Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kira-kira kanker rongga mulut merupakan 5% dari semua keganasan yang
terjadi pada kaum pria dan 2% pada kaum wanita. Telah dilaporkan bahwa kanker
rongga mulut merupakan kanker utama di India khususnya di Kerala dimana
insiden rata-rata dilaporkan paling tinggi, sekitar 20% dari seluruh kanker. Kanker
rongga mulut adalah keganasan yang terjadi didalam rongga yag dibatasi
vermilion bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior dibagian
belakang.kanker rongga ulut meliputi kanker bibir gingival, lidah, bukal, dasar
mulut, palatum, dan arkus faringeus anterior ( Muttaqin, 2011 ).
Perkembangan dalam mendiagnosa dan terapi, keabnormalan dan
kematian yang diakibatkan kanker mulut masih tinggi dan sudah lama merupakan
masalah didunia. Beberapa alasan yang dikemukakan untuk ini adalah terutama
karena kurangnya deteksi dini dan identifikasi pada kelompok resiko tinggi, serta
kegagalan untuk mengontrol lesi primer dan metastase nodus limfe servikal.
Hampir semua penderita kanker rongga mulut ditemukan dalam stadium yang
sudah lanjut, yang biasanya sudah terdapat selama berbulan-bulan atau bahkan
lebih lama. Akibatnya prognosa dari kanker rongga mulut relatif buruk, suatu
kenyataan yang menyedihkan dimana seringkali prognosa ini diakibatkan oleh
diagnosa dan perawatan yang terlambat.
Berdasar data di atas kelompok tertarik membahas tentang asuhan
keperawatan pada klien dengan kanker rongga mulut.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana konsep teori ca rongga mulut?
2. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pasien dengan ca rongga mulut?

1.3 TUJUAN PENULISAN


1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui tentang kanker rongga mulut dan asuhan yang di berikan
pada klien dengan kanker rongga mulut
2. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui defenisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis,
pemeriksaan penunjang, penetalaksanaan dan asuhan keperawatan teoritis
pada klien dengan kanker rongga mulut

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Kanker rongga mulut adalah keganansan yang terjadi didalam rongga yag
dibatasi vermilion bibir dibagian depan dan arkus faringeus anterior dibagian
belakang.kanker rongga ulut meliputi kanker bibir gingival, lidah, bukal, dasar
mulut, palatum, dan arkus faringeus anterior ( Muttaqin, 2011 ).

Kanker yang terjadi pada mulut yaitu pada bagian mana saja baik dari
mulut dan tenggorok yang dapat disembuhkan bila ditemukan sejak dini
(Smeltzer,2002).
Kanker didefinisikan sebagai pertumbuhan tidak terkontrol sel-sel yang
menyerang dan menyebabkan kerusakan pada jaringan sekitarnya.Kanker mulut
muncul akibat pertumbuhan atau luka pada mulut yang tidak hilang. Kanker mulut
meliputi kanker bibir, lidah, pipi, dasar mulut, langit-langit lunak dan keras,
sinus, dan faring (tenggorokan), dapat mengancam kehidupan jika tidak
didiagnosis dan diobati dini.
Ca rongga mulut adalah tumor ganas dalam rongga mulut yang tumbuh
secara cepat dan menginvasi jaringan sekitar, berkembang sampai daerah
endontel, dan dapat bermetastasis ke bagian tubuh yang lain dan sering
asimtomatik pada tahap awal.
2.2 ETIOLOGI
Kanker rongga mulut memiliki penyebab yang multifaktorial dan suatu
proses yang terdiri dari beberapa langkah yang melibatkan inisiasi, promosi dan
perkembangan tumor. Secara garis besar, etiologi kanker rongga mulut dapat
dikelompokkan atas :
a.Faktor lokal, meliputi kebersihan rongga mulut yang jelek, iritasi kronis dari
restorasi, gigi-gigi karies/akar gigi, gigi palsu.
b.

