Jurnal Sosbud2 PDF
Jurnal Sosbud2 PDF
com/a9kd5f5
Membangun Kerukunan
Umat Beragama
122
Sosbud
dan keyakinan untuk menjalani kehidupan
di dunia dan kesiapan untuk memasuki
kehidupan di akhirat. Karena fungsi agama
seperti itulah, maka agama dianggap
sebagai roh dari kehidupan masyarakat.
Oleh karena itu, agama dapat menjadi
perekat kedamaian, tetapi agama juga dapat
menimbulkan ketegangan dan kekerasan
sosial.
123
Sosbud
oleh undang-undang. Keanekaragaman
tersebut apabila tidak dikelola dengan
baik mengandung potensi konflik
dan konflik itu akan mengganggu
terwujudnya kerukunan hidup beragama
di Indonesia.
Dengan memanfaatkan
arus globalisasi sebagai media,
kepentingan negara-negara maju
itu menyusup ke seluruh aspek
kehidupan bangsa. Letak geografi
Indonesia yang strategis itu menjadi
sangat penting dalam siar agama.
Dalam satu hal masuknya Islam ke
Indonesia menimbulkan pluralisme
124
Munculnya organisasi-organisasi
Islam seperti Muhammadiyah (1912),
Syarikat Islam (1912), Nahdatul
Ulama (1920) dan lain sebagainya
pada awalnya adalah karena
keinginan untuk menjaga kemurnian
ajaran Islam dari pengaruh-pengaruh
religiositas/budaya lokal. Namun
akhirnya perbedaan dan persaingan
di antara kelompok-kelompok itu
tidak dapat dihindari. Munculnya
banyak kelompok sosial keagamaan
Islam di Indonesia mengakibatkan
di internal umat beragama sendiri
ada kecenderungan umum untuk
melakukan klaim kebenaran atas
agama yang diikuti secara sepihak.
Klaim yang sepihak tersebut akan
Sosbud
mudah melahirkan pilahan sosial
yang cenderung menimbulkan
perbedaan pemahaman, penyikapan
dan tindakan kekerasan/anarkisme
seperti yang dialami oleh umat
Ahmadiyah di berbagai tempat di
Indonesia.
2) Aspek Demografi
Jumlah penduduk Indonesia yang
saat ini mencapai 237,6 juta jiwa
(survei BPS tahun 2010) merupakan
modal dasar untuk melaksanakan
pembangunan nasional. Namun
karena penyebaran penduduk yang
tidak merata, jumlah penduduk
miskin yang masih sangat besar,
tingkat pengangguran yang masih
tinggi dan pendidikan masyarakat
yang relatif masih rendah, maka
kondisi ini akan menjadi potensi
dan daya dukung bagi para elite
untuk memperalat masyarakat
miskin. Dalam hal ini, dapat dilihat
betapa mudahnya masyarakat
dipengaruhi dan digerakkan untuk
melakukan tindakan kekerasan
karena perbedaan pemahaman
ajaran agama dan praktik beribadah.
Selain itu masyarakat miskin juga
sangat rentan dijadikan amunisi dan
operator untuk melakukan kekerasan
sosial akibat digunakannya agama
bagi kepentingan ekonomi, politik
dan ideologi.
Jumlah penduduk Indonesia
menempati ranking ke-4 dari total
jumlah penduduk terbesar di dunia
yang terdiri dari 265 macam etnik
dengan berbagai bahasa lokal yang
digunakan dan memeluk enam
agama besar (Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha dan Khonghucu) yang
diakui oleh negara. Perbedaan ini
seharusnya tidak akan menjadikan
sumber perpecahan, justru dapat
menjadi kekayaan/aset negara
yang saling melengkapi dan saling
bersinergi.
Perseteruan, konflik, saling
bersitegang, saling bermusuhan
haruslah dapat diakhiri sehingga
125
Sosbud
golongan serta pemaksaan ideologi
asing kepada masyarakat. Gerakan
ini di samping membahayakan
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, juga akan
mempersulit usaha pemerintah dan
pemberdayaan masyarakat untuk
menciptakan kerukunan hidup
beragama di Indonesia.
