Anda di halaman 1dari 28

STROKE

Makalah
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Sistem Neurobehaviour
Disusun oleh :
Kelompok C
Ketua

: Gina Mutiara Sari

Scriber 1

: Vina Yusfadianti

Scriber 2

: Tika Nurul Alfiani


Anggota:

Ani Rusmiawati
Nida Kania S

Sri Hayati
Sigit Slamet K

Lailatun Najmiyah
Faisal Anwar R

Intan Dwi Cahya

Rani Suryaningsih

Marisha Azhar

Miftah Awaludin

Agung Kurnia

Ferry Supriadi

Noor Loppa

Ika Gian Aprilya

Intan Nurawaliana

STIKES JENDRAL

ACHMAD YANI
CIMAHI
2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
besertahidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Stroke.
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah sistem Neurobehaviour.
Tidak lupa kami ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan dan pembuatan makalah ini. Semoga segala bantuan yang
telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT.
Kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan, baik dari segi isi, maupun
sistematika. Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih apabila ada kritik dan saran untuk
perbaikan dari kesalahan makalah ini.
Harapan kami, semoga makalah ini bermanfaat bagi siapapun yang membacanya dalam
upaya peningkatan wawasan wacana pendidikan nasional. Akhir kata kami hanya dapat
mengucapkan terima kasih dan semoga Allah selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya
kepada kita semua.

Cimahi, April 2015

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A.

Latar belakang...................................................................................................................1

B.

Tujuan...............................................................................................................................1

BAB IIPEMBAHASAN..................................................................................................................2
A.

Skenario Tutorial...............................................................................................................2

B.

Step 1 (Klasifikasi Dan Definisi Istilah)...........................................................................2

C.

Step 2 (Identifikasi Masalah)............................................................................................2

D.

Step 3 (Analisis Masalah).................................................................................................3

E.

Step 4 (Merumuskan hipotesis).........................................................................................5

F. Step 5 (Merumuskan Masalah).............................................................................................6


G.

Step 6 (Tugas Mandiri).....................................................................................................6

H.

Step 7 (Sintesis)................................................................................................................8

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................22


A.

Kesimpulan.....................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................23

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalahsuatu gangguan di peredaran darah di otak. Organisasi kesehatan
dunia, WHO mendefinisikan stroke sebagai suatu sindrom klinis dengan
Gangguan fokal atau global dari fungsi otak yang berkembang dengan cepat,
dengan gejala yang bertahan lebih dari 24 jam atau lebih atau dapat menyebabkan
kematian, dengan penyebab yang tak lain berasal dari gangguan sirkulasi darah.
Gangguan sirkulasi ini dapat disebabkan oleh beberapa patofisiologi, diantaranya
thrombosis, emboli dan perdarahan. Beberapa faktor resiko yang dapat
menimbulkan gejala stroke diantaranya adalah hipertensi, diabetes, transient
ischaemic attack (TIA), gangguan kardiovaskular dan kebiasaan merokok.
B. Tujuan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mahasiswa mampu menjelaskan definisistroke


Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasistroke
Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan stroke
Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan stroke

BAB IIPEMBAHASAN
A. Skenario Tutorial
Seorang wanita berusia 60 tahun dirawat di ruang UGD, klien mengatakan
saat melakukan aktivitas di sawah tiba-tiba mengalami nyeri kepala hebat serta
kaki dan tangan kirinya tidak bisa digerakkan kemudian terjatuh. Dari hasil

