Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Reproduksi 1
Pembimbing :
Hemi Fitriani S.Kep.,M.Kep.,Sp.Mat.
Disusun oleh :
Indry Artri ( 213113114 )
ILMU KEPERAWATAN S1
STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas petunjuk dan hidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini menampilkan rangkuman materi pokok dengan sajian kompetensi
yangbertujuan untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa tentang pokok-pokok materi
yang telah dipelajari.Diharapkan makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam kegiatan
belajar guna meraih prestasi belajar yang maksimal.
Kami ucapkan terimakasih kepada Dosen pembimbing Diskel yang telah
memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada kami untuk menyusun makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyajian makalah ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun dari mahasiswa akan kami terima dengan
senang hati, guna penyempurnaan makalah ini berikutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PRE EKLAMPSIA................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 3
1.2 Tujuan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Metode Penyusunan............................................................................. 4
1.4 Studi kepustakaan...............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 5
2.1 Skenario kasus..................................................................................... 5
2.2 Step 1 (klasifikasi Istilah).....................................................................5
2.3 Step 2 (pertanyaan)............................................................................. 6
2.4 Step 3 ( Jawaban)................................................................................. 6
2.5 Step 4 (sintesis)................................................................................... 9
BAB IV PENUTUP............................................................................................. 26
KESIMPULAN............................................................................................ 26
SARAN...................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 27
BAB I
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
2
3
4
5
6
Studi kepustakaan
Yaitu suatu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara penelusuran buku-buku
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skenario kasus
Seorang ibu,ny s, usia 37 tahun, hamil 32 minggu, G 4P2A1, datang ke poli kandungan untuk
memeriksakan kehamilannya. Tekanan darah 180/100 mmHg, nadi 84 x/menit, berat badan
85 kg, tinggi badan 185 cm. Ibu mengatakan bahwa pandangannya terasa tidak jelas yang
dirasakan akhir-akhir ini, ibu juga mengeluh sakit ulu hati. Hasil pemeriksaan urin dinyatakan
proteinuria. Setelah selesai pemeriksaan ibu dianjurkan untuk dirawat.
Pertanyaan:
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
kehamilannya.?
Bagaimana proses perjalanan penyakitnya.?
Bagaimana tindakan medis yang dilakukan.?
Komplikasi yang dapat muncul dari gangguan tersebut.?
Diagnosa keperaatan apa yang mungkin terjadi pada Ny S.?
Tindakan perawatan apa yang harus Ny s dapatkan selama dirawat.?
Kriteria apa yang harus dicapai hingga NY S dapat pulang.?
Discart planning yang dilakukan pada Ny S.?
(Melahirkan 2x)
Step 3 ( Jawaban)
- Pemeriksaan Laboratorium,Radiologi,USG,Urinology.
-Pemeriksaan TTV.
- Hipertensi.
-Proteinuria = Akan mempengaruhi kerja ginjal.
-Pusing
-Nyeri ulu hati
-Pandangan terasa tidak jelas.
-Usian kehamilan lebih dari 20 minggu.
-Kenaikan berat badan terasa cepat.
-Obesitas
-Riwayat hipertensi
-Usia lebih dari 35 tahun.
-Kehamilan ganda
-Primigrafida= Pembentukan antibody penghambat (blocking antobodi) belum
sempurna sehingga meningkatkan resiko pre akslampsia.
Pre Ekslampsia
Proteinuria
6
-Nekrosis hati.
-Sindrom HELLP (Hemolisis, elevatet, liver enzymes, dan low platelet)
-Kelainan ginjal.
-DIC (Diseminatet Intravascular Coagulation) = Dapat terjadi telah mencapai tahap
pre ekslampsia.
