Anda di halaman 1dari 2

Panita Sila atau Maha Sila

adalah sila yang jumlah latihannya besar/tinggi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah
Patimokkha sila (peraturan yang dilaksanakan oleh bhikkhu dan bhikkhuni). Bhikkhu
melaksanakan sila berjumlah 227 latihan, sedangkan bhikkhuni melaksanakan 311 latihan.
Bhikkhu dan bhikkhuni juga disebut Samana/Pertapa.

IV.
xssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssssss
Bhikkhu
c. Empat syarat yang harus dipenuhi untuk pelaksanaan upasampada yang dilakukan oleh Sangha
1. Kesempurnaan materi (Vatthu Sampatti)
2. Kesempurnaan Pesamuan (Parissa Sampatti)
3. Kesempurnaan Batas (Sima Sampatti)
4. Kesempurnaan Pernyataan (Kammavaca Sampatti)
d. Tingkatan dalam kebhikkhuan
1. Navaka Bhikkhu (1-6 tahun umur kebhikkhuan)
2. Majjhima Bhikkhu (6-9 tahun umur kebhikkhuan)
3. Thera (10 tahun lebih umur kebhikkhuan)
Di zaman Buddha, untuk sebutan Thera merupakan sebutan untuk siswa-siswa Buddha, yang
telah meraih kesucian tertinggi yaitu Arahat. Karena kata Thera berarti Sesepuh.
I. Bhikkhuni
1.
J. Hubungan bhikkhu dangan umat
K. Otoritas tertinggi dalam agama Buddha
Dalam Samannaphala Sutta, bagi para Bhikkhu, tidak dibenarkan antara lain melakukan
perbuatan yang dapat merusak biji-bijian dan tumbuh-tumbuhan; tidak menimbun
makanan dan minuman; tidak menyaksikan pembacaan syair, drama, akrobat, orang
mengadu gajah, kerbau, sapi, kambing, domba, kuda, ayam tau burung, tinju, gulat
perang-perangan, pawai atau parade; tidak melakukan permainan-permainan; tidak
menjadi perantara; tidak berkomat-kamit untuk mengusir setan atau kesialan.
3.

Dalam Samannaphala Sutta, bagi para bhikkhu tidak mencari penghasilan dengan
melakukan ramalan nasib orang dengan melihat garis tangan, meramal mimpi, halilintar,
tanda-tanda pada bagian tubuh, gigitan tikus, panjang umur, kalah dan menang, gerhana
matahari atau bulan, meteor, hujan, mengucapkan mantra ular, tikus, burung untuk
keberuntungan, kesialan, menggugurkan kandungan, untuk membuat orang menjadi tuli,
membuat laki-laki bertambah jantan atau impoten, berpraktik seperti dokter bedah dan
anak.
Selain sila tersebut didepan, yaitu cara pengendalian diri yang keras dari perbuatan, ucapan
dan pikiran, masih terdapat satu lagi cara untuk mengendalikan diri, yang menitik beratkan
pada pembersihan batin dengan jalan melaksanakan hidup sebagai seorang pertapa, yaitu

latihan Dhutanga. Dhutanga merupakan latihan pengendalian diri yang keras dan berat,
misalnya seperti hanya makan sekali sehari, tinggal dibawah pohon, hanya memiliki jubah
Ticivara, tidak membaringkan diri kecuali jalan dan duduk dll. Sebab Sang Buddha
menghindari pelaksanaan latihan-latihan yang menyiksa diri atau merusak badan jasmani.

Komunitas awam mendukung para bhikkhu dalam kehidupan suci mereka. Jadi,
sangat penting apabila mereka memahami Vinaya kebhikkhuan sampai batas
tertentu karena mereka mengambil peranan penting dalam membantu para
bhikkhu untuk menjalankan peraturan kedisplinan. Seorang bhikkhu Theravada
memiliki 227 peraturan (Sila) dalam Patimokkha sementara seorang bhikkhu
Mahayana pada dasarnya memiliki peraturan yang sama dengan tambahan bagian
minor yang berhubungan dengan sikap hormat pada stupa, yang menjadikannya
250 peraturan secara keseluruhan. Seorang bhikkhu juga melaksanakan peraturan
dalam buku-buku lain dari Vinaya Pitaka
Sila Patimokkha adalah akar untuk semua kebahagiaan lokiya (duniawi) dan
kebahagiaan lokuttara (yang mengatasi duniawi). Gantha patimokkha menunjukkan
sila yang harus dilaksanakan untuk meraih kebahagiaan lokiya maupun
kebahagiaan lokuttara. Dalam kitab-kitab yang berkenaan dengan Vinaya
disebutkan bahwa Sila Patimokkha itu ada dua jenis, yaitu Ovada Patimokkha dan
Ana Patimokkha

Peraturan yg menonjol untuk para Bhikkhuni/bhikshuni adalah : Delapan


Garudharma (peraturan keras) dan Parajika 8 (delapan). Untuk peraturan
Bhikshuni Mahayana terdapat dalam Bhiksuni Sanghika-Vinaya Pratimoksha
Sutra yg diterjemahkan oleh Fa Hsien pada tahun 418 M. Untuk Vinaya
Bhikkhuni (Theravada) terdapat dalam kitab Vinaya Pitaka bagian Cullavagga
X.
Delapan (8) persyaratan keras (Garudhamma) menjadi seorang bhikkhuni :
1. Meskipun telah ditahbiskan selama 100 tahun, ia harus menghormati
seorang bhikkhu yg baru saja ditahbiskan.
2. Tidak boleh bervasa di tempat yg tak ada bhikkhu.
3. Setiap bulan harus memohon nasehat dan teguran.
4. Setelah bervasa harus meminta teguran dan peringatan ttg apa yg dilihat,
didengar dan dicurigai (mengenai dirinya).
5. Bagi yg melanggar vinaya menjalani hukuman ( Manatta) selama bulan di
Sangha bhikkhu/i.
6. Setelah menjalankan masa percobaan selama 2 tahun, harus mohon
ditahbiskan jadi seorang bhikkhuni.
7. Tidak boleh memarahi bikkhu.
8. Tidak boleh memberi peringatan kpd seorang bhikkhu

Anda mungkin juga menyukai