Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN KEPEMILIKAN

FASILITAS SANITASI DASAR


DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK
USIA 1-5 TAHUN DI KELURAHAN
WONOKROMO KECAMATAN
WONOKROMO SURABAYA
Oleh :
MAHMUDA ALFA FITRANI PADANG
NPM : 11700065

Dosen Pembimbing : Prof. H. Didik Sarudji,


MSc
Dosen Penguji : I Made Subhwa Harsa, dr.,

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar
dengan konsistensi lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja dan
frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali sehari atau lebih) dalam
satu hari (Depkes RI, 2011)
Penyakit diare dapat mengakibatkan kematian bila dehidrasi tidak
diatasi dengan baik. Sebagian besar diare pada anak akan
sembuh sendiri (self limiting disease) asalkan dehidrasi dapat
dicegah karena merupakan penyebab kematian (Yusuf M, 2011)
Puskesmas Wonokromo merupakan puskesmas yang berada di
wilayah Kota Surabaya, di mana kasus diare pada balita yang
ditemukan cukup tinggi, pada tahun 2013 yaitu sebesar 156 kasus,
dengan 20% kasus berasal dari kelurahan Wonokromo. Dari data yang
sempat kami peroleh dari Puskesmas Wonokromo terdapat 21 kasus
diare pada balita dalam 6 bulan terakhir (Puskesmas Wonokromo,
2015)

Rumusan Masalah
1. Apakah ada pengaruh antara kepemilikan kakus sebagai
faktor resiko terhadap kejadian diare pada balita di
Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo?
2. Apakah ada pengaruh antara kepemilikan pembuangan
sampah sebagai faktor resiko terhadap kejadian diare pada
balita di Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo?
3. Apakah ada pengaruh antara pembuangan pembuangan
air limbah sebagai faktor resiko terhadap kejadian diare
pada balita di Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum
Untuk mengetahui pengaruh antara kepemilikan fasilitas
sanitasi dasar sebagai faktor resiko terhadap kejadian diare
pada balita di Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo.

Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengaruh antara kepemilikan kakus
sebagai faktor resiko terhadap kejadian diare pada balita
di Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo.
2. Untuk mengetahui pengaruh antara kepemilikan tempat
pembuangan sampah sebagai faktor resiko terhadap
kejadian diare pada balita di Kelurahan Wonokromo
Kecamatan Wonokromo.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara pembuangan
pembuangan air limbah sebagai faktor resiko terhadap
kejadian diare pada balita di Kelurahan Wonokromo
Kecamatan Wonokromo.

Manfaat Penelitian

Manfaat Bagi Puskesmas


Sebagai tambahan informasi dan bahan masukan
tentang hubungan antara kepemilikan fasilitas sanitasi
dasar dengan kejadian diare anak balita sehingga dapat
meningkatkan penyuluhan dan pembinaan terhadap
masyarakat luas.

Manfaat Bagi Masyarakat


Menambah pengetahuan tentang hubungan antara
kepemilikan fasilitas sanitasi dasar dengan kejadian
diare anak balita sehingga masyarakat dapat lebih
meningkatkan sanitasi lingkungannya.

Manfaat Bagi Peneliti


Sebagai data dasar bagi peneliti selanjutnya yang ingin
meneliti tentang hubungan antara kepemilikan fasilitas
sanitasi dasar dengan kejadian diare anak balita.

TINJAUAN PUSTAKA
Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai bertambahnya frekuensi
defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair), dengan atau tanpa darah atau
lendir (Suraatmaja, 2007).
Menurut WHO (2008), diare didefinisikan sebagai berak cair
tiga kali atau lebih dalam sehari semalam. Berdasarkan waktu
serangannya terbagi menjadi dua, yaitu diare akut (< 2 minggu)
dan diare kronik ( 2 minggu) (Widoyono, 2008)

Klasifikasi diare

Diare akut
Disentri
Diare persisten
Diare dengan masalah lain

Etiologi diare
Menurut
Widoyono
(2008),
penyebab
diare
dapat
dikelompokan menjadi:
Virus: Rotavirus.
Bakteri: Escherichia coli, Shigella sp dan Vibrio cholerae.
Parasit: Entamoeba histolytica, Giardia lamblia dan
Cryptosporidium.
Makanan (makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu
banyak lemak, sayuran mentah dan kurang matang).
Malabsorpsi: karbohidrat, lemak, dan protein.
Alergi: makanan, susu sapi.
Imunodefisiensi.

