HPLC
Dosen Pembimbing :
Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST. MT
Oleh :
Dinda Trisakti
(P27838113021)
(P27838113036)
Yahya N K
(P27838113039)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
Manfaat
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Perkembangan Kromatografi
jauh lebih cepat (sekitar 100 kali lebih cepat) daripada dengan kromatografi cair
yang biasa (Bassett et. all., 1994).
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas berdiameter
besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama dan segala
prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960 an, semakin
banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu
teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High Preformance =
Tekanan atau Kinerja Tinggi, High Speed= Kecepatan Tinggi dan Modern =
moderen) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam keduanya
instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk
mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi dan
pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat ini dengan teknik
yangsudah matang dan dengan cepat HPLC mencapai suatu keadaan yang sederajat
dengan kromatografi gas (Putra, 2004).
Umumnya metode kromatografi seperti adsorpsi, partisi, dan penukar ion
adalah contoh-contoh dari kromatografi kolom. Pada metode kromatografi cair ini
digunakan kolom tabung gelas dengan bermacam diameter. Partikel dengan
dimensi yang bervariasi digunakan sebagai penunjang stasioner. Banyaknya cairan
pada kolom jumlahnya sedemikian rupa sehingga hanya cukup menghasilkan
sedikit tekanan untuk memelihara aliran fase gerak yang seragam. Secara
keseluruhan pemisahan ini memakan waktu lama. Berbagai usaha telah dilakukan
untuk menambah laju aliran tanpa mengubah tinggi piringan teoritis kolom.
Penurunan ukuran partikel penunjang stasioner tidak selalu menguntungkan.
Kromatografi cair kinerja tinggi atau high performance liquid chromatography
(HPLC) berbeda dari kromatografi cair klasik. HPLC menggunakan kolom dengan
diameter umumnya kecil, 2-8 mm dengan ukuran partikel penunjang 50 nm;
sedangkan laju aliran dipertinggi dengan tekanan yang tinggi (Khopkar, 2003).
HPLC telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1997 oleh Wiadnyana dalam
penelitiannya yang bertema menguji dan menentukan kadar toksisitas berbagai
macam fitoplankton di perairan laut. Selain digunakan untuk uji toksisitas, dalam
bidang Biokimia HPLC kerap digunakan untuk menghitung kadar vitamin dan
protein dari suatu makanan atau sampel. Singkatnya, HPLC merupakan sebuah
metode analisa modern yang multifungsi dan sudah ada di Negara kita Indonesia.
Oleh karena itu ijinkan penulis untuk bercerita sedikit tentang High Perfomance
Liquid Chromatography.
2.2
diam yaitu padat atau cairan yang terikat pada padatan pendukung, dan fasa gerak
yang berupa gas dan cair. Proses pemisahan dalam kromatografi di dasarkan pada
perbedaan laju migrasi masing- masing komponen dalam sistem kromatografi.
Perbedaan laju migrasi dari masing-masing komponen merupakan akibat dari
perbedaan keseimbangan distribusi masing-masing komponen diantara fasa gerak
dan fasa diam. Metode kromatografi dibedakan dalam beberapa macam, berdasar
pada fasa gerak, fasa diam, mekanisme, dan tehnik yang digunakan dan salah satu
diantaranya adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC).
Dalam kromatografi cair Kinerja tinggi ini fasa gerak yang digunakan
berupa cairan, sedangkan fasa diamnya berupa padatan (silica gel) yang
ditempatkan pada kolom tertutup (melekat secara kimia dalam kolom tersebut).
Maksud dan tujuan analisis dengan kromatografi yaitu didapatnya pemisahan
yang baik demikian halnya dalam HPLC diharapkan pemisahannya baik dan
dalam waktu proses yang relative singkat. Untuk mencapai Tujuan analisis ini,
maka dipilih pelarut pengembang yang sesuai dengan komponen yang
dipisahkan, kolom yang digunakan juga harus diperhatikan, dan detector yang
memadai.
Parameter baik atau tidaknya suatu kromatografi didasarkan pada lima
factor, yaitu waktu retensi, faktor kapasitas, efisiensi kolom, resolusi, dan factor
ikutan.
-
dalam kolom. Dan jika nilai k yang lebih besar, maka pemisahan baik
tetapi waktu yang dibutuhkan untuk analisis lebih lama dan dan
puncaknya melebar. Sehingga ditentukanlah nilai k optimum, yaitu
antara 1 sampai 10. Kolom dinyatakan baik jika cukup selektif artinya
mampu menahan berbagai komponen dengan kekuatan yang cukup
berbeda. Agar terjadi pemisahan yang baik maka nilai selektivitas ()
harus lebih besar daripada 1., dimana semakin besar nilai maka
pemisahannya akan semakin baik. Nilai dapat diubah-ubah dengan
cara, mengubah fasa gerak (misal: memperbesar polaritas); mengubah
fasa diam; mengubah temperature, karena pada umumnya kenaikan
temperature akan memperkecil waktu retensi; dan mengubah bentuk
-
komponen.
Efisiensi kolom merupakan kemampuan kolom mengeluarkan hasil
yang diinginkan dengan hasil yang memuaskan dan dalam waktu yang
singkat.
