dilakukan oleh siswa ketika
sedang membaca sebuah teks. Dengan cara berpikir yang sama tentunya
embaca dapat mengadaptasikan pada kegiatan menyimak.
Selain pengamatan yang seperti ini, jika mengacu pada arah pemikiran
Mendikbud ketika memberi perbekalan bagi para calon instruktur TOT
nasional makna mengamati yang dirujuknya sangat berbeda. Menteri

merujuk pada lima ketrampilan yang dimiliki oleh para inovator ulung menurut
buku The innovators DNA karangan Jeff Dyer, Greg Gregersen, dan Clayton M.
Christensen (2011). Ada lima (5) ketrampilan yang dimiliki para inovator ulung di
dunia. Kelima ketrampilan itu adalah: observing, questioning, associating,
experimenting dan networking. Arahnya, untuk meningkatkan kreativitas siswa
Indonesia.

Dituliskan Innovators are also intense observers. They carefully watch the
world around them....and the observations help them gain insights into and
ideas for new ways of doing things. Semoga!

Anda mungkin juga menyukai