8
Pengertian
Pre-eklamsia adalah suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi
setelah minggu ke 20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan protein uria dan dapat
juga diserta dengan udema. Hipertensi di sini adalah tekanan darah 140/90
mmHgatau lebih, atau sutu kenaikan tekanan sistolik sebesar 30mmHg atau lebih
(jika diketahui tingkat yang biasa), atau kenaikan tekanan darah diastolic sebesar 15
mmHg atau lebih (jika diketahui tingkat yang biasa). Protein uria dalam preeklamsia
adalah konsentrasi protein sebesar 0,3 g/l atau lebih pada sedikitnya 2 spesimen urin
yang di ambil secara acak dan pada selang waktu 6 jam atau lebih. Edema biasa
terjadi pada kehamilan normal, sehingga edema bukanlah tanda pre-eklampsia yang
dapat dipercaya kecuali jika edema juga mulai terjadi pada tangan dan wajah, serta
kenaikan berat badan yang mendadak sebanyak 1 kg atau kebih dalam seminggu
(atau 3 kg dalam sebulan) adalah indikasi pre-eklampsia (kenaikan berat badan
normal sekitar 0,5 kg per minggu). (Anonim, 2007).
Pre-eklamsia adalah penyakit dengan tanda tanda hipertensi, edema dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya timbul pada tri wulan ke tiga
kehamilan, tetapi dapat sebelumnya, misalnya karena mola hidatidosa (Winknjosastro.1977 ;
282).
Preeklampsia (Toksemia Gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai
dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan), yang terjadi
pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. (Manuaba
( 1998)).
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Mansjoer,
2000).
Preeklampsia adalah toksemia pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi,
edema, dan proteinuria. ( kamus saku kedokteran Dorland).
Pre-eklampsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 20 minggu. (Obgynacea 2009). (Nanda NIC NOC 2013).
Klasifikasi
Pre-Eklampsia dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut :
a
Pre-Eklampsia Ringan
Bila disertai keadaan sebagai berikut:
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur pada posisi berbaring
terlentang; atau kenaikan diastolik 15 mmHg atau lebih; atau kenaikan sistolik
30 mmHg atau lebih .Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali
pemeriksaan dengan jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
2) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat 1 kg atau lebih
per minggu.
3) Proteinuria kwantatif 0,3 gr atau lebih per liter; kwalitatif 1 + atau 2 + pada
urin kateter atau midstream.
Pre-Eklampsia Berat
1) Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih.
2) Proteinuria 5 gr atau lebih per liter.
3) Oliguria, yaitu jumlah urin kurang dari 500 cc per 24 jam .
4) Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri pada epigastrium.
5) Terdapat edema paru dan sianosis.
Etiologi
Etiologi preeklampsia
diketahui dengan
pasti.
Banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan
penyebabnya, oleh karena itu disebut penyakit teori; namun belum ada yang
memberikan jawaban yang memuaskan. Teori sekarang yang dipakai sebagai
penyebab preeklampsia adalah teori iskemia plasenta.
Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan
penyakit ini.Adapun teori-teori tersebut adalah ;
a. Peran Prostasiklin dan Tromboksan
Pada preeklampsia dan eklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler,
sehingga
berkurang, sedangkan
pada kehamilan normal prostasiklin meningkat. Sekresi tromboksan oleh t
rombosit bertambah sehingga timbul vasokonstrikso generalisata dan sekresi
aldosteron menurun. Akibat perubahan ini menyebabkan pengurangn perfusi
plasenta sebanyak 50%, hipertensi dan penurunan volume plasma.
b. Peran Faktor Imunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan I karena pada kehamilan I
terjadi pembentukan blocking antibodies terhadap antigen placenta tidak sempurna.
Padapreeklampsia terjadi komplek imun humoral dan aktivasi komplemen.
Hal ini dapat diikuti dengan terjadinya pembentukan proteinuria.
c. Peran Faktor Genetik
Preeklampsia hanya terjadi pada manusia. Preeklampsia meningkat pada anak
dari ibu yang menderita preeklampsia.
d. Iskemik dari uterus. Terjadi karena penurunan aliran darah di uterus
e. Defisiensi kalsium. Diketahui bahwa kalsium berfungsi membantu memperta
hankan vasodilatasi dari pembuluh darah.
f. Disfungsi dan aktivasi dari endotelial. Kerusakan sel endotel vaskuler maternal
memilikiperanan penting dalam patogenesis terjadinya preeklampsia. Fibron
ektin diketahui dilepaskan oleh sel endotel yang mengalami kerusakan dan
meningkat secara signifikan dalam darah wanita hamil dengan preeklampsia.