Faktor luar, antara lain karsinogen kimia berupa rokok dan cara
penggunaannya, tembakau, agen fisik, radiasi ionisasi, virus, sinar matahari.

c.Faktor host, meliputi usia, jenis kelamin, nutrisi imunologi dan genetik
Menurut Smeltzer (2002) factor penyebab kanker rongga mulut yaitu :
a. Penggunaan alkohol
b. Penggunaan tembakau karena pada pria dibawah usia 30 sering terjadi kanker
oral karena penggunaan tembakau
c. Faktor usia yaitu karena 75% kanker oral terjadi pada orang yang telah lebih
dari 60 tahun
Faktor predisposisi terjadi karena pemajanan pada tembakau dan
alcohol.Faktor Resiko yang menyebabkan kanker mulut adalah Pria lebih banyak
menderita daripada wanita namun pada saat ini insiden pada wanita meningkat

karena mereka menggunakan tembakau dan alkohol lebih sering daripada yang
mereka lakukan sebelumnya.
Menurut Muttaqin (2011) Etiogi kanker rongga mulut belum di ketahui
penyebabnya,tetapi ada beberapa faktor predisposisi yang dihubungkan dengan
peningkatan terjadinya karsinoma rongga mulut sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Radiasi ion pada terapi radiasi


Paparan radiasi secara kronis
Merokok
Penggunaan alcohol kronis
Agen infeksi
Malnutrisi ,avitaminosis dan perawatan mulut kurang
Radiasi elektromagnetik

2.3 KLASIFIKASI
Menurut American joint commmitte on cancer ( AJCC) klasfikasi cancer
rongga mulut merupakan menggunakan sisitem TNM. System TNM ini terdiri
atas T (tumor) atau gambaran dari level pembesaran tumor, N ( nodus) atau sejauh
mana keerlibatan nodus limfe sebagai system imun tubuh dan M ( metastatis.yaitu
kondisi metastasis menggambarkan keterlibatan orang lain pada bagian distal.
Untuk lebih jelas table berikut:

Tabel 1.1 Stadium kanker rongga mulut


T0

Stadium T
Tidak ada tampilan N0

Stadium N
Tidak ada keterlibatan nodus

Tis

tumor
Carcinoma

limfe
M0 penyebaran
Terdapat keterlibatan limfatik

terdapat

in

massa

situ N1
pada

T1
T2
T3

jaringan
Ukuran tumor 2 cm
N2
Ukuran tumor 4 cm
Ukuran tumor lebih

T4

dari 4 cm
Ukuran tumor

lebih N3

dari 4 cm dari tertanam

Stadium M
Tidak
ada

regional tetapi ukuran nodus


3 cm
Keterlibatan pembesan nodus
limfe satu atau lebih denagn
ukuran 6 cm

M Kanker

Keterlibatan homo lateral atau 1

menyebar

bilateral nodus limfe dengan

organ

ke

bagian

kuat pada otot atau


tulang

atau

ukuran lebih dari 6 cm

struktur

distal

lainnya.
Tabel 1.2 Stadium kanker rongga mulut
STADIUM
Stage I

TNM
T1,N0,M0

KETERANGAN
Pada stadium ini pembesaran pada jaringan masih be

Stage II
Stage III A

T2, N0, M0
T3, N0, M0

tidak melebihi 2 cm
Pada stadium ini tumor tidak melebihi 4 cm
Pada stadium ini pembesaran melebihi 4 cm tetap

T1, T2, T3, MO

nodus limfedan tidak ada metastase keorgan lainnya.


Pada stadium ini tumor dapat berukuran kurang dar

Stage IV A

T4, N0,M0

tetapi kanker belum memengaruhi nodushomolateral


Pada stadium ini tumor melebihi 4 cm dan tertana

Stage IV B

struktur jaringn dibawahnya.