pengkajian oleh perawat didapatkan data: BP: 160/100 mmhg, HR: 90x/menit, RR:
24x/menit, T: 37,3C, GCS E4M4V4, clubing finger, tampak pucat, bicara tidak
jelas (pelo), wajah tidak simetris, muntah, parese CN VII dan XII. Dari hasil
anamnesa klien sudah lama memiliki riwayat penyakit hipertensi. Hasin CT scan
menunjukkan adanya lesi hemoragik pada hemisfer sebelah kanan.
B. Step 1 (Klasifikasi Dan Definisi Istilah)
1. Parese CN VII dan XII adalah kondisi yang ditandai lemahnya gerak badan
atau hilangnya sebagian gerakan badan atau adanya gangguan gerakan.
2. Hemisfer (otak) adalah separuh bagian organ atau struktur sferis atau kurang
lebih sferis.
Separuh bulatan, cerebral: kedua belahan atau sisi otak.
3. Hemoragik adalah perembesan darah dari pembuluh darah.
4. GCS E4M4V4 adalah tingkat kesadaran (Eyes, Motorik, Verbal)
5. Clubing finger adalah gangguan pada ujung jari disebabkan oleh gangguan
pada kardio.
Proliferasi jaringan lunak disekitar ujung jari tangan atau jari kaki, tanpa
perubahan pada tulang.
6. Hipertensi adaalah tingginya tekanan darah arteri secara resisten penyebabnya
mungkin belum diketahui disebabkan penyakit lain.
C. Step 2 (Identifikasi Masalah)
1. Penyakit apa yang dialami klien?
2. Apa penyebab nyeri kepala hebat yang disertai kaki dan tangan kiri tidak bisa
digerakan?
3. Apa yang menyebabkan pasien muntah, tampak pucat, dan disertai bicara
tidak jelas?
4. Terapi apa yang diberikan pada pasien tersebut?
5. Apa yang menyebabkan wajah klien tidak simetris?
6. Masalah keperawatan apa yang timbul pada kasus tersebut?
7. Apa yang menyebabkan adanya lesi hemoragik pada hemisfer sebelah kanan?
8. Tindakan keperawatan apa yang diberikan pada klien?
9. Apa pencegahan pada penyakit tersebut?
10. Apakah ada komplikasi dari penyakit ini?
11. Kenapa pasien bisa mengalami clubbing finger?
12. Lebih rentan pada usia berapa yang terkena penyakit ini?
2

13. Apa ada hubungan penyakit yang diderita dengan hipertensi? Apakah
E4M4V4 akan menimbulkan perubahan apa?
14. Apa faktor resiko pada penyakit tersebut?
15. Apa yang menyebabkan parase CN VII dan XII?
16. Siapa yang cenderung rentan terkena penyakit tersebut, laki-laki atau
perempuan, dan apa penyebabnya?
D. Step 3 (Analisis Masalah)
1. Stroke.
2. Karena adanya lesi hemoragik pada hemisfer sebelah kanan yang
menyebabkan parase CN VII dan XII.
3. Kekurangan oksigen mengakibatkan klien tampak pucat, gangguan saraf
cranial XII mengakibatkan bicara tidak jelas.
4. Terapi obat: hipertensi (Captropil, amplodipin {gol. Vasodilator}).
5. Adanya gangguan pada saraf cranial VII.
6. Intoleransi aktivitas, gangguan citra tubuh, nyeri akut, kekurangan volume
cairan, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan.
7. Karena klien menderita hipertensi yang menyebabkan tekanan darah
meningkat sehingga pembuluh darah diotak meningkat dan elastisitas
pembuluh darah terganggu, jika dibiarkan akan menyebabkan pecahnya
pembuluh darah.
8. Latihan ROM,fisioterapi.
9. Kontrol tekanan darah, hindari jatuh, jangan terlalu banyak terpapar sinar
matahari, olahraga, gaya hidup sehat, hindari rokok, tidak minum minuman
beralkohol dan berkafein, hindari stres, konsumsi makanan yang sehat.
10. Kelumpuhan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan
berbicara, gangguan bentuk tubuh,, atropi (kekakuan) otot.
11. Karena adanya gangguan pada kardio yang merupakan mekanisme
kompensasi untuk mendapatkan oksigen ke area perifer.
12. Usia lanjut
13. Ada, karena hipertensi menyebabkan tekanan darah meningkat sehingga
pembuluh darah diotak meningkat dan elastisitas pembuluh darah terganggu,
jika dibiarkan akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah.
Karena klien mengalami penurunan kesadaran.

14. Orang yang hipertensi, perokok, kurang aktivitas fisik, obesitas, alkohol,
minuman berkafein, stress, gangguan pada kardio, usia lanjut, gaya hidup.
15. Tekanan darah yang meningkat, tekanan darah di otak meningkat, pembuluh
darah terganggu dan jika dibiarkan akan menyebabkan pecahnya pembuluh
darah, otak akan terendam darah sehingga mengakibatkan perfusi jaringan di
otak dan mengenai sel-sel di otak, dan disini mengenai saraf cranial VII dan
XII.
16. Relatif laki-laki karena gaya hidup yang tidak sehat.

E. Step 4 (Merumuskan hipotesis)


Wanita 60 tahun

Datang ke UGD, mengeluh


nyeri kepala, kaki dan tangan
tidak bisa digerakan.

Pemfis:
BP: 160/100
HR: 90x/menit
RR: 24x/menit
T: 37,3 C
GCS E4M4V4
Clubbing finger
Pucat, bicara palo, wajah tidak
simetris

Riwayat hipertensi

Tekanan darah

Fungsi jantung
terganggu

Suplai O2 ke
jaringan
terganggu
Pucat

Elastisitas pembuluh
darah

Clubing

Pembuluh darah
pada otak pecah

CT scan: adanya lesi hemoragik


pada hemisfer kanan.

