Anda di halaman 1dari 6

10

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. Pengolahan Tembaga
Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk
memperoleh tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah
dibanding bijih yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian
bawah deret volta sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk
memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit
(CuFeS2), terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
A. Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran
bijih kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah
dihaluskan dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu.
Kemudian udara ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan
gelembung-gelembung udara. Bagian bijih yang mengandung logam yang
tidak berikatan dengan air akan berikatan dengan minyak dan menempel pada
gelembung-gelembung udara yang kemudian mengapung ke permukaan.
Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang membawa partikel-partikel
logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
B.

Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara
terbatas pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang
mungkin masih ada pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai
belerang dioksida.

11
Campuran

yang

diperoleh

dari

proses

pemanggangan

ini

disebut calcine, yang mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih


mengandung sedikit FeS. Setelah itu calcine disilika guna mengubah besi(II)
oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II) silikat yang kemudian dapat
dipisahkan.

Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan
kemungkinan masih mengandung sedikit besi(II) sulfida
C.

Reduksi
Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga
lepuhan sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.

D.

Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag,
Au, dan Pt kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis
tembaga kotor (tidak murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan
tembaga murni, dengan elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4).
Selama proses elektrolisis berlangsung tembaga di anoda teroksidasi
menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e

12
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni)
makin bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au,
dan Pt mengendap sebagai lumpur.
3.2 Pengolahan Mineral Tembaga Menjadi Tembaga Batang
3.2.1 Phyrometalurgi
Phyrometalurgi adalah suatu proses pengolahan mineral dengan dasar
panas. Inti dari proses ini adalah pengolahan tembaga dengan melalui suatu
proses yang bertujuan untuk mengubah pengotor senyawa Sulfida menjadi
Oksida atau disebut dengan proses Roasting.
4CuFeS2 + 9O2 2Cu2S+ 2Fe2O3+

Pada persamaan kimia diatas menunjukan bahwa proses Roasting


bertujuan mengubah Besi Sulfida menjadi Besi Oksida sedangkan Tembaga
tetap Sulfida. Diubahnya besi sulfida menjadi besi oksida agar pada proses
selanjutnya yaitu smelting atau peleburan, tembaga sulfida akan mencair
meninggalkan besi oksida yang bertitik cair lebih tinggi dan akan ditinggalkan
sebagai terak pengotor, sedangkan tembaga yang telah mencair akan turun
kebawah karena berat jenis tembaga yang lebih tinggi dari besi oksida. Adapun
urutan prosesnya sebagai berikut:

13

Namun seiring dengan kemajuan teknologi, proses Phyrometalurgi


sudah tidak diterapkan untuk pengolahan tembaga, karena kemudian diketahui
ada suatu proses yang lebih ekonomis untuk pengolahan tembaga yaitu
hidrometalurgi.
3.2.2 Hidrometalurgi
Hidrometalurgi adalah suatu proses pengolahan tembaga dari batuan
alam dengan berdasar pada air sebagai pengolahnya, namun maksud air adalah
bukan air biasa melainkan air yang telah dicampur dengan suatu asam tertentu
sebagai reduktor. Hidrometalurgi dipakai karena keuntungan-keuntungannya
antara lain :
a. Biaya pengolahan yang rendah
b. Recovery yang tinggi
c. Proses pengolahan relatif mudah
d. Investasi alat yang rendah sehingga memungkinkan percepatan BEP
e. Proses pengolahan yang relatif lebih singkat
Pada proses ini dipakai suatu asam sebagai reduktor yaitu asam sulfat
(H2SO4) yang mudah didapatkan dan rendah biaya pengolahan. Asam sulfat

14
dipakai sebagai pereduktor bertujuan untuk membentuk tembaga sulfat
(CuSO4.5H2O). Tembaga adalah suatu unsur yang sangat mudah membentuk
sulfida. Maka dari itu asam sulfat dipakai sebagai pilihan. Adapun prosesnya
adalah sebagai berikut :
a. Mula-mula bijih tembaga dihancurkan hingga menjadi halus sampai mess
tertentu. Selanjutnya tempatkan pada suatu tabung yang terbuat dari bahan
tahan asam (plastik, fiber, dan lain-lain) lalu ditambah air dengan ukuran
tertentu.
b. Asam sulfat (H2SO4) pekat berfungsi sebagai pereduktor. Kemudian
tambahkan asam sulfat pekat sambil diaduk agar terbentuk larutan
tembaga sulfat (CuSO4.5H2O) melalui proses pengasaman dan akan
diperoleh hasil samping berupa limbah hasil pengolahan bijih tembaga
berupa pasir tembaga (tailing) yang kemudian akan diolah terlebih dahulu
sebelum dibuang dan diencerkan dengan air laut menjadi bentuk slurry
(lumpur), dan biasanya dibuang di dasar laut.
c. Larutan tembaga sulfat (CuSO4) yang terbentuk dipindahkan pada suatu
tabung elektrolisis yang bertujuan untuk mengambil ion tembaga dari
larutan tembaga sulfat yang terbentuk pada proses pengasaman.
d. Secara bertahap tembaga menempel pada katoda, dan tembaga hasil dari
katoda adalah tembaga murni. Asam sulfat yang bersisa pada proses
elektrolisi berupa asam sulfat jenuh yang kemudian akan dikembalikan
dan digunakan untuk proses pengasaman. Limbah hasil penolahan yang
terbentuk akan mengalami proses pengolahan tailing (Final Tailling)
bersama dengan limbah tembaga (tailing) sebelumnya, setelah diolah
kemudian limbah tembaga ini dibuang.
e. Selanjutnya tembaga hasil dari katoda tadi siap untuk proses peleburan
pada tungku peleburan tembaga yang mampu menghasilkan suhu 1300C.

15

Anda mungkin juga menyukai