Any T, N2 or N3, Pada stadium ini tumor bisa berbagai ukuran tetapi te

Stage III B

MO

atau jaringan dibawahnya, serta terdapat keterlibata

bilateral limfatik
Aby T, Any N, Any Pada stadium ini terjadi berbagai situasi berat baik u

Stage IV C

limfatik dan metastase ke organ

2.4 PATOFISIOLOGI
Pertumbuhan kanker dimulai dari pertumbuhan lesi yang sangat kecil.
Berjalanya waktu tumor tersebut lambat laut akan mencpai ukuran yang sangat
besar. Kanker rongga mulut berasal dari epitel permukaan, maka kanker rngga
mulut biasanya diwali dengan mudah dilihat .
Kelainan premaligna adalah suatu kelainan pada mukssa rongga mulut
yang paling awal yang sebelum berubah menjadi tumr ganas.Ada dua bentuk
kelainan premaligna yaitu leukoplakia dan eritrplakia.Leukoplakia adalah bercak
warna keputihan yang berbatas tegas pada mukosa mulut. Keadaan ini sering
terjadi pada perokok berat usia di atas 50 tahun. Secara klinis leukoplakia dapat
dibagi menjadi empat grade yaitu:
1. Grade I

:bercak kemerahan yang granuler yang secara bertahap berubah

menjadi keabuan
2. Grade II : bercak putih kebiruan berbatas tegas ,tanpa indurasi

3. Grade III : bercak kepiutihan berbatas tegas dengan indurasi , mungkin ada
kerutan.
4. Grade IV :bercak

mengalami

permukaannya mengalami

indurasi,ada

fisura,erosi,kadang-kadang

proliferasi seperti veruka. Pada pemeriksaan

mikroskopis nampak perubahan keganasan diri.


Leokoplakia biasa didapatkan pada bibir, lidah, dan gusi kurang lebih 1012 % lekoplakia setelah 10 tahun berubah menjadi karsinoma rongga mulut.
Lukoplakia yang dapat berubah menjadi karsinoma ini pada pemeriksaan
mikroskopis menunjukkan suatu dysplasia yang irreversible walaupun penderita
menghentikan rokoknya.Leukoplasia atau bercak putih yang baru timbul pada
lidah bisa merupakan gejala permulaan dari suatu karsinoma lidah. Who
mendiskripsikan bahwa leukoplakia tidak kurang dari 5 mm yang tidak bisa
diangkat dengan kerokan dan tidak bisa digolongkan kepada sesuatu penyakit lain
harus dianggap suatu lesi pre maglinan.
Eritroplakia adalah salah satu tanda yang lebih pasti tentang
perkembangan kanker dibandingkan dengan leukoplakia.Masih diperdebatkan
apakah merupakan kelainan pre-maligna atau memang suatu karsinoma superfisial
yang sangat dini.Kelainan ini berupa mukosa yang sedikit meninggi dan menebal
berwarna merah mirip jaringan granulasi dengan tumpukan kreatinin diatas
permukaan.Lokasi yang paling sering adalah bawah lidah, dasar mulut, latumole,
trigunum retrumolar.Bila ditemui kelainan ini maka penanganannya dianggap
sebagai karsinoma rongga mulut.
Karsinoma Invasif Karsinoma tidak lagi terbatas didalm epitel,akan tetapi
menembus membrane basal dan mengadakan invasi kejaringan di bawahnya. Pada
stadium ini ,dapat timbul keluhan yang sering di abaikan oleh pasien, keluhan
tersebut berupa parestesi,hillangnya sensasi,atau gatal. Karsinoma invasive yang
masih dini mungkin dapat ditemukan dalam bentuk sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Ulkus kecil
Penonjolan dengan batas tidak jelas
Indurasi atau erosi kemerahan yang irregular
Bintik-bintik kemerahan pada bibir
Krusta pada bibir

2.5 MANIFESTASI KLINIS


Tanda dan gejala dari kanker rongga mulut yaitu ( Smeltzer,2002) :
6

1. Adanya luka yang tidak nyeri atau masa yang tidak sembuh
2. Lesi khas pada kanker oral (ulkus keras dengan tepi menonjol, ulkus tidak
sembuh dalam 2 minggu)
3. Adanya nyeri tekan (sulit mengunyah, menelan atau berbicara, batuk disertai
sputum yang mengandung darah atau terjadinya pembesaran nodus limfe
servikal)
Gejala-gejala kanker rongga mulut antara lain adalah munculnya
(Wijaya,2010):
1.

