Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN ALAT LAB

HPLC

Dosen Pembimbing :
Hj. Her Gumiwang Ariswati, ST. MT
Oleh :
Dinda Trisakti

(P27838113021)

Skolastika Yunarni Juita (P27838113022)


Muhamat Lutfi Hidayat (P27838113022)
Reza Herlindawati

(P27838113036)

Yahya N K

(P27838113039)

Politeknik Kesehatan KEMENKES Surabaya


Jurusan Teknik Elektromedik
2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Kimia analitik adalah cabang ilmu kimia yang berfokus pada analisis

material untuk mengetahui komposisi, struktur, dan fungsi kimiawinya. Secara


tradisional, kimia analitik dibagi menjadi dua jenis, kualitatif dan kuantitatif.
Analisis kualitatif bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau
senyawa kimia, baik organik maupun anorganik, sedangkan analisis kuantitatif
bertujuan untuk mengetahui jumlah suatu unsur atau senyawa dalam suatu
cuplikan.
Kimia analitik modern dikategorisasikan melalui dua pendekatan, target
dan metode. Berdasarkan targetnya, kimia analitik dapat dibagi menjadi kimia
bioanalitik, analisis material, analisis kimia, analisis lingkungan, dan forensik.
Berdasarkan metodenya, kimia analitik dapat dibagi menjadi spektroskopi,
spektrometri massa, kromatografi dan elektroforesis, kristalografi, mikroskopi,
dan elektrokimia.
Kromatografi merupakan suatu cara pemisahan fisik dengan unsur-unsur
yang akan dipisahkan terdistribusikan antara dua fasa, satu dari fasa- fasa ini
membentuk suatu lapisan stasioner dengan luas permukaan yang besar dan yang
lainnya merupakan cairan yang merembes lewat atau melalui lapisan yang
stasioner. Fasa stasioner/diam dapat berupa zat padat atau suatu cairan, dan fasa
gerak dapat berbentuk cairan ataupun gas. Maka semua jenis kromatografi yang
dikenal, terbagi menjadi empat golongan: cair-padat,gas-padat, cair-cair, dan gascair (Day dan Underwood, 2002). Fase diam akan menahan komponen campuran
sedangkan fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran. Komponen yang
mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang
mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Sekarang ini,
kromatografi sangat diperlukan dalam memisahkan suatu campuran senyawa.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk menambah laju aliran tanpa


mengubah tinggi piringan teoritis kolom. Penurunan ukuran partikel penunjang
stasioner tidak selalu menguntungkan. Kromatografi cair kinerja tinggi atau high
performance liquid chromatography (HPLC) berbeda dari kromatografi cair
klasik. HPLC menggunakan kolom dengan diameter umumnya kecil, 2-8 mm
dengan ukuran partikel penunjang 50 nm; sedangkan laju aliran dipertinggi
dengan tekanan yang tinggi (Khopkar, 2003).
HPLC didefinisikan sebagai kromatografi cair yang dilakukan dengan
memakai fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga halus yang
distribusi ukuranya sempit ( kolom ) dan fase gerak yang dipaksa mengalir
dengan laju alir yang terkendali dengan memakai tekanan tinggi sehingga
menghasilkan pemisahan dengan resolusi tinggi dan waktu yang relative singkat.
HPLC atau KCKT merupakan teknik pemisahan yang diterima secara luas untuk
analisis dan pemurnian senyawa tertentu dalam suatu sampel pada sejumlah
bidang, antara lain : farmasi; lingkungan; bioteknologi; polimer; dan industriindustri makanan.
1.2.

Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui komponen utama dari HPLC.


2. Untuk mengetahui prinsip kerja dan penerapan dari HPLC.
3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan metode analisis dengan HPLC.
1.3.