Manifestasi Klinis
1
dan kemudian baru edema nampak, edema ini tidak hilang dengan istirahat
Pre ekslampsia Berat
a Tekanan darah sistolik >160mmhg dan diastolik >110mmhg pada 2 kali
b
c
d
e
f
Patofisiologi
Pada preeklampsia terdapat penurunan aliran darah. Perubahan ini
menyebabkan prostaglandin plasenta menurun dan mengakibatkan iskemia
uterus. Keadaan iskemia pada uterus , merangsang pelepasan bahan tropoblastik
yaitu akibat hiperoksidase lemak dan pelepasan renin uterus. Bahan tropoblastik
menyebabkan terjadinya endotheliosis menyebabkan pelepasan tromboplastin.
Vasospasme
bersama
dengan
koagulasi
intravaskular
akan
meningkat.
Peningkatan
saraf
simpatis
mempengaruhi
traktus
PATHWAY
Faktor
imunologik
Tekanan
darah
(hipertensi)
Perfusi ke
jaringan
Aliran darah
berkurang
CO2
Gangguan
Ganggu
perfusi
Intra
an uterin
jaringan
growth
perfusi
Hipoksia dan
iskemik pada
plasenta
Kerusakan
gromerulus
Terjadi
mikroemboli
pada hati
(kerusakan
liver)
Kemampu
Gangguan Protein
an filtrasi
Nyeri
Hipoksia
ke
padaResiko
plasma
Mengeluarka
Gangguan
Vasospas
menurun
Retensi
epigastriu
semua
Proteinur
endotel
tubuh
Nye
n toksik
eliminasi
me
tinggi dalam
foetal
Edem
a
Gangguan
Spasme
persepsi
Edem
Edem Pandang
Edema
arteriol
Nyeri sensori
a
a
serebr
an
kabur
a retina
penglihata
paru ulu
hepar
Pemeriksaan penunjang
1
Pemeriksaan laboratorium
a Pemeriksaan darah lengkap
1 Penurunan hemoglobin (nilai rujukan atau kadar normal hemoglobin untuk
Eklapmsia
b. Solusio plasenta
c.
f.
Ablasio retina
b. Prematur
c.
Asfiksia neonatorum
Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Ringan
a. Dapat dikatakan tidak mempunyai risiko bagi ibu maupun janin
b. Tidak perlu segera diberikan obat antihipertensi atau obat lainnya, tidak perlu dirawat
kecuali tekanan darah meningkat terus (batas aman 140-150/90-100 mmhg).
c. Istirahat yang cukup (berbaring / tiduran minimal 4 jam pada siang hari dan minimal 8
jam pada malam hari)
d. Pemberian luminal 1-2 x 30 mg/hari bila tidak bisa tidur
e. Pemberian asam asetilsalisilat (aspirin) 1 x 80 mg/hari.
f. Bila tekanan darah tidak turun, dianjurkan dirawat dan diberi obat antihipertensi :
metildopa 3 x 125 mg/hari (max.1500 mg/hari), atau nifedipin 3-8 x 5-10 mg/hari,
atau nifedipin retard 2-3 x 20 mg/hari, atau pindolol 1-3 x 5 mg/hari (max.30
mg/hari).
g. Diet rendah garam dan diuretik tidak perlu
h. Jika maturitas janin masih lama, lanjutkan kehamilan, periksa tiap 1 minggu
i. Indikasi rawat : jika ada perburukan, tekanan darah tidak turun setelah 2 minggu
rawat jalan, peningkatan berat badan melebihi 1 kg/minggu 2 kali berturut-turut, atau
pasien
menunjukkan
tanda-tanda
pre-eklampsia
berat.
Berikan
juga
obat
antihipertensi.
j. Jika dalam perawatan tidak ada perbaikan, tatalaksana sebagai pre-eklampsia berat.
Jika perbaikan, lanjutkan rawat jalan
k. Pengakhiran kehamilan : ditunggu sampai usia 40 minggu, kecuali ditemukan
pertumbuhan janin terhambat, gawat janin, solusio plasenta, eklampsia, atau indikasi
terminasi lainnya. Minimal usia 38 minggu, janin sudah dinyatakan matur.
l. Persalinan pada pre-eklampsia ringan dapat dilakukan spontan, atau dengan bantuan
ekstraksi untuk mempercepat kala II.
2) Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan diakhiri /
diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti : kehamilan
dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap PEMANTAUAN
JANIN dengan klinis, USG, kardiotokografi.
Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini pre
eklampsia, dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya. Walaupun timbulnya
pre eklampsia tidak dapat dicegah sepenuhnya, namun frekuensinya dapat dikurangi
dengan pemberian penerangan secukupnya dan palaksanaan pengawasannya yang baik
pada wanita hamil. Penerangan tentang manfaat istirahat dan diet berguna dalam
pencegahan.istirahat tidak selalu berarti berbaring ditempat tidur, namun pekerjaan
sehari-hari perlu dikurangi, dan dianjurkan untuk lebih banyak duduk dan berbaring. Diet
tinggi protein dan rendah lemak, karbohidat, garam dan penambahan BB yang tidak
berlebihan perlu dianjurkan. Mengenla secara dini pre eklampsia dan segera merawat
penderita tanpa memberikan diuretika dan obat anti hipertensif memang merupakan
kemajuan yang penting dari pemeriksaan anternatal yang baik
Asuhan keperawatan
A PENGKAJIAN
Data yang dikaji pada ibu bersalin dengan pre eklampsia adalah :
1. Data subyektif :
a
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida , < 20 tahun atau > 35 tahun
Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
Data Obyektif :
a
Pemeriksaan penunjang :
Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 2 kali
dengan interval 6 jam
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
2 Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta
3 Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi uterus dan
pembukaan jalan lahir
4 Resiko tinggi terjadinya trauma ibu berhubungan dengan penurunan fungsi organ
( vasospasme dan peningkatan tekanan darah )
5 Gangguan perfusi pada jaringaan ginjal berhubungan dengan vasokontriksi, spasme
dan edema glomerulus
6 Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan retensi air dan
garam
7 Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang tidak efektif
terhadap proses persalinan
C INTERVENSI
1
Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan penurunan fungsi
organ (vasospasme dan peningkatan tekanan darah).
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi kejang pada ibu
Kriteria Hasil :
1
Tanda-tanda vital :
-
Suhu : 36-37 C
RR : 16-20 x/mnt
Intervensi :
1
Monitor adanya tanda-tanda dan gejala persalinan atau adanya kontraksi uterus
Rasional:
Kejang
akan
meningkatkan
kepekaan
uterus
yang
akan
Resiko tinggi terjadinya foetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan
pada plasenta
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan tidak terjadi foetal distress pada janin
Kriteria Hasil :
1
DJJ ( + ) : 12-12-12
Hasil NST :
Hasil USG ;
Intervensi :
1
Intervensi :
Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri dengan nafas dalam bila HIS timbul
Rasional : Dengan nafas dalam otot-otot dapat berelaksasi , terjadi
vasodilatasi pembuluh darah, expansi paru optimal sehingga kebutuhan
02 pada jaringan terpenuhi
Intervensi :
1
pengertian
sedangkan
yang
berat
diperlukan
tindakan
medikamentosa
2
Kaji tanda eklamsi (hiperaktif, reflek patella dalam, penurunan nadi dan
respirasi, nyeri epigastrium dan oliguri)
Rasional : Oedema keseluruhan dan vasokontriksi merupakan manifestasi
dan perubahan pada SSP, Ginjal, Jantung dan Paru-Paru
H Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan retensi air dan
garam
Tujuan :
Keseimbangan cairan terjaga
Intervensi :
1
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odem dan protein
uria yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ke 3
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya.
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti. Banyak teori
teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya. Oleh karena
itu disebut penyakit teori namun belum ada memberikan jawaban yang memuaskan.
Pada preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis
pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan
iskemia.
Pada preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia,
penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah.
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda-tanda dini
preeklampsia, dan dalam hal itu harus dilakukan penanganan semestinya.
SARAN
1
Preeklampsia adalah salah satu penyakit yang berbahaya pada ibu hamil, oleh karena
itu hendaknya upaya preventif dilakukan agar tidak terjadi masalah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran edisi 3, jilid I. EGC : Jakarta.
Doengoes, Marilyn E. 2000. REncana Asuhan Keperawatan edisi III. EGC : Jakarta.
Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri jilid 1 edisi 2. EGC : Jakarta.