2.2.1 Kuantitas
Penentuan kuantitas air buangan secara tepat sangat sulit ditentukan, hal ini
disebabkan karena faktor yang mempengaruhi. Faktor yang mempengaruhi air buangan
adalah (Moduto, 2000) :
a.
Jumlah air bersih yang dibutuhkan perkapita akan mempengaruhi jumlah air limbah
yang dihasilkan.
b.
Tingkat perkembangan suatu daerah. Jumlah air limbah dikota lebih banyak
dari pada di daerah pedesaaan.
Amerika
: 100200 liter/orang/hari
Eropa
: 40225 liter/orang/hari
Indonesia
: 100150 liter/orang/hari
Untuk air limbah dari WC besaran yang sering digunakan dalam perencanaan tangki
septik peresapan adalah 25 liter/orang/hari. Menurut Babbit (1969), kuantitas air limbah
domestik dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a.
Jumlah Penduduk, semakin tinggi jumlah penduduk, maka jumlah air limbah yang
dihasilkan semakin tinggi karena 60%-80 % dari air bersih akan menjadi air limbah.
b.
Jenis aktifitas, semakin tinggi penggunaan air bersih dalam suatu kegiatan maka air
limbah yang dihasilkan juga semakin banyak.
c.
Iklim, pada daerah beriklim trofis dan kuantitas hujannya tinggi cenderung
menghasilkan air limbah yang lebih tinggi.
d.
Ekonomi, pada tingkat ekonomi yang lebih tinggi kecenderungan pemakaian air bersih
akan lebih tinggi. Hal ini tentu saja akan menghasilkan air limbah yang lebih tinggi pula.
e.
Infiltrasi, adanya infiltrasi baik dari air hujan ataupun air permukaan lainnya akan
mempengaruhi jumlah air limbah yang ada pada suatu perkotaan.
f.
Jenis saluran pengumpul, bila saluran pengumpul yang digunakan saluran terbuka,
maka jumlah air limbah yang dihasilkan akan banyak karena kemungkinan terjadi
infilterasi dari air
hujan ataupun dari sumber lain lebih besar. Bila jenis saluran
pengumpul yang digunakan adalah berupa jaringan perpipaan maka kemungkinan terjadi
infilterasi lebih kecil.
2.2.2
Kualitas
Menurut Babbit (1969) faktor yang mempengaruhi kualitas air limbah adalah :
a. Musim/Cuaca, negara yang mengalami 4 musim debit maksimum terjadi biasanya
pada musim dingin, karena terjadi penggelontoran yang cukup besar untuk
mencegah terjadinya pembekuan didalam pipa.
b. Waktu harian, konsumsi air bersih tiap jamnya dalam sehari sangat bervariasi. Hal
ini sangat berpengaruh terhadap debit air limbah yang diterima oleh bangunan
pengolah. Konsumsi air ini mengalami puncak rata-rata ada jam 06.00-08.00 dan
jam 16.00 18.30.
c. Waktu perjalanan, Waktu konsumsi puncak air belum tentu sama dengan waktu
puncak timbulnya air limbah yang diterima oleh badan pengolahan, karena adanya
waktu perjalanan dari sumber ke unit pengolahan. Semakin dekat perjalanan maka
semakin dekat perbedaan puncak konsumsi air dengan waktu puncak timbulnya air
limbah.
d. Jumlah Penduduk, semakin banyak populasi yang akan dilayani semakin besar pula
debit air limbah yang timbul.
e. Jenis aktifitas atau sumber penggunaan air bersih yang dihasilkan dari suatu tempat
memiliki kualitas yang bermacam-macam. Misalnya air limbah dari pasar memiliki
kandungan organik lebih tinggi dari pada air limbah dari perkantoran.
f. Jenis saluran pengumpul air limbah yang digunakan, jika menggunakan sistem
tercampur maka air limbah akan lebih buruk karena partikulat. Dalam sistem
terpisah kontaminan yang ada pada air limbah memiliki konsenterasi yang lebih
tinggi dibandingkan dengan dengan sistem tercampur karena adanya pengenceran
oleh air hujan.
Kualitas air buangan dapat diketahui dari karakteristik fisik, karakteristik kimia dan
Karateristik fisik
Beberapa sifat fisik air buangan adalah :
Suhu air buangan biasanya lebih tinggi dari pada suhu air bersih.
Warna air limbah dapat digunakan untuk memperkirakan umur air limbah:
Sumber
Limbah industri dan domestik.
Benda padat
Bau
Warna
Karakteristik kimia
Klasifikasi karakteristik kimia meliputi zat organik dan zat anorganik.