Manfaat

1. Mengetahui komponen utama dari HPLC?


2. Mengetahui prinsip kerja dan penerapan dari HPLC?
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode analisis dengan HPLC?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1

Perkembangan Kromatografi

Istilah kromatografi diciptakan oleh Tswett untuk melukiskan daerah-daerah


yang berwarna yang bergerak kebawah kolom. Pada waktu yang hampir
bersamaan, D.T. Day juga menggunakan kromatografi untuk memisahkan fraksifraksi petroleum, namun Tswett lah yang pertama diakui sebagai penemu dan yang
menjelaskan tentang proses kromatografi. Penyelidikan tentang kromatografi
kendor untuk beberapa tahun sampai digunakan suatu teknik dalam bentuk
kromatografi padatan cair (LSC).
Kemudian pada akhir tahun 1930 an dan permulaan tahun 1940 an,
kromatografi mulai berkembang. Dasar kromatografi lapisan tipis (TLC)
diletakkan pada tahun 1938 oleh Izmailov dan Schreiber, dan kemudian diperhalus
oleh Stahl pada tahun 1958. Hasil karya yang baik sekali dari Martin dan Synge
pada tahun 1941 (untuk ini mereka memenangkan Nobel) tidak hanya mengubah
dengan cepat kromatografi cair tetapi seperangkat umum langkah untuk
pengembangan kromatografi gas dan kromatografi kertas. Pada tahun 1952 Martin
dan James mempublikasikan makalah pertama mengenai kromatografi gas.
Diantara tahun 1952 dan akhir tahun 1960 an kromatografi gas dikembangkan
menjadi suatu teknik analisis yang canggih (Sudjadi, 1986).
Kromatografi cair kolom klasik merupakan prosedur pemisahan yang sudah
mapan dimana fase cair yang mengalir perlahan-lahan melewati kolom akibat gaya
gravitasi dan terjadi proses pemisahan di kolom tersebut. Metode itu dicirikan
dengan efisiensi kolom yang rendah dan waktu pemisahan yang lama. Namun
sejak kira-kira tahun 1969, perhatian dalam teknik kolom cair kembali dilirik
dengan dikembangkannya sistem kolom bertekanan tinggi oleh Kirchland dan
Huber, yang mampu bekerja pada tekanan sampai 2,07 x 107 Nm-2 (3000p.s.i).
Dalam metode ini digunakan kolom berdiameter kecil (1-3 mm) dengan partikel
pendukung berukuran sekitar 30 nm dan eluen dipompakan ke dalamnya dengan
laju alir yang tinggi (sekitar 1-5 cm3m-1). Pemisahan dengan metode ini dilakukan

jauh lebih cepat (sekitar 100 kali lebih cepat) daripada dengan kromatografi cair
yang biasa (Bassett et. all., 1994).
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas berdiameter
besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu analisis lama dan segala
prosedur biasanya sangat membosankan. Pada akhir tahun 1960 an, semakin
banyak usaha dilakukan untuk pengembangan kromatografi cair sebagai suatu
teknik mengimbangi kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) atau Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High Preformance =
Tekanan atau Kinerja Tinggi, High Speed= Kecepatan Tinggi dan Modern =
moderen) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini. Kemajuan dalam keduanya
instrumentasi dan pengepakan kolom terjadi dengan cepatnya sehingga sulit untuk
mempertahankan suatu bentuk hasil keahlian membuat instrumentasi dan
pengepakan kolom dalam keadaan tertentu. Tentu saja, saat ini dengan teknik
yangsudah matang dan dengan cepat HPLC mencapai suatu keadaan yang sederajat
dengan kromatografi gas (Putra, 2004).
Umumnya metode kromatografi seperti adsorpsi, partisi, dan penukar ion
adalah contoh-contoh dari kromatografi kolom. Pada metode kromatografi cair ini
digunakan kolom tabung gelas dengan bermacam diameter. Partikel dengan
dimensi yang bervariasi digunakan sebagai penunjang stasioner. Banyaknya cairan
pada kolom jumlahnya sedemikian rupa sehingga hanya cukup menghasilkan
sedikit tekanan untuk memelihara aliran fase gerak yang seragam. Secara
keseluruhan pemisahan ini memakan waktu lama. Berbagai usaha telah dilakukan
untuk menambah laju aliran tanpa mengubah tinggi piringan teoritis kolom.
Penurunan ukuran partikel penunjang stasioner tidak selalu menguntungkan.
Kromatografi cair kinerja tinggi atau high performance liquid chromatography
(HPLC) berbeda dari kromatografi cair klasik. HPLC menggunakan kolom dengan
diameter umumnya kecil, 2-8 mm dengan ukuran partikel penunjang 50 nm;
sedangkan laju aliran dipertinggi dengan tekanan yang tinggi (Khopkar, 2003).
HPLC telah digunakan di Indonesia sejak tahun 1997 oleh Wiadnyana dalam
penelitiannya yang bertema menguji dan menentukan kadar toksisitas berbagai
macam fitoplankton di perairan laut. Selain digunakan untuk uji toksisitas, dalam
bidang Biokimia HPLC kerap digunakan untuk menghitung kadar vitamin dan

