Case Sungsang DR Pnaldi
Case Sungsang DR Pnaldi
PRIMIGRAVIDA
Disusun untuk memenuhi sebagian syarat Program Internsip Dokter
Indonesia
Oleh
dr.Personaldi
Pembimbing :
dr. Azharul Yusri,SpOG
Pendamping :
dr. Azharul Yusri, SpOG
dr.Aisah Bee
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN
MERANTI
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Letak sungsang menggambarkan letak memanjang dengan bagian
terbawah janin bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Insidensi diperkirakan
sekitar 3-4% dari seluruh kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan
(37 minggu), Presentasi bokong merupakan malpresentasi yang paling sering
dijumpai. Sebelum umur kehamilan 28 minggu, kejadian persalinan letak
sungsang (presentasi bokong) berkisar antara 25-30%, dan sebagian besar akan
berubah menjadi presentasi kepala setelah umur kehamilan 34 minggu. Adapun
penyebab yang diperkirakan adalah abnormalitas struktur uterus, polihidramnion,
plasenta previa, multiparitas, mioma uteri, kehamilan multipel, anomali janin
(anensefalus, hidrosefalus) dan riwayat presentasi bokong sebelumnya. 1
Manajemen presentasi bokong mengalami perubahan yang mengarah pada
semakin dipilihnya persalinan bedah sesar dibandingkan vaginal. Pada tahun 1990
sebanyak 90% kasus presentasi bokong dilahirkan secara bedah sesar, sedangkan
pada tahun 1970 hanya berkisar 11,6%. Kecenderungan tersebut sangat berkaitan
erat dengan bukti yang menunjukkan hubungan cara persalinan dengan risiko
kematian atau morbiditas perinatal. Meskipun nilai ambang dilakukannya bedah
sesar semakin rendah, keterampilan melakukan persalinan pervaginam masih
tetap diperlukan. Kontroversi masih menjadi dalam pilihan cara persalinan pada
presentasi bokong. Hal tersebut hendaknya tidak membuat kekhawatiran yang
berlebihan terjadinya kematian atau morbiditas perinatal membuat semua kasus
presentasi bokong dilakukan bedah sesar. Alasan logis atas hal tersebut adalah
bahwa morbiditas dan mortalitas perinatal pada presentasi bokong tidak sematamata berkaitan dengan cara persalinannya, akan tetapi berkaitan juga dengan
trauma persalinan, prematuritas, dan kelainan kongenital. Disamping itu protokol
khusus yang dikembangkan untuk penanganan persalinan dengan presentasi
bokong memberikan luaran yang serupa dengan luaran bedah sesar elektif.
Trauma pada janin dalam presentasi bokong dapat terjadi baik pada persalinan
secara bedah sesar maupun vaginal.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi dan Klasifikasi
Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai bagian
yang terendah (presentasi bokong).2
Angka kejadiannya 3% dari semua kehamilan. Letak sungsang dibagi menjadi:2
1. Letak bokong murni atau frank breech: bokong saja yang menjadi bagian
depan, sedangkan kedua tungkai lurus keatas.
2. Letak sungsang sempurna bokong kaki atau complete breech: disamping
bokong teraba kaki.
3. Letak sungsang tidak sempurna atau incomplete breech disamping bokong
terdapat satu kaki atau lutut.
2.2 Etiologi
Penyebab letak sungsang antara lain:
1. Penyebab yang berkaitan dengan ibu dan kehamilan: prematuritas,
hidramnion, plasenta previa, bentuk rahim yang abnormal seperti uterus
bikornus, pinggul sempit.3
2. Penyebab yang berkaitan dengan janin: kelainan bentuk kepala, seperti
hidrosefalus dan anensefalus, gemeli, dan janin sudah lama mati.3
3. Sebab yang tidak diketahui.3
2.3 Diagnosis 3
a. Anamnesis
Pergerakan janin teraba oleh ibu dibagian perut bawah, dibawah pusat dan
ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
b. Pemeriksaan Fisik
Palpasi abdomen
Pada pemeriksaan palpasi akan teraba bagian keras, bundar dan melenting
pada fundus uteri. Diatas simfisis teraba bagian yang kurang bundar dan
lunak.
Auskultasi abdomen
Pemeriksaan dalam
Dapat diraba Os sacrum, Tuber ischii dan anus bahkan kadang-kadang
kaki pada letak kaki. Bokong harus dibedakan dari muka karena pada letak
muka jika Caput succadaneum besar, muka dapat disangka bokong karena
kedua tulang pipi padat menyerupai Tuber ischii, dagu dapat meyerupai
Os sacrum, sedangkan mulut disangka anus. Yang menentukan ialah
bentuk Os sacrum yang mempunyai deretan Processus spinosus yang
disebut Crista sacralis media.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan foto rontgen tampak bayangan kepala di fundus. Namun
pemeriksaan ini sudah jarang dipakai karena pengaruh radiologis yang kurang
baik terhadap janin.1,3
2.4 Tatalaksana
a. Sebelum inpartu 3,4
Tentukan apakah persalinan tersebut dapat pervaginam. Setiap persalinan
sungsang sebaiknya ditolong pada fasilitas kesehatan yang dapat melakukan
operasi. Bila kehamilan berusia 37 minggu atau lebih dan kemungkinan kecil lahir
pervaginam, lakukan versi luar. Versi luar hendaknya dicoba pada ketuban intak,
air ketuban cukup, tidak ada komplikasi atau kontraindikasi (IUGR, perdarahan,
bekas seksio, kelainan janin, kehamilan kembar atau hipertensi).