Gejala Klinis
Menurut Widjaja (2002), gejala diare pada balita yaitu:
Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu badannya
pun meninggi.
Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah.
Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan
empedu.
Anusnya lecet.
Gangguan gizi akibat asupan makanan yang kurang.
Muntah sebelum atau sesudah diare.
Hipoglikemia (penurunan kadar gula darah).
Dehidrasi.

Epidemiologi
Penyebaran kuman yang menyebabkan diare biasanya
menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau
minuman yang tercemar tinja dan atau kontak langsung
dengan tinja penderita
Faktor penjamu yang meningkatkan kerentanan terhadap diare
Faktor lingkungan dan perilaku

Distribusi penyakit diare


Distribusi penyakit diare berdasarkan orang (umur) sekitar 80% kematian
diare tersebut terjadi pada anak di bawah usia 2 tahun

Penularan diare
Melalui air yang sudah tercemar
Melalui tinja

Penanggulangan diare

Pengamatan intensif dan pelaksanaan SKD (Sistem Kewaspadaan Dini)


Penemuan kasus secara aktif
Pembentukan pusat rehidrasi
Penyediaan logistik saat KLB
Penyelidikan terjadinya KLB
Pemutusan rantai penularan penyebab KLB

Pencegahan diare
Meningkatkan penggunaan ASI (Air Susu Ibu).
Memperbaiki praktek pemberian makanan pendamping ASI.
Penggunaan air bersih yang cukup.
Kebiasaan cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Penggunaan jamban yang benar.
Pembuangan kotoran yang tepat termasuk tinja anak-anak dan bayi
yang benar.
Memberikan imunisasi campak

Pengaruh Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi


Dasar
Terhadap Terjadinya Diare
Penyediaan air
Sumber air bersih
1. Perusahaan Air Minum (PAM)
2. Sumur
. Jamban keluarga
. Kepemilikan jamban
.Buang air besar di jamban
.Keadaan jamban
. Pembuangan sampah
. Tempat pembuangan sampah
. Keadaan tempat sampah
. Pengumpulan sampah
. Pembuangan Air Limbah
. Cesspool
. Septic tank

KERANGKA KONSEP DAN


HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh antara kepemilikan kakus sebagai


faktor resiko terhadap kejadian diare pada balita di
Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo.

Ada pengaruh antara kepemilikan pembuangan


sampah sebagai faktor resiko terhadap kejadian diare
pada balita di Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo.

ada pengaruh antara pembuangan air limbah sebagai


faktor resiko terhadap kejadian diare pada balita di
Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dalam bentuk survey yang
bersifat observasional dengan metode pendekatan cross-sectional.
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah anak balita yang tinggal setidak
tidaknya selama satu tahun di Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo yang tercatat pada bulan April 2015 yaitu sebanyak 156 anak
Sampel
Sampel Kasus
Yaitu kasus diare pada balita yang pernah dirawat di PKM Wonokromo
dalam tahun 2014 sebanyak 21 orang.
Sampel kontrol
Yaitu anak balita yang tinggal di Kelurahan Wonokromo yang tidak
mengalami diare dalam 6 bulan terakhir

Waktu dan Tempat penelitian


Penelitian di Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo
antara bulan Juli September 2015

Variabel Penelitian
Variabel Terikat
Kejadian diare pada balita
Variabel Bebas
. Kepemilikan kakus
. Kepemilikan tempat sampah
. Kepemilikan tempat pembuangan air limbah

Prosedur Penelitian
Surat

ijin
Lembar persetujuan penelitian
(informed consent)
Kuesioner

Analisis
Data

disajikan dalam bentuk tabulasi frekwensi dan


dijelaskan secara sistematis untuk mendapatkan
gambaran secara factual.
Analisis statistik yaitu dengan menggunakan Uji
Odds Ratio.