Sejak awal kemerdekaan
Indonesia, perdebatan antara
golongan nasionalis dan agama
mengenai landasan ideologi negara
sudah ada. Gerakan nasionalis
menghendaki negara kesatuan,
sedangkan golongan Islam
menghendaki dimasukkannya nilainilai Islam sebagai dasar negara.
Setelah melalui perdebatan panjang
akhirnya dicapai kata sepakat bahwa
Indonesia menjadi negara kesatuan.
Dengan demikian negara bukan
berdasarkan agama (negara terpisah
dengan agama).
Keputusan yang merupakan
kesepakatan itu tertuang dalam
dokumen Piagam Jakarta (Jakarta
Charter) yang kemudian dituangkan
126
Sosbud
karena (1) roh dari lima dasar
Pancasila itu sendiri selaras
dengan substansi ajaran agama (2)
penggunaan Pancasila dan bukan
agama (Islam) adalah pilihan yang
Foto: http://tinyurl.com/a63dbmc
5) Aspek Politik
Reformasi yang bergulir sampai
sekarang ini cenderung kebablasan
dan telah menimbulkan konflik di
tingkat elite politik maupun dalam
kelompok masyarakat sehingga
menimbulkan kerawanan politik.
Selain itu tuntutan masyarakat
127
Sosbud
yang ingin segera menikmati hasil
reformasi mendorong munculnya
sikap ketidakpercayaan dan saling
menyalahkan. Salah satu dampak
negatif dari reformasi dewasa ini
ialah munculnya ketidakpercayaan
terhadap pemimpin agama yang
belum juga mampu mengantar
masyarakat menuju harmonisasi
kehidupan beragama yang lebih
baik. Kondisi ini mendorong perlunya
memantapkan peran pemimpin
agama di Indonesia.
128
Sosbud
sampai kemiskinan ini menjadi
pemicu konflik. Keadaan ini perlu
penanganan yang lebih serius,
sehingga tidak timbul antipati
terhadap pemerintah dan perlu
segera dicarikan solusinya agar
jurang antara kaya dan miskin tidak
terlalu tajam, sehingga kedamaian
dapat diciptakan dan konflik dapat
dihindari.
Kesemuanya ini tentu saja
menjadi perioritas yang harus
dilakukan oleh pemerintah melalui
program-program yang lebih
konkret, sehingga kehidupan yang
sejahtera secara adil dan merata
dapat lebih mudah diwujudkan,
sekaligus konflik-konflik dapat
dicegah, khususnya yang menyangkut
konflik agama.
Tingginya tingkat pengangguran
dan kesenjangan ekonomi antara
yang kaya dengan yang miskin
dan terbatasnya lapangan kerja
memperparah kemiskinan di
Indonesia. Kondisi masyarakat
Indonesia yang relatif masih
rendah tingkat ekonomi dan
pendidikannya menjadikan mereka
mudah digerakkan untuk melakukan
kekerasan atas dasar membela
agama tertentu.
Kondisi ekonomi Indonesia
yang belum pulih dari krisis dan
diperparah oleh kenaikan harga
BBM di tingkat dunia akan semakin
memperlemah posisi Indonesia dalam
percaturan ekonomi dunia. Akibatnya
perekonomian Indonesia akan
semakin tergantung pada negara
lain, terutama melalui mekanisme
bantuan, hibah dan pinjaman. Dalam
hal ini harus diwaspadai kemungkinan
adanya infiltrasi dan pemanfaatan
bantuan, hibah dan pinjaman
asing serta investasi asing untuk
mengganggu kerukunan hidup umat
beragama di Indonesia.
Hal ini sangat dimungkinkan
karena agama adalah sistem acuan
nilai yang sangat mendasar dan
129
Sosbud
ketika ajaran agama ditransmisikan
ke dalam kesadaran batin yang
kemudian memengaruhi perilaku
sosial individu pemeluknya sehingga
membentuk elective affinity.