Bintik putih atau merah (leukoplakia, eritroplakia, atau eritroleukoplakia)


di dalam mulut ataupun pada bibir.

2.

Luka pada bibir ataupun rongga mulut yang sulit sembuh.

3.

Perdarahan pada rongga mulut.

4.

Kehilangan gigi.

5.

Sulit atau timbulnya rasa sakit pada waktu mengunyah.

6.

Kesulitan untuk menggunakan geligi tiruan.

7.

Pengerasan pada leher, serta rasa sakit pada telinga.

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Pemeriksaan oral serta pengkjian nodus limfe servikal
Untuk mengevaluasi kemungkinan terjadinya metastasis
2. Biopsis
Dilakukan pada lesi yang dicurigai karena kanker yaitu, lesi yang tidak
sembuh selama 2 minggu.Area oral resiko tinggi mencakup mukosa bukal
dan gusi pada oral yang menghisap tembakau.Untuk orang yang minum
alkohol area resiko tinggi mencakup, dasar mulut, lidah ventrolateral dan
kompleks palatum lunak (area tonsilar anterior dan posterior, uvula dan area
dibelakang pertemuan lidah dan molar.
3. Sitologi mulut.
Sitologi mulut merupakan suatu teknik yang sederhana dan efektif untuk
mendeteksi dini lesi-lesi mulut yang mencurigakan.Secara defenisi,
pemeriksaan sitologi mulut merupakan suatu pemeriksaan mikroskopik selsel yang dikerok/dikikis dari permukaan suatu lesi didalam mulut.Untuk
aplikasi klinisnya, seorang dokter gigi harus memiliki pengetahuan yang
cukup mengenai kapan pemeriksaan ini dilakukan dan kapan tidak dilakukan,

peralatan yang digunakan, prosedur kerja, data klinis yang disertakan sampai
pengirimannya ke bagian Patologi anatomi.
2.7 KOMPLIKASI
a. Mucositis atau Stomatitis
Definisi mucositis

dan

stomatitis

sering

tertukar

dalam

penggunaannya tetapi terdapat perbedaan yang besar diantara keduanya.


Mucositis dijelaskan sebagai suatu inflammatory toksik yang mempengaruhi
traktus gastrointestinal dari mulut sampai anus, yang dapat dihasilkan akibat
dari penyorotan radiasi sampai agen kemoterapeutik atau radiasi ionisasi.
Stomatitis merujuk pada suatu reaksi inflamasi yang terjadi pada
mukosa oral, dengan atau tanpa ulserasi dan dapat berkembang oleh faktor
local.
b. Infeksi
Mucositis oral dapat berkomplikasi dengan infeksi pada pasien dengan
sistem imun yang menurun. Tidak hanya mulut itu sendiri yang dapat
terinfeksi, tetapi hilangnya epitel oral sebagai suatu protektif barrier terjadi
pada infeksi lokal dan menghasilkan jalan masuk buat mikroorganisme pada
sirkulasi sistemik.
c. Hemorraghe
Hemorrhage dapat terjadi sepanjang perawatan akibat trombositopenia
dan atau koagulasipati. Pada lokasi terjadinya penyakit periodontal dapat
terjadi perdarahan secara spontan atau dari trauma minimal. Perdarahan oral
dapat berbentuk minimal, dengan ptekiae berlokasi pada bibir, palatum lunak,
atau lantai mulut atau dapat menjadi lebih parah dengan hemorrhage mulut ,
terutama pada krevikular gingival. Perdarahan gingiva spontan dapat terjadi
ketika jumlah platelet mencapai paling kurang 50.000/kubik/mm.
d. Xerostomia
Xerostomia dapat dikenali sebagai berkurangnya sekresi dari glandula
saliva. Gejala klinik tanda xerostomia termasuk diantaranya : rasa kering,
suatu sensasi rasa luka atau terbakar (khususnya melibatkan lidah), bibir
retak-retak, celah atau fissura pada sudut mulut, perubahan pada permukaan
lidah, kesulitan untuk memakai gigi palsu, dan peningkatan frekuensi dan
atau volume dari kebutuhan cairan.
2.8 PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaannya yaitu :
a. Untuk kanker yang margin lateral lidah terdapat dua pengobatan mayor, yaitu
- Terapi radiasi
- Bedah
b. Untuk kanker pada bibir, lesi biasanya di eksisi secara bebas
c. Untuk kanker pada dasar lidah, lebih sering dilakukan terapi radiasi yang
menjadi pengobatan primer, untuk lesi yang besar digunakan terapi sinar
eksternal
d. Tindakan Bedah
Terapi umum untuk kanker rongga mulut adalah bedah untuk mengangkat
sel-sel kanker hingga jaringan mulut dan leher.
e. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi jenis terapi kecil untuk pasien yang tidak di
bedah.Terapi dilakukan untuk membunuh sel kanker dan menyusutkan tumor.
Terapi juga dilakukan post operasi untuk membunuh sisa-sisa sel kanker yang
f.

