Anda di halaman 1dari 11

PEMBAHASAN ULUMUL QURAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pembahasan makalah ini, marilah kita mengenal
lebih jauh mengenai Ulumul Quran dan faedah-faedahnya.
Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantara malaikat Jibril sebagai
mujizat. Al-Quran adalah sumber ilmu bagi kaum muslimin
yang merupakan dasar-dasar hukum yang mencakup segala hal.










Artinya

Kami

turunkan

kepadamu

Al-Kitab

untuk

menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan


kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (Q.S. AnNahl : 89).
Mempelajari
perbendaharaan

isi

Al-Quran

baru,

memperluas

akan

menambah

pandangan

dan

pengetahuan, meningkatkan perspektif baru dan selalu menemui


hal-hal yang selalu baru. Lebih jauh lagi, kita akan lebih yakin
akan keunikan isinya yang menunjukkan Maha Besarnya Allah
sebagai penciptanya.
Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Oleh karena itu,
ada anggapan bahwa setiap orang yang mengerti bahasa Arab
dapat mengerti isi Al-Quran. Lebih dari itu, ada orang yang
merasa telah dapat memahami dan menafsirkan Al-Quran
dengan bantuan terjemahnya, sekalipun tidak mengerti bahasa
Arab. Padahal orang Arab sendiri banyak yang tidak mengerti
kandungan Al-Quran. Maka dari itu, untuk dapat mengetahui isi
kandungan Al-Quran diperlukanlah ilmu yang mempelajari
bagaimana tata cara menafsiri Al-Quran yaitu Ulumul Quran
dan

juga

terdapat

faedah-faedahnya.

Dengan

adanya

pembahasan ini, kita sebagai generasi islam supaya lebih


mengenal Al-Quran, karena tak kenal maka tak sayang.

B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam makalah
ini adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Apa pengertian Ulum, Al-Quran dan Ulumul Quran ?


Bagaimana pendapat para ulama ?
Apa saja pembagian dan perinciannya ?
Bagaimana sejarah perkembangannya ?
Apa saja faedah-faedahnya ?
Siapa saja tokoh-tokoh ahli tafsir ?

C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian Ulum, Al-Quran dan Ulumul
2.
3.
4.
5.
6.

Quran
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui
Untuk mengetahui

pendapat para ulama


pembagian dan perinciannya
sejarah perkembangannya
faedah-faedahnya
tokoh-tokoh ahli tafsir

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
1. Arti Kata Ulum
Secara etimologi, kata Ulumul Quran berasal dari
bahasa Arab yang terdiri dari dua kata, yaitu Ulum dan AlQuran. Kata ulum adalah bentuk jamak dari kata ilmu
yang berarti ilmu-ilmu. Kata ulum yang disandarkan pada
kata Al-Quran telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini
merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan
dengan Al-Quran, baik dari segi keberadaanya sebagai AlQuran maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang
terkandung di dalamnya. Untuk lebih memahami pengertian
ilmu secara jelas, mari kita simak pendapat-pendapat di
bawah ini :

Menurut para ahli filsafat, kata ilmu sebagai gambaran

sesuatu yang terdapat dalam akal.


Menurut Abu Musa Al-Asyari, ilmu ialah sifat yang
mewajibkan pemiliknya mampu membedakan dengan

panca indranya.
Menurut Imam Ghazali, secara umum arti ilmu dalam
istilah syara adalah marifat Allah terhadap tanda-tanda

kekuasaan, perbuatan, hamba-hamba dan makhluk-Nya.


Menurut Muhammad Abdul Adzhim, ilmu menurut istilah
adalah malumat-malumat yang dirumuskan dalam satu
kesatuan judul atau tujuan.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa kata ulum/ilmu adalah masalah-masalah yang telah


dirumuskan dalam satu disiplin pengetahuan yang terdapat
dalam akal pikiran.
2. Arti Kata Al-Quran
Menurut bahasa, kata Al-Quran merupakan bentuk
mashdar yang maknanya sama dengan kata qiraah yaitu
bacaan. Bentuk mashdar ini berasal dari fiil madli qoroa
yang artinya membaca.