Nyeri akut
Stroke

Gangguan perfusi
jaringan di otak
4

Gangguan perfusi
jaringan

Parese VII dan


XII

Ekstrimitas tidak
bisa digerakan

Penurunan
kesadaran

Bicara tidak
jelas

Wajah tidak
simetris

F. Step 5 (Merumuskan Masalah)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Mahasiswa mampu menjelaskan definisistroke


Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasistroke
Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan medis stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan komplikasi stroke
Mahasiswa mampu menjelaskan pencegahan stroke
Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan stroke

G. Step 6 (Tugas Mandiri)


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Tugas
Definisi dan klasifikasi
Etiologi dan faktor resiko
Manifestasi klinis
Patofisiologi
Penatalaksanaan medis
Pemeriksaan penunjang
Komplikasi
Pencegahan
Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
b. Diagnosa
c. Intervensi

Nama
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Miftah
Rani
Ani
Gian, Intan DC, Marisha
Faisal, Sigit
Nida, Agung
Sri
Gina
a. Tika, Intan Nurawaliana
b. Vina, Feri
c. Noor lopa, Laila

GCS
E4M4V4

Waktu
Selasa,
14 April 2015
08.00 11.00
14 April 2015

Keterangan
Pelaksanaan TUTORIAL dari step 1 step 5
Pengumpulan Materi

Kumpulan 1 :
- Pencarian data
- Pembuatan cover, kata pengantar, daftar isi, daftar
-

H.
St

pustaka
Yang datang : Semua datang
Kumpulan di hotspot tanggal 14April 2015, dari
12.00-17.00

15 April 2015

Kumpulan 2 :
-

Pengumpulan Materi
Pengeditan BAB III
Pembuatan BAB I BAB IIdan BAB IV
Penambahan materi dari berbagai sumber
Yang datang : Semua datang
Kumpulan di hotspot tanggal 15 April 2015, dari
11.00-15.00

ep 7 (Sintesis)
1. Definisi dan Klasifikasi
Gangguan

peredaran darah diotak (GPDO) atau dikenal dengan CVA

( Cerebro Vaskuar Accident) adalah gangguan fungsi syaraf yang disebabkan oleh
gangguan aliran darah dalam otak yang dapat timbul secara mendadak ( dalam
beberapa detik) atau secara cepat ( dalam beberapa jam ) dengan gejala atau tanda
yang sesuai dengan daerah yang terganggu.(Harsono,1996, hal 67)

Stroke atau cedera cerebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang


diakibatkan

oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak sering ini adalah

kulminasi penyakit serebrovaskuler selama beberapa tahun. (Smeltzer C.


Suzanne, 2002, hal 2131)
Penyakit ini merupakan peringkat ketiga penyebab kematian di United
State. Akibat stroke pada setiap tingkat umur tapi yang paling sering pada usia
antara 75 85 tahun. (Long. C, Barbara;1996,)
Secara garis besar stroke di bagi 2 yaitu iskemik dan hemoragik
a. Iskemik
Infark iskemik umumnya disebabkan oleh thrombus yang menyebabkan
okulasi menetap, mencegah adanya reperfusi pada organ yang infark sehingga
menyebabkan terjadinya anemia atau iskemik, secara patologi di dapatkan
infiltrasi leukosit selama beberapa hari terutama pada daerah tepi
infark.hampis 85% stroke ini di akibatkan oleh sumbatan bekuan darah,
penyempitan arteri, embolus, atau arteri ektrakranium yang menyebabkan
sumbatan di satu atau beberapa arteri ektrakranium.pada usia lebih dari 65
tahun sumbatan bisa di sebabkan oleh aterosklerosis.
b. Hemoragik
Infark hemoragik, terjadinya infark hemoragik yang telah lama
diketahui adalah adanya reperfusi oleh pembuluh darah setelah oklusi
hilang.diasumsikan bahwa adanya tekanan baru arteri pada kapiler kapiler
yang menyebabkan terjadinya diapedesis eritrosit melalui dinding kapiler
yang hipoksia. Semakin sering terjadi reperfusi semakin rusak pula dinding
kapiler dan memperbanyak kemungkinan daerah hemoragik.. (scribd)