mungkin tertinggal didaerah tersebut.


Kemoterapi
Kemoterapi adalah terapi yang menggunakan obat anti kanker untuk
membunuh sel kanker.

2.9 WOC
2.10
2.11

Faktor luar dan dalam


tumor jinak/ganas

tumbuh terus-menerus

merusak sel normal


2.12
2.13

Pengobatan

pertumbuhan sel

sel mengalami nekrosis

gangguan

metabolisme
2.14
Pertumbuhan sel mulai meluas
asam laktat meningkat dan
2.15
MK
:
Kurang
menurun
pengetahu
2.16

ke jaringan lain

MK :
Ansietas

MK :
Nyeri
akut

2.17

MK : Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh

mempengaruhi
2.18
imunosupeisor
demam

Ph

penurunan neurologi dan


kemampuan menelan

MK : Kerusakan
komunikasi
verbal

MK: Resti
infeksi
MK :
Hipertermi

10

2.19
2.20

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

2.21
2.22

3.1 PENGKAJIAN FOKUS

1. Identitas Pasien
2.23

Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan,

nomor register, tanggal masuk dan nama penanggung jawab pasien selama
dirawat.
2. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama
2.24 Alasan spesifik untuk kunjungan anak ke klinik, kantor, atau rumah
sakit.
b) Riwayat penyakit sekarang
2.25 Keluhan utama dari awitan paling awal sampai perkembangannya
saat ini. Terdapat komponen utama yaitu: rincian awitan, riwayat interval
yang lengkap, status saat ini, alas an untuk mencari bantuan saat ini.
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat penyakit keluarga
2.26 Apakah didalam keluarga ada salah satu anggota yang menderita
tumor lidah.
e) Riwayat imunisasi
3. Pengkajian Pola Kesehatan Fungsional (Gordon)
a)

Aktivitas Kelemahan atau keletihan, perubahan pada pola istirahat;

adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas.


b)

Eliminasi Perubahan pola defekasi konstipasi atau diare, perubahan

eliminasi urin, perubahan bising usus, distensi abdomen.


c)

Makanan/cairan Kebiasaan diit buruk ( rendah serat, aditif, bahan

pengawet), anoreksia, mual/muntah, mulut rasa kering, intoleransi


makanan,perubahan berat badan, perubahan kelembaban/turgor kulit.
d)

Neurosensori Sakit kepala, tinitus, tuli, juling.

