BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia, seperti yang telah dinyatakan
dalam konstitusi World Health Organization (WHO), "the enjoyment of the
highest attainable standard of health is one of the fundamental rights of every
human being." Menurut WHO, kesehatan adalah keadaan fisik, mental dan
kesejahteraan sosial secara lengkap dan bukan hanya sekedar tidak menderita
penyakit atau kelemahan. Sehubungan dengan konstitusi ini maka setiap
negara di dunia wajib mengusahakan kesehatan untuk setiap rakyatnya (WHO,
2010).
rawan
sehingga
pemerintah
mengambil
sikap
untuk
dapat
Air susu ibu (ASI) bukanlah minuman. Namun, ASI merupakan satusatunya makanan tunggal paling sempurna bagi bayi hingga berusia enam
bulan. ASI cukup mengandung seluruh zat gizi yang dibutuhkan bayi. Selain
itu, secara alamiah ASI dibekali enzim pencerna susu sehingga organ
pencernaan bayi mudah mencerna dan menyerap gizi ASI. Di lain pihak,
sistem pencernaan bayi usia dini belum memiliki cukup enzim pencerna
makanan. Oleh karena itu, bayi hanya diberi ASI hingga usia enam bulan,
tanpa makanan atau minuman apapun. Kandungan zat gizi ASI yang sempurna
membuat bayi tidak akan mengalami kekurangan gizi. Tentu saja, makanan
ibu harus bergizi guna mempertahankan kualitas dan kuantitas ASI (Arif,
2009).
menjadi luka, pengobatan satu-satunya adalah puting yang luka harus diurut
pelan-pelan dengan lanolin. Bila sangat sakit menyusui pada susu yang sakit
dihentikan, tapi ASI tetap diberikan dengan memeras air susu dari payudara.
Bagi ibu-ibu di pedesaan, hal yang penting diajarkan pada mereka adalah
memelihara dirinya sendiri, bajunya dan kebersihan bayinya. Konsumsi
makanan bergizi juga penting, karena jumlah ASI berkurang bila ibu sakit atau
kurang gizi karena terlalu sering punya bayi atau diet yang sangat sedikit
(Jelliffe, 2006).
kepada bayi sebelmum umur 6 bulan, sehingga jumlah pemberian ASI ekslusif
sangat kecil.
Pengetahuan tentang ASI merupakan hal yang sangat penting bagi ibu
yang menyusui, agar ibu dapat memberikan ASI Ekslusif kepada bayi. Masih
ada ibu di Puskesmas Toaya yang masih memberikan makanan selain ASI
kepada bayi yang masih berumur kurang dari 6 bulan. Akan tetapi belum ada
penelitian yang dilakukan untuk melihat bagaimana pengetahuan para ibu
tersebut. Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Toaya Kec. Sindue.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah
pengetahuan ibu tentang pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Toaya Kec.
Sindue?"
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Toaya Kec. Sindue.
D.
Manfaat Penelitian
1. Manfaat Institusi
Bagi institusi diharapkan penelitian ini dapat menambah referensi
pengetahuan dan sebagai bahan perbandingan dengan peneliti lain.
2. Manfaat Profesi.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
Anatomi Mamae
Payudara adalah pelengkap organ reproduksi pada wanita dan
mengeluarkan air susu. Buah dada terletak dalam fasia superfisialis di
daerah antara sternum dan aksila, melebar dari iga kedua sampai iga
ketujuh. Bagian tengah terdapat puting susu yang dikelilingi oleh areola
mamae yang berwarna cokelat. Dekat dasar puting terdapat kelenjar
montgomeri yang mengeluarkan zat lemak supaya puting tetap lemas.
Puting mempunyai lubang 1,5-2 mm untuk tempat saluran kelenjar susu.
Buah dada terdiri dari bahan-bahan kelenjar susu (jaringan
alveolar) tersusun atas lobus-lobus yang saling terpisah oleh jaringan ikat
dan jaringan lemak, setiap lobus bermuara ke dalam duktus laktiferus
(saluran air susu). Saluran limfe sebagai pleksus halus dalam ruang
interlobuler jaringan kelenjar bergabung membentuk saluran yang lebih
besar.
2.
Perkembangan Mamae
Pada perempuan, perubahan dan perkembangan buah dada terjadi
setelah masa remaja atau pubertas (11-12 tahun) karena terdapat
penambahan jaringan kelenjar. Seorang wanita mulai menstruasi pertama
terjadi sedikit pembesaran buah dada disebabkan pengaruh hormon
esterogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium, lama kelamaan buah
dada
berkembang
penuh
dan
penimbunan
lemak
menimbulkan
payudara
distimulasi
oleh
esterogen
yang
B.