protein dari suatu makanan atau sampel. Singkatnya, HPLC merupakan sebuah
metode analisa modern yang multifungsi dan sudah ada di Negara kita Indonesia.
Oleh karena itu ijinkan penulis untuk bercerita sedikit tentang High Perfomance
Liquid Chromatography.
2.2

Teknik Pemisahan dengan HPLC


Tehnik pemisahan dalam kromatografi melibatkan dua fasa, yakni fasa

diam yaitu padat atau cairan yang terikat pada padatan pendukung, dan fasa gerak
yang berupa gas dan cair. Proses pemisahan dalam kromatografi di dasarkan pada
perbedaan laju migrasi masing- masing komponen dalam sistem kromatografi.
Perbedaan laju migrasi dari masing-masing komponen merupakan akibat dari
perbedaan keseimbangan distribusi masing-masing komponen diantara fasa gerak
dan fasa diam. Metode kromatografi dibedakan dalam beberapa macam, berdasar
pada fasa gerak, fasa diam, mekanisme, dan tehnik yang digunakan dan salah satu
diantaranya adalah Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC).
Dalam kromatografi cair Kinerja tinggi ini fasa gerak yang digunakan
berupa cairan, sedangkan fasa diamnya berupa padatan (silica gel) yang
ditempatkan pada kolom tertutup (melekat secara kimia dalam kolom tersebut).
Maksud dan tujuan analisis dengan kromatografi yaitu didapatnya pemisahan
yang baik demikian halnya dalam HPLC diharapkan pemisahannya baik dan
dalam waktu proses yang relative singkat. Untuk mencapai Tujuan analisis ini,
maka dipilih pelarut pengembang yang sesuai dengan komponen yang
dipisahkan, kolom yang digunakan juga harus diperhatikan, dan detector yang
memadai.
Parameter baik atau tidaknya suatu kromatografi didasarkan pada lima
factor, yaitu waktu retensi, faktor kapasitas, efisiensi kolom, resolusi, dan factor
ikutan.
-

Waktu retensi didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk


membawa keluar suatu komponen dari dalam kolom kromatografi

sehingga yang keluar dari kolom adalah tepat konsentrasi maksimum.


Faktor kapasitas (k) juga merupakan ukuran retensi suatu komponen
dalam kolom. Jika nilai k kecil, maka komponen tertahan sebentar

dalam kolom. Dan jika nilai k yang lebih besar, maka pemisahan baik
tetapi waktu yang dibutuhkan untuk analisis lebih lama dan dan
puncaknya melebar. Sehingga ditentukanlah nilai k optimum, yaitu
antara 1 sampai 10. Kolom dinyatakan baik jika cukup selektif artinya
mampu menahan berbagai komponen dengan kekuatan yang cukup
berbeda. Agar terjadi pemisahan yang baik maka nilai selektivitas ()
harus lebih besar daripada 1., dimana semakin besar nilai maka
pemisahannya akan semakin baik. Nilai dapat diubah-ubah dengan
cara, mengubah fasa gerak (misal: memperbesar polaritas); mengubah
fasa diam; mengubah temperature, karena pada umumnya kenaikan
temperature akan memperkecil waktu retensi; dan mengubah bentuk
-

komponen.
Efisiensi kolom merupakan kemampuan kolom mengeluarkan hasil
yang diinginkan dengan hasil yang memuaskan dan dalam waktu yang

singkat.
Keterpisahan antara dua puncak kromatogram dinyatakan dengan
resolusi R (ukuran besar kecilnya pemisahan). Jika nilai R 1,5

maka senyawa terpisah dengan baik.