b. Saat inpartu
Persalinan letak sungsang mengandung risiko kematian janin yang lebih
besar daripada letak kepala. Dalam upaya untuk menghindari kematian perinatal
persalinan spontan pervaginam hanya dilakukan bila taksiran berat badan anak
pada primipara <3500 gram dan pada multipara <4000 gram serta tidak ada
penyulit lain. Bila syarat-syarat ini tidak terpenuhi langsung dilakukan seksio
sesarea.3
Tindakan yang perlu dilakukan pada saat inpartu pada persalinan bokong
adalah: 4
Persalinan pervaginam oleh tenaga penolong yang terlatih akan aman bila :
pelvis adekuat, complete breech dan kepala fleksi.
1. Ikuti kemajuan persalinan dengan seksama menggunakan partograf.
2. Jangan pecahkan ketuban.
3. Mekoneum biasa terdapat pada persalinan sungsang dan tidak
berbahaya selama denyut jantung janin normal.
c. Pertimbangkan persalinan perabdominal
Menurut
Cunningham
et
al
kehamilan
letak
sungsang
yang
Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis untuk menilai
lebih tepat apakah persalinan letak sungsang dapat dilahirkan pervaginam atau
perabdominal sebagai berikut:6
Tabel 1. Skor Zatuchni Andros 6
Paritas
Umur kehamilan
TBJ
0
Primigravida
>39 minggu
>3630 gram
1
Multigravida
38 minggu
3629-3176
2
<37 minggu
<3176 gram
Pernah letak
Tidak
gram
1 kali
>2 kali
sungsang (2500
gram)
Pembukaan serviks
Stasion
< 2 cm
<-3
3 cm
-2
>4 cm
-1 atau lebih
rendah
Interpretasi:
3 : persalinan perabdominal
4 : evaluasi kembali secara cepat, khususnya berat badan janin, bila nilai tetap
dapat dilahirkan pervaginam
>5 : persalinan pervaginam
2.5 Komplikasi
Komplikasi pada janin dapat berupa:4
1. Kematian perinatal
2. Prolaps funikulus
3. Trauma pada bayi akibat : tangan yang extended, kepala yang extended,
pembukaan serviks yang belum lengkap dan CPD.
4. Asfiksia karena prolaps funikulus, kompresi tali pusat, pelepasan plasenta,
after coming head.
5. Perlukaan atau trauma pada organ abdominal atau pada leher.
BAB III
ILUSTRASI KASUS
Identitas pasien
Nama
: Ny. UA
Umur
: 26 Tahun
Pekerjaan
: IRT
Alamat
No. RM
: 05 39 35
: 11 September 2015
Tgl periksa
: 11 September 2015
ANAMNESIS (Autoanamnesis)
Keluhan Utama
Tanda-tanda vital
Kepala
Jantung Paru
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
Status Obstetri
Abdomen:
Inspeksi: perut tampak membuncit sesuai kehamilan aterm, striae gravidarum (+)
Palpasi:
Leopold 1: TFU 2 jari dibawah Proc.xyphoideus, teraba masa bulat, keras dan
melenting
Leopold 2: Teraba massa mendatar dengan tahanan terbesar pada sebelah kanan
Leopol 3 : Teraba massa bulat, lunak dan tidak melenting
Leopold 4 : Bagian terbawah janin belum masuk PAP.
TFU 30 cm, TBJ 2635 gram
Auskultasi : Bising usus (+), DJJ 145 x/menit
Genitalia:
Vulva dan uretra : tampak tenang, perdarahan (-), lendir (-)
VT: tidak dilakukan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
Hematologi: Hb 13,3 gr%, eritrosit 4,49 jt/mm3, leukosit 9100rb/mm3,
hematokrit 37,9 %, trombosit 125.000/mm3. CT 430, BT 2, gol darah B+.