10
pengeluaran
ASI,
tetapi
fungsinya
belum
mampu
11
4. Pengeluaran ASI
Pengeluaran ASI dapat dibedakan atas :
a. Kolostrum. Berwarna kuning jernih dengan protein berkadar tinggi.
Mengandung imunoglobulin, laktoferin, ion-ion (Na, Ca, K, Zn, Fe),
vitamin (A, E, K dan D), lemak dan rendah laktosa. Pengeluaran
kolostrum berlangsung sekitar dua atau tiga hari dan diikuti oleh ASI
yang berwarna putih. Kolostrum merupakan cairan lengket yang keluar
selama beberapa minggu terakhir kehamilan dan pada hari pertama atau
kedua setelah kelahiran. Colostrum tidak merugikan bahkan harus
diterima oleh bayi (Jelliffe, 2006).
b. ASI transisi. Mulai berwarna putih bening dengan susunan yang
disesuaikan kebutuhan bayi, dan kemampuan mencerna susu bayi.
c. ASI sempurna. Pengeluaran ASI penuh sesuai dengan perkembangan
usus bayi, sehingga dapat menerima susunan ASI sempurna (Manuaba,
1998).
12
5. Komposisi ASI
ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai
nilai biologis tertentu, dan mempunyai substansia yang spesifik. Ketiga
sifat itulah yang membedakan ASI dengan susu formula (Manuaba, 1998).
ASI mudah dicerna karena selain mengandung gizi yang sesuai,
juga mengandung enzim-enzim untuk mencerna zat-zat gizi yang terdapat
dalam ASI tersebut. ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang
berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi (Arif,
2009).
Selain
mengandung
protein
yang
tinggi,
ASI
memiliki
perbandingan antara Whei dan Casin yang sesuai untuk bayi. ASI
mengandung Whei lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan
protein ASI lebih mudah diserap, sedangkan susu sapi mempunyai
perbandingan Whei dan Casin sebesar 20:80, sehingga tidak mudah
diserap (Arif, 2009).
Selain itu ASI mengandung komposisi sebagai berikut:
a. Taurin, DHA dan AA. Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang
terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan
berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Decosahexanoic
Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh
rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk
pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dsalam
13
14
patogen
merupakan
kofaktor
berperan
dalam
produksi
ASI.
Prolaktin,
15
menumbuhkan
(Manuaba, 1998).
hubungan
batin
lebih
sempurna
16
17
18
tidak di atas bagian puting. Sentuhlah mulut bayi dengan puting susu.
Tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar-lebar.
Kemudian, tengadahkan sedikit kepala bayi dan masukan
secepatnya seluruh puting susu sebanyak mungkin daerah yang
berwarna kehitaman ke dalam mulut bayi, sehingga terletak di antara
lidah dan langit-langit mulutnya.
Gambar 2.2
Posisi dalam Menyusui
19
20
hati, ikan teri, susu, minyak goreng, sayuran yang berwarna hijau dan
buah-buahan yang berwarna kuning dan orange.
Ibu yang sedang berada pada fase menyusui, sebaiknya
mengurangi konsumsi kopi dan teh, karena dapat mengganggu
penyerapan zat besi. Kalsium juga dapat menghalangi penyerapan zat
besi, waktu minum susu juga perlu diperhatikan. Dianjurkan tidak
minum susu atau sumber kalsium lain, setelah mengkonsumsi makanan
yang mengandung zat besi. Jarak waktu minimal antara pengsumsian
zat besi dengan kalsium adalah 1,5-2 jam.
f. Pemberian susu formula.
Susu untuk bayi dan anak sering berlebihan. Pemberian susu
formula seharusnya diberikan menjelang penyapihan, yaitu menjelang
penyapihan, yaitu menjelang umur 2 tahun. Susu formula bukan
pengganti makanan, melainkan hanya melengkapi. Jadi, tidak benar
anggapan bahwa cukup dengan memberi susu formula, kecukupan gizi
bayi terpenuhi.
Fenomena yang sering kita lihat, susu formula diberikan sejak
awal. Bahkan bersama-sama ketika bayi masih menyusui. Ini harus
dihindari. Sebaiknya ketika masih menyusui dengan ASI, bayi tidak
perlu diberikan susu formula sebelum menjelang penyapihan. Selain
itu, beban pengeluaran rumah tangga akan bertambah per bulannya
kalau membeli susu formula.