Sedangkan factor terikutan (Tf) merupakan ukuran kesimetrisan suatu
puncak. Dengan catatan nilai Tf < 2,0.

Perkembangan HPLC berkembang dari asas proses pemisahan adsorpsi


dan partisi ke arah yang lebih luas, yaitu proses pemisahan yang berasaskan
afinitas. Filtrasi gel dan ion yang berpasangan., akan tetapi proses pemisahannya
tetap

dilaksanakan

di

dalam

kolom

disertai

pemakaian

pelarut

pengembangdengan tekanan tinggi (Ahmad dan Suherman, 1995).


Teknik HPLC merupakan satu teknik kromatografi cair cair yang dapat
digunakan baik untuk keperluan pemisahan maupun analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif dengan teknik HPLC didasarkan kepada pengukuran luas atau area
puncak analit dalam kromatogram, dibandingkan dengan luas atau area larutan
standar. Kegunaan umum HPLC adalah untuk pemisahan sejumlah senyawa
organik, anorganik, maupun senyawa biologis ; analisis ketidakmurnian
(impurities); analisis senyawa- senyawa mudah menguap (volatile); penentuan
molekul- molekul netral, ionic, maupun zwitter ion; isolasi dan pemurnian

senyawa;

pemisahan

senyawa-senyawa

yang strukturnya

hampir

sama;

pemisahan senyawa- senyawa dengan jumlah sekelumit (trace elements), dalam


jumlah yang banyak, dan dalam skala proses industry.
2.3 Komponen-Komponen Penting Dari HPLC
Gambar Rangkaian Instrumen HPLC

1. Pompa (Pump)
Ada dua tipe pompa yang digunakan, yaitu pompa kinerja konstan (constant
pressure) dan pompa pemindahan konstan (constant displacement). Pemindahan
konstan dapat dibagi menjadi dua, yaitu: pompa reciprocating dan pompa
syringe. Pompa reciprocating menghasilkan suatu aliran yang berdenyut teratur
(pulsating), oleh karena itu membutuhkan peredam pulsa atau peredam
elektronik untuk, menghasilkan garis dasar (base line) detektor yang stabil, bila
detektor sensitif terhadapan aliran. Keuntungan utamanya ialah ukuran reservoir
tidak terbatas. Pompa syringe memberikan aliran yang tidak berdenyut, tetapi
reservoirnya terbatas.

Syarat syarat pompa yang ideal:


a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Mampu membangkitkan tekanan tinggi


Pulse free out put
Control laju alir yang akurat
Tahan korosi
Terbuat dari bahan yang tahan terhadap fasa gerak
Bebas pulsa
Perlude gasser
Dapat menyalurkan fasa gerak pada rentang kecepatan dan tekanan

lebar
i. Dapat digunakan untuk melakukan elusi gradien
j. Bekerja pada tekanan sampai 6000 psi (400 atm)
2. Detektor (Detector)
Suatu detektor dibutuhkan untuk mendeteksi adanya komponen sampel di
dalam kolom (analisis kualitatif) dan menghitung kadamya (analisis kuantitatif).
Detektor yang baik memiliki sensitifitas yang tinggi, gangguan (noise) yang
rendah, kisar respons linier yang luas, dan memberi respons untuk semua tipe
senyawa. Suatu kepekaan yang rendah terhadap aliran dan fluktuasi temperatur
sangat diinginkan, tetapi tidak selalu dapat diperoleh.
Jenis-jenis
Spektrofluorimeter

detector
(zat

SpektrofotometerUV
berfluoresensi)

Visible

Indeks

Konduktivitaslistrik

bias

(zationik)