-
Zat organik
Sumber utama zat organik berasal dari kotoran limbah manusia yaitu 8090
gram/orang/hari. Pada prinsipnya kategori zat organik yang dapat terdegradasi dalam
air limbah adalah protein, karbohidrat, dan lipid (Sundstrom & Klei, 1979). Zat
organik dalam air limbah jumlahnya cukup dominan, karena 75% dari zat padat
tersuspensi dan 40% dari zat padat tersaring merupakan bahan organik. Selanjutnya
bahan organik ini dikelompokkan menjadi 40-60% berupa protein, 25-50% berupa
karbohidrat, 10% berupa lemak/minyak dan urea. Urea sebagai kandungan bahan
terbanyak di dalam urine, merupakan bagian lain yang penting dalan bahan organik
(Hindarko, 2003).
pada
makanan
manusia
dan
hewan
seperti
kacang-kacangan
Lemak dan Minyak, tidak mudah diuraikan oleh mikroba melainkan oleh
asam mineral sehingga terjadi gliserin dan asam jenuh. Minyak dan olie yang
berasal dari hasil tambang masuk ke dalam air limbah melalui bengkel kendaraan
bermotor dan tidak dapat diuraikan oleh mikroba serta menutupi permukaan air
limbah sehingga menganggu proses selanjutnya. Sehingga minyak dan olie harus
disingkirkan melalui bangunan penangkap minyak/olie.
Surfactant
pakaian. Deterjen adalah golongan dari molekul organik yang digunakan sebagai
penganti sabun untuk pembersih supaya mendapatkan hasil yang lebih baik. Pada
IPAL membentuk busa yang stabil sehingga sangat menganggu operasi instalasi
ini. Keberadaannya dapat dideteksi oleh methylene blue.
Zat anorganik
Sumber dari zat anorganik meliputi : pH, Klorida, Nitrogen, Phospor, Kebasaan
(Alkalinitas) dan Belerang (Hindarko, 2003).
pH yang
diperbolehkan adalah 6 9.
Nitrogen yang terkandung dalam tubuh mahluk hidup diuraikan oleh bakteri
menjadi ammonia, tetapi ada juga yang mengambil bentuk urea dalam air kencing
yang diuraikan menjadi ammonia.
Logam berat dan senyawa beracun, seperti Hg, Pb, Ni, Cr, dan lainlain. Kehadiran unsur ini perlu untuk menunjang kehidupan biota, dan ganggang.
Namun kadar yang tinggi dapat menebarkan zat beracun. Crom dan Nikel
sebaiknya tidak melebihi kadar 500 mg/liter.
H2S + O2
Bakteri hiobacillus
H2SO4
H2SO4 yang terbentuk dapat merusak mahkota pipa yang terbuat dari beton,
asbes, dan besi. Gas H2S yang tercampur bersama gas CH4 dan gas CO2 bersifat
sangat korosif terhadap pipa dan bila terbakar dalam mesin dapat menimbulkan
letupan yang dapat merusak mesin tersebut.
Klorida
Masuknya klorida dalam air limbah bisa berasal dari intrusi air laut yang
berinfiltrasi ke dalam pipa, tinja manusia yang mengandung 6 gram/orang/hari.
Pengolahan air limbah tidak dapat menurunkan kadar klorida. Sehingga
pencegahan dini masuknya klorida lebih bermanfaat daripada mengeluarkan
klorida yang ada.
c.
Karakteristik biologi
Aspek biologi ini mencakup mikroorganisme yang ditemukan pada air limbah. Organisme
ini digunakan sebagai indikator polusi dan untuk mengetahui metode pengolahan yang tepat.
Setiap manusia mengeluarkan 100-400 milyar coliform/hari. Coliform digunakan sebagai
indikator mikroorganisme pathogen (Anomin, 1998). Beberapa macam mikroorganisme yang
banyak terdapat dalam air limbah domestik adalah :
-
Ganggang, banyak terlihat didalam sungai, danau dimana ada limpahan air
limbah. Limpahan ini membawa zat nutrient biologis yang menyebabkan pertumbuhan
ganggang dengan pesat yang diikuti bau tertentu.
Organisme patogen, dalam air limbah yang berasal dari tubuh manusia
yang terinfeksi penyakit, seperti typhus, kolera, disentri dan sebagainya. Dan bila sanitasi
daerah kurang sehat standar yang ada, maka organisme ini akan menimbulkan angka
kesakitan yang cukup tinggi.
Bakteri coli sebagai indikator bibit penyakit, berasal dari tinja manusia yang memasuki air
limbah. Untuk menganalisa bakteri patogen digunakan parameter mikrobiologis dengan
perkiraan terdekat jumlah golongan coliform dalam 100 ml air limbah serta perkiraan
terdekat jumlah golongan coliform tinja dalam 100 ml air limbah.