Anda di halaman 1dari 2

Diduga malpraktik, dokter dilaporkan ke polisi

Eka Setiawan
Jum'at, 30 Agustus 2013 04:18 WIB

Ayah korban Kusaeri memperlihatkan foto anaknya, Siti Sundari, yang meninggal dunia diduga akibat malpraktik (Dok Eka
Setiawan/Sindonews)

Sindonews.com - Seorang dokter klinik, dr Ali Maimun dilaporkan ke Sentra Pelayanan


Kepolisian (SPKT) Polda Jawa Tengah, Kamis (29/8/2013) karena diduga melakukan malpraktik
yang berujung meninggalnya pasien.
Pasien yang meninggal itu bernama Siti Sundari (38), seorang buruh tani warga RT3/RW2, Desa
Kenduren, Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak.
Pihak keluarga melapor sekira pukul 10.00 WIB. Pelapornya bernama Shodiqin (25), adik
korban, warga Bajawa RT02/RW01, Kelurahan Ngedukelu, Kecamatan Bajawa, Kabupaten
Demak.
Turut mendampingi laporan, ayah korban Kusaeri dan Supiati. Selain itu tiga anak korban ikut
Siti Sujianti (14), Endang Dwi Ningsih (12) dan Riski Aditia (4). Suami korban tak ikut karena
sedang berada di Sulawesi.
Kusaeri mengatakan kalau anak pertama dari tujuh bersaudara itu periksa ke klinik dokter itu
pada 7 Mei 2013. Anaknya mengeluh sakit kepala.
Mau suntik katanya. Terus dikasih pil, disuruh minum tiga kali sehari. Dua hari setelah minum
obat itu, badannya malah bengkak-bengkak, melepuh, mata dan mulut sulit dibuka, katanya saat
ditemui di Mapolda.
Melihat kondisi yang mengkhawatirkan, kata dia, pihak keluarga lalu membawa ke dokter lain,
dr Haryanto. Dokter itu menyarankan agar dibawa ke Puskesmas sebelum akhirnya dirujuk ke
RSUD Demak.

Sempat dirawat 34 hari. Kondisinya sudah mendingan. Lalu dirawat di rumah 20 hari. Tapi
kondisinya kembali memburuk. Keluarga lalu membawanya ke RSI Sultan Agung Semarang,
baru dirawat satu jam ternyata meninggal. Itu pada 2 Juli lalu, tambahnya.
Shodiqin mengatakan sempat mendatangi tempat praktik dokter itu, yakni di Klinik Ketapang,
Jalan Raya Ketapang -Berahan Wetan, Wedung, Kabupaten Demak.
Saya malah disodori uang, katanya untuk tali asih. Awalnya Rp1,5juta dan Rp2,5juta itu waktu
kakak saya di rumah sakit. Waktu sudah pulang datang lagi mau dikasih Rp2juta. Tiga kali itu
dokternya datang sendiri. Waktu kakak saya sudah meninggal, dua kali lagi disodori Rp10juta
semua, yang datang orang suruhannya. Tapi semuanya kami tolak, kami ingin
pertanggungjawaban, tambahnya.
Kakaknya kini sudah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Duren, Wedung,
Demak. Dokter Ali Maimun itu Kepala Puskesmas Wedung Demak. Harapannya agar laporan
ini diproses, tanggung jawab dokter itu sampai di mana, agar punya perhatian, katanya.
Laporan itu sudah teregister resmi dengan tanda bukti lapor TBL/304/VIII/2013/Reskrimum.
Laporan diterima dan ditandatangani Brigadir Hery Susaktyo P selaku penerima dan Komisaris
Polisi Y Heru Irianto, selaku Kepala Siaga II SPKT Polda Jawa Tengah.
Pada laporan itu diketahui dr Ali Maimun diduga melakukan tindak pidana malpraktik
sebagaimana Pasal 190 ayat (2) UU RI 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. Direktur Reserse
Kriminal Umum Polda Jawa Tengah, Komisaris Besar Purwadi Ariyanto, sempat terlihat masuk
di ruang SPKT dan berbincang dengan Kusaeri.
Laporannya malpraktik. Tapi lihat dulu nanti, penyelidikan dulu, ucapnya.
Dikonfirmasi terpisah, seorang karyawan dr Ali Maimun di Klinik Ketapang yang mengaku
bernama Uma, membenarkan bahwa Siti Sundari pernah berobat di sana.
Iya betul ini kliniknya dr Ali Maimun. Untuk Siti Sundari itu dulu pernah sekali berobat di sini,
dikasih obat yang sama tetapi tidak apa-apa itu. Kalau lebih jelasnya nanti ke Dokter Ali saja ya,
nanti saya sampaikan, katanya saat dikonfirmasi SINDO melalui sambungan telepon selulernya.

Analisis Kasus :
Pada kasus ini sepertinya dokter kurang meng-anamnesis secara lengkap, dari yang saya baca
dokter tidak menanyakan tentang riwayat alergi obat pasien. Tindakan ini menimbulkan akibat yang fatal
bagi pasien yaitu meninggal dunia. Dari kasus ini juga Dokter berusaha untuk tidak mempertanggung
jawabkan apa yang telah dia perbuat dengan memberikan sejumlah uang sebagai tali kasih. Berarti dari
kasus ini sang Dokter telah melanggar kode etik dan melakukan Malpraktik.

Anda mungkin juga menyukai