Keterpisahan antara dua puncak kromatogram dinyatakan dengan
resolusi R (ukuran besar kecilnya pemisahan). Jika nilai R 1,5
dilaksanakan
di
dalam
kolom
disertai
pemakaian
pelarut
senyawa;
pemisahan
senyawa-senyawa
yang strukturnya
hampir
sama;
1. Pompa (Pump)
Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu pompa kinerja konstan (constant
pressure) dan pompa pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan
konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa
syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur
(pulsating), oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam
elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila
detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir
tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi
reservoirnya terbatas.
lebar
i. Dapat digunakan untuk melakukan elusi gradien
j. Bekerja pada tekanan sampai 6000 psi (400 atm)
2. Detektor (Detector)
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di
dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).
Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang
rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe
senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur
sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
Jenis-jenis
Spektrofluorimeter
detector
(zat
SpektrofotometerUV
berfluoresensi)
Visible
Indeks
Konduktivitaslistrik
bias
(zationik)
dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara
luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika
dibandingkan dengan detektor UV.
3. Injektor (injector)
Injektor merupakan tempat untuk memasukkkan sempel ke kolom. Waktu
yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor
disebut sebagaiwaktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana
sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang
maksimum dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu
retensi yang berbeda.
Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan
bergantung pada: tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju
alir dari pelarut) kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa,
tetapi juga pada ukuran partikel) komposisi yang tepat dari pelarut temperatur
pada kolom 1. Elusi Gradien Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan
kekuatan fasa gerak selama analisis kromatografi berlangsung.
Efek dari Elusi Gradien adalah mempersingkat waktu retensi dari senyawasenyawa yang tertahan kuat pada kolom. Dasar- dasar elusi gradien dijelaskan
a.
b.
c.
d.
jumlah plat teoritik akan bertambah, yang meningkatkan efisiensi kolom. Dengan
kolom yang pendek dan efisiensi, pemisahan akan berjalan dengan cepat.
Terdapat banyak analisis yang dikerjakan pada suhu kamar, suhu kolom
sering dapat diatur dengan konstan dengan memakai cara pemanasan. Sering
dibutuhkan suhu kolom yang lebih tinggi dari suhu kamar untuk mengatasi
masalah daya larut solute yang dianalisis dan viskositas fase gerak yang agak
tinggi.
5. Pengolahan Data (Data Handling)
Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk
kromatogram pada rekorder.waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui atau
dihitung. Ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu
komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak
sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk
memperoleh hasil secara kuantitatif.
2.4 Prinsip Kerja HPLC
Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah pemisahan
senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile (gerak) dan fase
stasioner (diam). Fase mobilenya adalah sampel dan eluen yang bercampur, dan fase
stasionernya adalah silika gel yang mengandung hidrokarbon. Sehingga senyawa yang
memiliki kepolaran yang lebih tinggi akan tertahan pada fase stasioner yang bersifat
polar.
Metode pemisahan umum dalam HPLC tergantung sifat polaritas senyawa dalam
eluat;
a. Fasa Normal Fasa gerak nonpolar Fasa diam polar
b. Fasa Terbalik Fasa gerak polar Fasa diam nonpolar
Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat
ditingkatkan
dengan
mengoptimasi
parameter-parameter
HPLC
yaitu
chromatogram. Pelarut yang banyak digunakan yaitu air dan zat-zat organik seperti
metanol. HPLC ini digunakan untuk asam organik, seperti asam formiat dan asam
asetat. Jika sampel mula-mula berbentuk padatan harus di-distruksi dulu kemudian ditreatment sehingga berupa larutan homogen yang tidak terdapat endapan lagi dan
bening karena syarat sampel yang dapat dianalisa menggunakan HPLC adalah harus
tidak ada endapan dan harus bening.
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Analisis Dengan HPLC
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. HPLC
termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak
cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan
dengan metode lainnya. Kelebihan itu antara lain:
- Mampu memisahkan molekul- molekul dari suatu campuran
- Mudah melaksanakannya
- Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
- Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang
-
tahan panas
Banyak pilihan fasa geraknya Cepat: Waktu analisis umumnya kurang
dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat diselesaikari sekitar 15-30
menit. Untuk analisis yang tidak rumit (uncomplicated), waktu analisi
tersebut.
Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam
HPLC tidak menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen
sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen sampel tersebut
gradient elusi
Harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian
yang terbatas
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom,
detector, pengolahan data.
b. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah
pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase
mobile (gerak) dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain
untuk menetapkan kadar senyawa aktif pada obat, produk hasil samping
proses sintesis, atau produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi.
Contohnya adalah menganalisis parasetamol dan kafein dalam suatu
campuran.
c. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa keuntungan yaitu
menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-zat yang
tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan fasa geraknya,
mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan, karena detector pada KCKT
tidak merusak komponen zat yang dianalisis, dan dapat dirangkai dengan
instrumen lain untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Sedangkan
kekurangannya adalah larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu,
hanya bisa digunakan untuk asam organic, harus mengetahui kombinasi yang
optimum antara pelarut, analit, dan gradient elusi, harganya mahal sehingga
penggunaannya dalam lingkup penelitian yang terbatas
3.2 Saran
Penulis berharap kromatografi gas yang telah disajikan dalam bab isi dapat
dijadikan referensi ataupun tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat
DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Edward L, dkk. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Bandung: ITB
Bandung.
Bella, Lisa.2009. Skripsi Optimasi Fase Gerak Laju Alir pada Penetapan Kadar
Campuran Guaifenesin dan Dextrometorfan HBr dalam Sirup dengan
Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Medan: Fakultas
Farmasi Universitas Sumatra Utara.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) ~ Lansida
Dasar Analisis Vitamin C dengan Metode HPLC | BLoG kiTa