Menurut istilah, Al-Quran adalah firman Allah yang


bersifat mujizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad,
yang tertulis dalam mushaf-mushaf, yang dinukil dengan jalan
mutawatir dan yang membacanya merupakan ibadah. Untuk
lebih memahami pengertian Al-Quran secara jelas, mari kita
simak pendapat-pendapat di bawah ini :

Menurut Manna Al-Qathkan, Al-Quran adalah kitab yang


diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang

membaca akan memperoleh pahala.


Menurut Al-Jurjani, Al-Quran adalah

wahyu

yang

diturunkan kepada Rasulullah yang ditulis dalam mushaf

dan diriwayatkan secara mutawatir (berangsur-angsur).


Menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa
Arab, Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi-Nya, lafadz-lafadznya mengandung mujizat,
membacanya bernilai ibadah, diturunkan secara mutawatir
dan ditulis dari surat Al-Fatihah sampai akhir surat yaitu
An-Nas.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa kata Al-Quran adalah firman Allah yang bersifat


mujizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW
dengan perantara malaikat Jibril yang tertulis dalam mushafmushaf

yang

dinukil

kepada

kita

secara

mutawatir,

membacanya bernilai ibadah, yang diawali dengan surat AlFatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas.
3. Arti Kata Ulumul Quran
Setelah membahas kata ulum dan Al-Quran yang
terdapat dalam kalimat Ulumul Quran, perlu kita ketahui
bahwa tersusunnya kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa
adanya bermacam-macam ilmu pengetahuan yang berkaitan
dengan

Al-Quran

berhubungan

atau

dengan

pembahasan-pembahasan
Al-Quran,

baik

dari

yang
aspek

keberadaannya sebagai Al-Quran maupun aspek pemahaman


kandungannya sebagai pedoman dan petunjuk bagi manusia.

B. Pendapat Para Ulama


1. Definisi Ulumul Quran
Secara terminologi terdapat berbagai pendapat para
ulama terhadap definisi Ulumul Quran, antara lain :

Menurut

As-Suyuthi

dalam

kitab

Itmamu

Al-Dirayah

mengatakan bahwa Ulumul Quran adalah ilmu yang


membahas tentang keadaan Al-Quran dari segi turunnya,
sanadnya, adab makna-maknanya, baik yang berhubungan

dengan lafadz-lafadznya maupun hukum-hukumnya.


Al-Zarqany dalam kitab Manahilul Itfan Fi Ulumil Quran
mengatakan

bahwa

Ulumul

Quran

adalah

beberapa

pembahasan yang berhubungan dengan Al-Quran dari


turunnya,
bacaannya,

urutannya,

pengumpulannya,

penafsirannya,

penulisannya,

kemujizatannya,

nasikh

mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa menimbulkan


keraguan terhadapnya.
2. Ruang Lingkup Pembahasan Al-Quran
Para ulama berbeda pendapat mengenai ruang lingkup
pembahasan Ulumul Quran, diantaranya adalah :

As-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan menguraikan sebanyak 80


cabang ilmu. Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa

macam cabang ilmu.


Abu Bakar Ibnu Al-Araby mengatakan bahwa Ulumul
Quran terdiri dari 77.450 ilmu. Hal ini didasarkan pada
jumlah kata yang terdapat dalam Al-Quran dengan
dikalikan empat. Sebab setiap kata dalam Al-Quran
mengandung makna dzhohir, bathin, terbatas dan tidak

terbatas, serta dilihat dari sudut mufrodnya.


Sebagian jumhur ulama berpendapat, objek pembahasan
Ulumul Quran yang mencakup berbagai segi kitab AlQuran

berkisar

antara

ilmu-ilmu

bahasa

pengetahuan agama islam.


M. Hasbi Ash-Shiddiqy berpendapat,

Arab

ruang

dan

lingkup

pembahasan Ulumul Quran terdiri atas 6 hal pokok :