Spektrometerinfra merah Spektrometermassa( LC MS ) Spektrometer NMR


(LCNMR ) Detektor KCKT yang umum digunakan adalah detektor UV 254 nm.
Variabel panjang gelombang dapat digunakan untuk mendeteksi banyak senyawa

dengan range yang lebih luas. Detektor indeks refraksi juga digunakan secara
luas, terutama pada kromatografi eksklusi, tetapi umumnya kurang sensitif jika
dibandingkan dengan detektor UV.
3. Injektor (injector)
Injektor merupakan tempat untuk memasukkkan sempel ke kolom. Waktu
yang dibutuhkan oleh senyawa untuk bergerak melalui kolom menuju detektor
disebut sebagaiwaktu retensi. Waktu retensi diukur berdasarkan waktu dimana
sampel diinjeksikan sampai sampel menunjukkan ketinggian puncak yang
maksimum dari senyawa itu. Senyawa-senyawa yang berbeda memiliki waktu
retensi yang berbeda.
Untuk beberapa senyawa, waktu retensi akan sangat bervariasi dan
bergantung pada: tekanan yang digunakan (karena itu akan berpengaruh pada laju
alir dari pelarut) kondisi dari fase diam (tidak hanya terbuat dari material apa,
tetapi juga pada ukuran partikel) komposisi yang tepat dari pelarut temperatur
pada kolom 1. Elusi Gradien Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan
kekuatan fasa gerak selama analisis kromatografi berlangsung.
Efek dari Elusi Gradien adalah mempersingkat waktu retensi dari senyawasenyawa yang tertahan kuat pada kolom. Dasar- dasar elusi gradien dijelaskan
a.
b.
c.
d.

oleh Snyder. Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :


Total waktu analisis dapat direduksi
Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah
Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
4. Kolom (Column)
Berbeda dengan kolom kromatografi klasik, kolom KCKT dapat digunakan
kembali (reusable). Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang
sama sebelum dari jenis sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan jenis
solven yang digunakan. Kolom diisi dengan partikel padatan yang berukuran
kecil dilapisi secara kimia oleh suatu cairan yang berfungsi sebagai fasa diam.
Komponen-komponen sample dibawa oleh cairan fasa gerak yang dialirkan
dengan bantuan tekanan tinggi melewati kolom fasa diam.
Komponen- komponen dipisahkan berdasarkan partisi antara fasa diam dan
fasa gerak yang satu sama lain tidak bercampur. Efisiensi kolom salah satunya
sangat tegantung dari besarnya partikel fase stasioner. Oleh karena itu bila ukuran
fase stasioner lebih kecil, maka tinggi plat teoritik akan berkurang, sehingga

jumlah plat teoritik akan bertambah, yang meningkatkan efisiensi kolom. Dengan
kolom yang pendek dan efisiensi, pemisahan akan berjalan dengan cepat.
Terdapat banyak analisis yang dikerjakan pada suhu kamar, suhu kolom
sering dapat diatur dengan konstan dengan memakai cara pemanasan. Sering
dibutuhkan suhu kolom yang lebih tinggi dari suhu kamar untuk mengatasi
masalah daya larut solute yang dianalisis dan viskositas fase gerak yang agak
tinggi.
5. Pengolahan Data (Data Handling)
Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk
kromatogram pada rekorder.waktu retensi dan volume retensi dapat diketahui atau
dihitung. Ini bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara kualitatif suatu
komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak dan tinggi puncak
sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan dapat digunakan untuk
memperoleh hasil secara kuantitatif.
2.4 Prinsip Kerja HPLC
Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah pemisahan
senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase mobile (gerak) dan fase
stasioner (diam). Fase mobilenya adalah sampel dan eluen yang bercampur, dan fase
stasionernya adalah silika gel yang mengandung hidrokarbon. Sehingga senyawa yang
memiliki kepolaran yang lebih tinggi akan tertahan pada fase stasioner yang bersifat
polar.