HASIL PENELITIAN &


PEMBAHASAN
Pengaruh Kepemilikan Kakus Terhadap
Kejadian Diare
Kepemilikan
Kakus
Tidak memiliki

Diare
Total
Ya

Tidak

8 (66,7%)

4 (33,3%)

Odds
ratio

12 (100%)

Memiliki

13 (25,5%) 38 (74,5%) 51 (100%)

Total

21 (33,3%) 42 (66,7%) 63 (100%)

5,846

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai 5,846 (>1) berarti H 0


ditolak atau kepemilikan kakus menjadi faktor risiko pada kasus
diare di Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo
Surabaya, dengan risiko 5,846 kali lebih besar untuk terjadi
diare pada keluarga yang tidak memiliki kakus dibandingkan
keluarga yang memiliki

Pengaruh Kepemilikan Tempat Sampah


Terhadap Kejadian Diare
Kepemilikan tempat
sampah
Tidak memiliki
Memiliki
Total

Diare
Total
Ya

Tidak

14 (53,8%)

12 (46,2%)

26 (100%)

7 (29,0%)

30 (81,1%)

37 (100%)

21 (33,3%)

42 (66,7%)

63 (100%)

Odds ratio

5,000

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai 5,000 (>1) berarti H 0


ditolak atau kepemilikan tempat sampah menjadi faktor risiko
pada kasus diare di Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo Surabaya, dengan risiko 5,000 kali lebih besar
untuk terjadi diare pada keluarga yang tidak memiliki tempat
sampah dibandingkan keluarga yang memiliki.

Pengaruh Kepemilikan Tempat Pembuangan


Air Limbah Terhadap Kejadian Diare
Diare

Kepemilikan Tempat
Pembuangan Air
Limbah

Total
Ya

Tidak

Tidak Memiliki

10 (34,5%)

19 (65,5%)

29 (100%)

Memiliki

11 (32,4%)

23 (67,6%)

34 (100%)

Total

21 (33,3%)

42 (66,7%)

63 (100%)

Odds ratio

1,100

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai 1,100 (>1) berarti H 0


ditolak atau kepemilikan tempat pembuangan air limbah
menjadi faktor risiko pada kasus diare di Kelurahan
Wonokromo Kecamatan Wonokromo Surabaya, dengan risiko
1,100 kali lebih besar untuk terjadi diare pada keluarga yang
tidak memiliki tempat pembuangan air limbah dibandingkan
keluarga yang memiliki

PENUTUP
Kesimpulan
Ada pengaruh antara kepemilikan kakus sebagai faktor resiko
terhadap kejadian diarepada balita di Kelurahan Wonokromo
Kecamatan Wonokromo. Artinya penduduk yang tidak
memiliki kakus mempunyai risiko 5,846 kali lebih besar
untuk mengalami kejadian Diare dari pada responden yang
memiliki kakus di Kelurahan Wonokromo Kecamatan
Wonokromo Surabaya.
Ada pengaruh antara kepemilikan pembuangan sampah
sebagai faktor resikoterhadap kejadian diarepada balita di
Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo. Artinya
penduduk yang tidak memiliki tempat sampah mempunyai
risiko 5,000 kali lebih besar untuk mengalami kejadian diare
dari pada responden yang memiliki tempat sampah di
Kelurahan Wonokromo Kecamatan Wonokromo Surabaya.
Ada pengaruh antara pembuangan air limbah sebagai faktor
resiko terhadap kejadian diarepada balita di Kelurahan
Wonokromo Kecamatan Wonokromo. Artinya penduduk yang
tidak memiliki tempat pembuangan air limbah mempunyai
risiko 1,100 kali lebih besar untuk mengalami kejadian diare

Saran
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan perlu adanya
sosialisasi dan penyuluhan yang intensif tentang
perilaku hidup bersih (PHBS) dan pentingnya kesehatan
lingkungan kepada masyarakat. Demikian juga perlu
kerjasama lintas sektor baik masyarakat, pemerintah
dan swasta dalam menciptakan lingkungan hidup yang
bersih, terutama untuk masalah air bersih, pembuangan
sampah dan air limbah sosialiasi tempat pembuangan
tinja yang baik dan benar.
Upaya yang dapat dilakukan masyarakat agar tempat
pembuangan sampah tidak menjadi sarang vektor
penyakit adalah dengan menyediakan dan menutup
tempat
sampah
rapat-rapat.
Sedangkan
bagi
masyarakat yang membuang sampah di kebun,
disarankan untuk membakar atau menimbun tumpukan
sampah dan menutup dengan tanah agar tidak
dihinggapi lalat.
Upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah
penularan diare adalah sebaiknya dengan membuat

Thank You
For
Attention

Anda mungkin juga menyukai