11

e)

Nyeri/kenyamanan Rasa tidak nyaman di telinga sampai rasa nyeri

telinga (otalgia), rasa kaku di daerah leher karena fibrosis jaringan akibat
penyinaran.
f)Pernapasan Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang
merokok), pemajanan.
g)

Keamanan Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan

matahari lama / berlebihan, demam, ruam kulit.


h)

Seksualitas

Masalah

seksual

misalnya

dampak

hubungan,

perubahan pada tingkat kepuasan.


i) Interaksi sosial
2.27 Ketidakadekuatan atau kelemahan sistem pendukung (Doenges,
2010)
4. Pemeriksaan Fisik
2.28

Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal

mulut dan tenggorok diinspeksi dan palpasi.Perlu untuk melepaskan gigi


palsu dan lempeng parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap
gusi.Secara umum, pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan
sumber lampu terang (penlight) dan depresor lidah.Sarung tangan digunakan
untuk mempalpasi lidah dan adanya abnormalitas.
a) Bibir
2.29 Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk
kelembaban, hidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau
fisura.Bibir harus lembab, merah muda, lembut dan simetris.
b) Gusi
2.30 Gusi diinspeksi terhadap inflmasi, perdarahan, retraksi, dan
perubahan warna.Bau napas juga dicatat.
c) Lidah
2.31 Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi.Papila tipis,
lapisan putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal
lidah.Selanjutnya dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut
lidah.Adanya lesi pada mukosa yang melibatkan vena superfissial pada

12

permukaan bawah lidah terlihat.Spatel lidah digunakan untuk menekan


lidah guna mendapatkan visualisasi adekuat terhadap faring.
d) Rongga Oral
2.32 Pengkajian rongga oral sangat penting, karena banyak gangguan
seperti kanker, diabetes, dan kondisi imunosupresidari terapi obat atau
AIDS dimanifestasikan oleh perubahan pada rongga oral. Leher diperiksa
terhadap pembesaran nodus limpa.(Smeltzer, Suzanne C., 2002 : hal
1009)
5. Pengkajian Pertumbuhan dan Perkembangan
2.33

Pengkajian anak umur 4 tahun yaitu kecepatan tumbuh

masih sama dengan kecepatan tumbuh kembang pada tahun sebelumnya,


lompat tali dan lompat satu kaki, menangkap bola dengan baik, melempar
bola dari atas kepala, berjalan menurun tangga dengan kaki kanan-kiri
secara bergantian, menggunakan gunting dengan berhasil untuk memotong
gambar dengan mengikuti garis, dapat mengikat tali sepatu tetapi tidak
dapat membuat simpul, menyebutkan satu warna atau lebih, mnggunakan
kalimat yang terdiri atas empat atau lima kata, menceritakan cerita yang
berlebihan.(Donna L. Wong, 2008)
6. Pemeriksaan Diagnostik
a)

Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.

b)

Scan CT dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan

untuk lesi lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor dan
menunjukkan apakah terdapat metastase atau tidak.
2.34
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan
dengan ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi
oral.
3. Nyeri akut yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek
dari pembedahan reseksi.

13

4. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan penurunan


neurology dan kemampuan menelan.
5. Resiko terhadap infeksi yang berhubungan dengan penyakit atau
pengobatan.
6. Kurang pengetahuaan tentang proses penyakit dan rencana pengobatan.
2.35
3.3 INTERVENSI
2.36

x Kep
1. Hipertermi
b/d

2.37

ujuan
2.40

proses

2.38

nsi
a. Kaji suhu

uhu tubuh

peradangan

dalam

penyakit

batas

vital,

keadaan klien.
b. Pantau suhu klien,

mandi hangat.
tubuh

2.45

dalam

batas

d. Anjurkan

pasien

normal

(36-

untuk

banyak

tidak

minum.
e. Anjurkan

pasien

terasa panas

memakai

pakaian

2.43

yang

f.

tipis

dan

menyerap keringat
Kolaborasi
antipiretik
2.46

2.53

nutrisi

2.54

kurang

dari

kebutuhan
tubuh

b/d

ketidakmam

l
a. Memantau
perubahan suhu
2.47
b. Suhu
38-41,10C

a. Timbang BB tiap
n

penyakit infeksius.
c. Dapat
membantu
mengurangi demam.
d. Mempertahankan
intake.
2.48
e. Menurunkan

suhu

tubuh
2.49

pemberian

2. Perubahan

Rasiona

menunjukan proses

menggigil.
2.44
c. Berikan kompres

H:

37 C)
b. Badan

2.39

perhatikan

2.41

a. Suhu

dan

tanda-tanda

normal
2.42

Interve

2.50
2.51
f.