2. Etiologi dan Faktor resiko


Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
a. Thrombosis Cerebral.
7

Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi


sehingga menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan
oedema dan kongesti di sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada
orang tua yang sedang tidur atau bangun tidur. Hal ini dapat terjadi karena
penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan darah yang dapat
menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali
memburuk pada 48 jam setelah thrombosis.
Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
1) Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta
berkurangnya kelenturan atau elastisitas dinding pembuluh darah.
Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam. Kerusakan dapat
terjadi melalui mekanisme berikut :
(a) Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran
darah.
(b) Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
(c) Tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan
thrombus (embolus).
(d) Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian
robek dan terjadi perdarahan.
2) Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental, peningkatan viskositas /hematokrit meningkat
dapat melambatkan aliran darah serebral.
3) Arteritis( radang pada arteri )
b. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh
bekuan darah, lemak dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari
thrombus di jantung yang terlepas dan menyumbat sistem arteri serebral.
Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul kurang dari 10-30
detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :

1) Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease


(RHD).
2) Myokard infark
3) Fibrilasi
Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong
sama sekali dengan mengeluarkan embolus-embolus kecil.
4) Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya
gumpalan-gumpalan pada endocardium.
c. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam
ruang subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini
dapat terjadi karena atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya
pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah kedalam parenkim
otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan
jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan
otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi
otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
1)
2)
3)
4)

Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.


Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh

darah arteri, sehingga darah arteri langsung masuk vena.


5) Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan
penebalan dan degenerasi pembuluh darah.
d. Hypoksia Umum
1) Hipertensi yang parah.
2) Cardiac Pulmonary Arrest
3) Cardiac output turun akibat aritmia
e. Hipoksia setempat
1) Spasme arteri serebral , yang disertai perdarahan subarachnoid.
2) Vasokontriksi arteri otak disertai sakit kepala migrain.

Terdapat beberapa faktor resiko dari stroke:


a. Hipertensi.
b. Obesitas.
c. Hiperkolesterol.
d. Peningkatan hematokrit.
e. Penyakit kardiovaskuler : AMI, CHF, LVH, AF.
f. DM.
g. Merokok.
h. Alkoholisme.
i. Penyalahgunaan obat : kokain.
3. Manifestasi klinis
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada
lokasi lesi (pembuluh darah mana yang tersumbat) ukuran area yang
perfusinya tidak adekuat, dan jumlah aliran darah kolateral ( sekunder atau
aksesori). Fungsi otak yang rusak tidak dapat membaik sepenuhnya. (kmb vol
3)
a. Kehilangan motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan
kehilangan kontrol volunter terhadap gerakan motorik. Karena neuron
motor atas melintas, gangguan kontrol motor volunter pada salah satu sisi
tubuh dapat menunjukkan kerusakan pada neuron motor atas pada sisi
yang berlawanan dari otak. Disfungsi motor paling umum adalah
hemipleglia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan. Hemiparesis, atau kelemahan salah satu tubuh, adalah tanda
yang lain.
b. Kehilangan komunikasi
Fungsi otak lain yang dipengaruhi oleh stroke adalah bahasa dan
komunikasi. Stroke adalah penyebab afasia yang paling umum. Disfungsi
bahasa dan komunikasi dapat dimanifestasikan sebagai berikut:

Disartria (kesulitan berbicara)

Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara)

10

Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang


dipelajari sebelumnya)

c. Gangguan persepsi
Persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi.
Stroke dapat mengakibatkan persepsi visual, gangguan dalam hubungan
visual dan kehilangan sensori. Disfungsi persepsi seksual karena gangguan
jaras sensori primer diantara mata korteks visual.
d. Kerusakan fungsi kognitif Dan efek psikologik
Disfungsi ini dapat ditunjukan dalam lapang perhatian terbatas,
kesulitan

dalam

pemahaman,

lupa

dan

kurang

motivasi,

yang

menyebabkan pasien ini menghadapi masalah frustasi dalam program


rehabilitasi mereka.
e. Disfungsi kandung kemih
Setelah stroke pasien mungkin mengalami inkontinensia urinarius
sementara

karena

konfusi,

ketidakmampuan

mengkomunikasikan

kebutuhan dan ketidakmampuan untuk menggunakan urinal karena


krusakan kontrol motorik dan postural. Kadang-kadang setelah stroke
kandung kemih menjadi atonik, dengan kerusakan sensasi dalam respon
terhadap pengisian kandung kemih. Kadang-kadang sfingter urinarius
eksternal hilang atau berkurang.
4. Patofisiologi
Aliran darah di setiap otak terhambat karena trombus atau embolus,
maka terjadi kekurangan oksigen ke jaringan otot, kekurangan oksigen pada
awalnya mungkin akibat iskemia imun (karena henti jantung atau hipotensi)
hipoxia karena proses kesukaran bernafas suatu sumbatan pada arteri koroner
dapat mengakibatkan suatu area infark (kematian jaringan). (Sumber : Hudak
dan Gallo). Perdarahan intraksional biasanya disebabkan oleh ruptura arteri
cerebri ekstravasasi darah terjadi di daerah otak atau subarachnoid, sehingga
jaringan yang terletak di dekatnya akan tertekan. Darah ini sangat mengiritasi
11

jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar


pendarahan, spasme ini dapat menyebar ke seluruh hemisfer otak, bekuan
darah yang semua lunak akhirnya akan larut dan mengecil, otak yang terletak
di sekitar tempat bekuan dapat membengkak dan mengalami nekrosis. Infark
regional kortikal, sub kortikal ataupun infark regional di batang otak terjadi
karena daerah perdarahan suatu arteri tidak/ kurang mendapat aliran darah.
Aliran/ suplai darah tidak disampaikan ke daerah tersebut oleh karena arteri
yang bersangkutan tersumbat atau pecah. Sebagai akibat keadaan tersebut bias
terjadinya anoksia atau hypoksia. Bila aliran darah ke otak berkurang sampai
24-30 ml/100 gr jaringan akan terjadi ischemia untuk jangka waktu yang lama
dan bila otak hanya mendapat suplai darah kurang dari 16 ml/100 gr jaringan
otak, maka akan terjadi infark jaringan otak yang permanen. (DepKes 1993)
5. Penatalaksanaan medis
Menurut Harsono (1996), kematian dan deteriosasi neurologis minggu
pertama stroke iskemia oleh adanya odema otak. Odem otak timbul dalam
beberapa jam setelah stroke iskemik dan mencapai puncaknya 24 -96 jam.
Odema otak mula - mula cytofosic, karena terjadi gangguan pada
metabolisme seluler kemudian terdapat odema vasogenik karena rusaknya
sawar darah otak setempat. Untuk menurunkan odema otak, dilakukan hal
sebagai berikut:
a. Naikkan posisi kepala dan badan bagian atas setinggi 20 -30.
b. Hindarkan pemberian cairan intravena yang berisi glukosa atau cairan
hipotonik.
c. Pemberian osmoterapi yaitu :
1) Bolus marital 1gr/kg BB dalam 20 -30 menit kemudian dilanjutkan
dengan
dosis 0,25 gr/kg BB setiap 6 jam sampai maksimal 48 jam. Target
osmolaritas 300-320 mmol/liter.
2) Gliserol 50% oral 0, 25 - 1gr/kg BB setiap 4 atau 6 jam atau geiseral
10%.

12

Intravena 10 ml/kg BB dalam 3 -4 jam (untuk odema cerebr i ringan,


sedang).
3) Furosemide 1 mg/kg BB intravena.
d. Intubasi dan hiperventilasi terkontrol dengan oksigen hiperbarik sampai
PCO2 = 29-35 mmHg.
e. Tindakan bedah dikompresif perlu dikerjakan apabila terdapat supra
tentoral dengan pergeseran linea mediarea atau cerebral infark disertai
efek rasa.
f. Steroid dianggap kurang menguntungkan untuk terapi udara cerebral oleh
karena disamping menyebabkan hiperglikema juga naiknya resiko infeksi.
(Smeltzer C. Suzanne, 2002, hal 2131).
6. Pemeriksaan penunjang
a. CT Scan
Memperlihatkan secara spesifik letak edema, posisi hematoma, adanya
jaringan otak yang infark atau iskemia, serta posisinya secara pasti. Hasil
pemeriksaan biasanya di dapatkan hiperdens local, kadang-kadang masuk
ke ventrikel, atau menyebar ke permukaan otak.
b. MRI
Dengan menggunakan gelombang magnetic untuk menentukan posisi
serta besar atau luas terjadinya pendarahan otak. Hasil pemeriksaan
biasanya didapatkan area yang mengalami lesi dan infark dari hemoragick
c. Angiografi serebri
Membantu menemukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
perdarahan arterio vena atau adanya rupture dan untuk mencari sumber
perdarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
d. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit arterio vena (masalah system
karotis).
e. EEG
Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat masalah yang timbul dan
dampak dari jaringan yang infark sehingga menurunnya impuls listrik
dalam jaringan otak.
f. Sinar X tengkorak