21
22
beberapa
keadaan
patologis
payudara
yang
23
24
Saat ini diberbagai toko peralatan bayi, telah tersedia kantung plastik
khusus untuk menyimpan ASI (Arif, 2009).
3. ASI Ekslusif Dibandingkan Dengan Susu Formula
Walaupun di negara-negara maju angka kesakitan dan kematian
bayi yang minum ASI tidak banyak berbeda dengan yang minum susu
formula, tetapi menurut Grant (1996) yang dikutip oleh Soetjiningsih
(1997) beberapa penyakit seperti: Enterokolitis nekrotikans, alergi
terhadap protein susu sapi (CMPS), otitis media, bronchitis, obesitas dan
lain-lain, jauh lebih sering pada bayi yang minum susu formula.
Angka kejadian dan kematian akibat diare pada anak-anak di
negara berkembang ternyata masih tinggi. Lebih-lebih pada anak yang
mendapat susu formula, angka tersebut lebih tinggi secara bermakna
dibandingkan dengan anak-anak yang mendapat ASI. Hal ini disebabkan
karena nilai gizi ASI yang tinggi, adanya antibodi pada ASI, sel-sel lekosit,
enzim, hormon, dan lain-lain yang melindungi bayi terhadap berbagai
infeksi (Soetjiningsih, 1997).
D.
25
aplikasi
(application),
analisis
(analysis),
sintesis
Tahu (Know)
Mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
atau mengingat kembali (recoll) terhadap sesuatu spesifik dari seluruh
bahan yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b.
Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan
26
secara
benar
tentang
objek
yang
diketahui
dan
dapat
kemampuan
untuk
Aplikasi (Application)
Aplikasi
diartikan
sebagai
suatu
Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau objek ke dalam komponenkomponen tetapi masih ada kaitannya.
Misalkan dapat membedakan tanda persalinan normal atau tidak
normal.
e.
Sintesis (Synthesis)
Sintesis
menunjukan
kepada
suatu
kemampuan
untuk
Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan
penilaian tetap terhadap suatu materi objek. Penilaianpenilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau kriteria yang
telah ada misalnya dapat membandingkan kehamilan atau persalinan
27
pengetahuan
dapat
dilakukan
dengan
wawancara,
28
BAB III
KERANGKA KONSEP
A.
Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan Pemberian
ASI Ekslusif
Ibu Menyusui
B.
28
29
C. Definisi Oprasional
1.
Variabel Independen
Pengetahuan
pemberian
ASI
Ekslusif
adalah
pemahaman
: Kuisioner
Cara Ukur
: Pengisian Kuisioner
Skala Ukur
2.
Variabel Dependen
Ibu menyusui adalah wanita yang sedang dalam periode laktasi
saat berlangsungnya penelitian.
30
BAB IV
METODE PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan ibu tentang
pemberian ASI ekslusif di Puskesmas Toaya Kec. Sindue.
B.
C.
30
31
Pengumpulan Data
Data-data yang diperoleh dan dirumuskan dalam penelitian ini
adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah kumpulan fakta yang dikumpulkan sendiri oleh
si peneliti pada saat berlangsungnya suatu penelitan (Chandra, 2009). Data
primer yang diambil oleh peneliti berasal dari pengisian kuesioner oleh
responden di Puskesmas Toaya Kec. Sindue.
Kuesioner penelitian berisikan 15 pernyataan tentang pengetahuan,
terdiri dari 7 pernyataan positif dan 8 pernyataan negatif. Dengan alternatif
jawaban benar dan salah, kemudian sistem scoring untuk pernyataan
positif; bila memilih jawaban benar mendapatkan nilai 1, dan jika jawaban
salah mendapat nilai 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif; bila memilih
jawaban benar mendapatkan nilai 0, dan jika jawaban salah mendapatkan
nilai 1.
2. Data Sekunder
Selain itu peneliti juga mengambil data sekunder internal dari
32
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu:
1.
2.
3.
4.
5.
F.
Analisa Data
Analisa data menggunakan analisis univariat untuk menentukan
distribusi frekuensi variabel dari pengetahuan ibu menyusui.
Univariat adalah analisis frekuensi tunggal, yaitu hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dari tiap variabel.
Univariat menggunakan rumus:
f
P=
x 100%
Dimana : P = Presentase
33
f = Frekuensi
n = Jumlah
2002)
Penelitian ini menggunakan median
sebagaisampel
ukuran(Sudjana,
pemusatan
data.
Median menunjukan letak angka paling tengah pada suatu deretan angka
observasi. Rumusnya adalah sebagai berikut:
Jika sampel genap: n
2
Jika sampel ganjil: n +1
2
G.