Untuk

mengurangi

demam dengan aksi


sentralnya
hipotalamus

a. untuk mengetahui

hari.

terjadinya

utrisi

2.59

penurunan

terpenuhi

2.60

dan

2.61

tingkat perubahan.

2.55
2.56

b. Beri

makanan

BB

mengetahui

b. untuk membantu

14

puan

untuk

mencerna
nutrisi

H:

yang

a. BB sesuai usia
b. Nafsu makan
meningkat
c. Tidak mual /

adekuat
akibat
kondisi oral.

muntah
2.57
2.58

2.52

tidak

perbaikan

merangsang

absorbsi usus.

(lunak / bubur).

2.63

c. Anjurkan

klien

untuk

makan

dalam

keadaan

hangat.
klien
makan

sedikit

tapi

sering.

dapat
meningkatkan
d. untuk memenuhi
asupan makanan.
2.64
2.65

e. Berikan
tinggi

diet
kalori,

e. untuk

dan

2.66

mineral

serta

2.67

rendah zat sisa.


f. Colaboration

memenuh

gizi yang cukup.

protein

pemberian

hangat

nafsu makan.

d. Anjurkan
untuk

c. keadaan

2.68
f. untuk mengurangi

obat

bahkan

antipiretik.

menghilangkan

2.62

rasa

mual

dan

muntah
2.69

3. Nyeri

yang

2.71

a. Kaji karakteritas

a. untuk menentukan

b/d lesi oral

yeri

dan letak nyeri.

tindakan

atau

hilang

2.77

mengatur nyeri.

pengobatan,

lebih

pembedahan
reseksi.
2.70

b. Ubah posisi klien

berkurang
,

rasa

nyaman
terpenuhi
2.73

H:
a. Skala nyeri 0

b. posisi

yang

bila terjadi nyeri,

nyaman

arahkan ke posisi

mengurangi nyeri.

yang

2.78

paling

nyaman.

2.72

dalam

dapat

2.79

c. Observasi

nyeri

c. Mengetahui skala

berkurang

atau

nyeri saat ini.

tidak.

2.80
15

b. Klien

d. Ajarkan

teknik

mengatakan

relaksasi

dan

nyeri

distraksi

(teknik

2.81

penggurang rasa

2.82

nyeri

2.83

berkurang
c. Nadi 60 90
x / menit
d. Klien

non

farmakologi).

nyaman,

e. Keluarga

dengan keluarga

berpartisipasi

tentang

dalam pengobatan

yang

nyeri
dialami

klien.

4. Kerusakan

Ti

2.85
2.86

f. Kolaborasi untuk

2.87

nyeri.

2.84

e. Diskusikan

tenang, rileks
2.74
2.75
2.76

d. Mengurangi rasa

f. untuk

memblok

mendapatkan

syaraf

yang

obat analgetik

menimbulkan

a. Kaji kemampuan

nyeri
a. Mengetahui

komunikasi

dak

komunikasi klien

kemampuan

verbal

terjadi

2.92

komunikasi klien

b/d

penurunan

kerusakan
komunika

neurologi
kemampuan
menelan

lain seperti papan

2.93

tulis atau buku

2.94

jika klien tidak

2.95

dapat

2.96

omunikasi

berkomunikasi

2.97

lancar.

verbal

2.98

c. Responsif

c. Menjaga

2.88
2.89
2.90

K
k

2.91

2.99

terhadap
infeksi

b/d

b. Membantu dalam
berkomunikasi.