1. Persoalan turunnya Al-Quran
2. Persoalan sanadnya
3. Persoalan qiraatnya
4. Persoalan kata-kata Al-Quran

5. Persoalan

makna-makna

Al-Quran

yang

berkaitan

dengan hukum
6. Persoalan makan Al-Quran yang berpautan dengan
kata-kata Al-Quran
C. Pembagian dan Perincian Ulumul Quran
Secara garis besar, Ulumul Quran terbagi menjadi 2 pokok
bahasan, yaitu:
1. Ilmu yang berhubungan dengan riwayat semata-mata, seperti
ilmu

yang

membahas

tentang

macam-macam

bacaan,

tempat turun ayat-ayat Al-Quran, waktu-waktu turunnya dan


sebab-sebabnya.
2. Ilmu yang berhubungan dengan dirayah, yaitu ilmu yang
diperoleh dengan jalan penelaahan secara mendalam, seperti
memahami lafadz yang ghorib (asing) serta mengetahui
makna ayat-ayat yang berhubungan dengan hukum.
Segala macam pembahasan Ulumul Quran itu kembali
pada beberapa pokok pembahasan saja, seperti :
1) Nuzul
Pembahasan ini menyangkut dengan ayat-ayat yang
menunjukkan tempat dan waktu turunnya ayat AlQuran,
misalnya : Makkiyah, Madaniyah, Hadhariyah, Safariyah,
Nahariyah, Lailiyah, Syitaiyah, Shaifiyah, Firasyiyah dan
meliputi

hal-hal

yang

menyangkut

asbabun

nuzul

dan

sebagainya.
2) Sanad
Pembahasan ini meliputi hal-hal yang menyangkut
dengan sanad yang mutawatir, ahad, syadz, bentuk-bentuk
qiraat Nabi, para periwayat dan penghafal Al-Quran dan cara
tahammul (penerimaan riwayat).
3) Ada Al-Qiraah
Pembahasan ini menyangkut tentang Waqaf, Ibtida,
Imalah, Mad, Takhfif hamzah dan Idghom.
4) Lafadz
Pembahasan ini menyangkut tentang Gharib, Murab,
Majaz, Musytarak, Muradif, Istiarah dan Tasybih.

5) Makna
a. Pemabahasan makna Al-Quran yang berhubungan dengan
hukum, yaitu ayat yang bermakna Amm dan tetap dalam
keumumannya, Amm yang dimaksudkan khusus, Amm
yang dikhususkan oleh sunnah, Nash, Dzhahir, Mujmal,
Mufashal, Manthuq, Mafhum, Mutlaq, Muqayyad, Muhkam,
Mutasyabih,

Musykil,

Nasikh

Mansukh,

Muqaddam,

Muakhar, Mamul pada waktu tertentu dan Mamul oleh


seorang saja.
b. Pembahasan makna Al-Quran yang berhubungan dengan
lafadz, yaitu Fashl, Washl, Ijaz, Ithnab, Musawah dan
Qashar.
D. Sejarah Perkembangan Ulumul Quran
Sebagai ilmu yang terdiri dari berbagai cabang dan
macamnya, Ulumul Quran tidak lahir sekaligus. Ulumul Quran
menjelma

menjadi

suatu

disiplin

ilmu

melaui

proses

pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan kebutuhan dan


kesempatan untuk membenahi Al-Quran dari segi keberadaanya
dan segi pemahamannya.
Di masa Rasul SAW dan para shahabat, Ulumul Quran
belum dikenal sebagai suatu ilmu yang berdiri sendiri dan
tertulis. Para shahabat adalah orang-orang Arab asli yang dapat
merasakan struktur bahasa Arab yang tinggi dan memahami apa
yang diturunkan kepada Rasul dan bila menemukan kesulitan
dalam

memahami

ayat-ayat

tertentu,

mereka

dapat

menanyakan langsung kepada Rasul SAW.


Di zaman Khulafaur Rasyidin sampai Dinasti Umayyah,
wilayah islam bertambah luas sehingga terjadi pembaruan
antara orang Arab dan bangsa-bangsa yang tidak mengetahui
bahasa Arab. Keadaan demikian menimbulkan kekhawatiran
shahabat akan tercemarnya keistimewaan bahasa Arab, bahkan
dikhawatirkan tentang bacaan Al-Quran yang menjadi sebuah
standar bacaan mereka. Untuk mencegah kekhawatiran itu,
disalinlah dari tulisan-tulisan asli Al-Quran yang disebut dengan