Metode pemisahan umum dalam HPLC tergantung sifat polaritas senyawa dalam
eluat;
a. Fasa Normal Fasa gerak nonpolar Fasa diam polar
b. Fasa Terbalik Fasa gerak polar Fasa diam nonpolar
Resolusi adalah pengukuran secara fisik suatu pemisahan. Resolusi dapat
ditingkatkan

dengan

mengoptimasi

parameter-parameter

HPLC

yaitu

retensi,selektifitas, dan efisiensi. Secara praktis parameter- parameter HPLC tersebt


dapat dioptimalkan dengan mengubah:
1. Komposisi dari fase gerak
2. Laju alir
3. Sifat kimia dari fase gerak
4. Jenis kolom Metode HPLC dapat digunakan untuk analisa kuantitatif dan sekaligus
kualitatif.
Untuk analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel dengan
kromatogram baku pembanding berdasarkan waktu retensinya. Sedangkan untuk
analisa kuatitatif dapat digunakan dengan persamaan :
Cx = Ax / Ap X Cp
Keterangan :
A = Peak area = Luas puncak
C = Konsentrasi X = sampel
P = pembanding
Atau jika ingin mendapatkan data yang lebih valid dapat pula ditentukan dengan
menggunakan kurva kalibrasi larutan standar. HPLC yaitu alat yang berfungsi
mendorong analit melalui sebuah kolom dari fase diam (yaitu sebuah tube dengan
partikel bulat kecil dengan permukaan kimia tertentu) dengan memompa cairan (fase
bergerak) pada tekanan tinggi melalui kolom. Sampel yang akan dianalisis dijadikan
dalam volume yang kecil dari fase bergerak dan diubah melalui reaksi kimia oleh fase
diam ketika sampel melalui sepanjang kolom.
Tujuan penggunaan alat ini adalah mengetahui kadar asam organik. Waktu saat
analit keluar dari ujung kolom disebut waktu retensi dan merupakan suatu karakteristik
yang unik dari tiap analit. Penggunaan dari tekanan menaikkan kecepatan linear
memberikan lebih sedikit waktu bagi analit untuk berdifusi, dan menghasilkan

chromatogram. Pelarut yang banyak digunakan yaitu air dan zat-zat organik seperti
metanol. HPLC ini digunakan untuk asam organik, seperti asam formiat dan asam
asetat. Jika sampel mula-mula berbentuk padatan harus di-distruksi dulu kemudian ditreatment sehingga berupa larutan homogen yang tidak terdapat endapan lagi dan
bening karena syarat sampel yang dapat dianalisa menggunakan HPLC adalah harus
tidak ada endapan dan harus bening.
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Metode Analisis Dengan HPLC
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan fisikokimia. HPLC
termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik kromatografi dengan fasa gerak
cairan dan fasa diam cairan atau padat. Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan
dengan metode lainnya. Kelebihan itu antara lain:
- Mampu memisahkan molekul- molekul dari suatu campuran
- Mudah melaksanakannya
- Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
- Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang
-

dianalisis Resolusi yang baik


Dapat digunakan bermacam- macam detektor
Kolom dapat digunakan kembali
Mudah melakukan "sample recovery". Mudah untuk mendapatkan
kembali cuplikan, karena detector pada HPLC tidak merusak

komponen zat yang dianalisis.


Dapat memisahkan zat-zat yang tidak mudah menguap ataupun tak

tahan panas
Banyak pilihan fasa geraknya Cepat: Waktu analisis umumnya kurang
dari 1 jam. Banyak analisis yang dapat diselesaikari sekitar 15-30
menit. Untuk analisis yang tidak rumit (uncomplicated), waktu analisi

kurang dari 5 menit bisa dicapai


Resolusi : Berbeda dengan KG, Kromatografi Cair mempunyai dua
rasa dimana interaksi selektif dapat terjadi. Pada KG, gas yang
mengalir sedikit berinteraksi dengan zat padat; pemisahan terutama

dicapai hanya dengan rasa diam.


Kemampuan zat padat berinteraksi secara selektif dengan rasa diam
dan rasa gerak pada HPLC memberikan parameter tambahan untuk
mencapai pemisahan yang diinginkan.

Sensitivitas detektor : Detektor absorbsi UV yang biasa digunakan


dalam HPLC dapat mendeteksi kadar dalam jumlah nanogram (10-9

gram) dari bermacam-macam zat.