Masyarakat yang pola hubungan
130
Sosbud
gerakan separatisme. Oleh karena
itu kedua daerah tersebut harus
selalu menjadi perhatian penting
bagi pemerintah Indonesia. Konflik
sosial/etnik masih sering terjadi,
baik yang bermotif ekonomi, sosial
maupun agama. Konflik sosial yang
berlatar belakang agama akhir-akhir
ini terjadi di beberapa daerah. Salah
satunya adalah kekerasan sosial
dalam menyikapi aliran Ahmadiyah.
Walaupun masih berskala kecil dan
terjadi di beberapa daerah, namun
memiliki potensi akan menjadi
besar. Apabila kekerasan sosial yang
berlatar belakang agama tersebut
menjadi sangat besar, maka akan
dapat mengganggu keamanan
dan pertahanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
c. Upaya
1) Kondisi geografis Indonesia yang
merupakan kepulauan sangat rentan
terhadap masuknya secara ilegal
benda, manusia dan sistem nilai dari
luar Indonesia karena banyaknya
pintu masuk yang terbuka. Oleh
karena itu diperlukan peningkatan
dalam pengawasan terhadap
masuknya benda, manusia dan
sistem nilai yang berdampak negatif
terhadap kerukunan hidup beragama
di Indonesia, terutama berkaitan
dengan bantuan asing (legal dan
ilegal) khususnya yang berupa hartabenda dan sumber daya manusia.
Untuk meningkatkan pengawasan
diperlukan kemudahan komunikasi
dan transportasi. Oleh karena itu
sangat diperlukan pembangunan
131
Sosbud
masyarakat Indonesia. Pengelolaan
bukan negara yang berideologi
sumber kekayaan alam oleh negara
Islam atau agama lainnya. Dalam
asing hendaknya dihindari dengan
hal ini, sosialisasi nilai-nilai
cara memberi kesempatan kepada
Pancasila yang langsung berkaitan
negara dan masyarakat pribumi.
dengan kerukunan hidup beragama
Apabila pengelolaan sumber
(toleransi, tenggang rasa, empati
kekayaan alam Indonesia dapat
dan lain-lain) harus ditingkatkan ke
meningkatkan kesejahteraan dan
seluruh elemen masyarakat. Masingpendidikan masyarakat, diharapkan
masing kelembagaan agama, adat,
masyarakat dapat menjaga
pemuda, wanita dan cendekiawan
kerukunan hidup beragama dan
melaksanakan kegiatan peningkatan
tidak mudah
pemahaman baik
terpancing
dengan metode
untuk
sosialisasi dan
Ketegasan negara dalam menegakkan edukasi tentang
melakukan
konstitusi menjadi sangat mendesak. pemahaman nilaihal-hal
yang dapat
nilai Pancasila dan
Hal ini menuntut kecekatan
menimbulkan
UUD NRI 1945 kepada
negara untuk hadir dalam berbagai
kerusuhan.
tokoh masyarakat,
persoalan yang dihadapi bangsa,
Sejarah telah
tokoh agama,
khususnya dalam ketegangan yang
membuktikan
pimpinan formal
terindikasi berbau suku, agama, ras
bahwa
dan informal, serta
kerusuhan
seluruh kelompok
dan antargolongan (SARA).
sosial di
masyarakat yang
Indonesia
pelaksanaannya
terjadi
dilakukan secara
dengan modus pengerahan massa
terpadu dan terkoordinasi.
oleh oknum-oknum dengan
Pemahaman akan nilai-nilai Pancasila
menggelorakan solidaritas berbasis
diharapkan akan menjadikan
agama, suku, politik dan ideologi.
seluruh lapisan masyarakat dapat
Dalam hal ini massa yang mudah
meningkatkan kerukunan hidup
digerakkan itu adalah masyarakat
beragama dalam rangka persatuan
yang berkategori miskin dan
dan kesatuan bangsa dalam wadah
berpendidikan rendah. Oleh karena
NKRI.
