Remathoid Arthritis
Remathoid Arthritis
STATUS PASIEN
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny.E / Perempuan / 50 tahun
b. Pekerjaan
: IRT
c. Alamat
: RT 03 Ulu Gedong
d. Tanggal Berobat
: 6 Januari 2014
II.
III.
IV.
V.
Keluhan Utama :
Sendi-sendi terasa nyeri sejak 1 hari.
Keluhan tambahan: nyeri ulu hati.
VI.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
1. Keadaan umum
2. Kesadaran
3. Suhu
4. Tekanan darah
5. Nadi
6. Pernafasan
- Frekuensi
7. Berat Badan
8. Tinggi Badan
:
: Baik
: Compos mentis
: 36,7C
: 120/70 mmHg
: 76 x/menit
: 16 x/menit
: 48 kg
: 155 cm
: ( BB) / (TB)2
: normocephal
Conjungtiva
: anemis (-)
Sklera
: ikterik (-)
3. Hidung
4. Telinga
5. Mulut
6. Leher
7. Thorak
Jantung: BJ I/II reguler normal, murmur(-), gallop(-)
Paru : Nafas vesikuler +/+, ronkhi (-/-), wheezing(-/-)
8. Abdomen
9. Ekstermitas sup/inf
Diagnosis Banding
Artritis gout
Demam reumatik.
Osteoartritis.
X.
Pemeriksaan Anjuran
Rontgen
ASTO
Rheumatoid factor
Cairan sinovial
XI.
Manajemen
a. Promotif :
Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan
pengobatannya.
Menjelaskan kepada pasien untuk rutin berobat ke dokter.
b.
Preventif :
Jika terjadi keluhan, segera berobat ke dokter.
Mengistirahatkan sendi yang sakit untuk meredakan nyeri.
Makan makanan yang banyak mengandung asam lemak omega 3 seperti
minyak ikan.
Menurunkan berat badan (pada orang yang gemuk/obesitas) dengan tujuan
Farmakologi
STR:
Tanggal: 6 Januari 2014
DOKTER: RIDHA
STR:
SIP:
STR:
Tanggal: 6 Januari 2014
S3dd1 tab
S2dd
R/ Ranitidin mg 150 VI
S2dd 1 tab
S2dd I C
S3dd 1 sue
S3dd 1 sue
Resep
Alternatif
d. Rehabilitatif
Senam rematik dapat membantu memperbaiki kelenturan, kekuatan,
daya tahan, dan kebugaran tubuh.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
muskoletal
merupakan
penunjang
bentuk
tubuh
dan
a. Tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel yaitu
osteoblas, osteosit dan osteoklas.
sebagai
matriks
tulang
atau
jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang
aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan esjumlah besar
fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan
kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfatase alkali akan
memasuki aliran darah dengan demikian maka kadar fosfatase alkali didalam
darah dapat menjadi indicator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang
setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel
besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat
diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Sel-sel ini menghasilkan enzim-enzim proteolitik yang memecahkan matriks
dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat
terlepas kedalam aliran darah.
b. Sendi
Sendi dalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligament, tendon, fasia atau otot. Terdapat tiga tipe sendi yakni:
Sendi
fibrosa
(sinartroidal),
nerupakan
sendi
yang
tidak
dapat
bergerak. Sendi fibrosa tidak memiliki tulang rawan, dan tulang yang satu
bergerak.
Sendi sinovial (diartroidal), merupakan sendi yang dapat digerakkan
dengan bebas. Sendi-sendi ini memiliki rongga sendi dan permukaan sendi
dilapisi rawan hialin.
c. Jaringan Ikat
Jaringan yang ditemukan pada snedi dan daerah sekitarnya terutama
adalah jaringan ikat yang tersusun dari sel-sel dan substansi dasar. Dua
macam sel yang yang ditemukan pada jaringan ikat adalah sel-sel yang tetap atau
tidak berkembangnya pada jaringan ikat seperti sel mas, sel plasma, limfosit,
monosit dan leukosit polimorfonuklear. Sel-sel ini memiliki peranan penting
pada reaksi-reaksi imunitas dan peradangan yang terlihat pada penyakit
reumatik. Jenis sel yang kedua dalam jaringan ikat ini adalah sel-sel yang tetap
berada dalam jaringan seperti fibroblast, kondrosit dan osteoblas. Sel-sel ini
mensintesis berbagai macam serat dan proteoglikan substansi dasar dan
membuat tiap jenis jarinagn ikat memiliki susunan sel tersendiri.