13

Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang


berlawanan dari masa yang luas, kalsifikasi karotis interna terdapat pada
thrombosis serebral : kalsifikasi parsial dinding aneurisma pada
perdarahan subarachnoid.
g. Fungsi lumbal
Tekanan yang meningkat dan disertai bercak darah pada cairan lumbal
menunjukan adanya hemoragick pada subarachnoid atau perdarahan pada
intracranial. Peningkatan jumlah protein menunjukan adanya proses
inflamasi. Hasil pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perderahan yang massif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
likuor masih normal (xantokrom) sewaktu sehari-hari pertama.
h. Pemeriksaan laboatorium
1.) Darah rutin
2.) Gula darah
3.) Urin rutin
4.) Cairan serebrospinal
5.) Analisa gas darah
6.) Biokimia darah
7.) Elektrolit
(www.scribe.com)
7. Komplikasi
a. Infark dan iskemik jaringan otak
Terjadi karena adanya gangguan

aliran

darah

serebral

dan

mengakibatkan hipoksia serebral.


b. Herniasi otak
Terjadi karena peningkatan tekanan darah, peningkatan viskositas
pembuluh darah serebral.
c. Disritmia jantung
Terjadi karena adanya embolisme pada aliran darah ke otak
d. Cerebral Oedem
Diasebabkan karena penurunan ATP pada pompa Na+/K+ penurunan ini
disebabkan karena suplai aliran darah ke otak menurun. Na intrasel
menjadi semakin banyak dan akhirnya menarik air ke parenkim otak. Hal
ini dapat menyebabkan sel mati.

14

e. Stroke Berulang Pasien dengan stroke dapat mengalami stroke berulang


bila terjadi sumbatan lagi di pembulu darah otak. Hal ini diakibatkan dari
perubahan struktur darah dan kecenderungan untuk pembentukan
arteroma.
f. Hipoksia serebral
Diminimalkan dengan member oksigenasi darah adekuat ke otak.
Fungsi otak bergantung pada ketersediaan oksigen yang dikirimkan ke
jaringan. Pemberian oksigen dan mempertahankan hemoglobin serta
hemotokrit dalam mebantu mempertahankan oksigenasi jaringan.
g. Penurunan aliran darah serebral
Bergantung pada tekanan darah, curah jantung, dan integritas
pembuluh darah serebral. Hidrasi adekuat (cairan intravena) harus
menjamin viskositas darah dan memperbaiki aliran darah serebral.
Hipertensi atau hipotensi ekstrem perlu dihindari untuk mencegah
perubahan pada aliran darah serebral dan potensi meluasnya area cedera.
h. Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrasi atrium atau dapat berasal
dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran darah ke
otak selanjutnya menurunkan aliran darah serebral. (Brunner and
Suddarth,2002)
8. Pencegahan
a. Periksa tekanan darah secara rutin
Riset menunjukkan, rajin kontrol mengurangi 40 persen risiko stroke.
Mengontrol tekanan darah tinggi itu vital bagi pencegahan stroke, ujar
Prof. Adams. Bila lebih dari 140/90, berarti tekanan darah Anda tinggi.
Usahakan untuk menurunkannya.
b. Singkirkan tembakau
Hasil studi memperlihatkan, menjauhi tembakau mengurangi risiko
stroke sampai 33 persen. Tidak ada istilah merokok sedikit. Harus
berhenti sama sekali, sejak saat ini! tandas Prof. Adams.
c. Periksa Bagian leher

15

Mintalah dokter mendengarkan bunyi mendesing di leher Anda. Ini


terutama penting jika Anda mengalami aterosklerosis (pengerasan dan
penebalan pembuluh darah) yang menyebabkan tersumbatnya aliran
darah.
d. Olahraga teratur
Riset menunjukkan, mereka yang mulai latihan pada usia antara 25-40
tahun, risikonya terserang stroke berkurang 57 persen. Sedangkan yang
mulai latihan saat usianya 40-55 tahun, kesempatannya 37 persen lebih
baik untuk terhindar dari stroke.
e. Sayur dan buah-buahan
Terlalu dini menyebut beta-karoten dapat mencegah stroke. Tapi
makan sayur dan buah (sumber beta-karoten) lebih banyak setiap harinya,
kata Prof. Adams, sangat baik.
f. Makanlah potasium
Riset menegaskan, mengkonsumsi makanan kaya potasium sehari-hari,
mengurangi risiko stroke 40 persen. Kentang adalah sumber potasium
yang baik, selain alpukat, kedelai, pisang, salmon dan tomat.
g. Kenali kandungan aspirin
Memang aspirin sering disebut bisa membantu mencegah stroke. Tapi
kalau Anda tidak memiliki risiko stroke, dampaknya bisa kurang baik,
ujar Prof. Adams. Konsultasilah pada dokter.
h. Kurangi lemak
Apa yang baik bagi jantung Anda, baik pula bagi otak. Menjaga kadar
kolesterol berarti menghambat aterosklerosis dan stroke. Makanlah lemak
tidak lebih dari 25 persen kebutuhan kalori.
i. Hindari alkohol
Kalau Anda belum berkenalan dengan alkohol, lebih baik tidak usah
kenal, walau ada penelitian yang menyatakan bahwa dalam jumlah
tertentu bisa mencegah stroke dan serangan jantung. Sebab, tidak pernah
jelas ukuran minum secukupnya itu.
j. Mengontrol diabetes