itu, apabila pengelolaan sumber
Selain kewaspadaan terhadap
kekayaan alam mampu memberi
keinginan sekelompok orang
kesejahteraan masyarakat,
Indonesia yang ingin menjadikan
diharapkan kerusuhan sosial di
Islam sebagai ideologi negara, juga
Indonesia tidak mudah terjadi karena
perlu diwaspadai masuknya ideologi
tidak ada lagi kelompok masyarakat
baru yang sebelumnya kurang
yang dapat digerakkan oleh oknumberkembang yang sering disebut
oknum yang tidak bertanggung
gerakan transnasional. Ideologi ini
jawab.
ingin membawa masyarakat Indonesia
4) Pemerintah beserta seluruh
sebagai bagian dari komunitas dunia
komponen masyarakat harus waspada
di bawah satu pemerintahan atau
terhadap keinginan sekelompok
kepemimpinan maupun yang sering
orang yang ingin mengganti Pancasila
disebut sebagai Khilafah Islamiyah.
sebagai ideologi negara dengan
5) Dalam politik Indonesia ada
ideologi Islam. Walaupun mayoritas
kecenderungan pemanfaatan agama
masyarakat Indonesia beragama
untuk kepentingan politik, baik
Islam, namun bangsa Indonesia
dengan cara menempatkan agama
telah menyepakati bahwa Indonesia
sebagai ideologi partai, merekrut
132
Sosbud
tokoh agama sebagai kader partai,
pemakaian simbol-simbol agama
sebagai simbol partai, memasukkan
organisasi sosial keagamaan sebagai
organisasi sayap (underbow) partai
dan lain sebagainya. Kecenderungan
ini harus diwaspadai dan pemerintah
harus meningkatkan sosialisasi
kepada masyarakat bahwa agama
adalah urusan manusia dengan
Tuhan, dengan sesama manusia dan
dengan lingkungan/alam, sedang
politik adalah urusan duniawi dalam
rangka memperoleh kekuasaan
untuk kesejahteraan dan keamanan
masyarakat. Oleh karena itu,
segala usaha untuk memperoleh
kekuasaan yang tidak ditujukan
untuk kesejahteraan dan kedamaian
masyarakat harus diwaspadai,
apalagi kekuasaan itu diperoleh
dengan memanfaatkan agama untuk
memenuhi kepentingannya.
6) Proporsi penduduk Indonesia
masih didominasi oleh kelompok
masyarakat dengan pendidikan
dan ekonomi yang relatif rendah.
Kelompok masyarakat ini mudah
dimobilisasi oleh para elite untuk
mencapai kepentingan mereka
dengan cara menawarkan uang
guna memenuhi kebutuhan hidup
mereka. Oleh karena
itu, pembangunan
nasional harus
semakin ditingkatkan
akselerasinya agar
kesenjangan di
antara kelompok
masyarakat miskin dan
kaya tidak semakin
besar dan jumlah
masyarakat miskin
semakin berkurang.
Kesenjangan ekonomi
antara yang kaya
dan miskin akan
menimbulkan
kecemburuan sosial
yang akan semakin
menempatkan
kelompok kaya dan
Foto: http://tinyurl.com/cc8ets6
133
Sosbud
untuk mewujudkan kerukunan
hidup beragama di Indonesia.
Oleh karena itu, para pemimpin
formal dan nonformal dalam semua
bidang harus memberi keteladanan
dengan menerapkan nilai-nilai
tradisi tersebut dalam kehidupan
sehari-hari. Kurikulum pendidikan
nasional kita juga harus diisi dengan
pengajaran pendidikan agama yang
peduli pada nilai-nilai toleransi dan
kebersamaan.
8) Kesatuan wilayah dan kesatuan
bangsa Indonesia dapat utuh
terwujud melalui kinerja TNI dan
Polri yang optimal. Oleh karena itu,
perlu dikembangkan postur TNI dan
Polri yang mampu mengamankan
wilayah Indonesia dan menjaga
ketertiban masyarakat sesuai dengan
hak dan kewajibannya menurut
konstitusi/perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia. Selain
itu juga harus didukung dengan
anggaran yang memadai agar TNI dan
Polri dapat menjalankan tugas dan
fungsinya secara maksimal.