2.3 Epidemologi
Prevalensi AR hanya 0,1-0,3% dikelompok orang dewasa dan 1:100 ribu
jiwa dikelompok anak-anak. Total, diperkirakan hanya terdapat 360 ribu pasien di
Indonesia. Penyakit ini lebih sering menyerang perempuan dengan perbandingan
3:1. Kejadian penyakit ini meningkat dengan bertambahnya umur pada usia 35
hingga 50 tahun. Rheumatoid arthritis diperkirakan memiliki prevalensi 1%
sampai 2% dan tidak memiliki predilections rasial. Hal ini dapat terjadi pada
semua usia, dengan
meningkatnya
prevalensi
sampai
dekade
ketujuh
kehidupan. Penyakit ini tiga kali lebih umum pada wanita. Pada orang berusia 15
sampai 45 tahun, wanita mendominasi dengan rasio 6:1; rasio jenis kelamin
kurang lebih sama antara pasien dalam dekade pertama kehidupan dan pada
mereka lebih dari 60 tahun.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa kecenderungan genetik dan
paparan faktor lingkungan diketahui mungkin diperlukan untuk ekspresi dari
penyakit.
Molekul
Mayor
Histokompatibilitas Compleks
(MHC),
yang
9
menggunakan
antigen
limfosit
dibandingkan
dan
anak-anak
tidak kembar
dari
orang
tua
dengan faktor
2.4 Etiologi
Penyebab dari penyakit Artritis reumatoid tidak diketahui, patogenesis
di perantarai oleh imunitas. Namun kemungkinan penyebab Artritis reumatoid
adalah faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan telah lama diduga berperan
dalam timbulnya penyakit ini. Hal ini terbukti dari terdapatnya hubungan
antara produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II, khususnya HLADR4 dengan Artritis reumatoid seropositif. Pengembangan HLA-DR4 memiliki
resiko relatif 4 :1 untuk menderita penyakit ini Kecenderungan wanita sering
menderita penyakit Artritis reumatoid dan sering di jumpai pada wanita yang
sedang
sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini. Walaupun demikian
karena pemberian
10
Jenis Kelamin
Umur
Riwayat Keluarga
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis rematoid
maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
11
Radikal bebas
prostaglandin
sehingga
timbul
rasa
nyeri,
peradangan
dan
pembengkakan.
2.5 Patofisiologi
Arthritis Rheumatoid merupakan akibat dari disregulasi komponen
humoral yang dimediasi sel sistem imun. Kebanyakan pasien menghasilkan
antibodi
yang
disebut faktor
rheumatoid;
pasien-pasien
seropositif ini
T.
Antigen
yang
diproses
dikenali
oleh
protein
major
proses
inflamasi
ke daerah
kombinasi
dengan
komplemen,
mengakibatkan
akumulasi
12
inflamasi,
meningkatkan
aliran
darah
dan
erythema, dan rasa sakit dan membuat granulosit lebih mudah untuk keluar
dari pembuluh darah menuju daerah inflamasi.
Inflamasi
menghasilkan
kronik
proliferasi
pada
jaringan
jaringan
lapisan
(bentuk
sinovial
pannus).
kapsul
Pannus
sendi
menyerang
kartilago dan permukaan tulang, menghasilkan erosi tulang dan kartilago dan
menyebabkan destruksi sendi. Hasil akhir mungkin kehilangan ruang sendi,
kehilangan
pergerakan
sendi,
fusi
tulang
(ankilosis),
dislokasi
sendi,
Nyeri sendi
Pembengkakan sendi
Nyeri sendi bila disentuh atau di tekan
Tangan kemerahan
Lemas
Kekakuan pada pagi hari yang bertahan sekitar 30 menit
Demam
Berat badan turun
Artritis reumatoid biasanya menyebabkan masalah dibeberapa sendi dalam
waktu yang sama. Pada tahap awal biasanya mengenai sendi-sendi kecil
seperti, pergelangan tangan, tangan, pergelangan kaki, dan kaki. Dalam
perjalanan penyakitnya, selanjutnya akan mengenai sendi bahu, siku, lutut,
panggul, rahang dan leher.
13
2.7 Diagnosis
Diagnostik
artritis
reumatoid
yang
kompleks. Pada tahap dini mungkin hanya akan ditemukan sedikit atau tidak ada
uji laboratorium yang positif; perubahan pada sendi dapat minor; dan gejala
gejalanya dapat hanya bersifat sementara. Diagnosis tidak hanya bersandar
pada satu karakteristik saja tetapi berdasarkan pada suatu evaluasi dari
sekelompok tanda dan gejala.