Mushaf Imam. Dan dari salinan inilah suatu dasar Ulumul Quran
disebut Al-Rasm Al-Utsmani.
Kemudian Ulumul Quran memasuki masa pembukuannya
pada abad ke-2 H. Para ulama memberikan prioritas perhatian
mereka terhadap ilmu tafsir karena fungsinya sebagai umm alulum al-quraniyyah. Sampai saat ini bersamaan dengan masa
kebangkitan modern dalam perkembangan ilmu-ilmu agama,
para ulama masih memperhatikan akan ilmu Quran ini.
Sehingga tokoh-tokoh ahli tafsir (Quran) masih banyak hingga
saat ini di seluruh dunia.
E. Faedah-faedah Ulumul Quran
Adapun faedah-faedah mempelajari Ulumul Quran antara
lain :

Mampu menguasai berbagai ilmu pendukung dalam rangka

memahami makna yang terkandung dalam Al-Quran.


Membekali diri dengan persenjataan ilmu pengetahuan yang
lengkap dalam rangka membela Al-Quran dari berbagai

tuduhan dan fitnah yang muncul dari pihak lain.


Seorang penafsir (mufassir) akan lebih mudah

dalam

mengartikan Al-Quran dan mengimplementasikan dalam

kehidupan nyata.
Membentuk kepribadian muslim yang seimbang.
Menanamkan iman yang kuat
Memberi arahan untuk dapat memanfaatkan potensi yang

dimiliki dan sumber-sumber kebaikan yang ada di dunia.


Menetapkan undang-undang agar setiap muslim mampu
memberikan

sumbangsih

dan

kreatif

untuk

mencapai

kemajuan.
Membentuk masyarakat muslim yang betul-betul Qurani.
Membimbing umat dalam memerangi kejahiliyahan.

F. Tokoh-tokoh Ahli Tafsir


Syubah Ibn Al-Hajjaj
Sufyan Ibn Uyaynah
Wali Ibn Al-Jarrah
Ibn Jarir At-Thabari
Jalaluddin Al-Bulqini
Jalaluddin As-Suyuthi

Abdullah Ibn Abbas


Mujahid Ibn Jabr
At-Thobari
Ibnu Katsir
Fakhruddin Ar-Rozi

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah disebutkan dapat disimpulkan
bahwa secara terminologi, Ulumul Quran adalah kumpulan
sejumlah

ilmu

yang

berhubungan

dengan

Al-Quran

yang

mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Pertumbuhan


dan perkembangan Ulumul Quran menjelma menjadi suatu
disiplin ilmu melalui proses secara bertahap dan sesuai dengan
kebutuhan dan kesempatan untuk membenahi Al-Quran dari
segi keberadaan dan pemahamannya. Jadi, Al-Quran adalah
pedoman hidup bagi manusia yang disajikan dengan status
sastra yang tinggi. Kitab suci ini sangat berpengaruh terhadap
kehidupan manusia semenjak Al-Quran diturunkan, terutama
terhadap ilmu pengetahuan, peradaban serta akhlak manusia.
B. Saran
Demikianlah

tugas

penyusunan

makalah

ini

saya

persembahkan. Harapan kami dengan adanya tulisan ini bisa


menjadikan kita untuk lebih menyadari bahwa agama islam
memiliki

khazanah

keilmuan

yang

sangat

dalam

untuk

mengembangkan potensi yang ada di alam ini dan merupakan


langkah awal untuk membuka cakrawala keilmuan kita, agar kita
menjadi seorang muslim yang bijak sekaligus intelek. Serta
dengan harapan dapat bermanfaat dan bisa difahami oleh para
pembaca. Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para
pembaca,

khususnya

dari

dosen

mata

kuliah

yang

telah

membimbing kami dan para maha siswa demi kesempurnaan


makalah

ini.

Apabila

ada

kekurangan

dalam

penyusunan

makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Wahid Ramli, Drs.2002.Ulumul Quran. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Abdul, Halim M.1999. Memahami Al-Quran. Bandung : Marja
Anwar, Rosihan.2006.Ulumul Quran. Bandung : Pustaka Setia
Nata, Abuddin.1992.Al-Quran dan Hadits. Jakarta : Raja Grafindo
Persada
Shaleh, K.H.1992. Asbabun Nuzul. Bandung : C.V Diponegoro
Zuhdi, Masfuk.1997. Pengantar Ulumul Quran. Surabaya : Karya
Abditama

Anda mungkin juga menyukai