16

Anda harus mengontrol diabetes Anda. Dalam kasus ini, penyakit ini
tidak diobati, ia dapat merusak pembuluh darah ke seluruh tubuh dan
akhirnya menyebabkan aterosklerosis.
k. Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis
kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal
dan MRS, nomor register, dan diagnosis medis.
2) Keluhan utama
Sering menjadi alasan klien untuk meminta pertolongan kesehatan
adalah kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, tidak
dapat berkomunikasi, dan penurunan kesadaran.
3) Data riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Serangan stroke berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukan aktivitas ataupun istirahat. Biasanya terjadi nyeri
kepala, mual, muntah, bahkan kejang sampai tidak sadar, selain
gejala kelumpuhan separuh badan atau gangguan fungsi otak yang
lain.
b) Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, riwayat stroke sebelumnya, diabetes
mellitus, penyakit

jantung,

anemia,

riwayat

trauma

kepala,

kontrasepsi oral yang lama, penggunaan anti koagulan, aspiin,


vasodilator, obat-obatan adiktif dan kegemukan.
c) Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, diabetes
mellitus atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu.
d) Riwayat psikososial dan spiritual
Peranaan pasien dalam keluarga, status emosi meningkat,
interaksi meningkat, interaksi social terganggu, adanya rasa cemas
yang berlebihan, hubungan dengan tetangga tidak harmonis, status

17

dalam pekerjaan. Dan apakah klien rajin dalam melakukan ibadah


sehari-hari.
4) Aktivitas sehari-hari
a) Nutrisi
Klien makan sehari-hari apakah sering makan-makanan yang
mengandung lemak, makanan apa yang sering dikonsumsi pasien,
misalnya: masakan yang mengandung garam, santan,goring-gorengan,
hati, limpe, usus, bagaimana nafsu makan klien.
b) Minum
Apakah ada ketergantungan mengkonsumsi obat, narkoba,
minuman yang mengandung alcohol.
c) Eliminasi
Pada pasien stroke hemoragik biasanya didapatkan pola eliminasi
BAB yaitu konstipasi karena adanya gangguan pada mobilisasi,
bagaiman eliminasi BAK apakah ada kesulitan, warna, bau, berapa
jumlahnya, karena pada klien stoke mungkin mengalami inkotinensia
urine sementara karena konfusi, ketidak mampua mengkomunikasikan
kebutuhan, dan ketidak mampuan mengendalikan kandung kemih
karena kerusakan control motorik dan postural.
5) Pemeriksaan fisik
a) Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemato atau
riwayat operasi.
b) Mata
Penglihatan

adanya

kekaburan,

akibat

adanya

gangguan

nervusoptikus (nervus II), gangguan dalam mengangkat bola mata


(nervus III), gangguan dalam memutar bola mata (nurvus IV), dan
gangguan dalam menggerakan bola mata ke lateral (nervus VI).
c) Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus
olfaktorius (nervus I)
d) Mulut
Adanya gangguan pengecapan (lidah) akibat kerusakan nervus
Vagus, adanya kesulitan menelan
18

e) Dada
(1) Inspeksi : bentuk simetris
(2) Palpasi : tidak adanya massa dan benjolan
(3) Perkusi : nyeri tidak ada bunyi jantung (Lup dan Dup)
(4) Auskultasi : nafas cepat dan dalam, adanya ronchi, suara
jantung I dan II murmur atau gallop
f) Abdomen
(1) Inspeksi : bentuk simetris, pembesaran tidak ada
(2) Auskultasi : bising usus agak lemah
(3) Perkusi : tidak ada nyeri tekan
g) Ekstremitas
Pada pasien dengan stoke hemoragik biasanya ditemukan
hemiplegic paralisa atau hemiparase, mengalami kelemahan otot dan
perlu juga dilakukan pengukuran kekuatan otot, normal : 5.
Pengukuran kekuatan otot:
(1) Nilai 0: bila tidak terlihat kontraksi sama sekali
(2) Nilai 1: bila terlihat kontraksi dan tetapi tidak ada gerakan pada
sendi
(3) Nilai 2: bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa melawan
gravitasi
(4) Nilai 3: bila dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat
melawan tekanan pemeriksaan
(5) Nilai 4: bila dapat melawan tahanan pemeriksaan tetapi
kekuatannya berkurang.
(6) Niali 5: bila dapat melawan tahanan pemeriksaan dengan
kekuatan penuh.
a. Analisis data
No
Data
1
DS:
DO :
- hemipleglia
- hemiparesis