Kriteria diagnostik yang dipakai adalah sebagai berikut:
1) Kekakuan pagi hari (lamanya paling tidak satu jam), Kekakuan di pagi
hari selama lebih dari 1 jam; dapat bersifat generalisata tetapi terutama
menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi
pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa
2)
3)
4)
5)
artritis
reumatoid
dikatakan
positif
apabila
sekurang-
kurangnya empat dari tujuh kriteria ini terpenuhi. Empat kriteria yang
disebutkan terdahulu harus sudah berlangsung sekurang-kurangnya 6 minggu.
Pemeriksaan penunjang
14
reaksi imunologis.
Peningkatan kadare IgG dan kompleks imun.
Phagocites neutrophils yang difagosit oleh kompleks immun.
tinggi
adanya
proses
dari
serum,
pada
b. Darah tepi
syndrome.
Anemia normositer atau mikrositer, tipe penyakit kronis.
c. Pemeriksaan Sero-imunologi
nodul subkutan.
Anti CCP antibodies positif telah dapat ditemukan pada AR dini.
Antinuclear antibodies positif (10%-50% penderita) dengan titer yang
15
aktivitas penyakit.
Meningkatnya kadar alpha1 dan alpha2 globulin sebagai acute phase
reactans.
Meningkatnya kadar -gobulin menggambarkan kenaikan/akselerasi dari
comlexes
serta
ditemukan
pada
16
17
2.8 Penatalaksanaan
Setelah diagnosis AR dapat ditegakkan, pendekatan pertama yang harus
dilakukan adalah segera berusaha untuk membina hubungan yang baik antara
pasien dengan keluarganya dengan dokter atau tim pengobatan yang merawatnya.
Tanpa hubungan yang baik ini agaknya akan sukar untuk dapat memelihara
ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam suatu jangka waktu yang cukup lama.
a. Terapi nonfarmakologi
1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan
yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin
ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
2. Istirahat.
Rencana penyembuhan termasuk penjadwalan istirahat. Pasien harus
belajar
mendeteksi
tanda-tanda
tubuh,
dan
tahu
kapan
harus
aktivitas
berlebihan.
Beberapa
pasien
merasakan
teknik
18
memberikan
tekanan
19
penurunan badan yang terstruktur. Diet yang sehat dan olahraga akan
sangat membantu.
b. Terapi Farmakologi
1. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi
yang sering dijumpai. OAINS yang dapat diberikan:
Aspirin
Pasien dibawah 50 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4 x 1 g/hari,
kemudian dinaikkan 0,3-0,6 g per minggu sampai terjadi perbaikan
Obat
anti-infalamasi
nonsteroid
(NSAID)
dapat
dapat
mengurangi
prednison
peradangan,
nyeri
dan
dan
panjang
efektifitasnya
berkurang
dan
Antirheumatic
memberikan
Drugs):
efek
Methotrexate
diberikan pada
stadium awal
untuk
20
dapat
dilakukan
adalah
artroplasti,
Prosedur
perbaikan tendon,
sinovektomi.
c. Pengobatan dengan obat tradisional/bahan alam
Perawatan
dan
pengobatan
terhadap
penyakit
rheumatik
adalah
sebagai berikut.
1) Diusahakan agar badan dalam keadaan hangat.
2) Gunakan campuran garam 1 sendok makan, tawas sendok makan, dan air
rebusan
sirih
untuk
merendam/mengompres
bagian
badan
yang
terserang rheumatik.
3) Daun seledri sebanyak 10 batang dimakan sebagai lalap.
4) Daun kumis kucing sebanyak 1 genggam, daun meniran 7 batang,
temulawak 10 potong, daun murbei 1 genggam, dan bidara upas 1
jari. Semua bahan ini di rebus dalam air sebanyak 2 gelas, kemudian
disaring untuk diminum airnya.
5) Dengan obat gosok alami:
Air jeruk nipis, minyak kayu putih dan kapur sirih dicampur dan
21
22
BAB IV
LAMPIRAN
23
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi ke-4.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Indonesia; 2007.
2. Mansjoer, arif dkk. 2000. Kapita selekta kedokteran, edisi ketiga jilid 1.
Media Aesculapius : Jakarta.
3. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, edisi 6. Penerbit Nuku Kedokteran. EGC
4. Baratawijaya, Karnen. 2005. Imunologi Dasar. Jakarta: Gaya Baru
5. Criteria for the classification arthritis rheumatoid; 2009, Diunduh dari
URL:http//www. American College of Rheumatology.com
25
26