H:

5. Resiko

alat

komunikasi yang

si verbal.

dan

b. Sediakan

terhadap

bel

panggilan

dari

klien
a. Monitor TTV.

kepercayaan dari
pasien.
a. Suhu

yang

idak

2.102

meningkat

dapat

terjadi

2.103

menunjukkan

16

penyakit atau
pengobatan.

infeksi.
2.100
2.101

H:

a. Tidak

terjadi

2.105

(color).

b. Kaji luka pada


abdomen

ada

tanda-tanda
infeksi

dan

infeksi

b. Mengidentifikasi
apakah ada tanda-

balutan.

tanda

2.106

adanya pus.

c. Menjaga

infeksi

c. Mencegah

(rubor,

kebersihan sekitar

kontaminasi

color, dolor,

luka

silang

tumor

lingkungan

dan

fungsion

pasien,

laesa)

rawat

b. TTV normal
terutama
0

C)

2.110

dengan

dan

penyebaran
teknik

organisme

luka

infeksius.

antisep

dan antiseptic.

suhu (36-37

6. Kurang

2.104

2.108
2.109

d. Kolaborasi

d. Antibiotik

pemberian

mencegah

antibiotic.

terjadinya infeksi

2.107
a. Kaji ulang proses

untuk

a. Mengetahui

pengetahuaa

eluarga

penyakit,

sejauh

dapat

penyebab/efek

keluarga

proses

menyata

hubungan faktor

memahami

penyakit dan

kan

yang

penyakit tersebut.

rencana

pemaha

menimbulkan

2.117

pengobatan

man

gejala

proses

mengidentifikasi

2.119

penyakit

cara menurunkan

2.120

faktor

2.121

pendukung.

2.122

tentang

2.111
2.112

H:
2.113

b. Tentukan persepsi
m

enyataka
n

dan

tentang

proses

penyakit.
c. Jelaskan tentang

mana

2.118

b. Menyamakan pola
pikir.
2.123
c. Memberikan
17

pemaha

penyakit

man

diderita klien.

proses
penyakit
2.114

yang

d. Diskusikan
kembali

dengan

informasi.
2.124
d. Mengetahui
sejauhmana

keluarga

informasi

yang

2.115

diterima keluarga

2.116
2.125
2.126

18

2.127
2.128

BAB IV
PENUTUP

2.129
4.1 KESIMPULAN
2.130 Kanker rongga mulut adalah keganansan yang terjadi
didalam rongga yag dibatasi vermilion bibir dibagian depan dan arkus
faringeus anterior dibagian belakang.kanker rongga ulut meliputi kanker
bibir gingival, lidah, bukal, dasar mulut, palatum, dan arkus faringeus
anterior ( Muttaqin, 2011 ).
2.131 Kanker

rongga

mulut

memiliki

penyebab

yang

multifaktorial dan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang
melibatkan inisiasi, promosi dan perkembangan tumor.
2.132 Asuhan keperawatan pada pasien ca rongga mulut meliputi
pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan dokumentasi. Dalam
makalah ini kelompok tidak mencantumkan implementasi dan evaluasi
karena kelompok hanya membahas konsep asuhan keperawatan.
Sedangkan implementasi merupakan pelaksanaan intervensi dan evaluasi
merupakan evaluasi dari tindakan yang telah dilaksanakan.
2.133
4.2 SARAN
2.134 Diharapkan pembaca khususnya perawat dapat memahami
konsep teori ca rongga mulut dan menerapkan asuhan keperawatan pada
pasien dengan ca rongga mulut dengan baik sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup pasien dan meningkatkan pelayanan kesehatan menjadi
lebih baik.
2.135

19

2.136

DAFTAR PUSTAKA

2.137
2.138 Muttaqin, A & kumala S. 2011. Gangguan Gastrointestinal: Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba Medika
2.139
2.140 Smeltzer, S & Bre B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Edisi 8 Volume 1. Jakarta : EGC
2.141
2.142 Buku saku Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2012-2014
NANDA International
2.143
2.144 Wilkinson , Judith M., Nancy R. Ahern. 2012, Buku Saku Diagnosis
Keperawatan: Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC
(Edisi 9). Jakarta: ECG
2.145
2.146 _____repository.unhas.ac.id. di akses tanggal 19 April 2015 : 19.15
2.147

20

Anda mungkin juga menyukai