Etiologi
Peningkatan TIK

Masalah keperawatan
Gangguan mobiilitas
fisik

Arteri petebral bacilasris

Disfungsi CN XI

19

Kelemahan anggota
gerak

DS :

Gangguan mobilitas fisik


Pembuluh darah kaku

- .
DO:

Gangguan perfusi
serebral

pembuluh darah pecah

- Adanya lesi hemoragik pada


hemisfer sebelah kanan

Stroke hemoragik

Proses embolism dalam


otak terganggu

Penurunan suplai darah


dan O2 ke otak

Gangguan perfusi
serebral
3

DS :

Arteri vertebra basilasris

DO :
- wajah tidak simetris,
bicaranya tidak jelas

Neurocerebrospinal
neuro VII, IX, XII

Kehilangan fungsi tonus


otot facial

20

Gangguan komunikasi
verbal

Gangguan komunikasi
verbal
b. Diagnosa
1) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan hemipleglia
2) Gangguan perfusi serebral berhubungan dengan hipoksia
3) Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan neurocerebrospinal
neuro VII, IX, XII
c. Intervensi
No
1.

Diagnosis

Perencanaan
Tujuan
Intervensi
keperawatan
Gangguan citra Orang tua bayi akan 1. Kaji dan

Rasional
1. Memudahkan

tubuh

perawat

mengimplementasi
ikan

dokumentasikan

untuk

mekanisme respon verbal dan mengetahui bagaimana

koping

baru

dan nonverbal terhadap persepsi

klien

saat

memberikan

persepsi tubuh bayi

berinteraksi mengenai

positif

terhadap

penampilan pasien

penampilan dan tubuh 2. Membangun

2.

bayi

dengan

hubungan

Kriteria hasil
a.

Sering

kontak
perawat

terapeutik perawat menunjukkan

Orang tua bayi dengan orang tua penerimaan dan dapat

dapat mengidentifikasi bayi

memfasilitasi

kekuatan personal

kepercayaan. Orang tua

b.

mungkin ragu ragu

Orang tua bayi

dapat

mengenali

perubahan yang actual


terhadap dirinya
c.

Orang tua bayi

menunjukkan
penerimaan
penampilan

21

untuk
perawat

mendekati

d.

Orang

bersikap
2.

tua

realistic

Gangguan

mengenai

identitas diri

antara dirinya sendiri,


orang

hubungan
lain,

dan

lingkungan.
Orang tua bayi dapat
mengidentifikasi
kekuatan personal dan a. Dorong keluarga a.

Membantu

mempertahankan

untuk menyalurkan mengurangi

hubungan

perasaan mereka

interpersonal

yang b. Berikan

dekat

perawatan

Kriteria Hasil :

sikap

yang

untuk
beban

orang tua bayi serta


pasien

dapat

dengan berharga

merasa
di

tidak lingkungannya.

a. Orang tua dapat menghakimi

b. Menghormati pasien

memahami

apapun kondisi pasien

keadaan

bayi

saat ini

22

23

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
Stroke adalah serangan otak yang timbulnya mendadak akibat tersumbat atau
pecahnya pembulu darah otak. Stroke merupakan suatu masalah kesehatan
paling serius dalam kehidupan modern saaat ini. Jumlah penderita stroke terus
meningkat setiap tahunnya, bukan hanya menyerang mereka yang berusia tua,
tetapi orang-orang muda pada usia produktif.

DAFTAR PUSTAKA
Anatomi dan fisiologi sistem reproduksi manusia. 2012. Dari http :
//psks.lppm.uns.ac.id.//2012/01/02/anatomi-dan fisiologi-sistem-reproduksimanusia/.html. diakses pada 27 maret 2015
Watson,reoger.2002. anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta : EGC

24

Syaifudin. 2011. AMK. Anatomi fisiologi edisi 4. Jakarta : EGC


Corwin, Elizabet J . 2009. Buku saku patofisiologi edisi 3. Jakarta : EGC

25

Anda mungkin juga menyukai