9) Pemerintah meningkatkan
terciptanya dialog, tradisi
silaturahmi dan kerja sama antar
dan internal umat beragama untuk
mewujudkan harmonisasi kehidupan
masyarakat melalui Forum Kerukunan
Umat Beragama (FKUB) dari tingkat
provinsi/kabupaten sampai tingkat
pedesaan.
10) Perlu adanya undang-undang yang
mengatur kerukunan hidup beragama
yang dapat memberikan jaminan
kebebasan dalam menjalankan
ajaran agamanya masing-masing,
melindungi masyarakat beragama
dan tidak adanya tindakan kekerasan
bernuansa agama di Indonesia.
KESIMPULAN
a. Bangsa Indonesia memiliki heterogenitas
dalam bidang agama. Perbedaan ini
merupakan kekuatan, namun berpotensi
menjadi ancaman konflik sosial
134
Sosbud
ideologi
11) Masalah individu/kelompok yang
melibatkan umat lainnya
d. Pada setiap konflik bernuansa agama,
pemerintah harus selalu hadir untuk
menangani dengan memberi solusi
melalui berbagai cara (pendekatan
keamanan, dialog, pembinaan dan
pendidikan). Cara tersebut belum
optimal karena persoalannya menyangkut
keyakinan (keimanan) yang tidak bisa
diseragamkan. Peran pemerintah harus
ditingkatkan dengan menggandeng semua
pihak.
e. Selain pemerintah hadir di seluruh sektor
kehidupan masyarakat, ketegasan para
pemimpin untuk membela Konstitusi RI
perlu ditingkatkan, juga harus dijaga
agar jangan sampai masuk ke dalam
situasi tuna konstitusi dan terus-menerus
menghidupkan serta menggiatkan
terwujudnya Civil Society, yang salah
satu cirinya adalah kedewasaan dalam
bertindak dan berperilaku.
f. Ketegasan negara dalam menegakkan
konstitusi menjadi sangat mendesak.
Hal ini menuntut kecekatan negara
untuk hadir dalam berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa, khususnya dalam
ketegangan yang terindikasi berbau suku,
agama, ras dan antargolongan (SARA).
Kalau negara terkesan membiarkan
kekerasan yang ada, maka eskalasi akan
terjadi dan tentu berakibat buruk bagi
kesatuan dan persatuan bangsa. Negara
jangan sampai kalah terhadap tekanan
dari kelompok-kelompok radikal dan
yang tidak menginginkan kehidupan yang
rukun.
REKOMENDASI
Berdasar latar belakang, permasalahan
dan kesimpulan disampaikan rekomendasi
sebagai berikut:
a. Peran aparat pemerintah dan pemerintah
daerah harus ditingkatkan dengan
menggandeng semua pihak untuk
mewujudkan kehidupan beragama
yang harmonis dan mampu membuka
135
Sosbud
f. Pemerintah bekerja sama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
menyempurnakan rancangan undangundang, kerukunan hidup beragama
dan mengesahkannya menjadi undangundang untuk mewujudkan kerukunan
hidup beragama dan memberikan
jaminan tidak adanya tindakan kekerasan
bernuansa agama di Indonesia.
g. Khusus untuk meminimalisasi
kemungkinan terjadinya konflik karena
pendirian tempat ibadah disarankan
sebagai berikut:
1) Pendirian tempat ibadah
dilaksanakan sesuai dengan Surat
Keputusan Bersama (SKB) Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri
Nomor 8 dan 9 Tahun 2006. Apabila
ada perbedaan tafsir atau kemauan,
diselesaikan melalui pengadilan
dan apabila masih ada yang tidak
menerima keputusan pengadilan,
sebaiknya tidak dipaksakan karena
setiap bentuk pemaksaan hanya
akan menjadi sumber konflik yang
lebih besar. Dan jika hal ini terjadi,
maka pemerintah hendaknya secara
136