Keterangan:
n
: sampel
Penyajian Data
Teknik penyajian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tekstual yang berupa tulisan atau narasi, dan semi-tabulasi yang berupa
tabulasi sederhana dengan jumlah data yang kecil serta memerlukan
kesimpulan yang sederhana (Chandra, 2009).
34
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
34
35
B.
Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 14 September
2010. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 27 (dua puluh tujuh) orang
responden (ibu menyusui). Melalui para responden ini dikumpulkan data-data
melalui pengisian kuisioner yang berisikan 15 (lima belas) pertanyaan tentang
pengetahuan.
Data-data primer dari sampel tersebut kemudian di analisis univariat
(lampiran 3). Analisa ini diaplikasikan untuk melihat distribusi responden dari
variabel yang diteliti. Sesuai dengan hasil penelitian diperoleh distribusi
responden menurut pengetahuan ibu, sebagai berikut.
Tabel 5.1.
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian
ASI Ekslusif di Puskesmas Toaya
Pengetahuan Ibu
Kurang Baik
13
48,15
Baik
14
51,85
27
100,0
Jumlah
Sumber: Data primer.
Pembahasan
Dari tabe l 5.1 dapat kita lihat bahwa dari 27 responden paling
banyak berpengetahuan baik dengan jumlah 14 responden (51,85%). Akan
36
tetapi masih ada juga ibu yang memiliki pengetahuan yang kurang tentang
ASI Ekslusif (48,15%).
Asumsi peneliti, para ibu memiliki pengetahuan baik karena
adanya penyuluhan-penyuluhan tentang ASI Ekslusif yang diberikan oleh
para petugas kesehatan yang dibantu oleh kader. Penyuluhan dan
pendidikan kesehatan yang diberikan kepada para ibu, dilakukan di
posyandu yang tersebar di desa-desa di wilayah kerja Puskesmas Toaya.
Penyuluhan tersebut dilakukan 1 kali sebulan di posyandu-posyandu
tersebut, dimana penyuluhan tentang ASI Ekslusif biasanya diberikan
bersama-sama dengan penyuluhan tentang gizi dan tumbuh kembang anak.
Akan tetapi, karena tidak aktifnya beberapa posyandu di Desa Toaya
(sebesar 25%) dan Desa Lero (sebesar 30%) menyebabakan belum
meratanya pengetahuan ibu tentang ASI Ekslusif. Selain itu faktor
kunjungan ibu yang tidak kontinyu di Posyandu, menjadi kendala lain
terhadap keikutsertaan mereka dalam penyuluhan tentang ASI Ekslusif.
Inilah yang menyebabkan masih adanya ibu yang memiliki pengetahuan
kurang tentang ASI Ekslusif.
Penyuluhan yang tidak merata kepada setiap ibu, menyebabkan ada
ibu yang tidak mengetahui bahwa bayi tidak boleh diberikan makanan lain
selain ASI saat mereka masih berumur kurang dari 6 bulan, atau ibu
menyusui kadang hanya mengetahui bahwa dia harus menyusui anaknya
tanpa memperhatikan cara dan posisi yang benar dalam pemberian ASI.
Dikarenakan kurangnya pengetahuan tersebut, para ibu tersebut juga tidak
37
ini
38
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pengetahuan ibu tentang pemberian ASI Ekslusif paling banyak
berpengetahuan baik yaitu 51,85%.
B.
Saran
1. Untuk institusi pendidikan, diharapkan agar mengarahkan mahasiswa yang
turun praktek atau dinas di poliklinik anak untuk memberikan penyuluhan
tentang pentingnya pemberian ASI Ekslusif.
2. Untuk Puskesmas Toaya, agar memberikan health education tentang
pentingnya ASI Ekslusif secara merata di wilayah kerjanya.
3. Untuk peneliti lain, agar mengembangkan penelitian ini dengan
menambahkan variabel-variabel lain.
38
39
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Nurhaeni. 2009. ASI dan Tumbuh Kembang Bayi. Media Presindo:
Yogyakarta.
BPS.
2010.
Glossary.
http://www.datastatistik-indonesia.com/component/
Tgl,
4 Juni 2010.
Machfoedz, Ircham. 2009. Metode Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan,
Kebidanan, Kedokteran. Fitra Maya: Yogyakarta.
Manuaba, I. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. EGC: Jakarta.
Notoadmojo, S. 2008. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta:
Jakarta.
Notoadmojo, S. 2010. Ilmu Prilaku Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.
40