Detektor- detektor Fluoresensi dan Elektrokimia dapat mendeteksi
jumlah sampai picogram (10-12 gram). Detektor-detektor seperti
Spektrofotometer Massa, Indeks Refraksi, Radiometri, dll, dapat juga

digunakan dalam HPLC


Kolom yang dapat digunakan kembali : Berbeda dengan kolom
kromatografi klasik, kolom HPLC dapat digunakan kembali (reusable)
. Banyak analisis yang bisa dilakukan dengan kolom yang sama
sebelum dari jenis sampel yang diinjeksi, kebersihan dari solven dan

jenis solven yang digunakan


Ideal untuk zat bermolekul besar dan berionik : zat zat yang tidak
bisa dianalisis dengan KG karena volatilitas rendah , biasanya
diderivatisasi untuk menganalisis psesies ionik. HPLC dengan tipe
eksklusi dan penukar ion ideal sekali untuk mengalissis zat zat

tersebut.
Mudah rekoveri sampel : Umumnya setektor yang digunakan dalam
HPLC tidak menyebabkan destruktif (kerusakan) pada komponen
sampel yang diperiksa, oleh karena itu komponen sampel tersebut

dapat dengan mudah dikumpulkan setelah melewati detector.


Solvennya dapat dihilangkan dengan menguapkan ksecuali untuk
kromatografi penukar ion memerlukan prosedur khusus.

Sedangkan kekurangannya adalah:


-

Larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu


Hanya bisa digunakan untuk asam organic
Harus mengetahui kombinasi yang optimum antara pelarut, analit, dan

gradient elusi
Harganya mahal sehingga penggunaannya dalam lingkup penelitian
yang terbatas

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
a. Komponen utama dari HPLC yaitu, pompa, injector, elusi gradient, kolom,
detector, pengolahan data.
b. Prinsip dasar HPLC (High Performance Liquid Chromatografi) adalah
pemisahan senyawa-senyawa berdasarkan kepolaran, dimana terdapat fase
mobile (gerak) dan fase stasioner (diam). HPLC sering digunakan antara lain
untuk menetapkan kadar senyawa aktif pada obat, produk hasil samping
proses sintesis, atau produk- produk degradasi dalam sediaan farmasi.
Contohnya adalah menganalisis parasetamol dan kafein dalam suatu
campuran.
c. HPLC sebagai suatu metode pemisahan memiliki beberapa keuntungan yaitu
menghasilkan pemisahan yang sangat cepat, dapat memisahkan zat-zat yang
tidak mudah menguap ataupun tak tahan panas, banyak pilihan fasa geraknya,
mudah untuk mendapatkan kembali cuplikan, karena detector pada KCKT
tidak merusak komponen zat yang dianalisis, dan dapat dirangkai dengan
instrumen lain untuk meningkatkan efisiensi pemisahan. Sedangkan
kekurangannya adalah larutan harus dicari fase diamnya terlebih dahulu,
hanya bisa digunakan untuk asam organic, harus mengetahui kombinasi yang
optimum antara pelarut, analit, dan gradient elusi, harganya mahal sehingga
penggunaannya dalam lingkup penelitian yang terbatas
3.2 Saran
Penulis berharap kromatografi gas yang telah disajikan dalam bab isi dapat
dijadikan referensi ataupun tambahan wawasan bagi pembaca sehingga dapat

membedakannya dan dapat menerapkannya secara tepat dengan tujuan memajukan


pendidikan di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Johnson, Edward L, dkk. 1991. Dasar Kromatografi Cair. Bandung: ITB
Bandung.
Bella, Lisa.2009. Skripsi Optimasi Fase Gerak Laju Alir pada Penetapan Kadar
Campuran Guaifenesin dan Dextrometorfan HBr dalam Sirup dengan
Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT). Medan: Fakultas
Farmasi Universitas Sumatra Utara.
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC) | Chem-Is-Try.Org | Situs Kimia Indonesia |
HPLC (High Performance Liquid Chromatography) ~ Lansida
Dasar Analisis Vitamin C dengan Metode HPLC | BLoG kiTa

Anda mungkin juga menyukai