Kimia klinik: GDS 81 mg/dl, SGOT 19 u/l, SGPT 10 u/l
Urin lengkap:
Warna kuning tua keruh, BJ 1025, pH 6,5, protein +1, bilirubin (-), urobilinogen
(-), keton (-), reduksi (-), nitrit (-), eritrosit 6-10/LPB, leukosit 8-15/LPB, epitel
(+)
Imunologi : HbsAg (-), B20 non reaktif
USG : Janin tunggal hidup Letak sungsang kepala defleksi/ekstensi
36-38 minggu
Diagnosis Kerja:
G1P0A0H0 gravid 37-38 minggu belum inpartu
Janin hidup tunggal intra uterin letak sungsang
Tatalaksana IGD : IVFD RL 16 TPM, Pasang kateter urin
Rencana sikap : Rencana SC sito
Laporan Operasi:
Diagnosis prabedah: G1P0A0H0 gravid 37-38 minggu belum inpartu
8
Obat pulang : Co amoxiclav 3x 625 mg, PCT 3x 500 mg, SF 1x1 tab
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien wanita 26 tahun dengan diagnosis G1P0A0H0 gravid 37-38
minggu belum inpartu dengan letak sungsang. Dari anamnesis didapatkan bahwa
pasien hamil yang pertama, belum pernah melahirkan dan mengalami keguguran,
usia kehamilan 37-38 minggu. Penentuan usia kehamilan pada pasien ini dapat
ditentukan dari HPHT yakni 15 Desember 2014, karena siklus haid pasien yang
teratur 28 hari. Adapun melalui TFU didapatkan 2 jari dibawah pusat atau 30 cm.
Selain itu usia kehamilan dapat berdasarkan USG, pada pasien ini didapatkan
letak sungsang dengan kepala defleksi.
Penentuan usia kehamilan pada akhir kehamilan lebih akurat jika dihitung
berdasarkan hari pertama haid terakhir karena memenuhi kriteria pasien yakin
dengan HPHT-nya, siklus haid 28 hari, teratur, tidak minum pil antihamil
setidaknya dalam 3 bulan terakhir.
Pada pemeriksaan fisik belum menunjukkan tanda-tanda inpartu {his (-),
bloody show (-), tidak ada pembukaan}. Hasil pemeriksaan abdomen didapatkan
10
pada Leopold 1 TFU 2 jari dibawah px, teraba massa bulat keras dan melenting,
Leopold 3 didapatkan massa bulat, lunak dan tidak melenting. Dari Leopold
didapatkan janin letak memanjang dengan presentasi bokong.
Jadi penulisan diagnosis yang lebih tepat adalah G1P0A0H0 gravid 37-38
minggu belum inpartu janin hidup tunggal intra uterin letak memanjang presentasi
bokong.
Tindakan yang dilakukan pada pasien ini adalah tindakan operasi. Menurut
Cunningham et al kehamilan letak sungsang yang dipertimbangkan untuk
terminasi perabdominal adalah dengan kondisi:
1. Bayi besar
2. Panggul sempit
3. Kepala hiperekstensi/defleksi
4. Tidak ada riwayat persalinan spontan
5. Janin yang tampak sehat tapi preterm
6. Disfungsi uterus
7. Presentasi bokong tidak sempurna atau kaki
8. IUGR
9. Permintaan untuk steril
10. Operator yang kurang pengalaman
11. Riwayat janin mati atau trauma pada anak
Pada pasien didapatkan kepala janin yang defleksi pada pemeriksaan USG
dan tidak ada riwayat persalinan spontan sebelumnya sehingga dapat menjadi
indikasi untuk persalinan perabdominal.
Kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan bahwa letak sungsang harus
dilahirkan perabdominal yang dikutip dari Buku Ilmu Bedah Kebidanan,
misalnya:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Primigravida tua
Nilai sosial yang tinggi (high social value baby)
Riwayat persalinan yang buruk (bad obstetric history)
Janin besar > 3.500-4.500 gram
Dicurigai adanya kesempitan panggul
Prematuritas
Adapun Zatuchni dan Andros telah membuat suatu indeks prognosis lebih
tepat apakah persalinan dapat dilahirkan pervaginam atau perabdominal.
Berdasarkan skor Zatuchni Andros pada pasien ini didapatkan usia kehamilan 3738 minggu=1, taksiran berat janin 2635 gram=2, belum pernah melahirkan
sungsang=0, belum ada pembukaan serviks=0, kepala belum masuk PAP=0
dengan total skor 3 dengan interpretasi persalinan perabdominal.
11
Pada pasien ini tidak masuk dalam kriteria yang dipakai dalam buku Ilmu
Bedah Kebidanan namun dari indeks prognosis Zatuchni Andros didapat skor 3
sehingga dilakukan persalinan perabdominal.
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tindakan yang
dilakukan pada pasien ini sudah tepat, yaitu berupa persalinan perabdominal
elektif.
DAFTAR PUSTAKA
1. Siswishanto R. Malpresentasi dan malposisi. Dalam : Wiknjosastro H,
Editor. Ilmu Kebidanan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2010
2. Mochtar R. Sinopsis obstetric fisiologi dan patologi. Jilid I. Edisi 2.
Jakarta: EGC. 2011
3. Martaadisoebrata D, Wijayanegara H, Wirakusumah FF, Bratakoesoema,
Krisnadi S et all. Obstetri patologi. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2005
4. Saifuddin AB, Andriaansz G, Winknjosastro GH, Waspodo D. Buku acuan
nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Edisi 2. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2006
5. Cunningham FG, McDonald PC, Gant NF. William Obstetri. Edisi 22.
Texas: McGraw-Hill Company. 2010
6. Angsar MD, Setjaliakusuma L. Persalinan sungsang. Dalam: Ilmu Bedah
Kebidanan.
Edisi
1.
Jakarta:
Prawirohardjo. 2006
12
Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono